
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”3695Please respect copyright.PENANAEj9syl194H
3695Please respect copyright.PENANAJnF4ruBZQP
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.3695Please respect copyright.PENANApbPKiX4pwm
3695Please respect copyright.PENANAHw2q6ncDxK
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.3695Please respect copyright.PENANAoLqHGW1Xrr
3695Please respect copyright.PENANAtsAa03V5Hr
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.3695Please respect copyright.PENANARpSxr26Tjq
3695Please respect copyright.PENANARKHQNHBFeq
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.3695Please respect copyright.PENANATpISfG3IZy
3695Please respect copyright.PENANAc938OxkyfU
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.3695Please respect copyright.PENANAAjfrcJd4HG
3695Please respect copyright.PENANAKf5eGQLw5c
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.3695Please respect copyright.PENANAW5LtLJDzo6
3695Please respect copyright.PENANA49Ko9HkrPk
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.3695Please respect copyright.PENANATcsep87gdW
3695Please respect copyright.PENANAWcGdQOY0qg
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.3695Please respect copyright.PENANAbGwfvKrEwF
3695Please respect copyright.PENANAnjeizxwSZm
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”3695Please respect copyright.PENANAxX7G8LWwDH
3695Please respect copyright.PENANA0fNlGlEZpJ
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.3695Please respect copyright.PENANALdGDYXOj5K
3695Please respect copyright.PENANAR8AW8ofKI5
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.3695Please respect copyright.PENANAxp3PsyvKNQ
3695Please respect copyright.PENANAiy03H3FICp
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.3695Please respect copyright.PENANAJBPt17RntW
3695Please respect copyright.PENANAk9aSVDgLNE
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.3695Please respect copyright.PENANAZxq4xTXlN4
3695Please respect copyright.PENANABt61T8C4Gq
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.3695Please respect copyright.PENANAob9VyTL9zA
3695Please respect copyright.PENANAfJsvYlix58
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 3695Please respect copyright.PENANAwESFCTTEJw
3695Please respect copyright.PENANA7zMbhDnavE
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.3695Please respect copyright.PENANANke2x4qqU5
3695Please respect copyright.PENANAA5cNfZGRco
***3695Please respect copyright.PENANADcA7SY4Ph9
3695Please respect copyright.PENANAhmUUccSS7j
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.3695Please respect copyright.PENANAWCWsmMJIoZ
3695Please respect copyright.PENANAevGp8E16M1
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.3695Please respect copyright.PENANAOMKsa0k6QH
3695Please respect copyright.PENANAWbKTh2E9ek
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.3695Please respect copyright.PENANAWq0Zhc3Y5j
3695Please respect copyright.PENANA8XvUQIsRNF
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.3695Please respect copyright.PENANAJtmI7XvtfN
3695Please respect copyright.PENANAuIQFFb2MoN
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.3695Please respect copyright.PENANAVnyX0lhrWa
3695Please respect copyright.PENANASBrDeqFomg
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.3695Please respect copyright.PENANAe7thMxRT76
3695Please respect copyright.PENANA6m5dfXH1qq
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.3695Please respect copyright.PENANAg6kDZJzEBo
3695Please respect copyright.PENANAJGECpfsakU
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”3695Please respect copyright.PENANAdY0NEPPYtN
3695Please respect copyright.PENANAVI3rCy5ZoP
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.3695Please respect copyright.PENANAVk8XmPIYuJ
3695Please respect copyright.PENANAyfFBC6pZzs
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.3695Please respect copyright.PENANA9v7yJbgbp2
3695Please respect copyright.PENANAeDPRgZD3nY
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.3695Please respect copyright.PENANAmnwT1iYjZP
3695Please respect copyright.PENANA8kDlbWdjKk
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.3695Please respect copyright.PENANAmOkFfm4LSK
3695Please respect copyright.PENANAwYAaqD6aGC
***3695Please respect copyright.PENANAm03UvtsMvK
3695Please respect copyright.PENANAlm9HACSLKs
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”3695Please respect copyright.PENANAA0FtUca7HN
3695Please respect copyright.PENANAlxGon2yIdq
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.3695Please respect copyright.PENANA1Yjrk3bW2e
3695Please respect copyright.PENANAKWrirlOeiu
“Tante mau ke toko buku,” kataku.3695Please respect copyright.PENANAJQj8YwvV0s
3695Please respect copyright.PENANAJdspSNus5n
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.3695Please respect copyright.PENANAsHdm42kYdm
