×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
  • Contest Holder
    RaidaTaimu75
    RaidaTaimu75
    Menulis adalah kesukaanku, tetapi bukan hanya sekedar suka, tetapi menuangkan isi hatiku.
    See more
  • Time Remaining
    Submission Closed
RaidaTaimu75
G
1.4K
0
1
792
0

Tangisan Penjara

Namaku Ria, kelas 2 SMA. Suatu hari aku pergi mengunjungi penjara dimana kakakku dipenjara karena tuduhan atas pencurian. Setiap kali aku mengunjunginya, aku merasa ada yang aneh dengan penjara itu. Entah mengapa, penjara itu terasa mengerikan. Bukan seperti kebanyakan difilm-film yang aku lihat, dimana para tahanan dipaksa bekerja keras untuk membayar kejahatan yang mereka lakukan. Tidak, tidak seperti itu. 

Kau mau tahu apa yang aku lihat? Aku melihat banyak arwah menangis di sana, dimana mereka menangis karena ingin keluar dari sana. Menangis? Yang menangis bukanlah kasat mata yang aku lihat, melainkan sosok lain yang ingin keluar dari daerah itu namun tidak bisa. 

Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa melihat hal mengerikan seperti itu. Karena itulah mengapa setiap aku mengunjungi kakak laki-lakiku aku selalu menunduk. Aku tidak tahan mendengar tangisan Mereke, apalagi melihat wujud mereka yang mengerikan.

Suatu hari aku bertanya kepada kakakku, aku ingin tahu. "Bang, kalau malam-malam apa tidak terdengar suara aneh di sini?" Aku bertanya seperti itu hanya ingin memastikan saja. "Um" kakakku Aria nampak berpikir, ia saat ini sedang menikmati hidangan yang aku bawa dari rumah. "Ada sih, tapi aku sudah terbiasa" balas kakakku melanjutkan makannya. "Adek tak perlu cemas, Abang baik-baik saja" ucap kakakku tersenyum kecil, yang aku lihat kantong matanya nampak hitam seperti mata panda. 

"Abang tidak bisa tidur karena ditempeli wanita Jepun" ucapku secara terus terang. "Abang tahu" ya, kami adalah dua saudara yang dapat melihat makhluk tak kasat mata, aku yakin kakakku tidak bisa tidur karena diganngu wanita Jepun itu. "Kamu bisa bahasa Indonesia?" Karena sudah terbiasa dengan penampakan seperti ini aku tidak terlalu takut, selain itu aku juga bisa berkomunikasi dengan mereka. Tampaknya wanita Jepang itu sedikit merapat, duduk disamping kakakku. 

'hanya sedikit' dengan suara pelan, ia berkata seperti itu. Aku hanya menganggukkan kepalaku, sedangkan kakakku masih melanjutkan makannya tanpa merasa terganggu sedikitpun. "Aku sering melihatmu menangis di depan gerbang sana" aku menunjukkan gerbang depan penjara ini, lokasinya agak jauh dari keramaian. Katanya penjara ini memang khusus untuk orang-orang yang dituduh mencuri. "Mengapa, kamu, menangis?" Aku bertanya dengan logat agak lama agar dia mengerti apa yang hendak aku tanyakan padanya. Namun ia terlihat diam, hanya raut wajahnya yang pucat menunjukkan kesedihannya. "Aku, bisa bantu kamu keluar dari sini" lanjutku lagi, namun ia masih diam, tetapi kali ini aku melihat ia menangis, hingga bulu kudukku sedikit merinding. "Sudahlah dek, jangan paksakan, nanti Abang malah tidak bisa tidur" kakakku selesai makan, ia merapikan kotak nasi sisa makanannya. Aku menoleh ke arah kakakku. "Bukan hanya dia yang nangis tiap malam, namun banyak lagi yang lainnya" ujar kakakku dengan suara bergetar ketakutan. 

"Memangnya bagaimana dengan napi lain bang?, Apa mereka tidak terganggu?" Aku jadi penasaran bagaimana mereka bisa betah di sini?. "Jangan tanya Abang, mereka malah mau ngacir saking ngerinya, bahkan ada yang gak mandi-mandi saking takutnya sama WC nya" terlihat jelas raut wajah ketakutan kakakku, terlihat jelas, bahwa penjara ini memang penjara menakutkan untuk napi. Namun kabar yang aku dengar, penjara ini adalah penjara bekas jajahan Belanda Jepang, jadi wajar jika aku melihat ada hantu Jepun atau Belanda yang berkeliaran setiap aku memasuki daerah ini. 

