×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
CHAPTER 2 (Bermulanya cerita yang terjadi)
PG-13
10.5K
0
0
1.7K
0

swap_vert

"Ternyata micro pelumpuh yang kau pasang padanya tidak lah percuma, kau berhasil menutupi kesalahanmu." Ungkap salah seorang pria

"Kau sekarang lebih banyak bicara dari biasanya, Marko." Jawab Ellie

“Hey, ada apa dengan mu. Aku ini sedang memujimu.” Balasnya

“Aku tidak butuh pujian mu!.”

Pada malam itu ada seseorang yang datang berhenti di depan sel,  dan seseorang itu adalah Ellie yang membawa sebuah micro pelumpuh yang di gerakkan oleh lalat elektronik yang terbang dari sela-sela pintu. Lalat itu memasukkannya melalui lubang telingaku karena berdekatan dengan otak, rentang waktu dia melakukan hal itu rasanya cukup cepat antara 30-45 detik. Setelah melakukan hal tersebut ia lantas pergi, mereka melakukan hal itu untuk mengantisipasi kepergian ku yang agak nya telah mereka prediksi terlebih dahulu

Percobaan yang mereka lakukan sepertinya berhasil dengan di ciptakannya manusia ultra super, pembuatan ini bersumber dari gelang nano teknologi  yang di hubungkan dengan bagian sumsum tulang belakang yang memiliki kode gen gabungan dari beberapa makhluk hidup dengan kemampuan yang tinggi mulai dari segi intelek sampai pertahanan diri. Mereka mengingikan sebuah agen yang sempurna tanpa memiliki cacat sedikit pun agar setiap tugas yang di jalankan menghasilkan keberhasilan.

Uji coba yang sukses ini membuat para ilmuwan merasa senang karena dapat menerapkan percobaan yang mereka teliti selama 10 tahun belakangan ini, kapsul itu terbuka dan mereka pun mengambilku lalu membaringkanku ke dalam alat pengecut. Detak jantung yang lemah membuatku berada di dalam sana agar dapat mempercepat detakan jantung, di akatifkannya alat itu membuat detakan jantung ku semakin kuat dan berada dalam kondisi stabil mereka pun membuka alat tersebut lalu mengeluarkan ku.

Dalam keadaan yang hilang ingatan dan tak mampu mengingat apa pun selama proses penelitian ini aku bertanya-tanya siapa diriku ini, aku membuka mata dan mencoba menggerakkan anggota tubuhku, ku gerakkan satu persatu anggota tubuhku di mulai dari jari kelingking. Dan ada hal yang membuatku bingung mengapa terdapat banyak orang saat aku terbangun mungkinkah ada yang salah pada diriku. Sambil mencoba memahami keadaan aku bertanya pada salah seorang.

"Siapa aku dan dimana aku." Kata ku dengan bingung

"Kau adalah seorang Agen." Jawab kakek tua itu

Lalu kakek tua itu menyuruh ku untuk di pindahkan dalam sebuah kamar dan mengganti pakaian yangku kenakan ini, aku di antar oleh beberapa orang yang terdiri dari 1 lelaki dan 2 wanita. Dari ke 2 wanita itu ada yang berpakaian putih dengan membawa sebuah alat kesehatan yang besar kemungkinan itu adalah dokter.

Aku pun sampai di kamar yang di tunjukkan oleh kakek tua tadi, aku masuk dan membaringkan tubuh di tempat tidur. Dokter wanita itu pun langsung memeriksa tubuhku dan setelah pemeriksaan itu ke enam orang yang mengantarku pun pergi. Dari ke enam orang itu ada seorang gadis berambut pirang dengan gaya rambut kuncir samping yamg mengatakan sesuatu sebelum ia pergi.

"Beristirahlah dengan benar, kondisimu saat ini masih belum stabil." Ucapnya sambil memberikan senyuman

Karena aku tak tau siapa diri ku bagaimana mungkin aku dapat berinteraksi dengan orang lain oleh karena itu aku tak bisa menjawab perkataan itu dan hanya diam saat ia mengatakannya. Aku mengambil pakaian dari lemari yang ada di kamar itu dan mengganti pakaian. Setelah itu aku beristirahat seperti yang di anjurkan oleh dokter itu sambil menggingat kembali siapa aku dan siapa mereka.

Aku terbangun dari tidur ku dan melihat jam di dinding kamarku yang menunjukkan waktu 10 AM, seseorang mengetuk pintu kamar ku lalu aku menyuruh nya masuk. Seorang kakek tua yang ku lihat kemarin menghampiri ku seperti pernah bertemu sebelumnya, ia mengucap selamat pagi kepadaku.

"Bagaimana keadaanmu sekarang." Tanya kakek tua itu

Pertanyaan yang biasa di ucapkan oleh seseorang kepada orang kain untuk mengetahui kondisi psikis maupun fisik orang tersebut, pertanyaan itu bisa di ungkapkan kepada orang yang kita kenal maupun tidak. Dan aku berada di kondisi belum sepenuhnya mengenal orang tua ini, lantas aku menjawab sapaan-nya dan menanyakan siapa aku ini.”Siapa aku ini sebenarnya, mengapa aku tak bisa mengingat diriku sendiri.”

