Di pagi buta, seorang gadis telah terbangun. Sibuk melipat selimut kumalnya. Senyuman tipis tersemat di bibir mungilnya tatkala melihat adik kecilnya masih setia meringkuk dibalik selimutnya.1664Please respect copyright.PENANA3rxbywmlwy
1664Please respect copyright.PENANASCst5A9nIe
"Dika, bangun." Ditepuknya pelan tubuh adiknya. Namun hanya erangan saja yang terdengar. Adiknya tampaknya masih terbuai ke alam mimpi.1664Please respect copyright.PENANA3ssteFWIzF
1664Please respect copyright.PENANAcVoaRDh8DS
"Dika bangun. Sholat subuh." Tak menyerah, gadis bermata cokelat itu menepuk bahu adiknya. Namun kali ini tepukannya lebih keras.1664Please respect copyright.PENANAhg7BEuXsVD
1664Please respect copyright.PENANAHGERwUxQp8
"Iya, Kak... Iya..." Setengah sadar adiknya berucap demikian.1664Please respect copyright.PENANAH8WObjFEj2
1664Please respect copyright.PENANAsYvmiXQCWw
Merasa adiknya belum mau terbangun dari tidurnya, gadis itu memutuskan untuk melakukan cara jitunya. Dibisikinya pelan adiknya itu, namun caranya itu ternyata ampuh. Adiknya sontak terbangun.1664Please respect copyright.PENANAZz5OVPVcYn
1664Please respect copyright.PENANAWIwre1nvVn
Mata anak lelaki itu masih setengah terpejam, namun gadis itu hendak beranjak pergi untuk menyucikan diri.1664Please respect copyright.PENANAuF1WOsbOy7
1664Please respect copyright.PENANAr8OawjdMQK
"Buruan kamu wudhu, Ka."1664Please respect copyright.PENANAGJFQGd0jyn
1664Please respect copyright.PENANAOjzMNZ2Ubm
Begitulah kalimat gadis itu sebelum melengos pergi. Melewati daun pintu dari kayu lapuk. Hendak ke sumur belakang rumah.1664Please respect copyright.PENANA9JF7etX4Cf
1664Please respect copyright.PENANAjku9uHZW1c
Adiknya disana bersungut-sungut. Sedikit sebal kakaknya telah memecahkan mimpinya. Padahal ia baru saja menang pertarungan kelereng raksasa. Hadiah sudah di depan mata, pupus karena kakaknya.1664Please respect copyright.PENANAmMFVoJvNZR
1664Please respect copyright.PENANAksbQk9XU75
Kakaknya itu selalu tahu cara membangunkannya. Apa lagi bisikannya tadi?1664Please respect copyright.PENANAnY8hCsOOf3
1664Please respect copyright.PENANAPFYBKIKVMy
'Nenek Parende suka anak-anak yang malas bangun, Dika.'1664Please respect copyright.PENANA7fJkot6g7R
1664Please respect copyright.PENANAUuDPnmuX4V
Bergidik ia mengingat kalimat kakaknya itu. Tak mau berlama-lama sendirian di kamar mereka, anak lelaki itu segera menuju tempat kakaknya berada.1664Please respect copyright.PENANAt6CpezyOnJ
1664Please respect copyright.PENANALbwxHaS8kp
1664Please respect copyright.PENANAhFNDdZ3WK5
🍑🍑🍑1664Please respect copyright.PENANAgwVL7g5t26
1664Please respect copyright.PENANAujchCKr0OC
1664Please respect copyright.PENANACgGV7za5GS
Gadis berjilbab putih lusuh itu meraih tas kantong kreseknya. Memeriksa apa ada sesuatu yang lupa dibawanya. Ia memang sudah menyiapkan peralatan sekolahnya sejak semalam. Namun tak ada salahnya melihatnya lagi.1664Please respect copyright.PENANAfwgNveurwq
1664Please respect copyright.PENANAEjpDUwc8zE
"Matematika. Ada."1664Please respect copyright.PENANALK4vEAT6gg
1664Please respect copyright.PENANAwXqPDobXKb
"IPA. Ada."1664Please respect copyright.PENANAHEKcoYsS5U
1664Please respect copyright.PENANAbgi7Sesx4L
"Bahasa Indonesia. Ada."1664Please respect copyright.PENANAE3NUE0WfXC
1664Please respect copyright.PENANAqLemvwGPks
"Oke, aku bawa semuanya." Gadis itu tersenyum cerah. Kemudian ia menoleh kepada adik lelakinya yang sedari tadi sibuk menunduk. Entah apalagi yang terjadi padanya.1664Please respect copyright.PENANA3WdzLshzaI
1664Please respect copyright.PENANA0AoceTjC6z
"Kamu kenapa, Ka?" Tanyanya penasaran. Namun tak ada suara dari adiknya itu.1664Please respect copyright.PENANAFJ9lXaW4Ux
1664Please respect copyright.PENANACaMRBtCZfL
"Dika? Buruan, kita harus ke sekolah." Ujar gadis itu sedikit tak sabaran.1664Please respect copyright.PENANAjxI3GE5WDb
1664Please respect copyright.PENANALqmNl5BsrR
Walaupun hari masih gelap, namun ia harus bergegas menuju sekolahnya. Pasalnya sekolah tempatnya mengenyam pendidikan sejauh 5 km. Tentu jika berjalan kaki memerlukan waktu yang cukup lama.1664Please respect copyright.PENANA4j2N1Wi6eH
1664Please respect copyright.PENANAEWU6KQ0shR
"Dika nggak mau sekolah, Kak." Balas adiknya kesal.1664Please respect copyright.PENANA16e2rVUFBu
1664Please respect copyright.PENANADLBUyTVpLb