"Maaf adik, sebentar lagi jam besuknya selesai" penjaga penjara memberitahu padaku jika saatnya aku pulang, karena jam besuk hampir selesai. "Baik pak" balasku sambil melihat ke arah pak penjaga itu. 

"Aku mohon padamu, bersabarlah, aku pasti akan membantumu" aku menatap wanita Jepun itu, meski tak ada senyuman di wajahnya, tetapi aku tahu dia merasa lega karena ada yang bisa diajak untuk berbicara. "Jangan melibatkan diri pada hal yang gaib dek, Abang tak ingin adek celaka" kakakku sepertinya tidak suka jika aku menolong wanita Jepang itu. "Abang sudah tahu sedikit mengapa mereka tidak bisa keluar, mengapa mereka masih bersemayang di sini" sepertinya kakakku sedikit banyak meneliti tempat ini. 

"Tapi bang, kalau tidak ditolong, kasihan mereka yang masih gentayangan" belum selesai aku berbicara tiba-tiba kakakku berdiri dengan cepat menutup mulutku. Aku melihat kakakku berkeringat banyak, tangannya bergetar, wajahnya pucat pasi. Aku tidak mengerti mengapa kakakku bisa seperti itu? Saat itu juga aku menyadari ada hal yang ganjal di penjara ini setelah dua bulan membesuk kakakku, dengan kedua mataku aku melihat hal yang paling seram dalam hidupku. 

Sejak saat itu pula, aku selalu rajin mengaji, rajin sholat untuk berlindung kepada Allah dari gangguan makhluk itu yang mengetahui niatku untuk membantu arwah yang masih berkeliaran di penjara tua itu. 

Sedikit banyak aku mengetahui, mengapa mereka tidak bisa keluar dari sana untuk kembali kepada sang pencipta. Itu karena mereka ditahan oleh sosok jahat, yang paling kuat di sana. Sosok itu begitu menyeramkan, menjerat mereka semua untuk menjadi budaknya. Aku tahu bahwa wanita Jepang itu terkurung di sana karena dia tidak sengaja terpanggil masuk ke sana, konon dari cerita yang aku dapatkan dari sentuhan tangannya aku melihat kekasihnya yang merupakan orang Jepang juga terbunuh di penjara itu. Wanita Jepang itu merasa sedih, ia seperti membuat sesembahan, dan sosok jahat itu mengabulkannya, dengan syarat wanita Jepang itu memberikan tumbal kepada sosok jahat itu.

Namun, suatu hari wanita jepang itu telah mengingkari janjinya, karena tidak ada lagi perjaka yang mau ditumbalkan pada sosok jahat itu, maka wanita itulah korban berikutnya hingga ia terjerat sampai saat ini pada sosok jahat itu. 

Hari yang mengerikan, aku merasakan hari yang mengerikan saat itu juga. Di mana aku terjebak oleh sosok jahat itu yang hendak mencelakai ku melalui dua penjaga penjara yang memiliki pemikiran jahat.  

Saat itu, aku kembali membesuk kakakku, namun anehnya tiba-tiba dua orang penjaga penjara mengejarku, hingga aku melarikan diri ke lantai dua gedung penjara. Aku sangat ketakutan, tidak mengingat apapun selain melarikan diri dari kejaran mereka. Karena tidak melihat arah dan tujuan aku terhenti karena didepanku adalah ruang terakhir penjara bagian atas, aku juga melihat sosok menyeramkan itu ikut ambil bagian dalam pengejaran ku. 

Tanpa aku sadari kedua penjaga penjara itu telah menangkap tanganku, dan mereka hendak memotong tanganku dengan menggunakan golok tajam yang mereka bawa. "Astaghfirullah ya Allah lindungilah hamba" ucapku dalam hati. Atas izin Allah, mungkin aku tidak tahu, yang aku dengar adalah suara teriakan kedua penjaga tadi. Saat aku membuka mataku, aku melihat lengan mereka putus? 

Aku melihat wanita Jepang itu yang melakukannya, aku melihat wanita Jepang itu tersenyum kepadaku dan berkata. "Pergilah, biar aku urus mereka" dengan logatnya yang agak sedikit aneh, setidaknya aku bersyukur kepada Allah karena telah membantuku melalui wanita Jepang itu. Tanpa pikir panjang lagi, aku lari dari sana, juga aku melihat kakakku yang panik mencariku. 