Orang itu hanya tersenyum saat aku menanyakan pertanyaan tersebut, setelah beberapa saat ia pun mengucapkan sesuatu dan itu.

"Kau adalah seorang pria yang di besarkan di sini dan dekat dekatku, wajar kau lupa siapa dirimu karena kau mengalami insiden yang menyebabkan kau kehilangan ingatanmu." Jawabnya pada ku

"Bila aku adalah salah seorang yang dekat mu bisakah aku tau siapa namaku." Aku bertanya

"Kau memiliki nama Gunner." Jawabnya padaku

Aku hanya bisa menerima nama itu karena aku tak ingat apa pun mengenai diriku, kami pun banyak bercakap-cakap mengenai banyak hal dari situlah aku tau bahwa orang ini tidaklah buruk seperti yang aku kira dan aku mengetahui tempat apa ini. “Tempat apa ini, aku merasa belum pernah berada di sini?.”

“Ini merupakan tempat yang bisa di bilang cocok untukmu, di tempat ini kami melatih orang-orang sepertimu agar memiliki kemampuan yang hebat.” Ucapnya

“Orang-orang yang sepertiku.”

“Benar, orang-orang spesial seperti dirimu yang ada di tempat ini.” Pintanya

“Apa yang spesial dari diriku, aku tak merasa ada hal yang spesial dalam diri ini.” Tanyaku dengan keheranan

“Mungkin sekarang kau belum mengerti namun cepat atau lambat kau akan mengerti.” Jawabnya

“Tempat ini? Apa hanya bertujuan untuk melatih orang-orang seperti kami, bukankah hal itu percuma dengan mendirikan tempat ini hanya untuk alasan itu.” Sahut ku

“Kau ternyata lebih analitis daripada yang ku kira, memang benar tempat ini memiliki tujuan yang lebih besar di bandingkan dengan hal seperti yang terlintas di pikiran mu, tempat ini ada untuk melindungi negara yang bisa saja di hancurkan oleh segelintir orang-orang yang memiliki kepentingan khusus. Kau akan lebih paham jika kau bertemu dengan salah satu dari mereka, orang-orang spesial seperti dirimu.”

Ia mengajakku keluar untuk bertemu orang-orang yang sama denganya, kami melihat tempat lintasan tembak yang di gunakan untuk melatih kemampuan menembak mereka. Tak sengaja aku melihat wanita berambut pirang yang mengantar ku waktu itu tengah menembakkan sebuah senjata berselaras panjang, nampak dari mata yang terfokus ke sasaran yang ia tembak menunjukan ia sangat berkonsentrasi.

Ku lihat juga beberapa orang yang melakukan hal serupa sampai ada seseorang yang belum aku kenal menghampiriku dengan membawa sebuah senjata berupa senapan. “Apa yang sedang anda lakukan di sini, Komandan.”

“Tidak apa kau jangan hiraukan kami, kami hanya sedang melihat dan berkeliling tempat ini. Dan juga aku ingin memperlihatkan pada rekan kita ini apa saja yang ada di tempat ini.”

“Pistol MX-420 yang berisikan peluru berukuran 2-4 milimeter, memiliki jumlah slot sebanyak 5, jumlah peluru per amunisi sebanyak 30-35 butir, di bagian ujung terdapat scoope kecil yang di gunakan untuk mengukur jarak dan menekan keakuratan hingga mencapai 30% .”

“Sepertinya kau familiar sekali dengan benda ini.Namun, ada satu hal yang salah yaitu keakuratannya bukan 30% tetapi 20%, meski ini adalah model yang sudah di perbaharui oleh teknisi kami, senjata ini hanya bisa menembakkan pada jarak 50 meter saja.”

“Kau salah dengan mengucapkan hal itu, senjata ini dapat mencapai sasaran tembak hingga 100 meter. Dan jika kau ingin bukti maka akan aku lakukan.”

Mereka mempersiapkan sasaran tembak pada jarak 100 meter, lantas aku di suruh berdiri di tempat yang telah di intrusik-kan. Aku ambil pistol itu dari tangannya, aku rasakan bentuk serta polesan yang terdapat di pistol itu. Pistol yang berada di tanganku ini membuat hawa dalam diriku merasa aneh yang bisa di umpakan inilah yang harus aku lakukan. Aku memegang erat pistol itu dan mengarahkannya ke sasaran tembak yang di tunjuk oleh pria itu, aku tutup sebelah mataku agar aku bisa lebih fokus pada sasaran tembak, lalu aku tarik pelatuk itu yang menembakkan peluru berdiameter 4 milimeter dengan panjang 10 centimeter lalu terdengar suara dari pistol tersebut.

Peluru yang aku tembakkan menepis angin yang menghalangi lajunya, dari jarak 100 meter itu peluru tersebut tepat berada di daerah sasaran tembak yang di tunjukkan oleh pria yang memberikan pistol ini kepadaku. Tanpa sadar hal yang aku lakukan membuat mereka terdiam sejenak. “Sepertinya dugaanmu salah untuk hal ini, dan dengan demikian kurasa kau harus lebih teliti dalam berucap sebelum kau berkata. Itu pun jika kau mau melakukan hal tersebut, terus bagaimana pendapatmu?.” Kataku sambil memandang ke arahnya

“Yah….., kurasa aku cukup setuju dengan pendapatmu itu.”

