×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
DINAMIKA PEREKONOMIAN DI MASA PANDEMI COVID-19
G
3.1K
0
0
454
1

swap_vert

Saat ini dunia sedang digemparkan oleh suatu virus baru, virus ini disebut COVID-19 yaitu penyakit yang disebabkan oleh Virus Severe Acute Respiratory Syndrom coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia. COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan. Sampai saat ini, dilansir dari laman Worldometers pada Senin, 28 Desember 2020, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia mencapai 81.118.601 jiwa, sedangkan di Indonesia sendiri sampai saat ini terdapat 713 ribu kasus yang terdeteksi.Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Lockdown yaitu, suatu upaya pengendalian penyebaran infeksiyang membuat masyarakat di wilayah yang diberlakukan lockdown tidak dapat lagi keluar rumah dan berkumpul, sementara semua transportasi dan kegiatan perkantoran, sekolah, maupun ibadah akan dinonaktifkan, beberapa negara yang memberlakukan lockdown yaitu, Hongkong, Filipina, Amerika Serikat, Australia dan lain-lain,hal ini tentunya sangat berdampak pada kehidupan manusia di berbagai bidang. Salah satu yang paling terdampak adalah bidang ekonomi.

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak lepas dari saling keterkaitan dan saling membutuhkan antar satu sama lain. Contohnya yaitu, saling keterkaitan dalam proses perekonomian, baik kegiatan ekonomi sederhana seperti proses jual beli di sebuah warung sampai kegiatan ekonomi antara satu negara dengan negara lain. Penjelasan sistem ekonomi secara konkret bisa dibilang cukup sulit, karena banyak pendapat dari berbagai ahli, salah satu contohnya yaitu pendapat yang dikemukakan oleh Gilarso bahwa, Sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat (produsen, konsumen, pemerintah, bank dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi dan sebagainya) sehingga terbentuk satu kesatuan yang teratur dan dinamis dan kekacauan dalam bidang ekonomi dapat dihindari.

 Sistem ekomi memiliki berbagai macam jenis yaitu, 1) Sistem Ekonomi Tradisional, Suatu sistem dalam organisasi kehidupan ekonomi berdasarkan kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun yang mengandalkan faktor produksi apa adanya. Kelebihan dari sistem tradisional adalah adanya semangat kekeluargaan dan kejujuran dari setiap individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 2) Sistem Ekonomi Komando, Sistem ekonomi terpusat adalah sistem di mana pemerintah memiliki kekuasaan yang dominan pada pengaturan kegiatan ekonomi. Penguasaan dilakukan melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dikerjakan oleh anggota masyarakat. Negara yang menganut sistem terpusat antara lain: Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet). 3) Sistem Ekonomi Liberal, Sistem ekonomi berdasarkan kebebasan seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat dalam kegiatan perekonomian tanpa adanya campur tangan daripada pemerintah. Landasan dari sistem perekonomian ini  bertujuan secara umum untuk mencari keuntungan pribadi tanpa adanya pihak lain yang perlu dipertimbangkan.4) Sistem Ekonomi Campuran, Sistem ekonomi campuran adalah suatu sistem ekonomi yang di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha melakukan kegiatan ekonomi, akan tetapi di sisi lain pemerintah memiliki campur tangan dalam perekonomian dengan tujuan menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat pada sumber daya ekonomi. Dari keempat macam-macam sistem ekonomi yang ada Indonesia memilih menganut sistem Ekonomi Pancasila, Sistem pancasila dipilih untuk diterapkan di negara kita karena di dalamnya terdapat makna demokrasi. Barang-barang yang dianggap sangat penting bagi eksistensi negara dan dibutuhkan banyak orang tidak boleh diserahkan pada pihak swasta. Negara dapat membuat kebijakan, mengurus, mengatur, mengelola, dan mengawasi produksi strategis tersebut. Jika kekayaan tersebut dibiarkan begitu saja jatuh pada pihak yang salah maka kemakmuran masyarakat dalam memanfaatkan kekayaan tersebut sulit terwujud. 

Dalam kehidupan seluruh dunia pandemi memberi dampak yang sangat besar terhadap perekonomian, dilansir dari Warta Ekonomi , pandemi virus covid-19 berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi global, tercatat menurut IMF sekitar 95% negara di dunia mengalami krisis ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang terus menurun menuju jurang krisis ekonomi. Bahkan pandemi covid-19 ini telah menyebabkan kerugian sebesar 12 triliun dollar AS atau setara dengan Rp. 168.000 triliun dalam kurs 14 ribu. International Monetary Fund (IMF) menetapkan tahun 2020 sebagai The Great Lockdown pada bulan April 2020, menurutIMF ekonomi di seluruh dunia diprediksi akan mengalami penurunan yang lebih parah dari krisis ekonomi The Great Depression pada tahun 1929 dan Global Financial crisis 2008, menurut prediksi IMF beserta Bank Dunia dan OECD pertumbuhan ekonomi di dunia masing-masing akan mengalami -4,9%, -5,2%, dan -7,6% hingga -6%. Selain itu, dampak dari menurunnya pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran yang diprediksi akan meningkat yaitu dengan rerata di kuartal IV sebesar 9,9%, menurut Organisation For Economic Co-operation and development atau OECD total pengangguran per Agustus 2020 adalah sebesar 7,42%.. Selain pengangguran hal yang terdampak dari pandemi covid-19 yang menyebabkan penurunan tingkat ekonomi dunia adalah kemiskinan, dalam beberapa dekade terakhir pandemi menyebabkan kenaikan tingkat kemiskinan ( Global Poverty) yang pertama. United Nations mengatakan lebih dari 71 juta orang masuk ke jurang kemiskinan ektrim (Extreme Poverty) di 2020 bahkan Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi akan terjadi kelaparan hingga akhir 2020