"Adek, cepat, sepertinya penghuni di sini marah, ayo cepat keluar" kakakku menarik kuat tanganku agar segera meninggalkan tempat ini. Sedangkan yang lainnya juga sudah berhamburan lari meninggalkan tempat. "Memangnya ada apa bang?" Ketika hampir tiba di gerbang penjara aku menghentikan langkahku, aku melihat ke dalam, melihat wanita Jepang itu sedang melawan sosok jahat. Aku juga melihat ada beberapa sosok lainnya yang ikut membantunya. 

"Tadi, saat kami melihat adek dikejar dua penjaga penjara, teman-teman Abang lari semua" kakakku menjelaskan mengapa mereka semua melarikan diri dari penjara. "Kami melihat dua penjaga itu kesurupan, karena mereka memang penjaga penjara yang kejam pada kami semua" kakakku terlihat sakit hati, mungkin perlakuan dua penjaga penjara tadi. "Karena Abang melihatmu dikejar oleh mereka, Abang minta tolong pada Kasuka wanita Jepang itu untuk melindungi adek" kakakku sangat mencemaskan aku, dan sekarang aku tahu mengapa wanita Jepang itu mau membantuku. 

"Tapi Abang, tak mungkin kita biarkan begitu saja" aku merasa kasihan pada wanita Jepang itu. "Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Kakakku juga tidak mau aku terlibat sendirian. "Kita harus merukiahkan tempat ini, agar sosok itu pergi, juga sosok-sosok lainnya bang" ya, tempat ini harus dibersihkan dengan ayat suci Alquran. "Baiklah, Abang punya kenalan yang bisa melakukan itu" sepertinya kakakku setuju dengan apa yang aku lakukan. 

Dengan bantuan temannya yang merupakan seorang ustad ternama, kami merukiahkan tempat itu, dan Alhamdulillah atas izin Allah, sosok jahat itu berhasil di usir dari sana, juga sosok-sosok lainnya termasuk wanita Jepang itu. Kini tangisan penjara tidak ada lagi, karena mereka telah terbebas dari jeratan tali gaib. Penjara itu kini dibangun ulang, tiap minggunya diadakan pengajian untuk melepas, sekaligus mendoakan mereka yang tidak bisa kembali kepada sang pencipta dengan cara baik. 

Dua bulan kemudian kakakku juga terbebas dari penjara, karena tidak ada bukti bahwa kakakku melakukan pencurian. Sejak  itu, tangisan penjara tidak terdengar seperti dulu. Aku bersyukur karena semuanya telah normal kembali. 

Tetaplah bersama Allah, apapun yang terjadi, karena Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umatnya

Tangisan Penjara

Namaku Ria, kelas 2 SMA. Suatu hari aku pergi mengunjungi penjara dimana kakakku dipenjara karena tuduhan atas pencurian. Setiap kali aku mengunjunginya, aku merasa ada yang aneh dengan penjara itu. Entah mengapa, penjara itu terasa mengerikan. Bukan seperti kebanyakan difilm-film yang aku lihat, dimana para tahanan dipaksa bekerja keras untuk membayar kejahatan yang mereka lakukan. Tidak, tidak seperti itu. 

Kau mau tahu apa yang aku lihat? Aku melihat banyak arwah menangis di sana, dimana mereka menangis karena ingin keluar dari sana. Menangis? Yang menangis bukanlah kasat mata yang aku lihat, melainkan sosok lain yang ingin keluar dari daerah itu namun tidak bisa. 

Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa melihat hal mengerikan seperti itu. Karena itulah mengapa setiap aku mengunjungi kakak laki-lakiku aku selalu menunduk. Aku tidak tahan mendengar tangisan Mereke, apalagi melihat wujud mereka yang mengerikan.

Suatu hari aku bertanya kepada kakakku, aku ingin tahu. "Bang, kalau malam-malam apa tidak terdengar suara aneh di sini?" Aku bertanya seperti itu hanya ingin memastikan saja. "Um" kakakku Aria nampak berpikir, ia saat ini sedang menikmati hidangan yang aku bawa dari rumah. "Ada sih, tapi aku sudah terbiasa" balas kakakku melanjutkan makannya. "Adek tak perlu cemas, Abang baik-baik saja" ucap kakakku tersenyum kecil, yang aku lihat kantong matanya nampak hitam seperti mata panda. 

"Abang tidak bisa tidur karena ditempeli wanita Jepun" ucapku secara terus terang. "Abang tahu" ya, kami adalah dua saudara yang dapat melihat makhluk tak kasat mata, aku yakin kakakku tidak bisa tidur karena diganngu wanita Jepun itu. "Kamu bisa bahasa Indonesia?" Karena sudah terbiasa dengan penampakan seperti ini aku tidak terlalu takut, selain itu aku juga bisa berkomunikasi dengan mereka. Tampaknya wanita Jepang itu sedikit merapat, duduk disamping kakakku. 

