Hubunganku dengan Pak Aziz semakin dekat, karena aku memandang Pak Aziz seperti ayahku sendiri. Pak Aziz pun udah gak lagi canggung kepadaku. Yang awalnya memanggilku dengan panggilan Mbak sebagai penghormatan padaku, sekarang memanggilku sebatas nama saja.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhK5ksmj5TX
Di usianya yang sudah gak lagi muda, Pak Aziz memutuskan untuk gak menikah bukan tanpa sebab. Dia sadar dalam kondisi finansial Pak Aziz gak mapan, memutuskan untuk menikah kata Pak Aziz sangat gak bertanggungjawab.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhsZ1kVRi2w
Aku kagum mendengar curahan hati Pak Aziz, ternyata Pak Aziz cukup rasional dalam memandang kehidupan. Dan gak mau bermain-main dengan pernikahan. Berbeda dengan generasi sekarang, hanya karena ngebet untuk menyalurkan hasrat biologisnya. Akhirnya tanpa berpikir panjang, memutuskan untuk menikah.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTP9sKO8cbn
Padahal dari segi mentalitas saja belum matang, ditambah belum bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Bagiku pernikahan bukan hal main-main. Ya dalam hal ini aku masih kolot, kalau aku memandang pernikahan itu gak penting lalu memutuskan hidup serumah dengan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan. Yang aku bayangkan adalah konsekuensi yang bakal diperoleh. Memikirkan itu, aku jadi teringat orang tuaku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZLdwIXUUlc
Kadang realistis itu penting, meski tau norma di masyarakat sudah gak relevan. Tetapi mempertimbangkannya bahwa keputusan melawan arus justru bakal mempersulit diri sendiri dan membawa penderitaan.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH7R5nkheI0
Sedih memang saat aku terbayang orang tuaku, tetapi aku harus mulai berdamai dengan keadaan. Mau memaafkan mereka yang menjadi penyebab kematian ibuku. Semakin aku bisa berlapang dada, memaafkan siapa pun yang menyakiti orang tuaku. Perasaanku menjadi lega, beban yang selama ini aku tanggung hilang sudah.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8fkMMOuriu
Meski aku sudah berdamai dengan masa lalu, aku masih berharap bertemu dengan ayah biologisku. Pernah suatu ketika aku membolak-balik kitab klasik yang membahas tentang bolehnya ayah menikah dengan anak perempuannya dari hubungan di luar nikah karena nasabnya terputus membuatku mengernyitkan dahiku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxJsFHmKUxz
Nuraniku memberontak, menyangkal pendapat imam madzhab ini yang aku pikir adalah kesalahan. Karena anak biologis tetaplah anak kandung meski dilahirkan dari hubungan yang haram. Tetapi semakin aku mencoba merasionalkan teks teks klasik yang aku baca, sedikit banyak mempengaruhi pola pikirku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZF5J9Rppbz
Aku yang awalnya menolak jadi berpikir, bagaimana kalau aku menikah dengan ayahku? Mencoba aku sangkal pikiran sesat itu, tetapi justru perasaan yang awalnya sekedar merindukan ayahku yang belum pernah aku lihat rupanya berganti letupan birahi yang muncul dengan tiba-tiba.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuQb7XVtX22
Tetapi anehnya, letupan birahi itu seakan teralihkan pada Pak Aziz, ketika aku mulai memandang Pak Aziz sebagai ayah kandungku sendiri.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSL9mkYFLKt
Berbeda dengan apa yang aku pikirkan dan rasakan, Pak Aziz justru memiliki pandangan yang bertolak belakang denganku. Pak Aziz merasa menyesal karena sudah mengambil keperawanan anusku. Menurut pandangannya, itu kesalahan terbesar karena gak bisa menjagaku yang sudah dianggapnya anaknya sendiri. Gak hanya itu, Pak Aziz sadar berhubungan intim dengan penetrasi ke dalam anus itu haram meski sudah halal menjadi sepasang suami istri.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ51ZIRofGli
Setelah kejadian itu, Pak Aziz berhenti seronok seperti dulu lagi. Dia hanya ingin menjagaku, layaknya seorang ayah pada putrinya.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoCsmG60wP3
Sampai-sampai Pak Aziz marah besar, saat tau Yusuf, Malik dan Rohman ingin sekedar mesumin aku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmnqUH7VsLV
Hanya saja, tanpa sepengetahuan Pak Aziz, Yusuf, Malik dan Rohman mengambil kesempatan saat Pak Aziz gak ada disisiku. Meskipun hanya sekedar mencium pipiku, memeluk tubuhku. Hanya sebatas itu saja, gak lebih.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuSGIkLooIv
Hari-hariku aku lewati dengan bahagia, akhir-akhir ini gak ada dari ketiga remaja itu yang mesumin aku. Semakin kesini, hubunganku dengan mereka kembali normal. Aku menganggap mereka bekas murid mengajiku yang masih di bawah umur dan mereka menghormatiku sebagai kakak, yang umurnya lebih tua dari mereka.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkDfgIH5yR4
