×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
Out
G
5.3K
0
2
1.1K
0

swap_vert

Terkadang menjadi bisu dalam percakapan dapat menipu mata semua orang. Seperti sekarang. Mereka bahkan tidak tahu apa yang ada dibalik kejadian ini. Dan aku tertawa tetapi sekali lagi mereka tidak melihatnya. 

" Aku tidak berpikir Leon melakukan ini".

" Ayolah Sarra, kau tidak lihat dia sangat memungkinkan untuk melakukannya, orang - orang seperti dia sangat memungkinkan untuk jadi seorang pelaku".

Aku berjalan dengan tidak melihat mereka lagi. Kejadian ini akan sangat menarik. Mereka yang buta maka dialah yang akan tuli. Bayangkan berapa lucunya saat kau bermain opera kau mengenali para tokoh namun jangan lupakan sudut kelamnya pencahayaan yang menyembunyikan seorang narator

*

Pancaran sinar matahari pagi membangunkabnya. Namun si dekil ini terlalu malas untuk bergerak, sehingga undangan tanpa kartu pun membuatnya mendengus. 

"Apa kau punya masalah denganku".

" Tentu saja tidak Rhyn, jangan terlalu serius, tidak ada yang mengejarmu"

"Aku tidak akan dikejar"

"Yakin sekali, apa maksudmu dengan pria itu".

Kali ini aku menoleh, Vhinnesa benar ada seseorang. Dia mendongak dan aku menatap bola kecil diwajahnya. Terkesan lemah namun liar. Dan aku penasaran. 

*

Embun pada daun pisang belum kering ketika kulihat lagi pria itu di sudut jalan. Ia menunduk tampak berdoa kepada Tuhan, mungkin ia membutuhkan hafalan untuk melamar seorang gadis. Saat itu masih jauh dan kulihat ia tersenyum. 

Ada yang aneh, suasana berubah menjadi sangat tenang. Aku mencari - cari sebab yang mungkin, namun tak ada yang mendekati. 

Dia berjalan sangat cepat dan dalam perhitungan ku itu tampak seperti ia berlari sekencang mungkin

" Kau tidak tampak terkejut ataupun kaget". Embusan hawa pagi masih tercecer dari mulutnya saat berbicara

"Apakah harus".

" Ini, pertama kalinya". Ia terlihat bingung

" Dan aku tidak menanyai mu". Setidaknya cukup untuk membuatnya menjauh. 

" Luar biasa, sangat panas dan liar, bagaimana kalau kita dinner bersama".

Aku meninggalkannya. Aku berpikir dia manusia rendahan yang mencari jangka untuk sebuah sumbu. Dan aku kesal

*

Perjalanan sore ini sedikit menegangkan di hari lain. Mungkin karena sekarang ada serigala kecil yang terjebak. Tak apa. Santai saja, jangan biarkan binatang lemah ini tersesat

"Kemana dia". 

Ia tampak berpikir, dan disudut pohon aku menyeringai. 

" Bagaimana, apa kau berhasil ? ".

Dia terkejut. Dan sangat lucu. 

" Sepertinya kau penasaran dengan ku, apa yang bisa ku bantu"

" Tidak ada"

" Baiklah"

Serigala kecil ini mencoba menenangkan dirinya namun bagaimana. Aku tahu. Saat matahari menjadi terik, saat itu serigala kecil ini takkan lagi bernafas. 

*

Perkampungan kecil disudut kota kecil ini menjadi sangat bising. Mereka porak poranda dengan penemuan baru. Aku masih disini dan masih melihatmu. 

" Harusnya mereka menangkap Leon"

" Kau benar, kita mendapatkannya lagi, mereka membiarkan Leon bebas dan kini kita mendapat pesannya lagi".

" Mari kita coba, mungkin saja kita menemukan bukti".

Percakapan mereka ini menjadi awal dari segalanya. Tim ini sangat aku pastikan tidak akan berhasil. Karena apa, karena sekali lagi, mereka salah. 

*

Ada 7 orang dalam ekspedisi terhadap Leon. Aku melihat. Dan aku merasa sangat bersemangat. 

" Dean, perhatikan kemana saja Leon bergerak, Vina dan Davin akan mencari tahu rute yang dilaluinya, Arga yang akan mendokumentasikan, Seza mencoba mendekati Leon, Runa dapatkan informasi dari orang orang, dan aku, Sein akan merencanakan cara untuk membuatnya mengaku".

Lagi. Aku tertawa. Diiringi oleh lagu Simon Curtis aku berlalu. 

Entah apa yang harus aku lakukan namun tenang saja. Aku sangat suka memberi hadiah. 

*

" Apa kau bertemu dengan Dean"

Sapaan pagi yang menyenangkan dari mereka

"Tidak, aku menghubunginya dari semalam, namun dia tak menjawab". Ku lihat rasa cemas di bola kecil wajahnya

" Mungkin dia tertidur lebih cepat, kau tahu bukan dia akan makan banyak dan tidur seperti babi gemuk".

" Ku harap begitu"

Apa yang harus aku lakukan, tanganku sangat gatal. Mulut ku tak berhenti gemetar. Aku harus lari. 

*

Pencarian mereka sudah satu minggu, namun belum menemukan apapun. Begitu pun dengan Dean, ia hilang tanpa kabar. 

" Rhyn, apa kau dengar"

"Apa"

" Dean menghilang, dan sudah terdaftar di kepolisian, namun tak ada yang ditemukan"

"Lalu"

"Apa kau tak merasa aneh, anak baik itu menghilang begitu saja"

Aku tersedak, tapi Vhinnesa tidak memperhatikan. 

"Ada hubungan kah anak itu dengan ketidaktahuanku"

"Astaga Rhyn, tentu saja ada, dia menyukaimu dan sekarang hilang, yang artinya polisi akan menemuimu karena terikat hubungan sosial dengannya" 

Aku bertanya tanya mengapa dia panik. 