'hanya sedikit' dengan suara pelan, ia berkata seperti itu. Aku hanya menganggukkan kepalaku, sedangkan kakakku masih melanjutkan makannya tanpa merasa terganggu sedikitpun. "Aku sering melihatmu menangis di depan gerbang sana" aku menunjukkan gerbang depan penjara ini, lokasinya agak jauh dari keramaian. Katanya penjara ini memang khusus untuk orang-orang yang dituduh mencuri. "Mengapa, kamu, menangis?" Aku bertanya dengan logat agak lama agar dia mengerti apa yang hendak aku tanyakan padanya. Namun ia terlihat diam, hanya raut wajahnya yang pucat menunjukkan kesedihannya. "Aku, bisa bantu kamu keluar dari sini" lanjutku lagi, namun ia masih diam, tetapi kali ini aku melihat ia menangis, hingga bulu kudukku sedikit merinding. "Sudahlah dek, jangan paksakan, nanti Abang malah tidak bisa tidur" kakakku selesai makan, ia merapikan kotak nasi sisa makanannya. Aku menoleh ke arah kakakku. "Bukan hanya dia yang nangis tiap malam, namun banyak lagi yang lainnya" ujar kakakku dengan suara bergetar ketakutan. 

"Memangnya bagaimana dengan napi lain bang?, Apa mereka tidak terganggu?" Aku jadi penasaran bagaimana mereka bisa betah di sini?. "Jangan tanya Abang, mereka malah mau ngacir saking ngerinya, bahkan ada yang gak mandi-mandi saking takutnya sama WC nya" terlihat jelas raut wajah ketakutan kakakku, terlihat jelas, bahwa penjara ini memang penjara menakutkan untuk napi. Namun kabar yang aku dengar, penjara ini adalah penjara bekas jajahan Belanda Jepang, jadi wajar jika aku melihat ada hantu Jepun atau Belanda yang berkeliaran setiap aku memasuki daerah ini. 

"Maaf adik, sebentar lagi jam besuknya selesai" penjaga penjara memberitahu padaku jika saatnya aku pulang, karena jam besuk hampir selesai. "Baik pak" balasku sambil melihat ke arah pak penjaga itu. 

"Aku mohon padamu, bersabarlah, aku pasti akan membantumu" aku menatap wanita Jepun itu, meski tak ada senyuman di wajahnya, tetapi aku tahu dia merasa lega karena ada yang bisa diajak untuk berbicara. "Jangan melibatkan diri pada hal yang gaib dek, Abang tak ingin adek celaka" kakakku sepertinya tidak suka jika aku menolong wanita Jepang itu. "Abang sudah tahu sedikit mengapa mereka tidak bisa keluar, mengapa mereka masih bersemayang di sini" sepertinya kakakku sedikit banyak meneliti tempat ini. 

"Tapi bang, kalau tidak ditolong, kasihan mereka yang masih gentayangan" belum selesai aku berbicara tiba-tiba kakakku berdiri dengan cepat menutup mulutku. Aku melihat kakakku berkeringat banyak, tangannya bergetar, wajahnya pucat pasi. Aku tidak mengerti mengapa kakakku bisa seperti itu? Saat itu juga aku menyadari ada hal yang ganjal di penjara ini setelah dua bulan membesuk kakakku, dengan kedua mataku aku melihat hal yang paling seram dalam hidupku. 

Sejak saat itu pula, aku selalu rajin mengaji, rajin sholat untuk berlindung kepada Allah dari gangguan makhluk itu yang mengetahui niatku untuk membantu arwah yang masih berkeliaran di penjara tua itu. 

Sedikit banyak aku mengetahui, mengapa mereka tidak bisa keluar dari sana untuk kembali kepada sang pencipta. Itu karena mereka ditahan oleh sosok jahat, yang paling kuat di sana. Sosok itu begitu menyeramkan, menjerat mereka semua untuk menjadi budaknya. Aku tahu bahwa wanita Jepang itu terkurung di sana karena dia tidak sengaja terpanggil masuk ke sana, konon dari cerita yang aku dapatkan dari sentuhan tangannya aku melihat kekasihnya yang merupakan orang Jepang juga terbunuh di penjara itu. Wanita Jepang itu merasa sedih, ia seperti membuat sesembahan, dan sosok jahat itu mengabulkannya, dengan syarat wanita Jepang itu memberikan tumbal kepada sosok jahat itu.

