“Asik, hujaaannn!!!” Seruku setelah membuka tirai jendela kamarku.
“Terima Kasih!!” kataku lagi sambil mencium boneka Teru Teru Bozuku yang kugantung di sisi jendela namun dalam keadaan terbalik.
Boneka Teru Teru Bozu adalah boneka tradisional jepang buatan tangan yang konon katanya adalah boneka penangkal hujan. Namun aku sengaja menggantungkannya bonekanya terbalik karena aku berharap esok hari akan hujan. Cara ini aku dapat dari buku komik yang suka aku baca.
“Hujannya gak terlalu deras.. cukup bawa payung” Karena hari ini hujan, aku berangkat ke sekolah naik bis. Biasanya aku naik tukang ojek langgananku. Setelah duduk di kursi penumpang, aku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang. Senyumku kembali mengembang ketika aku menemukan orang yang aku cari. Seorang anak laki-laki memakai seragam SMA yg ditutupi jaket, sedang duduk satu kursi di depanku sambil menatap keluar jendela. Dialah alasan mengapa aku selalu mengharapkan hujan di pagi hari. Aku akan bertemu laki-laki itu di bis. Aku pernah di beri tempat duduk oleh laki-laki itu di tengah bis yang penuh dengan penumpang, karena hujan yang sangat deras. Sejak saat itu aku selalu menanti hujan dan ingin selalu bertemu laki-laki itu,ada rasa bahagia tersendiri bagiku.
Sepanjang perjalanan aku terus memandangi laki-laki itu ingin rasanya aku duduk di kursi kosong di sebelahnya dan mengajaknya bicara. Setidaknya menanyakan siapa namanya. Namun aku tidak mempunyai cukup keberanian. Apalagi aku masih berseragam SMP dan umurku juga lebih muda dari siswa SMP lainnya, karena aku mengikuti program akselerasi. Alhasil di umurku yang masih 16 tahun nanti aku sudah lulus SMA.
Bus pun berhenti di sebuah halte, laki-laki itu dan beberapa penumpang lain turun, tak jauh dari suatu SMA negeri. Aku terus mengarahkan pandanganku kepada laki-laki itu.
“Oh sekolahnya di situ..”gumam caca.
“Semoga besok hujan lagi” kata caca dalam hati sambil tersenyum.
“Gak kerasa ya sebentar lagi SMA..” kata Mama di tengah makan malam.
“Iyalah ma, kan caca cuma SMP 2 tahun, gara–gara ikut akselerasi”
“Abis SMP caca mau sekolah di luar kota nggak?”ucap papa.
“Hah?” Kataku yang melongo menatap papa karena aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar tadi .
“Iya, Papa ditempatkan di Kalimantan.. Kita akan pindah ke sana, Tapi Papah minta diundur sampai Caca lulus dan bisa sekalian langsung daftar sekolah di sana.
” Aku terdiam.. aku teringat pada laki-laki di bus yg menjadi semangatku. Aku tidak akan melihatnya lagi.
“Caca gapapa kan?” Tanya mama yang memperhatikanku termenung
“Ah gak apa-apa ma.” Aku duduk termenung di tepi tempat tidurku, aku terus memikirkan laki-laki di bus yang menjadi semangatku. Laki-laki yang terus ada di pikiranku, namun aku tak pernah mempunyai keberanian untuk menyapanya, apalagi menanyakan namanya.
Sebentar lagi aku pindah dari sini, itu berarti aku tidak lagi bertemu laki-laki itu di bis saat hari hujan, aku tidak lagi menggantung boneka teru teru bozu secara terbalik di tepi jendela, aku tidak lagi mengharap hujan, aku tidak lagi menatapi laki-laki itu di bis sambil senyum-senyum sendiri. Bagaimana hidupku nanti tanpa semua itu? Bagaimana bisa aku bersemangat seperti biasanya lagi? Padahal ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Perasaan yang membuat nafasku sesak.