" Maksudmu apa "

"Rhyn, aku tahu dia sering menemuimu, namun kau tak acuh, bulan lalu desa ini heboh karena mayat yang hancur itu dan sekarang ini, kau tahu aku tidak suka di usik, apalagi seseorang yang berharga bagiku diganggu, dan itu adalah kesalahan besar".

" Dean menghilang, yang artinya kita berenam akan bergantian mengikuti pergerakan Leon". Percakapan dibuka oleh Sein. Dan aku mengikuti sambil menyapa 

" Kemana anak itu, bukankah hanya mengikuti saja, bagaimana ia bisa menceburkan hidungnya ke dalam lumpur"

" Ayo bergerak"

Seza terlihat tenang, tapi aku tahu apa yang sedang dipikirannya. 

*

Bias - bias mentari masih menyilaukan, dilihat dari pegunungan dan bukit - bukit yang ada di desa kecilku ini, masih panjang waktu untuk menarik nafas. 

Ketegangan mereka belum naik perahu, jadi aku berdiam diri. Hanya warna pekat yang melintasi jalanan saat mereka masih pada rencana yang sama. 

Aku berdiri tegak dan menatap lurus. Pria itu disini. Dan sekali lagi berjalan secepat kilat mengarah padaku. 

" Airnya jernih, kau mau minum"

" Atau kau ingin sesuatu yang segar, aku bisa mendapatkannya untuk mu "

" Apa pekerjaanmu, bagaimana kalau kamu membantuku"

" Aku tidak tertarik". Ku jawab semua ucapannya dengan jawaban sesingkat itu. Dan lagi. Perasaan ku menggelap. 

*

Udara terasa dingin saat ini. Namun sialnya heat ku bertamu dengan tak terhormat. Aku bermimpi. Seseorang sedang mendesak ku di alam bawah sadar ku. Aku terjepit diantara anak tangga dan pintu darurat di stasiun kereta. 

Aku tak dapat melihat siapa dia, tapi aromanya cukup membuatku mabuk. Aku mencoba menoleh, sayang sekali leher ku terangkat dan terasa basah. 

Aku mengatupkan kedua geraham ku dengan kuat. Namun aku juga merasakan nafasnya semakin berat. Dia berbisik

" Bagaimana kau akan menolak ku"

" Menjijikkan "

" Jenis seperti mu benar - benar memicu gairah"

" Apa kau serendah hah hah itu ". Nafas ku mulai tercekat. Tapi aku bertahan

" Aku memastikan kau tak dapat bersembunyi kemanapun kau akan berlari"

Aku tidak mengerti, namun dia semakin menempel kuat. Aku mulai tidak sanggup dan basah. 

*

Bukan pertama kalinya aku merasa sangat letih seperti sekarang. Vhinnesa mendekatkan wajahnya padaku dan ku pandangi raut wajahnya. 

" Aku melihatmu"

" Apa"

" Bukankah kau tampak menggairahkan sekarang, sehingga aku tergoda untuk meniduri mu"

" Gila, enyahlah"

" Tidak, tidak aku benar. Biarkan aku sedikit mencumbu mu mungkin aku ataupun kau akan membaik"

" Tutup mulutmu Vhinny,aku sedang tidak main mata dengan mu. 

*

Kurasa vhinnesa sedang kerasukan. Bagaimana ia berpikir akan meniduriku. Dengan bergelut nya akalku aku melihatnya lagi, pria itu. Disini. 

" Malam mu tampak menyenangkan"

" Kau tampak sangat ingin disantap saat ini". 

" Kau berkeinginan minum madu" 

" Yah, terlebih dari bunga yang langka, itu akan sangat nikmat dan memberi candu ".

Aku berlari secepat mungkin. Pria itu harus menjadi korban. Jika dia terus mendatangiku,aku tidak berkesempatan merasa senang lagi. 

Aku melewati malam tanpa tidur, karena jika mataku merajuk hendak tidur, maka aku akan terbangun dengan air yang banyak. Siangnya, aku menemui seorang dokter dan sangat mengejutkan. 

" Kau disini"

" Aku salah tempat"

Dia menghadangku untuk patuh. Aku terancam namun harus tenang. 

" Aku tahu, bagaimana Leon, apakah kau tahu dimana dia".

" Omong kosong"

Dia menyeringai, dan mendekat tepat diatas dadaku. Dia berbisik halus, hingga mengundang tebu manis dalam darahku. 

" Kau tahu lezatnya lemon saat akan matang? ". 

" Dan seharusnya kau tahu, bahwa madu sekalipun ada racunnya".

*

Sepanjang hari aku merasa jengkel. Ku lihat sein terlihat serius. Ia menatapku dengan mata yang panas. 

" Waktu yang tepat, apa kau hendak ke suatu tempat rhyn ". 

" Tidak "

"Kalau begitu, aku akan membawamu, ini akan menyenangkan. "

" Terima kasih" Dan aku berlalu. Bagaimana bisa pria itu menjadi seorang dokter. Jika dia seorang dokter, bagaimana dia selalu muncul dihadapanku. 

Biarkan saja, aku takkan membiarkan dia menang. 

" Aku akan menunggu hidangan utama darimu dan segeralah bersiap".

Aku tidak mengerti dengan pembicaraannya. Kuputar waktu dengan kepala menoleh ke belakang. Dan aku melihat dia tersenyum panas. 

Aneh. 

*

Davin berdiri dibelakangku dan mencengkram pinggang ku. Rasanya sedikit ngilu, tapi aku hanya berdiam diri. 

" Aku tahu Dean panas karena dirimu, jadi katakan dimana kau sembunyikan dia".

Permasalahan baru, tapi klasik sekali dan ini buruk. Wajahku menggelap karena cerita sepele ini. 

" Dengan perhatianmu seharusnya kau tahu apa yang sedang dilakukannya. Benarkah dia menghilang ataukah ada lainnya".