Aku senang dengan perubahan mereka, obsesiku tentang memamerkan tubuhku juga semakin mereda. Karena obsesiku pada Yusuf, Malik dan Rohman hanya sekedar representasi dari kerinduanku pada sosok ayahku yang masih berumur 15 tahun ketika ayahku mendapat hukum cambuk di Aceh sana. Sama seperti Yusuf, Malik dan Rohman setahun lalu yang masih berumur 15 tahun juga. Sekarang mereka bertiga semakin dewasa, gak hanya sekedar usia mereka, menjadi 16 tahun. Mereka terpengaruh Pak Aziz, bagaimana memperlakukan perempuan dengan benar.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9rCS08zfN2
Tetapi pandangan mereka belum berubah tentang keperawanan, aku gak memaksakan perspektifku pada mereka. Batinku, pola pikir mereka masih bisa berkembang karena usia mereka masih muda.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnP2PebUyC7
Begitu juga denganku, di usiaku yang masih 20 tahun, aku masih bisa berubah. Hanya saja, semua pemikiranku lahir dari trauma, rasa takut yang memenuhi pikiranku. Karena jejak kepedihan yang dialami orang tuaku, membekas dalam benakku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhY0MyQkEeh
Saat ini aku menjalankan aktivitas seperti biasanya, menjaga gerai es tehku. Seperti biasa, Yusuf, Malik dan Rohman main ke gerai es tehku. Biasanya mereka main gak bareng seperti sekarang, ntah kenapa mereka main bareng seperti sekarang.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmMmouTK0ih
"Mbak belum denger kabar ya?", Tanya Malik.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHSNvElABGZ
"Kabar apa, Lik?", Tanyaku penasaran.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjc7I18jTVi
"Pak Aziz sakit Mbak", kata Malik.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtF9DjBGQN
"Innalilahi, sejak kapan?", Tanyaku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0A7Fkn8IlS
"Sekitar semingguan mungkin Mbak", kata Yusuf.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc4hbAeaoWx
Lalu aku berpikir, kalau sekitar semingguan berarti semenjak aku dari sana dong?
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdcqnlLiBmx
"Kalian gak jenguk Pak Aziz? Trus Pak Aziz sekarang di rumah sakit atau?", Tanyaku khawatir.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡscKbIx09BW
"Ini mau jenguk Mbak. Di rumah Mbak, Ilham disana jagain Pak Aziz", kata Yusuf.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMmUA2UnCwJ
"Sebenarnya sama ayahku udah mau dibawa ke rumah sakit Mbak. Tapi karena Pak Aziz marah-marah gak mau dibawa ke rumah sakit, akhirnya ayahku mengurungkan niatnya", kata Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjRWROno37a
"Sebenernya gejalanya apa sih?", Tanyaku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi6MYbSrBjz
"Sesak nafas sama batuk yang parah", kata Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhGAzleULcX
"Pak Rohman perokok berat sih Mbak. Padahal udah berkali-kali aku larang buat merokok, tapi Pak Rohman malah marah", kata Malik.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxPy9bfbR5V
Aku mendengus kesal, bandel banget Pak Aziz. Padahal Pak Aziz dilarang merokok demi kebaikan Pak Aziz sendiri, tetapi Pak Aziz malah gak mau.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5cvvsNARB4
"Diminum dulu es tehnya!!", Kataku pada ketiga remaja itu.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuulpHs478P
"PING."
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk5XUjcQ4jo
"Ada chat dari Ilham, Mbak", kata Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBO9r0wO68j
Aku mengernyitkan dahiku, pikiranku jadi berkecamuk. Takut terjadi apa-apa, pada Pak Aziz.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk0xdtNLEzP
Rohman menghembuskan nafas panjang, lalu tangannya memegang punggung tanganku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0UrsUjfCu
"Mbak jangan kaget ya!! Kuharap Mbak baik-baik aja setelah mendengar kabar ini", kata Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyGmhTJvmMr
"Kabar apa Man? Cepat bilang!!", Kataku mendesaknya.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxvLzRuEhYm
"Berat Mbak mau cerita", kata Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpbhVNmg7Gi
Yusuf mendekatiku, memelukku dari samping. Aku menoleh ke arah Yusuf yang memelukku, menatapnya sendu.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSjxW2NQ3g
"Tapi Mbak janji, Mbak jangan kaget!!", Kata Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsdlOCqEKmN
"Iya, Mbak janji. Ayo cerita!!", Kataku mendesak.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMC45EpaeB
"Pak Aziz meninggal dunia Mbak", kata Rohman menunduk lalu terisak.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPnZ3DUWdCS
Mendengar kabar itu, tangisku langsung meledak. Padahal baru sebentar aku memiliki pengganti ayahku. Kini Pak Aziz sebagai pengganti ayahku telah pergi jua, meninggalkanku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO6j4yaaZVl
"Hiks, hiks, kenapa Pak Aziz pergi secepat ini Pak?."