Setelah itu aku memberikan kembali pistol tersebut dan melanjutkan perjalanku dengan kakek tua ini, kami pun pergi ke tempat yang ingin kakek itu tunjukan padaku. Kakek tua itu menjelaskan tiap tempat yang kami lewati sebelum sampai pada tempat yang ingin ia tunjukan.

Di saat kami berjalan melewati banyaknya lorong, aku lihat sebuah ruangan yang cukup besar dan menarik perhatian ku, aku pun menanyakan kepada kakek itu untuk apa ruangan ini.

“Hei, ruangan apa ini? Mengapa banyak sekali orang yang berkelahi satu sama lain.” Tanyaku padanya

“Ini adalah ruang latihan, bisa kau lihat sendiri apa yang sedang mereka lakukan sekarang..., mereka sedang melatih kemampauan beladiri mereka untuk kesuksesan misi yang akan mereka jalankan.”

“Namun, apakah ini memang di perlukan? Kurasa seorang Agen seharusnya lebih banyak dalam penggunaan senjata dari pada serangan fisik..., terlebih lagi akan lebih baik dan mudah apabila bertarung dengan senjata dari pada bertarung dengan tangan kosong.” Sahutku

“Memang aku tak bisa memberatkan argumenmu. Namun, jika kau lihat dengan seksama kau akan lebih mengerti akan penting serangan jarak dekat tanpa senjata di tangan mu, dan juga di sini bukan hanya tempat melatih ketrampilan bela diri, namun di sini juga melatih kemampuan atraksimu saat berada dalam situasi sulit yang menuntutmu melakukan hal yang ekstrem.” Selanya padaku

“Termasuk juga kontrol tubuh yang seimbang, karena setiap hal yang kau lakukan pastilah memerlukan dorongan tubuh yang kuat dan mampu menyesuaikan segala situasi yang ada.”

Kakek tua itu menjelaskan bahwa tempat ini merupakan ruang latihan yang di gunakan untuk melatih kemampuan beladiri para Agen, dan menurut kakek tua itu para Agen haruslah memiliki kemampuan beladiri untuk dapat menyukseskan misi yang di terimanya. Kakek itu juga menambahkan ruangan ini juga berguna untuk melatih ketrampilan mereka dalam melakukan atraksi berbahaya.

Setelah dari tempat itu kami akhirnya sampai pada tempat tujuan kami yakni ruang kontrol utama yang berfungsi sebagai pusat segala bagian yang ada di bangunan ini. Ruangan ini berada di tengah bangunan dengan banyak jalur komunikasi yang terhubung dengan beberapa negara untuk dapat menerima segala informasi yang sedang terjadi di negara-negara tersebut.

Kesan pertama yang aku alami cukup baik kurasa, aku melangkah ke depan untuk melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan. Aku melihat beragam informasi terbaru dari layar itu dan ada suara yang memanggilku.

"Bisakah kau jangan terlalu dekat." Kata perempuan berambut hitam pendek

“Maaf, sepertinya kau begitu sibuk dengan segala hal ini, apa yang sedang kau lakukan ini? Kelihatannya kau kesulitan dalam pekerjaan ini.”

“Mereka adalah operator yang sedang melakukan pekerjaan mereka dalam hal control dalam lembaga ini, kedudukan mereka di sini sangat penting karena terlepas dari kemungkinan yang paliang umum mereka bertugas dalam mengatur jalannya operasi para agen dan melakukan update dalam segi informasi yang sedang beredar saat ini dalam Negara ini.segala macam informasi terbaru di paparkan di sini.” Sela kakek tua tersebut dalam perbincanganku dengan gadis berambut pendek tersebut

“Tetapi, bukankah hal itu malah akan menimbulkan perncurian data, jikalau salah satu dari kita tak bisa menjaga rahasia di sini. seperti yang kau bilang bahawa tempat ini merupakan temapat tertutup yang hanya beberapa orang mengetahui lokasi tempat ini dan pemerintah menutup segala informasi tempat ini agar tidak di ketahui oleh khalayak publik yang ada.”

“Memang itu benar, tapi harus kau garis bawahi bahwa setaip orang berada di sini merupakan orang-orang pilihan yang tidak mungkin melakukan namanya pengkhianatan terhadap negaranya sendiri.”

Terlihat dengan serius wajah para operator yang melakukan tugas mereka, lalu ada sebuah pesan yang masuk. Pesan yang berdurasi 30 detik dan memiliki gelombang yang sulit untuk di tafsirkan, berulang kali mereka mencoba menganalisis rekaman suara itu namun masih belum berhasil. Dari usaha mereka menganalisis nampaknya pesan itu sangat penting bagi mereka.

Merasa bila aku di sana menggangu mereka aku langsung berinisiatif untuk keluar dan kembali ke kamarku, saat aku berjalan kembali aku mendengar suara yang menggangguku di tempat latihan. Karena rasa penasaran ini aku pun menyelidiki apa yang tengah terjadi di sana.