Ia sedikit terhenyak dan tampak berpikir. Aku berbalik dan lanjut berjalan. Sepertinya semut kecil ini butuh petunjuk, maka akan aku beri. 

*

Aku telah menghilang dari mereka sejak kasus dimulai. Aku masih memperhatikan bongkah semok milik Vhinnesa. Ia tampak basah dengan keringat yang membasahi ujung poninya. 

Bola kecil matanya sangat memperhatikan rhyn. Gadis yang diajak tinggal olehnya. Aku terganggu. Gadis itu tampak biasa namun aku merasakan ancaman yang besar berada disekitarnya. 

Rhyn, dia seperti ular yang jinak, namun siapa sangka kalau dia adalah jelmaan iblis dibumi. Itu lah yang aku rasakan saat menatap mata coklat gelapnya. 

Aku teralih saat pipi pantat Vhinny terangkat, rok span kecil yang digunakannya memberontak dari pantatnya. 

Aku hampir saja ketahuan saat ia membalik kepalanya kearah pot bunga. Ia terlihat sangat panas saat melihat rhyn dari kejauhan. Dan kulihat dia ber smirk ria. 

*

" Ada angin apa kau singgah di tokoku? "

" Aku hanya istirahat"

" Kau tampak lelah, namun masih memicu gairah ku terhadapmu. Aku ingin mencubit sedikit madu itu".

" Apa kau lupa obat mu"

" Tentu tidak, katakan kau mau room seperti apa, akan kusiapkan".

*

Vhinny sangat bergairah, aku tidak tahu apa pemicunya. Dia terlihat sangat lapar belakangan ini padaku. Tapi biarkan saja, gadis gila itu akan mengatakannya sendiri. 

Dia terlihat aneh hari ini. Ia seakan sedang melakukan teater dengan cara yang sempurna untuk seseorang. 

" Apa yang sedang kau lakukan".

" Tersenyum dan tertawa lepas lah"

Aku melakukannya, namun kebingungan ku semakin kentara. Vhinny meraba bahuku dan jari- jarinya sedikit menyentuh area sensitif ku. Aku hendak berucap saat ia menghentikan ku langsung dengan sebuah kecupan di bibir. 

Aku menatapnya dan dia hanya tersenyum seolah kejadian ini hanya sebuah mimpi. 

" Apa yang kau renungkan sayang"

" Aku yakin kau salah minum obat, karena itu aku berpikir". 

" Jangan terkejut begitu, santai saja"

Dia membuatku benar benar berpikir. Tapi sudahlah. 

*

Pagi ini, kehebohan kembali terjadi setelah senyap beberapa bulan terakhir. Serigala kecil malang itu, ditemukan berlimpah kepingan di pinggir desa. Warga mengatakan ia terlihat baik saat keluar rumah dan bahkan ia masih mengedipkan mata pada bunga - bunga desa. 

Sudah ku katakan bukan, serigala kecil itu akan malang. Dan dia menemuinya. Tidak akan ada yang lepas dan tidak akan ada yang pergi. 

" Kasihan sekali, Robby sangat baik, bagaimana dia bisa berakhir seperti ini".

Seorang gadis dengan rambut kurir kuda menangis meraung menyesalinya. Ia tampak seperti orang yang dirampok dan digauli. 

" Apa yang kau lihat rhyn"

" Aku hanya tertawa, aku sudah bilang bahwa serigala kecil itu akan lenyap, dan sekarang ada kucing jalang yang menangisi "

" Kau masih menawan dengan sarkasme mu itu"

" Menggila lah seorang diri, tapi jangan membawaku"

" Akan lebih menyenangkan jika kau ikut bersamaku".

*

Terik pagi ini tidak membangunkanku, aku terbangun karena ada hal lainnya. Saat ini vhinny sedang berada diatasku. Ia terlihat sangat lapar dan haus. 

" Ada apa pagi begini "

Ia hanya menatapku

" Apa ada sesu-mmmmhhhh"

Ucapanku berakhir dengan mulut ku yang dibungkam olehnya. Aku mencoba melawan dengan kekuatan yang kupunya. 

" Hah hah a apa apmmmmmhhhh" 

Ia tidak membiarkanku berbicara. Aku berpikir aku lebih kuat dari vhinny namun ternyata gadis jangkung itu bahkan dua kali lipat lebih kuat dariku. Perjuanganku sia sia, ia sangat kuat dan aku kelelahan. 

*

Setelah berpuas diri mencumbuiku sampai hampir mati vhinny barulah berhenti. Ia duduk dengan tenang dan menatapku intens. 

" Berantakan sekalipun kau masih saja"

" Apa" Dengan sedikit terengah aku menjawabnya

" Menggoda ".

" Jelaskan".

"Aku jatuh dalam pesonamu dan sangat ingin bergerak teratur dan cepat memperhatikan wajahmu yang tersiksa nikmat "

" Lalu"

" Aku akan melakukannya ketika aku sudah puas mencicipi mu sedikit demi sedikit".

" Kau tahu benar, aku tidak sama dengan yang kau pikirkan. Kau sanggup sakit hati setiap saat" 

" Tenang saja, aku sudah melatihnya sejak lama"

" Bagaimana kau masih tenang menyikapi ini. Kau lihat dan sudah alami bukan bahwasanya aku hampir menggagahi mu dengan keras"

" Bukan urusanku, dan kau tahu itu. Aku takkan ambil pusing masalah mu atau siapapun".

" Apapun yang kau lakukan aku akan pastikan aku mendapatkan apa yang ku mau darimu, kau dengar"

Aku tidak mendengar nya, karena masih dalam syok atas pagi ku. 

*

Ketenangan ku terusik saat seza meneriaki vhinny dari bawah. Ah musang besar sialan, aku harus tenang. 