“Ya tuhan Bisa nggak ya bertemu dia sekali saja…minimal tau namanya ” kata caca.
Pagi hari yang cerah biasanya membuat orang-orang bersemangat memulai aktivitasnya, namun tidak untukku. Hari cerah di pagi hari beberapa minggu terakhir ini membuatku resah. Hari dimana aku akan pindah semakin dekat. Aku takut jika aku tidak bisa bertemu laki-laki itu lagi, dan cinta pertamaku berakhir begitu saja. Teru Teru Bozu yang aku buat terus di kugantungkan di tepi jendela dan terus bertambah jumlahnya. Namun sepertinya tidak berhasil.
Ujian sudah selesai, Hujan juga tak kunjung datang. Beberapa hari lagi aku akan pindah. aku berencana akan mencari laki-laki itu di depan SMA nya. Walaupun cerita cinta pertamaku akan berakhir tapi aku akan mengakhirinya dengan cara yang ku inginkan. Kebetulan aku pulang cepat karena pasca ujian. Di depan gerbang SMA Negeri itu aku berdiri sambil melihat satu persatu wajah siswa yang keluar masuk sekolah. Berharap seseorang yang aku pikirkan itu berjalan keluar sekolah.
Hari semakin siang, Cuaca makin panas, sudah dua jam aku berdiri di situ namun aku tak mau menyerah. Tak lama ada siswa yang keluar dari sekolah itu sambil mengendarai motor besar tanpa menggunakan helm. Dia laki-laki yang aku cari.
“Kakaaak” panggilku sambil mengejar motor berwarna merah itu. Mendengar ada yg memanggilnya, laki-laki itu pun menepi. Dan aku berlari menghampirinya. - “Siapa ya?” ucap yoga.
“Maaf kak.. aku yang dulu pernah kakak kasih tempat duduk di bis..” ucap caca sambil mengatur nafas.
Laki-laki itu terdiam sebentar..
“Ah iya.. ingat. Kenapa ya?”
“Aku ingin memberi ini..” kataku sambil mengeluarkan sebuah kotak dari tasku dan memberikannya. Laki-laki itu menerimanya tapi masih terdiam karena tidak mengerti.
“Nama kakak siapa?”.tanya caca.
“Yoga. Ini apa?” Jawab laki-laki itu sambil membuka kotak yang isinya tiga buah boneka Teru Teru Bozu.
“Kak Yoga.. Caca minta maaf karena tiba-tiba ngasih ini. Terimakasih kak, karena sudah jadi semangat buat Caca.
“Maksudnya?” ucap yoga yang semakin tidak mengerti.
“Semenjak kita ketemu di bis hari itu, Caca selalu kepikiran kakak. Selama ini Caca menggantung terbalik teru teru bozu di kamar Caca agar selalu hujan di pagi hari. Karena kalau hujan, Caca bisa ketemu kakak di bis. Rasanya ada yang berbeda kalau Caca liat kakak. Tapi sebentar lagi Caca mau SMA ke Kalimantan, itu berarti Caca nggak bisa ketemu kakak lagi. Caca nyari kakak cuma buat bilang ini aja kok. Maaf ya kak. Setelah hari ini Caca nggak akan lagi menggantung terbalik Teru Teru Bozu.
” Kak Yoga tersenyum”
“Nggak usah minta maaf.. iya iya Makasih juga ya dek..? Kamu akselerasi ya?” “Iya, kok tau kak..”
“Pantes, masih lugu” jawab kak Yoga sambil mengelus kepalaku.
“Oke ini aku simpan. Makasih ya?” kata kak Yoga lagi sambil tersenyum kemudian pergi dengan motornya.
Ada perasaan lega di hatiku setelah bicara pada kak Yoga. Biarpun nantinya aku tidak akan bertemu lagi, yang penting cerita cinta pertamaku tidak berakhir menyedihkan.