Namun, suatu hari wanita jepang itu telah mengingkari janjinya, karena tidak ada lagi perjaka yang mau ditumbalkan pada sosok jahat itu, maka wanita itulah korban berikutnya hingga ia terjerat sampai saat ini pada sosok jahat itu. 

Hari yang mengerikan, aku merasakan hari yang mengerikan saat itu juga. Di mana aku terjebak oleh sosok jahat itu yang hendak mencelakai ku melalui dua penjaga penjara yang memiliki pemikiran jahat.  

Saat itu, aku kembali membesuk kakakku, namun anehnya tiba-tiba dua orang penjaga penjara mengejarku, hingga aku melarikan diri ke lantai dua gedung penjara. Aku sangat ketakutan, tidak mengingat apapun selain melarikan diri dari kejaran mereka. Karena tidak melihat arah dan tujuan aku terhenti karena didepanku adalah ruang terakhir penjara bagian atas, aku juga melihat sosok menyeramkan itu ikut ambil bagian dalam pengejaran ku. 

Tanpa aku sadari kedua penjaga penjara itu telah menangkap tanganku, dan mereka hendak memotong tanganku dengan menggunakan golok tajam yang mereka bawa. "Astaghfirullah ya Allah lindungilah hamba" ucapku dalam hati. Atas izin Allah, mungkin aku tidak tahu, yang aku dengar adalah suara teriakan kedua penjaga tadi. Saat aku membuka mataku, aku melihat lengan mereka putus? 

Aku melihat wanita Jepang itu yang melakukannya, aku melihat wanita Jepang itu tersenyum kepadaku dan berkata. "Pergilah, biar aku urus mereka" dengan logatnya yang agak sedikit aneh, setidaknya aku bersyukur kepada Allah karena telah membantuku melalui wanita Jepang itu. Tanpa pikir panjang lagi, aku lari dari sana, juga aku melihat kakakku yang panik mencariku. 

"Adek, cepat, sepertinya penghuni di sini marah, ayo cepat keluar" kakakku menarik kuat tanganku agar segera meninggalkan tempat ini. Sedangkan yang lainnya juga sudah berhamburan lari meninggalkan tempat. "Memangnya ada apa bang?" Ketika hampir tiba di gerbang penjara aku menghentikan langkahku, aku melihat ke dalam, melihat wanita Jepang itu sedang melawan sosok jahat. Aku juga melihat ada beberapa sosok lainnya yang ikut membantunya. 

"Tadi, saat kami melihat adek dikejar dua penjaga penjara, teman-teman Abang lari semua" kakakku menjelaskan mengapa mereka semua melarikan diri dari penjara. "Kami melihat dua penjaga itu kesurupan, karena mereka memang penjaga penjara yang kejam pada kami semua" kakakku terlihat sakit hati, mungkin perlakuan dua penjaga penjara tadi. "Karena Abang melihatmu dikejar oleh mereka, Abang minta tolong pada Kasuka wanita Jepang itu untuk melindungi adek" kakakku sangat mencemaskan aku, dan sekarang aku tahu mengapa wanita Jepang itu mau membantuku. 

"Tapi Abang, tak mungkin kita biarkan begitu saja" aku merasa kasihan pada wanita Jepang itu. "Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Kakakku juga tidak mau aku terlibat sendirian. "Kita harus merukiahkan tempat ini, agar sosok itu pergi, juga sosok-sosok lainnya bang" ya, tempat ini harus dibersihkan dengan ayat suci Alquran. "Baiklah, Abang punya kenalan yang bisa melakukan itu" sepertinya kakakku setuju dengan apa yang aku lakukan. 

Dengan bantuan temannya yang merupakan seorang ustad ternama, kami merukiahkan tempat itu, dan Alhamdulillah atas izin Allah, sosok jahat itu berhasil di usir dari sana, juga sosok-sosok lainnya termasuk wanita Jepang itu. Kini tangisan penjara tidak ada lagi, karena mereka telah terbebas dari jeratan tali gaib. Penjara itu kini dibangun ulang, tiap minggunya diadakan pengajian untuk melepas, sekaligus mendoakan mereka yang tidak bisa kembali kepada sang pencipta dengan cara baik. 

Dua bulan kemudian kakakku juga terbebas dari penjara, karena tidak ada bukti bahwa kakakku melakukan pencurian. Sejak  itu, tangisan penjara tidak terdengar seperti dulu. Aku bersyukur karena semuanya telah normal kembali. 

Tetaplah bersama Allah, apapun yang terjadi, karena Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umatnya

swap_vert

X