" Apa masalah mu"

" Kau harus menjauhi rhyn, Dean menghilang saat mencoba mendekatinya "

" Lalu"

" Jangan menyesal"

" Aku mengerti"

Vhinnesa, vhinnesa. Apa yang membuatnya tersenyum. Aku bergidik saat akan meninggalkan rumahnya. Aku memberitahunya bahaya yang mengintai. Ia tidak percaya tapi tetap mempertimbangkan ucapanku. 

Bukan tanpa alasan, aku merasakan hutan angker saat memandangnya. Ada kabut tak terlihat dari auranya yang membuatku takut. Ia tampak tenang namun entahlah aku tidak mengerti. 

*

Aku pulang saat malam telah jatuh. Saat bangkit meletakkan sepatu, sesuatu menabrak ku dan menghimpitku pada dinding samping. 

Tengkuk ku terasa dingin saat aku mencoba memahami situasi. Dada ku sesak karena tenaga yang mencengkram ku cukup kuat. 

" Kau membuatku menunggu lama"

" Ah, sedang apa kau"

" Aku sedang buruk, jadi aku butuh penenang"

" Sialan kau membasahi tengkuk ku"

" Tenanglah, ikuti iramanya"

" Enyahlah,aku lelah"

" Hmmmpppphhh, tanganmu si-ah"

Lagi, vhinny hilang kontrol. Ia tampak mengerikan dengan caranya hari ini. Tubuhku masih terhimpit saat vhinny memutar kepalaku mengarah ke hadapannya. 

" Lihat aku"

" Lepas, ah kau"

"Bagaimana"

Sial sungguh sial, apa diinginkan jalang gila ini. 

*

Lelah ku berlipat karena jalang gila itu. Dia bahkan tidak melepasku hingga pakaian terakhir di tubuhku hampir tercabut. Untung saja HP sialan nya berbunyi dan menghentikan kegilaannya. 

" Apa yang menjadi masalah mu"

" Ada bitch yang ingin mengacau kehidupanku, dengan sebuah ancaman klise"

" Kau terpengaruh "

" Kau jalang sialan, yang membuat ku mengamuk, apa kau tahu apa yang ia inginkan".

" Ia menginginkan sesuatu yang kubenci "

" Berikan saja"

" Tidak mungkin".

Menyebalkan sekali. Pria sialan itu tak lelah mengikutiku. 

" Bagaimana tawaranku, sudah pikirkan"

" Bersiaplah"

" Kau menerimaku"

Aku tersenyum manis dan berkata

" Jangan lupa makan malam, mungkin saja malam tak akan menerbitkan matahari lagi"

Pria itu, sangat terobsesi denganku. Namun itu tidak akan lama. Aku jaminkan itu. 

*

Rhyn sedang bersandar membelakangi dapur. Dapur mereka memiliki sekat perantara agar nyaman dilihat. Vhinnesa berjalan mendekati dengan sedikit menahan nafas. 

Posisi rhyn saat ini membuat vhinnesa kehilangan akal. Rhyn tampak pasrah dengan keadaan jika diperhatikan dari dekat. 

" Ah sial, bagaimana ia bisa seperti itu. Gadis ini sungguh terasa sulit untuk membiarkannya mengibaskan ekornya kemana mana" Pikiran vhinnesa tak lagi waras. 

" Apa yang kau lakukan"

Vhinny menyapa dengan sedikit parau pada pita suaranya. 

" Kau panas, kau benar jatuh padaku? ".

Menelan ludah ia berkata " Diamlah, cuaca panas"

" Jalang gila"

" Kelihatannya kau perlu dibersihkan"

" Apa yang kau maksud"

Vhinny menarik rhyn ke kamar mandi. Rhyn mencari akal. Ia tak menginginkan vhinn menang. 

" Apa hanya itu yang ada dalam otakmu, jika begitu ku ucapkan selamat "

Vhinnesa berhenti dan menatapnya

" Selamat, selamat untuk apa"

" Untuk hadiahmu"

" Hadiah apa"

" Jika kau lanjutkan kupastikan setiap detikmu kau akan menyesalinya, kenapa, karena apa yang kau harapkan akan semakin sirna dan hilang"

" Kau tahu apa yang kuinginkan"

" Bukankah untuk mendapatkan tubuhku dan juga cinta yang ku miliki"

Vhinnesa terdiam, tak lama ia pun menyeringai. 

" Ah jalang ku memang pintar, baiklah jika begitu"

Ah sial hampir saja. Detak jantung rhyn sedikit terpacu. 

*

Seza mendatangi Arga untuk menanyakan beberapa hal. 

" Aku melihat Dean "

" Dimana "

" Saat itu ia sedang mengintip vhinnesa. Kurasa ia sudah menemukan sesuatu".

" Biarkan saja, ia masih bekerja bukan, jadi bagaimana dengan yang ku tanyakan"

" Tidak ada info yang penting atau aneh, semua rekaman hanya kegiatan biasa, bukan sesuatu yang bagus jika kita teruskan tanpa rencana lanjut"

" Aku akan mendatangi sein "

*

Keesokan paginya ada mayat gadis yang ditemukan. Aku melihat wajah pucat nya dan kulihat si mayat. Pfftt. Hampir saja aku tertawa. Mayat itu mungkin tampak mengerikan bagi sebagian besar orang namun sangat lucu bagiku. 

" Apa yang kau lakukan disini rhyn"

" Aku hanya kebetulan lewat"

" Disetiap kejadian kau selalu ada, aku curiga"

" Membosankan"

" Apa"

" Karena bosan tinggal tapi tak bisa pergi, karena itu aku bersemangat jika terjadi sesuatu. Jadi simpan kekhawatiran mu dan lakukan saja kegiatanmu. Dan satu lagi apa yang tenang akan selalu beriak"

Sein terdiam dan tampak kesal tapi juga penasaran. 

*

Runa berjalan pelan saat mendengar kabar gembira pagi itu. Ia lesu dan tidak bergairah entah apa yang terjadi. 