Seorang pria dengan tato di leher berbentuk pedang sedang melakukan latih tanding dengan beberapa orang, orang bertato itu bergerak dengan lincahnya menghindari tiap serangan yang di lancarkan oleh orang yang bertarung dengannya. Ia seperti dapat melihat gerakan dalam gerak lambat namun memiliki respek yang cepat dalam menangkis tiap serangan itu, dalam gerakan terakhir ia selalu melakukan hal yang sama yakni melakukan gerakan mengunci tubuh dan tangan secara serentak. Dampak dari gerakan itu membuat tangan nya terkilir dan menghambat jalur pernapasan serta pembuluh nadi.

Setelah melakukan gerakan itu orang yang terkena mengalami kelumpuhan sesaat karena pembuluh nadi yang terganggu, aku hanya terdiam melihat hal itu. Gerakan yang di lakukan oleh orang itu benar-benar gerakan membunuh yang professional. Dari hasil pengamatanku itu aku mulai mengerti maksud di balik ucapan kakek tua itu. Setelah itu aku kembali ke kamarku, saat berjalan kembali aku masih mengingat dengan jelas gerakan itu.

Aku duduk di kasurku dan membaca buku yang ada di meja, ku baca buku itu dengan seksama. Tiap hal yanga ku baca melekat dengan kuat di dalam ingatanku dan bagiku itu merupakan hal yang biasa. Aku membaca banyak macam buku di mulai dari buku keilmuan,kebahasaan,pengetahuan,moral,dan sejarah.

Ku balik tiap halaman itu satu persatu, selesai membaca aku mengambil buku baru dan aku baca. Di saat itu aku mengingat kembali gerakan yang di lakukan oleh orang itu, gerakan itu terus menerus bergerak di dalam kepalaku dan tak ingin menghilang, tubuhku bergerak dengan sendirinya mengikuti apa yang aku pikirkan.

Malam atau siang hari aku tak bisa mengetahuinya hanya ada jam yang menunjukkan waktu, lalu aku tertidur.

Dalam tidurku aku merasakan tubuhku begitu panas, beberapa potongan ingat bermain di dalam kepalaku. Seperti sebuah drama yang berkelanjutan, tipa potongan ingatan itu mencoba membuatku mengingat kembali masa lalu ku. Dalam potongan ingatan itu aku melihat diriku yang telah melakukan berbagai hal namun itu masih samar, apakah aku yang melakukannya ataukah ada orang lain yang berada di ingtan itu.

Aku langsung terbangun dengan mimpi aneh yang ku mimpikan tadi, keringat dingin keluar dari wajahku yang ketakutan dengan mimpi tersebut. Aku mengusap wajahku yang berkeringat itu lalu melihat sebuah gelang yang terpakai di pergelangan kiri-ku, gelang itu nampak menyatu dengan diriku dengan di hiasi warna putih sinar matahari dan birunya lautan terdalam.

Gelang itu lama-kelamaan memancarkan sinar yang menyilaukan, ruanganku yang gelap gulita itu sekarang menjadi terang karena sinar yang memancar itu, namun gelang itu seperti akan menghilang dari pergelanganku dan itu terjadi. Gelang itu hilang tanpa meninggalkan sebuah petunjuk bagaimana gelang itu ada.

Bersamaan dengan hilangnya gelang itu aku mendengar suara alarm yang berbunyi dan dari apa yang di katakan oleh kakek tua itu aktifnya alarm itu merupakan tanda adanya keadaan darurat yang terjadi. Aku terburu-buru keluar dari ruanganku untuk memastikan keadaan ini.

Aku berlari untuk bisa menemukan seseorang yang dapat menjelaskan keadaan ini, aku berlari tetap sambil mencari seseorang yang dapat aku temukan. Namun, tetap saja tak berhasil, aku berinisiatif untuk pergi ke ruang kontrol yang besar kemungkinan merupakan tempat tujuan semua orang.

Selagi aku menyusuri jalan ke sana aku masih mencari dan aku masih mencari keberadaan orang-orang, sesampainya di sana pintu ruang kontrol terbuka, aku mengintip untuk melihat apa yang terjadi dan aku melihat ada orang yang berseragam kepolisian dan tentara yang berada di ruangan itu sedang memeriksa data dari komputer di ruang kontrol, aku pun juga melihat kakek tua tersebut dan beberapa staf yang bekerja di sana sedang di periksa oleh para penyidik dari gabungan kepolisian dan ketentaraan.

Aku terlalu fokus melihat apa yang aku lihat dan tak menyadari ada yang menepuk pundak-ku dari belakang dan itu adalah.

"Cepat kita harus melarikan diri." Ajaknya padaku sambil menarik baju yang aku pakai

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini." Kataku padanya

Ia tidak mengucap apa-pun dan hanya membawaku pergi dari tempat ini, kami berada di bagian ujung bangunan tepatnya di ruang penyimpanan yang di bawahnya terdapat pintu yang terhubung dengan saluran bawah tanah yang agaknya menjadi jalan pelarian dari sini.

