Amarah telah menguasai jiwaku
Tahukah yang kurasa
Jika tak bisa pahami hidupku
Tolong jangan perkeruh riaknya
Aku tak minta untuk di maklumi
Aku tak minta untuk di maafkan
Aku tak minta untuk di kasihani
Aku tak minta Doa-mu
Saudariku berkata.. tolong pahamilah situasinya
Berilah maklum
Bukan karena kita tak tau dia siapa dari dulu
Mulutku terkunci
Dada ku sesak
Sudah kutahan air mata agar tak tampakkan dirinya
Tapi semakin sesak dada ini
Lelahku menjelaskan
Penatku memikirkan pandangan
Tapi rasa ketidak Adilan tetap berteriak jua
Jika orang lain berkata aku adalah
Pelacur tua tak laku
Takkan ku hiraukan
Jika dia adalah orang yang ku kenal takkan kudengar
Tapi dia adalah orang yang memberiku kehidupan
Orang yang harusnya berkata
Anakku.. lelahkah dirimu
Apa kabarmu
Adakah yang ingin kau dengarkan dariku
Atau adakah yang ingin kau katakan padaku
Anakku.. kita telah sama - sama menjadi wanita tua
Kita akan ada dimasa kita kembali menjadi orang yang kekanak kanakan
Mari kita jalani hidup ini dan menjadi diri sendiri
Karena kita terlalu lama menahannya jauh di dalam hati
Tak bisakah seperti itu
Kenapa kau hanya memaki ku
Tahukah kau apa yang kurasakan untuk bertahan di rantau ini
Kuterima segala makian karena aku orang kampung
Ku lewati perang di antara sarjana
Hanya dengan senjata SMA yang tak tau komputer dan bahasa Inggris
2x makan sehari adalah hal yang membahagiakan
Rebahkan raga di lantai kayu beralaskan plastik
Suara ratapan kayu ku anggap lagu penghantar tidurku
Tak berani mulut ini berkata, Tuhan... Aku kesakitan
Kuhilangkan bayangan kelam di hatiku agar tak menampak air mata di wajahku
Kutahan semua dan berkata pada batinku
Lebih dari ini telah di lalui
Menderita sedikit lagi tak apalah
Jangan harapkan tangan saudara atau orang lain untukmu
Beri tangan yang terbaik
Sembunyikan tanganmu yang terluka
Bertahun - tahun ku lalui
Puluhan tahun kau tak tampakkan dirimu
Bersembunyi kau atas nama terluka
Kau tinggalkan aku dan yang lainnya atas nama sakit yang dalam
Kau adalah orang dewasa pada masa itu
Dan kami hanyalah anak - anak yang tak tahu apa yang harus di perbuat
Aku yang tertua
Dan aku menahan tubuh kecilku di antara saudaraku
Menutup telinga saudaraku dengan tangan kecilku
Di antara pukulan yang kau hujankan padaku
Diantara makian yang kau siram di hidupku yang kecil
Sekian tahun itu terkubur di hati
Sekarang kau hujani lagi
Sungguh jauh surga itu untukku
Aku tak minta surga
Ku mohon berikan aku katian yang senyap
Saudariku memiliki suaminya untuk berlindung dari makianmu
Karena aku tak memilikinya
Kau semakin memakiku karena berkat tak ada padaku
Tak ku sesali tak kumiliki seseorang di sampingku
Iba hatiku.. karena dia ku bawa hanya untuk menahan air mata yang telah menjadi laut di hidupku
Cukup aku