" Terjadi sesuatu"

" Hey rhyn, yah kau tahu bukan ada mayat gadis yang ditemukan hari itu, aku mencari informasinya dan sedikit terkejut"

" Kenapa"

" Mayat itu mungkin tidak dikenali tapi aku dapat pastikan kalau itu seza hanya saja ada janggal"

" Apa" 

" Terlihat seperti apa yang dilakukan Leon tapi juga tidak"

" Leon, kenapa kau berpikir Leon lah tersangka dari semua kasus. Bahkan kepolisian tidak menanggapi kita dengan serius"

" Hanya dia yang berkelakuan aneh dan tak masuk akal, selain itu juga hanya dia yang bisa muncul dimana saja suatu kasus terjadi".

" Begitukah"

Ketika rhyn mendengarkan,matanya tampak berkabut penuh kesenangan. Runa mengetahui tidak tahu hal ini. Tidak seperti seza,runa tak memiliki prasangka apapun pada rhyn. 

*

Leon memperhatikan dari jauh. Ia melihat rhyn dan berapa senangnya ia saat menatap rhyn. Ia tidak bersembunyi menghindari mereka. 

Bola kecil tajam itu sangat menikmati apa yang rhyn lakukan. Tampak sangat penuh hasrat namun tertahan dalam diam. 

" Aku bersungguh akan mendapatkanmu, walau si jalang gila itu juga mendapatkanmu, tidak masalah. Yang terpenting adalah kau dapat kumiliki".

Bisikan kecil itu terbawa angin. 

Rhyn merasakan perasaan nikmat dan euforia yang berlebihan ia tiba - tiba tertawa kecil dan mengulum sebuah senyuman. Tampak seolah bintang pun mendukung berapa manisnya ia saat tertawa seperti itu. 

" Sepertinya ada harimau besar dibalik pohon, ini sangat menarik. Aku tidak sabar".

*

Beberapa pekan berlalu dan akhirnya mayat menyedihkan itu diketahui. Runa benar. Ia adalah seza, jalang menyedihkan yang malang. Aku tak perlu bertanya tanya apa yang terjadi. 

" Vhinn, kau dari mana"

" Kau rindu aku, kalau begitu mendekatlah" 

" Sial bukan "

" Lalu apa, kau bergairah dan butuh pelepasan"

" Otak selangkangan "

" Oh itu benar karena itu dirimu"

" Bisakah kau tidak se vulgar itu"

" Tidak akan"

Ah wajahnya manis sekali. Gadis pemarah dan dingin itu sangat pandai dalam bertopeng. Ia begitu memicu hasrat bercinta ku. Vhinnesa hanya berucap sambil berlalu kepada dirinya sendiri. 

*

Tengah malam rhyn merasakan sakit di pergelangan tangannya, ia terbangun karena rasa sakit itu nyata. 

" Apa ini"

" Ah aku sangat menginginkanmu, namun kau masih menolak, jadi sekarang kita akan bermain kau tahanan yang dicintai seorang psycho, dan aku yang akan jadi psycho. Oke "

" Lepas " " Tenanglah"

Aku melihat vhinny, ia hilang kontrol. Dan aku keheranan kenapa bisa. Ku beritahu kalian, gadis jangkung itu bisa dikatakan tampan jika ia melepas kacamata nerd nya. Banyak gadis dan pria diluar sana yang tak melihatnya. Ia terlihat seperti nerd yang menyedihkan walau sebenarnya tidak. 

" Pertama, kau harus membalas ciuman ku, jika menolak akan ada hukuman"

Aku tidak yakin ia akan melakukannya padaku. Aku salah kira. Vhinny membuat sebuah hukuman ia merusak bajuku dan memberi kissmark di leher. 

" Ah sakit, hmmm to ah hentikan ah".

" Tidak sayang baru saja dimulai"

" Sial, lepas ah ah "

" Kau memohon apa"

Aku menolak berbicara dan lihat apa yang ia lakukan. Ia membuat bitemark di dekat selangkangan ku. 

" Ah, ah ah hentikan sialannn" 

Ia semakin bertingkah

Perlahan ia menyusuri paha rhyn dengan tangannya. Mengelus nya dengan lembut namun penuh hasrat berbahaya untuk dilihat. Rhyn masih berjuang walau sia - sia. 

" Kedua lepas sendiri dalaman mu, oh ya aku lupa kau terikat. Artinya kau menolak untuk mendengarku"

" Sialan apa maksud mu"

Vhinnesa tertawa ia mengeluarkan sebelah puting rhyn. Lalu memasukannya lewat celah bibirnya. 

" Hmmmm, hennn"

" Ah tidak, tolong ah hmmmm"

Vhinny tidak mendengar dan terus menyedot puting itu. Pada akhirnya ia membuat bitemark yang kuat di puting itu, yang menyebabkan rhyn terpekik karena putingnya terasa mati rasa. 

Setelah itu ia hanya mencumbui rhyn diseluruh tubuhnya. Ia meminumkan sesuatu sehingga membuat rhyn yang sedang di cumbu inya merasa lelah dan mengantuk. 

Vhinny menjilat dan mengigit kecil cupang telinga rhyn sambil berbisik " Aku sedang berlomba sayang, dan aku akan diposisi pertama, sehingga ia akan memanas tapi tak masalah. Dia tahu dan kita menerima resiko itu". 

*

Keesokan harinya rhyn terbangun dengan sangat lelah. Ia bercermin dan memperhatikan lehernya yang bertanda kissmark, putingnya yang memerah dan ada bitemark hitam diatasnya. Dan di selangkangan nya bitemark yang malu- malu. 

" Sialan sekali, puting ku perih namun si gila itu hanya duduk manis di meja makan".

Setelah membersihkan diri rhyn keluar dari kamar mandi dan mendapati vhinnesa menatapnya tajam. 