Aku pun turun ke saluran itu dan berjalan dengan tuntunan orang yang menyeretku, di dalam sini cukup gelap apabila aku tak di beri sebuah kacamata infrared mungkin saja aku akan terjebak di sini. Kami terhenti ketika ada 2 jalur yang berbeda arah, orang yang menuntunku melihat sebuah alat berupa GPS di saku celananya ia mengikuti apa yang tertera di GPS itu, bagian bawah yang basah membuat gerak kami agak terganggu beberapa saat namun itu tak menjadi masalah ketika kami melihat ujung dari terowongan yang kami lewati ini dan kami pun dapat keluar.

Kami pun keluar dari terowongan yang berjarak cukup jauh dan sampai di hutan, sesampainya aku mengetahui hanya ada beberapa orang yang dapat melarikan diri dari sini dan ada 3 orang yang berhasil keluar terlebih dahulu sebelum kami.

"Kau membuat kami menunggu terlalu lama Marko." Ucap wanita berambut pirang

"Situasi di dalam cukup berbahaya, Ellie." Menarik napas

"Jadi dia yang berhasil kau temukan dan kau bawa pergi dari sana." Sahut wanita berambut hitam pendek

"Kau bisa lihat sendiri Imelda, hanya orang ini yang belum di temukan oleh anggota gabungan kepolisian dan tentara, dia cukup beruntung karena tidak ada yang melihatnya ."

"Kurasa hanya kita berlima yang berhasil lolos." Kata Roland

Aku masih berdiri tegak sembari menarik napas, kami berlima berhasil lolos namun aku masih belum paham apa yang sedang terjadi di sini lalu ku ajukan pertanyaan pada mereka.

"Apa yang sedang terjadi, mengapa kita melarikan diri?." Tanyaku pada mereka

Mereka hanya diam setelah aku mengajukan pertanyaan ini, aku masih belum bisa membaca keadaa maka dari itu aku harus bertanya agar aku bisa paham dengan kondisi yang sedang menimpa kita. Ingin ku mengucapnya tetapi setelah melihat ekpresi mereka aku diam tanpa berkata apa-apa tetapi pria yang bertato pedang itu mulai mengucapkan sesuatu.

"Sekarang, markas sudah hancur jadi untuk menyelamatkan diri kita harus keluar dari sana."

"Dari apa?." Ku tanyakan kembali

"Dari pemerintah!." Jawab Imelda

"Apa kaitannya pemerintah dengan kita sekarang? Aku masih belum mengerti dengan kondisi ini.” Kataku dalam kebingungan "Awalnya ada sebuah rekaman suara yang di kirim ke markas, mungkin kau juga tau karena kau ada di sana saat pengiriman rekaman itu." Jawabnya

"Dari bagian penerjemah mencoba menterjemahkan isi rekaman itu, namun itu semua merupakan awal dari jebakan mereka."

"Mereka? Siapa yang kau maksud?." Tanyaku kembali

"Di dunia terdapat sebuah organisasi yang melakukan aksi terorisme dan criminal yang bertujuan untuk menghancurkan perdamaian negara, nama dari organisasi itu adalah HELIODEST." Jawab Roland

"Rencana mereka kali ini cukup simpel dengan mengadu-dombakan kita dengan pemerintah dengan cara menaruh virus untuk mengakses data negara."

"Dari hasil penerjemahan yang kami lakukan kami baru sadar itu hanya sebuah virus yang memperlihatkan data negara kita kepada negara lain, hal itu memicu pemerintah untuk menutup kami karena UU ITE yang berlaku dengan alasan telah melakukan pengaksesan secara ilegal data negara. Karena kebocoran data ini, pemerintah mengambil tindakan tegas untuk lembaga kita." Jawab Imelda

"Dengan melakukan penutupan secara paksa, untuk meminimalisir kebocoran data."

"Itu benar, pemerintah mengambil langkah cepat agar informasi negara tidak di ketahui oleh negara lain yang berpotensi dapat menghancurkan negara." Sahut Ellie

“Tetapi, apakah pihak pemerintah tak bisa mendengarkan penjelasan kita dan juga kenapa hanya kita yang bertindak terhadap hal ini. Bukankah hal ini juga menjadi permasalah pemerintah dengan adanya organisasi kriminal tersebut, lalu mengapa hanya kita yang tau akan hal tersebut.”

“Pertanyaanmu itu terlalu panjang dan bermuluk-muluk, kau sendiri apa masih belum paham dengan kedudukan lembaga kita ini. Lembaga kita ini di bawah naungan Kementrian Pertahanan Negara, dan alasan kenapa kita tidak bisa menjelaskan hal ini kepada mereka adalah karena kita sendiri yang melakukan hal tersebut dan bukti itu jelas mengarah pada kita karena dari pihak Kementerian Pertahanan Negara melihat jalur akses kita yang sudah masuk ke dalam sistem mereka dan melakukan hacking.-segala hal tersebut meninggalkan jejak dan jejak itu mengarah pada kita dan kita tak bisa mengelak dari hal itu karena data rahasia tersebut telah terlihat oleh Negara tetangga kita, meski kita menjelaskan kalau itu bukan perbuatan kita dan kita hanya menjadi obyek serangan dari Heliodest, tidak mengubah kenyataan bahwa kita telah melakukan hacking dan memperlihatkan informasi Negara kita pada Negara lain.”