Sukses gadis itu tersentak. Tak pernah sekalipun ia pernah mendengar adiknya mengatakan itu. Namun kenapa tiba-tiba seperti ini?1664Please respect copyright.PENANAl3JbKgMSR0
1664Please respect copyright.PENANAu8szrMHBdl
"Dika... Kamu kenapa?" Tanyanya melembut. Ia ikut berjongkok, sembari menatap lekat wajah anak lelaki itu.1664Please respect copyright.PENANA3IW0HCDHNP
1664Please respect copyright.PENANA0JDJarh8r2
Dika terdiam. Enggan menatap wajah kakaknya.1664Please respect copyright.PENANA68qSSJnHOi
1664Please respect copyright.PENANAtkgTEHSnQw
"Ayo cerita ke Kakak." Pinta gadis itu lembut. Diusapnya kedua bahu adiknya.1664Please respect copyright.PENANADIjvEeFjr2
1664Please respect copyright.PENANABPUDLVXAuT
Tangisan anak lelaki itu akhirnya pecah. Tangan mungilnya teracung menunjuk kedua sandal jepit lusuhnya.1664Please respect copyright.PENANA88c9oeqV9r
1664Please respect copyright.PENANAYyBj5UUrg4
"Di sekolah teman-teman mengejek Dika, Kak. Bilang Dika make sandal jepit, bukannya sepatu. Dika malu Kak..."1664Please respect copyright.PENANAHtbpyu9D0p
1664Please respect copyright.PENANA7wniyqGLSB
Mendengar ucapan adiknya, gadis berjilbab putih itu menahan getir. Dengan segala keterbatasan mereka, hal itu bisa menjadi cemohan. Namun, adiknya tidak boleh menyerah hanya karena itu.1664Please respect copyright.PENANAzsGhJEZeAH
1664Please respect copyright.PENANAKs0GRTt1pI
"Dengarin Kakak, Ka." Dipegangnya kedua bahu adiknya. Tatapan matanya lembut namun tegas. "Kamu jangan nyerah hanya karena itu. Ingat Bapak, Ka. Bapak selalu berusaha untuk kita."1664Please respect copyright.PENANArEZduoRf09
1664Please respect copyright.PENANAAEXYnuEYTd
Perlahan tangisan adiknya mereda. Tatkala terbayang-bayang sosok kepala keluarga mereka. Yang bahkan sebelum kakaknya terbangun, sudah pergi mencari peruntungan dari alam. Bapak adalah satu-satunya yang mereka miliki. Dan tidak akan pernah menyerah demi tercapainya masa depan mereka yang lebih baik.1664Please respect copyright.PENANAG7alwEJfo5
1664Please respect copyright.PENANAtZyoHMbtyH
"Udah jangan nangis. Lain kali kalo kamu dengar itu, senyum aja. Anggap angin lalu. Oke, Ka?" Tanya gadis itu dengan senyuman merekah indah.1664Please respect copyright.PENANAf3oeCOrP6a
1664Please respect copyright.PENANACkJptdWmUI
Dan anggukan pelan adik kecilnya menjadi balasannya. Kedua kakak beradik itu akhirnya berjalan menuju sekolah. Dengan kantong kresek sebagai pengganti tas, dan sandal jepit kusam. Namun tak mengapa, dengan serba apa adanya, mereka tetap berhak menuntut ilmu.1664Please respect copyright.PENANAhdd5X27Uj2
1664Please respect copyright.PENANAIzcBCgh1AX
Embun menggelayut di dedaunan. Kabut membentang di persawahan. Mentari perlahan naik ke atas cakrawala. Kampung masih sunyi senyap. Hanya suara tapak kaki dua kakak beradik yang terdengar membelah sunyi.1664Please respect copyright.PENANAoiFL10gx2D
1664Please respect copyright.PENANAYkIPrUrXse
Perjalanan menuju sekolah memang cukup panjang. Sekolah Dasar adiknya sekitar 3 km dari rumah. Sementara sekolahnya lebih jauh lagi.1664Please respect copyright.PENANAHQugOOGoBs
1664Please respect copyright.PENANAG9seaWGv0G
Usai mengantarkan adiknya, gadis berjilbab putih itu segera menuju ke sekolahnya. Sekolahnya terletak di perbatasan kampung. SMP biasa dengan murid yang jumlahnya tiga ratusan. Walaupun begitu, gadis itu tetap bersyukur masih bisa bersekolah.1664Please respect copyright.PENANAwe3Ad86pyr
1664Please respect copyright.PENANAEw0CgKJCPX
Langit semakin terang. Jalanan mulai ramai. Tak ayal, matanya menangkap satu-dua teman berseragam batik yang sama melintas dengan sepedanya. Gadis itu tersenyum. Ia kenal mereka. Salah satunya teman sekelasnya yang rumahnya lumayan dekat ke sekolah, berkisar 2 km. Dengan sepeda, tentu ia lebih cepat lagi.1664Please respect copyright.PENANA1YinzRL0bB
1664Please respect copyright.PENANAbaltnr6zyV
'Tak apa, Kia. Bersyukur.' Peringatnya pada diri sendiri.1664Please respect copyright.PENANANceUmeVGVp
1664Please respect copyright.PENANAtsDn0VcBpo
Berjalan riang dengan senyuman terkembang. Keterbatasan tak akan menghalanginya untuk bisa sekolah.1664Please respect copyright.PENANASuI6h9SKm9
1664Please respect copyright.PENANAfH2EaNQbOx
Karena ia harus punya masa depan.1664Please respect copyright.PENANAU9ZOsXpnwA
1664Please respect copyright.PENANAnk48XNmDak