" Rupanya kau sangat ingin ku gagahi"

" Bahasamu sialan"

" Coba kulihat"

" Apa"

" Putingmu "

" Enyahlah, aku bisa mengobatinya"

" Percayalah kali ini aku tidak akan macam macam"

Puting rhyn tampak sangat luar biasa dengan kondisi memerah dan masih ada sisa air disekitarnya. Vhinny terlihat sangat ingin meniduri rhyn namun ia telah berjanji. Ia hanya menekan hasratnya dalam dalam dan menghembuskan nafas perlahan. Jika tidak begitu rhyn akan mengamuk dan itu bukanlah sesuatu yang baik untuk terjadi. 

*

Leon lagi - lagi tertawa. Ia sangat menikmati wajah tersiksa vhinnesa dan suara serta umpatan rhyn padanya. Ia akan bersabar berburu. Ia disana selalu memperhatikan keduanya

" Induk singa bodoh, bagaimana ia melakukan itu jika menahannya saja sudah sangat sulit baginya"

Harimau luar itu bahkan tidak menyadari jika ada yang basah disekitaran pahanya. 

Ia terangsang dengan hasrat yang menggila namun ia juga harus menahan diri. Keduanya sama. Sangat ingin mendapatkan kelinci manis namun harus ekstra dalam pemilihan. 

*

Runa mendatangi Davin dan berpikir untuk berhenti. Aku melihatnya. Sekali lagi ia kebingungan. Ah lucu sekali. Apa yang harus aku lakukan. 

" Davin, ini tidak benar"

" Aku tidak tahu, tapi aku penasaran"

" Aku berhenti"

" Bagaimana dengan yang lainnya"

" Hanya sein yang bersemangat, aku tidak mengerti"

" Itu benar, ayo lakukan"

Ah hanya sampai titik ini yang mereka sanggupi. Aku kecewa. Aku harus mencari penghiburan lain. 

*

Pagi yang menyenangkan. Aku tidak bisa berhenti tertawa. 

" Kau senang rhyn"

" Seperti yang kau lihat vhinny "

" Tampaknya itu sangat menyenangkan hatimu"

" Bisa dikatakan ya"

" Ah aku sangat menginginkannya"

" Jangan mulai vhinny, jangan merusak hariku". 

" Salahmu. Berikan aku reward"

" Apa mau mu "

" Kiss me"

" Fuck off"

Vhinnesa tertawa namun bukan menertawakan rhyn. Ia menertawakan dirinya yang basah karena rhyn. Sepertinya ia masochist. Karena apa pun rhyn lakukan selalu membuatnya seperti ini

*

Aku masih berdiri disini. Aku melihatnya memerah. Dia sangat manis. Ingin sekali ku culik dan membuatnya bersanding selamanya denganku. Tapi tidak begitu mainnya. 

Mereka yang ingin tahu telah mulai tenang, namun aku menatap tajam pria itu. Entah apa maunya. Tapi tenang saja. 

" Mau kemana kau" 

" Oh sein. Hi". 

" Tetap di tempatmu"

" Aku harus pergi, jadi menyingkirlah"

" Diam. Katakan padaku mengapa kau selalu disini, disetiap tempat dimana gadis itu"

" Kau berbicara apa, Alien? "

" Katakan padaku"

" Haruskah"

Sein geram dengan Leon. Namun ia tidak bisa lebih jauh. Leon tampak lemah namun berdiri didekatnya akan sama ketika kau sedang menatap api yang membumbung tinggi. Dan kau harus menahan langkahmu jika tak ingin terimbas panas menyakitkan. 

Banyak hal yang terjadi, tetap saja semangat rhyn layu. Vhinnesa melihatnya. Rhyn yang duduk dengan membuka kakinya, sangat mengundang nya namun ia harus menahan diri. 

" Bosan? "Suaranya terdengar tercekat

" Yah, tak ada hiburan"

" Lihat aku"

Vhinny memegang dagu rhyn, dan mengarahkan penglihatannya menuju sinar sinar kecil yang ada didepannya. Ia bersumpah saat ini, ingin sekali menghentak gadis ini dan membuatnya mengeluh dengan hasrat. 

Bagaimana ia akan berbicara jika saat ini makhluk tak tahu diri ini begitu pasrah dan lesu. Namun posisi ini begitu membangkitkan bagi vhinnesa. Ia bertarung dengan jiwanya sendiri. Sungguh lucu

Rhyn tertawa renyah dan menyeringai

" Aku melihat sesuatu"

Dengan sedikit deheman, ia memperbaharui suaranya. 

" Apa"

" Ada seekor rubah betina yang dalam masa heat tinggi. Ia butuh pelepasan, menurutmu apa yang harus aku lakukan"

" Memangnya di mana"

" Di suatu tempat, sangat lembab dan temaram, bukankah itu tempat yang bagus"

" Kau benar, bagaimana posisinya"

" Ia terlihat berjuang keras untuk melepaskan diri, seluruh permukaan tubuhnya berkeringat tiada henti. Dan dalam kondisi itu ia pasrah terhadap apapun bahkan bahaya sekalipun"

Vhinnesa memperhatikan bibir tebal itu. Setelah berpikir sejenak ia membayangkan bahwa rhyn lah rubah betina itu dan ia akan mencengkram dan mengapit nya sekarang. 

Ia akan memegang erat dan menghujam nya sampai pengampunan terakhir. Ia akan saksikan bagaimana rhyn memohon dan memohon untuk diampuni. 

Bayangan itu terus berlanjut hingga ia menyaksikan bagaimana sekalnya payudara rhyn. Malam ketika ia memberi bitemark itu tidak terlalu jelas untuk dilihat. Sekarang ia melihatnya sendiri. Dan ia lost control

" Vhinn ngghhh apa yang kau lakukan"

Vhinnesa membalik dan mengunci tubuh rhyn. Ia mencumbu dan menggigit kecil payudara rhyn yang tersingkap. Vhinn merasa sangat senang. Ia tak henti mengisap dan memainkannya. Sehingga ia mendengar nyanyian yang bertalu talu dari mulut rhyn. 