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ot2nHlC5w
"Sudah Mbak, tegarkan dirimu!!", Kata Yusuf yang memelukku dari samping.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfvUXhiAiDv
Sekarang aku menyandarkan kepalaku ke dada Yusuf, dengan Yusuf yang memelukku dari samping.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7VMTuGZ7f
Kakek yang gak mengenal Pak Aziz ikut bersedih, karena mendengar semua ceritaku tentang Pak Aziz.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeSyBvUerGA
Dengan memakai pakaian serba hitam, aku, kakek, Yusuf, Malik dan Rohman melayat ke rumah Pak Aziz bersama-sama.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡctmKZLu0QC
Sesampainya di rumah duka, tangisku meledak. Tetapi Yusuf menenangkanku, supaya jangan sampai orang-orang curiga dengan kedekatanku pada Pak Aziz. Kuseka air mataku, kutahan sebisa mungkin seperti saran Yusuf padaku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyMfRUAm194
Kakek, Yusuf, Malik, Rohman, Ilham dan Sukron ikut sholat jenazah. Dalam hatiku, aku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal pada orang yang aku sayang. Dan aku berterimakasih karena kehadirannya pernah mengisi kekosongan hatiku karena kerinduanku pada sesosok ayah.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVbEqICgWyR
Di pemakaman, saat orang-orang telah pergi. Aku enggan meninggalkan makam Pak Aziz. Tangisku gak bisa aku tahan lagi, meledak sampai aku meringkuk di atas makam Pak Aziz.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi5CLLW1idD
Yusuf, Malik dan Rohman menemaniku di makam. Begitu juga Ilham dan Sukron, yang ikut menemaniku juga.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFOtNu10owX
Udara menjadi dingin bersamaan dengan langit yang berubah menjadi gelap, awan gelap pun menyelimuti langit. Hujan pun turun dengan derasnya yang membuat duka meninggalkan perasaan pilu.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9vuAZMDOg9
Yusuf yang berdiri di dekatku, mendekatiku duduk dengan membawa payung untuk memayungiku, kulihat Yusuf yang berada di sampingku basah kuyup, mengorbankan dirinya kehujanan untuk memayungiku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXusiB1r0gm
"Ayok Mbak, kita pergi!! Nanti Mbak sakit", kata Yusuf.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEhOqpMC98M
Berat sebenarnya meninggalkan makam Pak Aziz, karena aku gak tega melihat Yusuf yang basah kuyup. Yang berkorban untukku, agar aku gak kehujanan. Pada akhirnya aku luluh untuk bangkit, dan mengucapkan salam perpisahan pada Pak Aziz.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhaWobb9Cgh
Kulihat Malik, Rohman, Ilham dan Sukron gak lagi memakai payungnya. Mereka ikut basah kuyup seperti Yusuf. Melihat solidaritas mereka pada Yusuf, hatiku menghangat yang membuat aku tersenyum.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpVihsaEFeT
"Terima kasih ya, Suf", kataku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1NS1xGgYuE
"Sama-sama Mbak", kata Yusuf.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNDoXCPxFzN
Hujan semakin deras, dengan angin yang kencang disertai petir yang menggelegar.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn4rYP7FJYj
Perjalananku belum berakhir, dengan perasaan yang membuncah ingin kutemukan ayah kandungku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiXe04vIwrP
Sepeninggal Pak Aziz, hari-hariku berubah menjadi sepi. Meskipun aku dihibur oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Tetapi perasaan sepi itu gak bisa hilang.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfuRtD5DHHd
Sekarang Ilham pun sering main ke gerai es tehku. Ilham bilang, dia bingung setelah Pak Aziz meninggal. Karena hanya Pak Aziz yang menjadi tempat curahan hatinya.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiI2O5qB96Z
"Ibu mau kan menjadi pengganti Pak Aziz?", Tanya Ilham.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsng0FWOcBU
"Pasti Ham, dengan senang hati", kataku dengan tersenyum.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQVWHMyKCEP
"Boleh gak, manggil Ibu, Mbak kayak yang lain?", Tanya Ilham dengan malu-malu.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5t1ALP56Rq
"Boleh banget Ham", kataku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyvRgKNabbB
Ntah kenapa responku ke Ilham berbeda dengan yang lain, rasanya Ilham seperti adekku sendiri. Kupeluk erat Ilham, perasaanku menjadi menghangat karena aku menemukan pengganti Pak Aziz.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuqGV8cu0h8