“Caca, nanti kalau di terima telpon mama lagi ya?”kata mama lewat telepon.
“Iya mama, pengumumannya nanti siang” jawab caca.
“Kalau sudah langsung balik ke kos ya? Jangan kemana mana ya?”kata mama.
“Iya ma sayang ..caca baru dua hari disini loh ma”.jawab caca.
“Iya deh bye sayang”
“Bye maa” Aku mematikan teleponku.
Dan kembali duduk menanti pengumuman penerimaan Mahasiswa baru. Setelah 3 tahun SMA di Kalimantan kini aku kembali untuk kuliah di Universitas dekat dengan SMP ku dulu. Cuaca yang mendung dan dingin membuat aku ingin ke kamar kecil, aku pun berkeliling kampus akhirnya menemukannya, setelah bertanya kepada beberapa kakak kelas tingkat di situ. Setelah dari kamar kecil, aku berjalan melewati lorong dengan banyak loker di sepanjang sisinya. Loker khusus mahasiswa semester akhir. Di ujung loker ada dua mahasiswa yang sedang berbincang di depan sebuah loker yang terbuka. Tak sengaja aku mendengar pembicaraan mereka tentang boneka hujan, yang menggantung di balik pintu loker.
“Bray dari dulu gue penasaran ada apa dengan boneka yang lu gantung terbalik di loker lu,dilihatnya ngeri tau lihatnya “tanya orang berbaju biru.
“Aahaha.. ceritanya dulu ada anak SMP suka gantung tuh boneka, trus kalau boneka ini di gantung bakalan hujan. Kalo hujan, si cewek itu bisa ketemu gue di bis. Terus liatin gue gitu. Padahal dulu gue kesel banget kalau hujan pagi-pagi, soalnya nyokap gue larang gue bawa motor kalau hujan. Bete banget kan? Nah, pas si cewek itu mau pindah dia nyamperin gue terus ngasi boneka itu. Terus dia ceritain dah perasaannya ke gue. Dan semenjak itu bray. Gue jadi ikutan seneng kalau ada hujan. Jadi gue terusin kebiasaannya” Cerita seorang cowok berbaju hitam. Aku memberhentikan langkahku karena mengenali cerita itu.
“Lah terus Yo.. gimana kabar tuh cewek? Nama bonekanya apa sih? Anak pocong?” Dan boneka itu malah jatuh sampai ke depan ku. aku pun menunduk dan memungutnya.
“Ini namanya Teru Teru Bozu, orang Jepang menganggap ini boneka penangkal hujan” Kata ku sambil berjalan menghampiri kedua laki-laki itu kemudian memberikan boneka yang ku pungut. Cowok berbaju hitam itu masih terdiam menatapku.
“Kak Yoga?” Kataku yang heran, melihat kak Yoga yang bengong menatapku.
“Eh iya.. Ini kamu kan?” Tanya kak Yoga yang terbata-bata sambil terus menatapku. Nampaknya ia bingung melihatku yang kini bukan anak kecil lagi.
“Iya kak.. Ini Caca. Ini bonekanya. Makasi ya masi di simpen bonekanya”
“Thank’s God.” gumam yoga.
“Hmm?”
“Eh nggak. Bray, nih cewek yang gua ceritain tadi.” bisik yoga ke temannya “Bening bray.” gumam teman yoga.-
“Kalian bicarain apa sih?”
“Enggak gak ada kok.. hehehe” Jawab kak Yoga dan temannya bersamaan, salah tingkah.
Tiba-tiba hujan turun perpisahan mampu memecahkan suasana canggung di antara kami berdua. Aku melihat ke arah kak Yoga dan tersenyum, begitu pun sebaliknya. Ternyata aku bisa bertemu lagi dengan cinta pertamaku.
“Asik, hujaaannn!!!” Seruku setelah membuka tirai jendela kamarku.
