"Hen, gimana kabarmu dan keluarga?" Trisna menjabat tangan sahabat karibnya itu.

"Ya seperti yang kamu lihat, Aku dan Maya sehat. Tapi tidak dengannya, anak itu masih saja seperti itu." Hendra menghela nafasnya.

"Sebenarnya aku cukup kaget dengan apa yang kamu katakan ditelpon, tapi untuk itu aku juga membawa putriku kemari. Mungkin bisa membantunya."

"Oiya, ini Kiara ya. Pasti lupa nih sama om Hendra." Hendra berpura pura mengeluarkan wajah cemberut pada gadis kecil itu.

"Maaf om.." gadis kecil itu menunduk.

"Mau om maafin gak?"

"Iya mau om.." 

"Kiara sini deh ikut om. Helen aku pinjem Kiara ya sebentar." Laki-laki itu memberi isyarat pada ibunya.

"Iya gak papa kok mas."

"Nah Kiara liat gak itu siapa yang ada disana." Hendra menunjuk ke arah jendela kamar. 

"Siapa itu?"

"Itu anak om. Namanya Vikar. Kiara mau ya jadi temennya Vikar." 

"Vikar? Kalo aku jadi temennya om harus maafin aku ya."

"Iya pasti. Gih coba ajak kenalan."

Kaki gadis kecil itu melangkah masuk menghampiri bocah laki laki yang sedang duduk disudut ruangan kamar tidur yang gelap.

"Kamu kenapa?" Kiara menundukkan wajahnya menatap polos bocah itu.

Namun bocah laki-laki itu tak bergeming.

"Aku Kiara, nama kamu siapa?" Lagi-lagi tak ada jawaban.

"Ih kamu kenapa sih! Aku kan cuma mau temenan." Kiara cemberut.

"Pergi." Satu kata itu akhirnya keluar juga dari mulut bocah itu. Tapi sayang bukan jawaban itu yang Kiara inginkan.

"Enggak, aku gak mau. Aku mau tau nama kamu."

"Kamu udah tau." Jawabnya singkat tanpa menatap Kiara sedikit pun.

"Yaudah kalo gitu aku mau temenan sama kamu."

"Aku itu Karma." Bocah itu menatap Kiara.