Setiap pulang sekolah, Ilham selalu datang ke rumah untuk menemaniku menjaga gerai es tehku. Sekarang aku sudah gak kesepian lagi, karena di sampingku ada Ilham.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqkkzV5RgRW
Kakek yang mengetahui itu sangat senang, karena Ilham sering juga membantu Kakek membawa dagangan ke pasar. Setelah pulang dari pasar, kadang mereka bermain catur bareng di dekat gerai es tehku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZqhNLNRzwi
Semakin hari, aku dan Ilham semakin dekat. Gak ada sekat yang membatasi kita. Bahkan kita bebas saling berpelukan saat Kakek gak berada di rumah.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ztwzsVdMn
Ntah kenapa aku gak melarangnya, saat Ilham berusaha memelukku. Di dalam pikiranku, toh Ilham sudah aku anggap sebagai adekku sendiri.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEU4lpoaaxD
Lagi-lagi perasaan sayangku pada Ilham yang aku anggap sebagai adekku sendiri beralih menjadi perasaan yang lebih dari itu. Aku menginginkan Ilham selalu berada disisiku, menemaniku. Sampai-sampai terbersit di pikiranku untuk memberikan lebih pada Ilham apa yang pernah aku berikan pada Pak Aziz.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpfQckvB4hT
Saat hujan deras mulai turun, kuajak Ilham untuk masuk ke rumah. Kita bergandengan tangan berlari ke dalam rumah. Memayungi kepala kita masing-masing dengan telapak tangan.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPiDPDGHnXk
Aku ajak masuk ke dalam kamarku, kudorong tubuhnya sampai terjatuh rebah di atas ranjangku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqNeXUpI6vm
"Mbak, mau ngapain?", Tanya Ilham dengan suara bergetar.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSFkPR48rqF
Kudekati Ilham, dengan jari telunjukku kutempelkan pada bibirnya, "Sssstt."
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbwa65X4PWD
Lalu aku melepas cadarku, cadarku pun turun ke lantai. Kutindih tubuh Ilham yang pasif.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡddj3InP2Zj
Kubelai wajah Ilham yang tampan dengan wajah orientalnya.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLm5q5eFKHg
"Mbak cantik gak Ham?", Tanyaku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBs56NZ3mAW
"Can... Cantik Mbak", kata Ilham tergagap.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6iKTa1PN4V
Saat aku mencoba mencium bibirnya, Ilham mendorongku sampai aku terjatuh ke samping, rebah di atas ranjang. Ilham langsung berdiri, dengan kikuk Ilham bicara, "Maaf Mbak, ini salah", kata Ilham.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWn0fu9Dzvv
"Tolong pakai cadar Mbak lagi!!", Kata Ilham dengan menutup matanya.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYVPH8AAiXy
Aku yang melihatnya tersenyum, ternyata Ilham berbeda dengan yang lain. Ilham masih polos dan sangat jahat kalau aku punya keinginan untuk merusak kepolosannya.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwMKzAjLgmP
Meski aku kecewa, seenggaknya aku mengerti. Rasa kasih sayang gak harus disertai dengan nafsu.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbHis4NaNvC
Lalu aku berdiri di depan Ilham dengan cadar yang sudah menutupi wajahku lagi.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9kccA2BxEn
"Maafin Mbak ya Ham", kataku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqhsvE1vMCC
"Iya Mbak, gapapa", kata Ilham menundukkan pandangan.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8j5TWaWlS7
Setelah kejadian itu, aku menjadi kikuk saat bertemu dengan Ilham. Kulihat Ilham juga terlihat kikuk, meski Ilham gak mengubah kebiasaannya padaku. Ikut membantu Kakek membawa dagangannya ke pasar dan menemaniku menjaga gerai es tehku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcp0YkPn40z
Kadang Ilham gak sendirian menemaniku, tetapi juga ditemani oleh Yusuf, Malik dan Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTS3nkAsaof
Hanya saja, Ilham cenderung pendiam dibandingkan dengan yang lainnya. Saat mereka saling melempar bercandaan, Ilham hanya diam lalu meresponnya dengan tertawa.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnap0wu8qDk
Meski Ilham lebih banyak diam, gak banyak ngobrol. Yusuf, Malik dan Rohman gak pernah membullynya. Yang aku suka dari remaja-remaja itu karena sifatnya yang baik. Ya meski Yusuf, Malik dan Rohman anaknya mesum banget.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcBtmV2mJ47