“Terima Kasih!!” kataku lagi sambil mencium boneka Teru Teru Bozuku yang kugantung di sisi jendela namun dalam keadaan terbalik.
32Please respect copyright.PENANAki4BpAs1s0
Boneka Teru Teru Bozu adalah boneka tradisional jepang buatan tangan yang konon katanya adalah boneka penangkal hujan. Namun aku sengaja menggantungkannya bonekanya terbalik karena aku berharap esok hari akan hujan. Cara ini aku dapat dari buku komik yang suka aku baca.
“Hujannya gak terlalu deras.. cukup bawa payung” Karena hari ini hujan, aku berangkat ke sekolah naik bis. Biasanya aku naik tukang ojek langgananku. Setelah duduk di kursi penumpang, aku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang. Senyumku kembali mengembang ketika aku menemukan orang yang aku cari. Seorang anak laki-laki memakai seragam SMA yang ditutupi jaket, sedang duduk satu kursi di depanku sambil menatap keluar jendela. Dialah alasan mengapa aku selalu mengharapkan hujan di pagi hari. Aku akan bertemu laki-laki itu di bis. Aku pernah di beri tempat duduk oleh laki-laki itu di tengah bis yang penuh dengan penumpang, karena hujan yang sangat deras. Sejak saat itu aku selalu menanti hujan dan ingin selalu bertemu laki-laki itu,ada rasa bahagia tersendiri bagiku.
Sepanjang perjalanan aku terus memandangi laki-laki itu ingin rasanya aku duduk di kursi kosong di sebelahnya dan mengajaknya bicara. Setidaknya menanyakan siapa namanya. Namun aku tidak mempunyai cukup keberanian. Apalagi aku masih berseragam SMP dan umurku juga lebih muda dari siswa SMP lainnya, karena aku mengikuti program akselerasi. Alhasil di umurku yang masih 16 tahun nanti aku sudah lulus SMA.
32Please respect copyright.PENANAoHcsv0hbnR
Bus pun berhenti di sebuah halte, laki-laki itu dan beberapa penumpang lain turun, tak jauh dari suatu SMA negeri. Aku terus mengarahkan pandanganku kepada laki-laki itu.
“Oh sekolahnya di situ..”gumam caca.
“Semoga besok hujan lagi” kata caca dalam hati sambil tersenyum.
“Gak kerasa ya sebentar lagi SMA..” kata Mama di tengah makan malam.
“Iyalah ma, kan caca cuma SMP 2 tahun, gara–gara ikut akselerasi”
“Abis SMP caca mau sekolah di luar kota nggak?”ucap papa.
“Hah?” Kataku yang melongo menatap papa karena aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar tadi .
“Iya, Papa ditempatkan di Kalimantan.. Kita akan pindah ke sana, Tapi Papah minta diundur sampai Caca lulus dan bisa sekalian langsung daftar sekolah di sana.
” Aku terdiam.. aku teringat pada laki-laki di bus yg menjadi semangatku. Aku tidak akan melihatnya lagi.
“Caca gapapa kan?” Tanya mama yang memperhatikanku termenung
“Ah gak apa-apa ma.” Aku duduk termenung di tepi tempat tidurku, aku terus memikirkan laki-laki di bus yang menjadi semangatku. Laki-laki yang terus ada di pikiranku, namun aku tak pernah mempunyai keberanian untuk menyapanya, apalagi menanyakan namanya.
Sebentar lagi aku pindah dari sini, itu berarti aku tidak lagi bertemu laki-laki itu di bis saat hari hujan, aku tidak lagi menggantung boneka teru teru bozu secara terbalik di tepi jendela, aku tidak lagi mengharap hujan, aku tidak lagi menatapi laki-laki itu di bis sambil senyum-senyum sendiri. Bagaimana hidupku nanti tanpa semua itu? Bagaimana bisa aku bersemangat seperti biasanya lagi? Padahal ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Perasaan yang membuat nafasku sesak.