“Hingga sampai saat ini, pemerintah sudah tau akan keberadaan mereka di dunia ini. Tetapi, tidak ada hal yang bisa mereka lakuka, karena fokus pemerintah adalah menata keseimbangan mereka di masyarakat dan melakukan upaya bangun Negara. Untuk itulah M.I.A di bangun sebagai sarana dalam upaya mengindentifikasi mereka dan melihat segala jalur yang mereka lalui untuk melakukan disintegrasi terhadap Negara. –Dengar, pemerintah juga ikut campur dalam hal ini dengan cara memberikan tugas ini kepada kita, apa kau puas dengan jawaban ini.” Kata Ellie

“Kurang lebih aku cukup puas dengan penjelasan yang kau utarakan padaku, meskipun ada beberapa poin yang kurang seperti bagaimana mereka menaruh virus itu hingga sampai ke jalur akses kita.”

“Biarkan aku yang menjawab pertanyaanmu itu, seperti yang kau tahu setiap lembaga memiliki jalur akses untuk memudahkan dalam pengiriman maupun penerimaan data, dan setiap jalur akses itu pasti di lindungi oleh firewall. Tetapi, apabila kondisi ini telah terjadi maka kita bisa simpulkan adanya seseorang yang mematikan firewall. Rusaknya firewall itu tidak bisa melalui jalur luar karena harus terlebih dahulu masuk ke dalam jaringan sistem, maka kita bisa tahu bahwa firewall itu di rusak dari dalam yang berarti ada seseorang yang berada di ruang jaringan sistem dan mematikan firewall tersebut.” Jelas Imelda padaku

“Kalau memang begitu, pasti ada salah satu dari anggota M.I.A yang berkomplot dengan Heliodest, lalu mematikan firewall dan memasukkan virus itu ke dalam sistem kita. Tapi apa yang sedang Heliodest cari dari kita?.” Kata Ellie

“Maksudmu ada hal yang Heliodest cari dari kita, seperti sesuatu yang mereka ingin miliki? Begitukah maksudmu.”

“Tepat sekali, sampai sekarang kita tak tahu-menahu akan apa yang di cari Heliodest dari kehancuran lembaga kita dan apa hanya kehancuran lembaga kita yang mereka inginkan, kurasa masih ada motif yang mereka miliki.”

Benarkah Heliodest hanya melakukan hal itu, bukankah itu hal yang percuma dengan menghancurkan kita. Lantas apa tindakan ia selanjutnya, apa motif mereka sebenarnya. Jika hanya ingin menghancurkan organisasi kami perlukah mereka melakukan semua itu, apa keuntungan yang mereka peroleh. Heliodest menginginkan kehancuran sebuah perdamaian negara tapi yang mereka lakukan malah menyebarkan informasi negara dan bila itu di lanjutkan bisa berdampak pada kebocoran rahasia negara bukan hanya negara kita tetapi jika ini di gunakan juga pada negara-negara lain hal apa yang akan terjadi.

"Apakah mereka berencana menimbulkan perang dunia." Ungkapku

"Apa yang kau maksud? Menimbulkan perang dunia, itu mustahil untuk di lakukan." Tanya Marko

"Ini hanya sekedar hipotesaku? Mereka dapat dengan mudah menyebarkan informasi dengan penanaman virus di pusat informasi bukan? Coba bayangkan bila ini mereka lakukan ke semua negara."

"Maksudmu mereka berencana melakukan pengeretasan informasi Negara lain dengan menggunakan virus yang mereka ciptakan tersebut, dengan kata lain jika Negara satu sama lain mengetahui informasi yang lain, maka mereka akan bisa meniru atau mengambil kekayaan Negara tersebut." Sahut Marko

"Tapi untuk mengakses begitu banyak informasi merupakan pekerjaan yang cukup sulit karena tiap negara memiliki firewall yang berbeda-beda dan juga akan sulit melakukan pengeretasan di tiap Negara, karena tempat informasi yang tersembunyi milik mereka cukup sulit untuk di ketahui letak lokasinya." Sela Imelda

"Tapi bagaimana jika semua informasi itu terkumpul di dalam satu berkas dan satu tempat yang sama." Kataku

Mereka berpikir dengan landasan argumen yang aku ucapkan dan mereka pun menyadari

"Mungkin itu yang mereka incar, ALL DOCUMENT’S OF COUNTRY di dalam brankas super komputer yang berada di kutub utara."

"Tapi untuk bisa melakukan hacking, perlu kunci untuk membuka sistem itu dan juga menurut informasi yang aku ketahui, perlu adanya 26 kode akses Alfabeth yang di pegang oleh orang-orang yang membuat rancangan sistem komputer itu untuk bisa mengakses super komputer tersebut. Jadi kurasa mereka tak bisa melakukan hal itu karena mereka belum memiliki kode akses itu." Jawab Ellie

Tidak mungkin mereka melakukan semua ini secara gegabah tanpa perhitungan yang matang ini merupakan alur yang mereka buat, bayangkan apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka mendapatkannya itulah alur utama yang harus aku tau, apa ada kaitannya dengan apa yang aku ketahui. Aku serasa menemukan sesuatu dan itu adalah.