Sekarang mereka udah gak lagi mesumin aku, hanya saja gak sepenuhnya mereka berubah. Mereka sering berebutan untuk memelukku seperti anak kecil. Melihat tingkah mereka aku tertawa, gak ada keinginan untuk melarang mereka memelukku. Toh aku sendiri, merasa itu hal yang wajar.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WLWTEt379
Kadang salah satu dari mereka tiba-tiba memelukku dari belakang, lalu mencium pipiku yang tertutup cadar.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyMiYo10OMG
Lalu yang lainnya karena merasa iri, berebutan untuk mencium pipiku juga.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0o4I1OsMHG
"Kalian ini ya, kayak anak kecil", kataku tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfZcWBJKGqu
"Mbak, kita liburan ke pantai yuk!!", Ajak Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrQtz0wDrT
"Boleh, kapan?", Tanyaku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjk5h10EN5
"Nanti kalau kita sudah musim liburan", kata Malik.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡltLnxyvsB2
"Oh iya, Sukron ikut juga Mbak", kata Rohman.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHH9EXKkZBb
"Boleh, Ilham ikut juga kan?", Tanyaku sambil melirik Ilham dengan tersenyum.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuNsIXKcGkQ
Aku lirik, Ilham tersenyum lalu menundukkan pandangannya. "Pasti dong Mbak", kata Yusuf.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8pSPM0zJ66
"Kakek gak diajak juga?", Tanya Malik terkekeh.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJI1winw9ES
"Jangan dong, nanti gak bisa.. ", kata Rohman terputus.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPe96dZrzQK
"Gak bisa apa hayo?", Tanyaku dengan tersenyum.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7XSPUOIQzC
"Gak bisa apa Suf?", Tanya Rohman ke Yusuf.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHFb3mCoD1V
"Kok tanya aku? Tuh tanya Malik!!", kata Yusuf sambil terkekeh.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXI5FNYZrFO
"Hehehe, gak tau", kata Malik sambil garuk-garuk kepalanya.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsGc9iVy3A6
Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang, lalu kepalaku dikecup.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQnKq1fig6V
"Muah."
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFCcPyOdjcL
Setelah aku menoleh ke belakang, yang mengecup kepalaku Ilham. Aku terkejut, melihat Ilham yang berubah drastis. Padahal beberapa hari yang lalu Ilham menolak saat aku berusaha mencumbunya di dalam kamar. Dan menyuruhku kembali memakai cadarku. Dalam pikiranku, aku berpikir mungkin karena pengaruh dari Yusuf, Malik dan Rohman, Ilham berubah. Aku gak mempermasalahkan itu sih. Bahkan ada keinginan untuk melepas keperawananku untuk salah satu dari mereka.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Shx6BEOBm
Saat aku mencoba, menoleh ke belakang, Ilham mengecup bibirku yang tertutup cadar, dengan tangannya meremas payudaraku yang masih tertutup hijab dan dress panjangku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡefDkKznTKk
Lagi-lagi aku terkejut, Ilham sudah jauh, gak seperti yang aku kira. Saat tangan Ilham mulai meremas payudaraku, kuletakkan tanganku di punggung tangan Ilham untuk membantunya untuk meremas payudaraku lebih kencang..
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6aK9VTQl4
"Sssh ahhh" aku mendesah dengan memejamkan mataku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNwsj99xlgo
"Nah gitu dong, Ham. Itu baru cowok", kata Rohman.5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXlSqCBOp8L
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvRwzBhmZEs
Kutatap mereka dengan wajah cemberut, "Oh ini ya yang kalian mau?", Kataku genit.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgPPcyqEk0q
"Jangan disini, di dalam rumah aja!!", Kataku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTs4foE28vu
"Nanti kalau tetangga Mbak tau gimana?", Tanya Yusuf.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs9XeCZwDpc
"Aku gak peduli", kataku dengan mendesah saat Ilham kembali meremas payudaraku.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdsUyqVeT1
Ilham kembali mengecup bibirku yang tertutup cadar, melumat bibirku yang tertutup cadar dengan panas sampai cadarku basah oleh ludahku dan ludah Ilham. Kupejamkan mataku, menikmati setiap kecapan demi kecapan sampai aku terhanyut.
5348Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLvdUe18mkz