“Ya tuhan Bisa nggak ya bertemu dia sekali saja…minimal tau namanya ” kata caca.
32Please respect copyright.PENANA5bUUItEdGY
Pagi hari yang cerah biasanya membuat orang-orang bersemangat memulai aktivitasnya, namun tidak untukku. Hari cerah di pagi hari beberapa minggu terakhir ini membuatku resah. Hari dimana aku akan pindah semakin dekat. Aku takut jika aku tidak bisa bertemu laki-laki itu lagi, dan cinta pertamaku berakhir begitu saja. Teru Teru Bozu yang aku buat terus di kugantungkan di tepi jendela dan terus bertambah jumlahnya. Namun sepertinya tidak berhasil.
32Please respect copyright.PENANA11ky9tdhlp
Ujian sudah selesai, Hujan juga tak kunjung datang. Beberapa hari lagi aku akan pindah. aku berencana akan mencari laki-laki itu di depan SMA nya. Walaupun cerita cinta pertamaku akan berakhir tapi aku akan mengakhirinya dengan cara yang ku inginkan. Kebetulan aku pulang cepat karena pasca ujian. Di depan gerbang SMA Negeri itu aku berdiri sambil melihat satu persatu wajah siswa yang keluar masuk sekolah. Berharap seseorang yang aku pikirkan itu berjalan keluar sekolah.
Hari semakin siang, Cuaca makin panas, sudah dua jam aku berdiri di situ namun aku tak mau menyerah. Tak lama ada siswa yang keluar dari sekolah itu sambil mengendarai motor besar tanpa menggunakan helm. Dia laki-laki yang aku cari.
32Please respect copyright.PENANAZ15IKw2yGj
“Kakaaak” panggilku sambil mengejar motor berwarna merah itu. Mendengar ada yg memanggilnya, laki-laki itu pun menepi. Dan aku berlari menghampirinya. - “Siapa ya?” ucap yoga.
“Maaf kak.. aku yang dulu pernah kakak kasih tempat duduk di bis..” ucap caca sambil mengatur nafas.
Laki-laki itu terdiam sebentar..
“Ah iya.. ingat. Kenapa ya?”
“Aku ingin memberi ini..” kataku sambil mengeluarkan sebuah kotak dari tasku dan memberikannya. Laki-laki itu menerimanya tapi masih terdiam karena tidak mengerti.
“Nama kakak siapa?”.tanya caca.
“Yoga. Ini apa?” Jawab laki-laki itu sambil membuka kotak yang isinya tiga buah boneka Teru Teru Bozu.
“Kak Yoga.. Caca minta maaf karena tiba-tiba ngasih ini. Terimakasih kak, karena sudah jadi semangat buat Caca.
“Maksudnya?” ucap yoga yang semakin tidak mengerti.
“Semenjak kita ketemu di bis hari itu, Caca selalu kepikiran kakak. Selama ini Caca menggantung terbalik teru teru bozu di kamar Caca agar selalu hujan di pagi hari. Karena kalau hujan, Caca bisa ketemu kakak di bis. Rasanya ada yang berbeda kalau Caca liat kakak. Tapi sebentar lagi Caca mau SMA ke Kalimantan, itu berarti Caca nggak bisa ketemu kakak lagi. Caca nyari kakak cuma buat bilang ini aja kok. Maaf ya kak. Setelah hari ini Caca nggak akan lagi menggantung terbalik Teru Teru Bozu.
” Kak Yoga tersenyum”
“Nggak usah minta maaf.. iya iya Makasih juga ya dek..? Kamu akselerasi ya?” “Iya, kok tau kak..”
“Pantes, masih lugu” jawab kak Yoga sambil mengelus kepalaku.
“Oke ini aku simpan. Makasih ya?” kata kak Yoga lagi sambil tersenyum kemudian pergi dengan motornya.