Mengurangi rhyn sarat akan undangan terbuka, tapi Vhinny masih harus tetap mengumpulkan kesadarannya. 

Semakin ia coba semakin ingin ia melakukannya. Dengan segenap tenaga rhyn melepaskan diri. Ia tahu jika sekali lagi ia mengalah maka vhinnesa benar benar menjadikannya makan malam. 

Rhyn benar benar menjadi dirinya. Ia membalik vhinnesa dengan mudah. Vhinnesa terkejut. 

" Terkejut"

" Sudah ku katakan jangan main mata dengan ku"

" Kau tampak seperti orang lain"

" Tidak, ini masih aku, kenapa begitu terkejut. Ah ya, kau membuat bitemark di puting ku bukan. Dan itu masih belum hilang. Menurutmu apa yang harus aku lakukan"

" Lepas, aku dominan mu"

" Jangan terlihat seperti gadis kecil begitu, aku juga memintamu begitu. Kenapa heran"

" Lepas rhyn, atau"

" Tunjukan padaku"

" Sial sial, aku tidak tahu rhyn sekuat ini. Kupikir aku dominannya sehingga rhyn sangat mudah untuk ku tiduri, namun sial sekali. Rhyn adalah dominan diatas dominan. Jika begini apa yang harus kulakukan" Vhinnesa bergumam dalam hati. 

Tubuhnya tegang sarat akan sentuhan, namun ia tak mau menjadi yang ditiduri. 

" Jangan takut begitu, aku baru saja pertunjukan. Nah, katakan dimana aku harus memulainya"

" Tidak rhyn. Lepas selagi aku masih lembut padamu"

" Pfffttt hahhahaha, apa lembut. Kau penuh ketakutan dan masih mencoba untuk mengalahkanku. Kau harusnya bersiap untuk hal tak terduga. Bagaimana bisa kau lengah begitu. Dan satu lagi aku adalah rhyn, tidak ada dalam kamusku untuk mundur"

*

Rhyn memulai aksinya. Ia menekan kuat bahu vhinny. Vhinny merasakan sakit yang luar biasa, disaat ia sedang meringis, rhyn menciumnya buas

" Rhynnnn, hentikan "

" Rhyn to ah ah long nggh hhhh"

Rhyn tidak membiarkan vhinnesa berbicara dan bernafas. 

Yah itu lah diri rhyn yang sebenarnya. Seorang predator. Hanya segelintir orang yang mengetahui betapa buasnya rhyn diranjang. 

" Lephmmmm mmmmmhhhh Mmmmmmhhhh"

Rhyn benar benar membuatnya tidak mudah. Ia terus menekan bibirnya di milik vhinnesa. Saat itu vhinnesa bahkan tidak menyadari ia terikat ke tempat tidur. 

Ini lah sosok rhyn. Dan sosok ini membuat vhinny menegang sekaligus takut. Ia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk bernafas. 

" Bagaimana dengan pemanasan nya vhinny "

Vhinnesa tidak sanggup berbicara ia masih mencoba menghirup nafas sebanyak banyaknya. 

" Ah kutinggalkan sebentar, tunggu ya"

Suara lembut rhyn membuat vhinnesa bergidik. Ini gila rhyn lebih terlihat seperti psycho seks dibandingkan gadis biasa yang mencintai kasus kriminal dan pembunuhan. 

*

Vhinnesa mulai bisa bernafas lambat beriringan dengan kedatangan rhyn yang membawa tali dan lilin yang sudah dihidupkan. 

Ia memperhatikan apa yang dibawa rhyn dan mencoba untuk melarikan diri. Terlambat sudah untuk sadar bahwa dirinya terikat kuat dan tak leluasa bergerak. Ia mencoba memutar tali pengikat saat rhyn hampir mendekatinya namun tali itu semakin erat. 

" Ah jangan melukai dirimu, percuma melakukan hal itu. Aku cukup banyak mempelajarinya jadi bagaimanapun caranya kau takkan bisa melepas ikatannya"

" Apa yang kau lakukan"

" Hadiah"

Tubuhnya tak berdaya saat rhyn meneruskan pekerjaannya. Kemudian ia melihat rhyn mengambil lilin menyala dan mendekatinya

" Hadiah sudah sampai"

Lilin di teteskan diatas putingnya. Vhinny mengerang ingin berteriak tapi mulutnya terkunci. Rhyn mengambil dalaman vhinny dan meletakkannya di mulut vhinnesa. Dalaman yang basah akan hasrat bercinta itu kini terkulum di mulutnya sendiri. 

" Mmmmmhhhh mmmhhh mmmhhh" 

" Kau menginginkannya lagi, baiklah" 

Rhyn meneteskan nya lagi pada puting vhinnesa. Kedua putingnya memerah dan perih. Vhinnesa menyerah bukan hal yang mudah menaklukkan rhyn. Namun juga prasangka yang baik saat ia tak mengetahui bagaimana rhyn sebenarnya. 

Harus bagaimana ia jatuh cinta padanya. Dan ini adalah resiko. 

" Hadiah terakhir"

Vhinny melihat rhyn dengan air mata berkaca. Kepedihan pada putingnya sangat menyala namun rhyn tak memberinya ampunan bahkan saat ia memohon sekalipun. 

Ia berfikir rhyn akan meneteskan kembali lilin lilin itu namun tidak seperti itu. Ingat dia sangat menyukai ketegangan, kepedihan, kesakitan dan hasrat menggebu seseorang. 

Rhyn terlihat memakan sesuatu. Kemudian mulutnya mendekati puting memerah dan bengkak vhinnesa. Perasaan dingin tiba - tiba menyerap kesadaran vhinn. Ia terkejut tapi juga mengerang nikmat. Ia merasakan dingin es batu yang dicampur permainan lidah rhyn yang sarat akan godaan. 