"Kakek tua itu adalah kepala lembaga yang kita ikuti dan kakek itu juga merupakan salah satu orang yang membentuk super komputer itu. Jadi dapat di simpulkan jika kakek itu merupakan salah seorang pembuat super komputer lalu kakek itu hanya berada di dalam M.I.A maka kakek itu menyimpannya di dalam sana karena dia tahu itu adalah tempat terbaik untuk menyimpan kode tersebut dan alasan kuat yang mendorong mereka menghancurkan lembaga karena mereka menginginkan barang yang ada di sana yaitu salah satu kode akses Alfabeth aktifasi."

"Tunggu sebentar, bagaimana kau mengetahui Komandan merupakan salah seorang pembuat super komputer." Tanya Ellie

"Apa kalian tak menyadari bagaimana kakek itu bisa menjadi kepala lembaga." Kataku dengan pembuktian. “Apabila ingin mendapat sebuah jabatan di pemerintah negara ini harus memberikan sebuah pencapaian sebagai syarat, dan dari biografi kakek tua itu ia pernah di tugaskan oleh negara untuk bekerja dalam sebuah proyek antar negara, apa kau bisa tebak proyek apa itu?."

"Pembuatan super komputer." Jawab Imelda seraya mengingat kembali foto yang pernah di perlihatkan kakek itu

Semua pun sadar siapakah kakek tua itu dan hubunganya dengan pembuatan super komputer lalu mengerti bahwa dia merupakan salah satu orang yang memegang kunci itu, namun aku masih memiliki rasa penasaran untuk Heliodest bagaimana mereka mengetahui tentang super komputer itu dan bagaimana ia bisa menciptakan virus itu. Itu semua adalah misteri yang harus aku pecahkan.

Dengan semua penjelasan yang  aku utarakan kami bisa melihat hal yang harus kami lakukan mulai sekarang. Kami menyusun rencana mulai dari awal sampai akhir, sebelum itu kami harus mencari tempat persembunyian, kami pun berjalan menyusuri hutan untuk mencari tempat persembunyian rahasia. Letak lokasi terdekatnya berada selatan dari tempat kami keluar, dan itu berjarak sejauh 5 KM.

Sebuah tempat yang terlihat seperti kantor penjaga hutan yang kami lihat dari kejauhan mengeluarkan sebuah asap hitam pekat, kami langsung menuju ke sana untuk memastikan apa yang sedang terjadi dan ternyata ada beberapa orang berpakaian jas hitam sedang menggeledah kantor tersebut lalu menanyakan pertanyaan kepada penjaga hutan.

"Apa kau lihat ada 5 orang yang melewati daerah sini." Menanyakan dengan nada keras

"Aku tak tau apa yang kau maksud?." Jawabnya dengan menangis

“ Kau tak berguna, matilah”. Menembakan pistol

Karena pria itu tak puas dengan jawaban si penjaga hutan ia lantas menembak kaki penjaga hutan itu untuk mengintrogasinya, tembakan pertama tepat di kaki kanan di lanjutkan pada kaki kiri lalu tangan kanan dan terakhir di tangan kiri, penjaga hutan itu di tembak karena menjawab hal yang serupa. Merasa tak ingin ada saksi mata pria berjas itu pun menembak jantungnya dan ia tewas seketika itu juga.

Kami masih bersembunyi di dekat sana untuk mencari aman tetapi Marko yang bersikeras ingin menolongnya tak bisa berbuat apa-apa karna orang yang ingin di tolong telah mati, kami melihat seperti sebuah drama tragedi yang memiliki akhir menyedihkan. Sebelumnya kami menghentikan Marko yang ingin menolong pria malang itu. Namun, mengukur tingkat persentase keberadaan kami, kami memutuskan untuk diam.

Kematian nampak di depan mata kami tapi kami tak bisa melakukan apapun, kami pun pergi mencari jalan selainnya agar mereka tak menemukan kami. Dari ciri-ciri yang orang kami lihat berdasarkan pemaparan Marko mereka merupakan anggota sindikat Heliodest, dari mana mereka bisa menemukan kami itu masih menjadi tanda tanya bagi kami.

Kami tetap melanjutkan perjalanan ke tempat persembunyian untuk mencari sumber daya yang ada untuk menggagalkan  rencana Heliodest, sambil berjalan aku masih memikirkan mengapa kami bisa di ikuti oleh komplotan tersebut padahal kami pergi tanpa meninggalkan bukti. Kepalaku terasa sakit lantas aku menyentuhnya dengan tangan kananku, tapi rasa sakit ini terus muncul.

Sebelum sampai pada lokasi tersebut kami memecah kelompok beranggotakan dua orang untuk memastikan kami tidak di ikuti oleh komplotan itu dan menyiapkan markas, Marko dan Ellie menjadi kelompok pertama yang bertugas untuk pergi ke bagian belakang untuk menengok apakah kita sedang di ikuti atau tidak, kelompok yang kedua beranggotakan Roland dan Imelda pergi menuju tempat persembunyian untuk mematikan sistem keamanan dan aku bertugas mengontrol jalannya strategi ini.