. Salah satu bidang yang sangat berkontribusi dalam penghasilan sebuah negara yang dapat menunjang perekonomian adalah bidang Pariwisata, maka dengan danya Covid-19 yang menyebabkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB maka hampir seluruh tempat wisata ditutup untuk pencegahan penularan dan pemutusan rantai virus covid-19 ini, Destinasi terkenal di beberapa negara harus menutup sementara kegiatan operasionalnya. Beberapa di antaranya sudah terjadi di Jepang, Korea Selatan, juga berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dilakukan supaya orang-orang tidak bepergian secara bebas.Contohnya yaitu, Forbidden City di China yang sudah mengambil langkah untuk menutup seluruh kunjungan sejak 25 Januari 2020, di negara Jepang tempat wisata terkenal yang memilih menutup kunjungan adalah Tokyo Disneyland dan Universal Studio meskipun begitu di Tokyo Disneyland tetap membuka beberapa bagian yaitu pada gedung perbelanjaan dengan pembatasan waktu jam operasional.

Sama hal nya dengan yang terjadi pada ekonomi global, pandemi covid-19 juga mempengaruhi perekonomian negara Republik Indonesia, dilansir dari Republika.id Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yaitu Suryo Utomo mengungkapkan tiga dampak besar pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia sehingga masuk dalam masa krisis. Hal tersebut disampaikan Suryo Utomo saat memperingati Hari Pajak 2020 yang bertema “Bangkit Bersama Pajak dengan Semangat Gotong Royong”. Ia juga berpendapat “Gejolak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini menghantam Indonesia bagaikan sebuah perfect storm yang setidaknya memberi tiga dampak besar bagi perekonomian,” katanya di Jakarta, Selasa (14/7).

Suryo menyebutkan dampak pertama adalah membuat konsumsi rumah tangga atau daya beli yang merupakan penopang 60 persen terhadap ekonomi jatuh cukup dalam. Hal ini dibuktikan dengan data dari BPS yang mencatatkan bahwa konsumsi rumah tangga turun dari 5,02 persen pada kuartal I 2019 ke 2,84 persen pada kuartal I tahun ini. Dampak kedua yaitu pandemi menimbulkan adanya ketidakpastian yang berkepanjangan sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha. Dampak ketiga adalah seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi sehingga menyebabkan harga komoditas turun dan ekspor Indonesia ke beberapa negara juga terhenti.

Menurut Suryo, gejolak ekonomi akibat Covid-19 menjadi momen yang bersejarah karena berdampak pada pengelolaan keuangan negara hingga dilakukan perubahan APBN sebanyak dua kali dan upaya pemulihan ekonomi nasional. Tak hanya itu, tekanan juga berimplikasi pada penerimaan pajak yang hingga semester I 2020 hanya mencapai Rp513,65 triliun atau 44,02 persen dari target berdasarkan Perpres 72 Tahun 2020 Rp 1.198,8 triliun. Angka tersebut terkontraksi sampai 12,01 persen (yoy) dibanding periode sama tahun lalu yaitu Rp604,3 triliun.

Meskipun banyak terjadi penurunan perekonomian pada awal-awal adanya Virus Covid-19, kini ekonomi baik di dunia maupun di Indonesia perlahan mengalami perbaika, dilansir dari Liputan 6 terlihat dari data kenaikan inflasi bulan Oktober 2020 sebesar 0,07, setelah pada Juli dan September yang mengalami deflasi. Penjualan kendaraan bermotor juga naik 20 persen (month to month) dari 317.000 unit pada Agustus 2020 menjadi 380.000 pada September 2020. Indeks penjualan eceran turut membaik dari -9,2 persen (Agustus 2020) menjadi -8,7 persen (September 2020). Kemudian, percepatan belanja negara khususnya dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tercatat mencapai Rp 376,1 triliun per 4 November 2020.

Pada 25 November 2020  Indonesia terpilih menjadi tuan rumah dialog khusus World Economic Forum (WEF). Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar berkata pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah, merupakan pertanda WEF mengakui kemampuan Indonesia dalam menjaga ekonomi saat pandemi. "Pemilihan Indonesia sebagai Country Strategy Dialogue oleh WEF dilakukan karena dianggap sebagai negara yang memiliki peran besar dalam ekonomi kawasan dan global, juga dianggap mampu menjalankan kebijakan menjaga keseimbangan untuk penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional," ujar Wamenlu Mahendra dalam pers briefing virtual, Senin (23/11/2020). Lebih lanjut, Mahendra berkata dipilihnya Indonesia ketimbang negara mitra WEF lain dikarenakan tingginya ekspektasi dan kepercayaan dari dunia internasional di tengah pandemi COVID-19.  "Dipilihnya Indonesia ... menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan maupun ekspekstasi dan keinginan tahu dari banyak pihak terutama dalam hal ini para pelaku dan pemimpin bisnis global terhadap strategis dan kebijakan Indonesia dalam saat ini," ujar Wamenlu Mahendra. Mahendra berharap ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 5 persen di 2021. Proyeksi itu berbeda dari kalkulasi Indef (Institute for Development of Economics and Finance) yang menyebut ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3 persen tahun depan.

favorite
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X