Ada perasaan lega di hatiku setelah bicara pada kak Yoga. Biarpun nantinya aku tidak akan bertemu lagi, yang penting cerita cinta pertamaku tidak berakhir menyedihkan.
“Caca, nanti kalau di terima telpon mama lagi ya?”kata mama lewat telepon.
“Iya mama, pengumumannya nanti siang” jawab caca.
“Kalau sudah langsung balik ke kos ya? Jangan kemana mana ya?”kata mama.
“Iya ma sayang ..caca baru dua hari disini loh ma”.jawab caca.
“Iya deh bye sayang”
“Bye maa” Aku mematikan teleponku.
Dan kembali duduk menanti pengumuman penerimaan Mahasiswa baru. Setelah 3 tahun SMA di Kalimantan kini aku kembali untuk kuliah di Universitas dekat dengan SMP ku dulu. Cuaca yang mendung dan dingin membuat aku ingin ke kamar kecil, aku pun berkeliling kampus akhirnya menemukannya, setelah bertanya kepada beberapa kakak kelas tingkat di situ. Setelah dari kamar kecil, aku berjalan melewati lorong dengan banyak loker di sepanjang sisinya. Loker khusus mahasiswa semester akhir. Di ujung loker ada dua mahasiswa yang sedang berbincang di depan sebuah loker yang terbuka. Tak sengaja aku mendengar pembicaraan mereka tentang boneka hujan, yang menggantung di balik pintu loker.
“Bray dari dulu gue penasaran ada apa dengan boneka yang lu gantung terbalik di loker lu,dilihatnya ngeri tau lihatnya “tanya orang berbaju biru.
“Aahaha.. ceritanya dulu ada anak SMP suka gantung tuh boneka, trus kalau boneka ini di gantung bakalan hujan. Kalo hujan, si cewek itu bisa ketemu gue di bis. Terus liatin gue gitu. Padahal dulu gue kesel banget kalau hujan pagi-pagi, soalnya nyokap gue larang gue bawa motor kalau hujan. Bete banget kan? Nah, pas si cewek itu mau pindah dia nyamperin gue terus ngasi boneka itu. Terus dia ceritain dah perasaannya ke gue. Dan semenjak itu bray. Gue jadi ikutan seneng kalau ada hujan. Jadi gue terusin kebiasaannya” Cerita seorang cowok berbaju hitam. Aku memberhentikan langkahku karena mengenali cerita itu.
“Lah terus Yo.. gimana kabar tuh cewek? Nama bonekanya apa sih? Anak pocong?” Dan boneka itu malah jatuh sampai ke depan ku. aku pun menunduk dan memungutnya.
“Ini namanya Teru Teru Bozu, orang Jepang menganggap ini boneka penangkal hujan” Kata ku sambil berjalan menghampiri kedua laki-laki itu kemudian memberikan boneka yang ku pungut. Cowok berbaju hitam itu masih terdiam menatapku.
“Kak Yoga?” Kataku yang heran, melihat kak Yoga yang bengong menatapku.
“Eh iya.. Ini kamu kan?” Tanya kak Yoga yang terbata-bata sambil terus menatapku. Nampaknya ia bingung melihatku yang kini bukan anak kecil lagi.
“Iya kak.. Ini Caca. Ini bonekanya. Makasi ya masi di simpen bonekanya”
“Thank’s God.” gumam yoga.
“Eh nggak. Bray, nih cewek yang gua ceritain tadi.” bisik yoga ke temannya “Bening bray.” gumam teman yoga.-
“Kalian bicarain apa sih?”
“Enggak gak ada kok.. hehehe” Jawab kak Yoga dan temannya bersamaan, salah tingkah.
Tiba-tiba hujan turun perpisahan mampu memecahkan suasana canggung di antara kami berdua. Aku melihat ke arah kak Yoga dan tersenyum, begitu pun sebaliknya. Ternyata aku bisa bertemu lagi dengan cinta pertamaku.
32Please respect copyright.PENANAlIEWWpJknS