Pembagian kelompok ini berdasarkan pengalaman dan kemampuan tiap anggota individu, Marko dan Ellie terkenal akan kemampuan atletik dan bela diri mereka. Marko mendalami bela diri dari Thailand yang bernama Muatai yang memiliki spesialis beladiri untuk menyerang dan bertahan menggunakan bagian terkeras dari tubuh. Ellie memiliki keakuratan dalam hal pengunaan senjata bisa di bilang dialah yang terbaik, dari apa yang ku dengar mereka berdua merupakan anggota dengan kemampuan yang hebat  sebagai agen lapangan. Roland merupakan salah seorang dari 5 agen elit yang bertugas untuk misi dengan kesulitan cukup tinggi dengan kata lain dialah yang profesional. Imelda adalah staf analisis mempunyai kemampuan analisis yang tepat dan merupakan hacker yang cukup hebat. Tiap orang dari mereka memiliki keahlian masing-masing dalam menjalankan tugasnya.berbeda denganku yang masih belum tahu kehebatanku

Aku duduk di bawah pohon yang rindang sambil memegang sebuah alat komunikasi, di bawah pohon rindang itu angin segar bertiup ke arahku. Terkadang rasa sakit yang kurasakan tadi muncul begitu saja, beberapa kali aku menahan rasa sakit ini dengan memegang kepalaku dengan kedua tanganku lalu meletakkan alat komunikasi di tanah hijau itu. Sesaat aku memimpikan sesuatu dari rasa sakit yang kurasakan ini.

Rasa sakit itu terkadang muncul dan terkadang menghilang begitu saja, dengan kondisi yang seperti ini aku harus tetap menjalankan tanggung jawab yang di amanahkan padaku. Suara dari walkie talkie berbunyi, ku angkat panggilan itu dengan menekan sebuah tombol yang berada di samping alat itu lalu terdengar suara dari Ellie yang menginformasikan bahwa di jarak 700 meter dari tempat dia berada ia melihat beberapa orang berjaket hitam membawa sebuah senapan kaliber sedang berjalan menuju ke arahnya. Ia dan Marko berlari menjauh melarikan diri dari mereka, mendengar hal itu aku menghubungi kelompok dua untuk mempercepat gerak mereka karena di situasi ini kita bisa saja di habisi oleh mereka.

“Roland, cepat bergerak situasi semakin memanas”. Ucapku menekan tombol di walkie talkie

Aku berdiri dari tempatku duduk, kedua kaki yang siap berlari memacu adrenalin dalam tubuhku.  Aku bergegas menuju lokasi yang sudah di tandai itu, aku berlari sekencangnya tanpa memperdulikan rasa sakit yang bisa muncul kapan saja, di bagian hutan seberang aku bertemu dengan Marko dan Ellie yang juga berlari menuju lokasi yang di tandai itu. Kami berlari terus dan terus berlari sampai napas kami terengah dan keringat keluar menetes dari tubuh kami meski merasakan kondisi itu kami terus berlari sekencang mungkin.

Di saat berlari aku coba menghubungi kelompok dua apakah mereka telah berhasil menghapus sistem keamanan di tempat lokasi itu. Walkie talkie itu terjatuh saat aku berlari lalu kuambil kembali. Tidak biasanya aku menjatuhkan barang dengan cerobohnya itu saja yang aku lakukan, kami terus berlari menjauh saat aku coba menghubungi kembali,  walkie talkie itu sudah rusak.

Karena kami lelah maka kami berinisiatif beristirahat sebentar, kami pun menghubungi kelompok dua dengan walkie talkie yang di bawa kelompok pertama. Dari hasil penginformasian itu mereka sudah berhasil mematikan sistem keamanan, mendengar itu kami menarik napas dan menahan rasa lelah ini untuk kembali berlari.

Aku berlari ke dalam gua yang gelap dan di ujung gua itu aku melihat Roland dan Imelda sedang menunggu kami bertiga, akhirnya aku,Marko,dan Ellie sampai di tempat itu lalu segera bersembunyi dari kejara komplotan yang sedang mencari kami berlima. Sesampainya di sana kami bertiga dapat bernapas lega karena telah lolos dari kejaran komplotan itu, dalam suasana itu masih terdapat kenganjilan yang sedang menyelimuti kami berlima yakni siapa orang yang mengiring mereka hingga bisa sampai ke sini. Kami pun menaruh rasa curiga di setiap orang tetapi tidak menunjukkan hal itu karena bila ada salah seorang pengkhianat di antara kami pasti akan di bunuh di tempat itu juga.

aku melihat banyak sekali alat yang ada di dalam tempat ini, mulai dari senjata yang beraneka ragam seperti Revolver,AK-47,dan banyak lagi. Aku dapat mengerti akan jenis senjata api dari buku yang aku baca dan anehnya aku dapat mengingat dengan sempurna tiap baris,tiap kata dari buku atau hal yang aku lihat dengan kedua mataku ini.

favorite
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X