Ia terhenyak dan mencoba untuk sadar. Namun godaan rhyn tidak hanya berlaku sebentar. Setelah menggodanya dengan es batu rhyn mencumbui putingnya dengan begitu menggoda dan menawan. Di akhir ia memberikan bitemark hitam pekat di sekitar sana dan menjilatnya. 

Vhinnesa tidak sanggup menerima semua ini dan pingsan. 

" Lain kali berhati hatilah, jangan memanggilku untuk bermain jika kau tak sanggup menahan hasrat ku".

Rhyn melepas ikatan vhinnesa dan menyelimuti nya. Kemudian ia keluar dan merokok. 

" Setidaknya hariku tidak jadi membosankan"

*

Kegelapan yang muncul memberikan kesan yang menyenangkan. Oh hoo ada mainan. Dia terlihat seperti pencuri. Aku akan bermain. 

Berdiri dibelakangnya dengan tenang adalah yang menyenangkan. Aku tak bisa bersabar. Ia terlalu lucu. 

Tolong aku, aku tak ingin disadari, tapi terlambat. Aku sudah menangkapnya. Sangat imut. Aku membayangkan dia saat ini.

Kebuasan yang tampak pada matanya sangat membangkitkan. Aku ingin mata itu memandangku seperti itu. Tidak sekarang. Aku masih ingin melihat bagaimana gadisku akan bergerak. 

*

Cahaya kecil kehijauan dari jauh menatap lurus arah bilik rumah berlantai dua ditepian desa. Tatapannya tajam dan penuh hasrat gila. 

Tapi hanya sekejap, ia terusik. Diujung jalan ada bayangan yang juga mengikuti gerakan gerakan didalam sana. Tampak seseorang sedang merekam sebuah video dan menikmati hasil rekamannya. 

" Akan kugunakan ini untuk menjebak rhyn, jadi aku bisa mencicip sedikit". 

Pria ini tidak mengetahui ada harimau lapar dibelakangnya. Bola kecil hijau yang semula enak dipandang berubah menjadi dingin. Harimau itu mendapatkan mangsanya. Ia akan berpesta malam ini, terlihat dari smirk dibelah bibirnya. 

Ia bersemangat, buruan malam ini cukup untuk membuatnya senang. Hap, tertangkap. Jaringanya cukup besar. Sehingga pukulan seperti ini dapat melumpuhkan buruan besar yang sedang diincar nya. 

*

Tempat ini gelap dan tak bercahaya. Kulitnya terasa dingin dan tidak berpakaian. Ia merinding tapi mencoba kuat. 

" Siapa disana"

" Lepaskan aku"

" Davin, apa yang kau lakukan"

" Siapa, bagaimana kau tahu aku, siapa yang menyuruhmu"

" Berisik"

" Lepas, aku akan memenuhi keinginanmu. Tpi lepaskan aku"

" Begitukah. Sayang aku tidak tertarik"

*

Lihat, musang kecil ini ia tampak tak berdaya dengan semua gerak-geriknya. Aku tengah berpikir apa yang akan aku lakukan dengannya. Aku sangat ingin melihat gadisku. Tapi musang kecil juga mau bermain denganku. 

" Lepas, lepas tolong, tolong aku"

" Diamlah sebentar, aku sedang berpikir"

" Tolong"

" Ah, kau menggangguku"

Aku berjalan mendekatinya. Ia terlalu berisik. Lihat, dia menyambut kedatangan ku. Wajahnya memutih, dan suaranya berbunyi seolah terseret paku dijalanan. 

" Ampuni aku, aku mohon, apa maumu akan aku kabulkan".

" Ah membosankan, kuberi hadiah kejujuranmu"

Splashhhh. Kepalanya mendongak keatas dan melihatku. Ia tampak tertawa. Aku melanjutkan. 

*

Tercium bau wangi familiar didekat taman desa. Sein yang lewat mencoba mencari sumber bau. Ia kurang yakin dengan bau ini, tapi ia juga waspada. 

" Aku yakin aku mengenali bau ini"

" Tentu saja kau mengenalinya"

" Apa yang kau lakukan disini"

" Aku warga ingat, dan aku bebas melakukan apapun"

" Aku pasti akan membuatmu menderita Leon "

" Silahkan saja kalau asumsi mu benar"

Apa maksudnya aku tidak mengerti. Pria itu bertindak seolah ia tidak memiliki masalah apapun. Aku yakin dia pembunuhnya. 

*

" Kau terus mencoba mendapat perhatiannya, tapi ia tidak melihatmu. Katakan padaku sein, apa alasannya"

" Jangan berpura"

" Aku hanya  ingin mendengar dari mulutmu sein"

" Aku pasti mendapatkan rhyn,dan melenyapkan Leon "

" Obsesi mu luar biasa"

" Kau akan melihat bintang jatuh secara terbalik jika keras kepala"

" Apa yang kau maksudkan"

Orang tua itu hanya mengendikkan. Ia tidak menyerah. Rhyn harus menjadi miliknya atau vhinesa bisa jadi pelampiasan dan sasaran empuk lainnya. 

*

Vhinesa bangun dengan kondisi tragis. Putingnya bengkak dengan banyak ruam merah karena cairan lilin. Ujung putingnya menghitam pekat karena gigitan rhyn. Ia mencoba sadar. 

" Aku tidak tahu, ada harimau buas dirumah ini"

" Tentu saja, bukankah sudah ku katakan"

" Ah, sejak kapan kau disana"

" Kenapa"

Vhinn tak sengaja menatap bibir rhyn, bagaimana bibir itu mengapit rokok dengan nikmat, hingga pikirannya kembali menggila. Ia teringat dengan apa yang rhyn lakukan padanya. 

" Rapatkan pikiranmu"

" Apa"

" Kau basah hanya mengingatku, dan berpikir kau pihak atas, memalukan"

Vhinesa menyadari ia bergairah saat itu, dan rhyn melihatnya. 

" Kau tidak menyerah"

" Apa pedulimu"

" Sialan"

*








swap_vert

X