3695Please respect copyright.PENANAGu0bwfAkfk
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.3695Please respect copyright.PENANAT2YGxC2cc5
3695Please respect copyright.PENANAPeBc3w1hbv
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.3695Please respect copyright.PENANAolUlByzchB
3695Please respect copyright.PENANAJefc6OUGzR
“Teras aja, Jar.”3695Please respect copyright.PENANAHjrruDhjch
3695Please respect copyright.PENANAiFDvSHMuAI
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.3695Please respect copyright.PENANAlptG5uew1v
3695Please respect copyright.PENANADySSLNKIyp
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”3695Please respect copyright.PENANAfZeoh1y1pD
3695Please respect copyright.PENANAqrFXsQGZ7y
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.3695Please respect copyright.PENANAmbz4UhS23q
3695Please respect copyright.PENANAlg0rzqJdV8
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.3695Please respect copyright.PENANADUsWydCfau
3695Please respect copyright.PENANA38L3Fi5oX6
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.3695Please respect copyright.PENANAOzpCpzj2kI
3695Please respect copyright.PENANAFUzcDnYiXc
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.3695Please respect copyright.PENANA5oUmupzdn0
3695Please respect copyright.PENANApPJ25dZGFa
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.3695Please respect copyright.PENANA55wjrkXEJ5
3695Please respect copyright.PENANAKymLdKyTp0
“Bi, mana Adit,” kataku.3695Please respect copyright.PENANAPoW1eu8KKL
3695Please respect copyright.PENANARDowneOnIL
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”3695Please respect copyright.PENANARYoU3VA16G
3695Please respect copyright.PENANA2JXEG55Wxo
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”3695Please respect copyright.PENANAgR7WigiKZw
3695Please respect copyright.PENANAqR24YPqLfY
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”3695Please respect copyright.PENANAEVjBVtUzDe
3695Please respect copyright.PENANA9leznKdjor
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”3695Please respect copyright.PENANAmKNfmSw7ML
3695Please respect copyright.PENANA8egT15dq2b
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.3695Please respect copyright.PENANAHOzsRS7KKW
3695Please respect copyright.PENANArJjFCuvTTB
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.3695Please respect copyright.PENANA6jfDomyCKY
3695Please respect copyright.PENANA4ceB7agySw
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.3695Please respect copyright.PENANAGw7WZxAJAV
3695Please respect copyright.PENANABXNYWHSyx7
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.3695Please respect copyright.PENANAlWgHVdxewX
3695Please respect copyright.PENANAl1wybB8gD5
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.3695Please respect copyright.PENANAttKPqkuz94
3695Please respect copyright.PENANAmgAclKiFtf
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.3695Please respect copyright.PENANAsadxGRFCU0
3695Please respect copyright.PENANA6VtiosxqPi
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”3695Please respect copyright.PENANAEdZq1qiikC
3695Please respect copyright.PENANAPTfV5tbOfd
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”3695Please respect copyright.PENANAWi8UrNdssf
3695Please respect copyright.PENANAcHY0RViIDX
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”3695Please respect copyright.PENANAwqK9U0Xu1q
3695Please respect copyright.PENANAFTmThvuBQr
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”3695Please respect copyright.PENANApKc7u85lAr
3695Please respect copyright.PENANA8U0oIxduHF
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”3695Please respect copyright.PENANAonlMSZamzz
3695Please respect copyright.PENANACQkt9SkHXS
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”3695Please respect copyright.PENANA1D55KSc0ax
3695Please respect copyright.PENANADCRS1xvl12
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”3695Please respect copyright.PENANA9bScYlrOOx
3695Please respect copyright.PENANA7itTLIJw2s
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”3695Please respect copyright.PENANAvmona1qKNt
3695Please respect copyright.PENANAKBynv4coq8
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.3695Please respect copyright.PENANAsTPyrXHtPm
3695Please respect copyright.PENANAMx8RRaeqZr
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.3695Please respect copyright.PENANAZx0OmdFohk
3695Please respect copyright.PENANAKwfMwbn3Yy
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.3695Please respect copyright.PENANAfpL3SneKEo
3695Please respect copyright.PENANA1YGVbX32dP
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.3695Please respect copyright.PENANAtSYv89lJ1Z
3695Please respect copyright.PENANA8MhrCnShbV
“Boleh,” kataku agak tersipu.3695Please respect copyright.PENANAl4b990YsD3
3695Please respect copyright.PENANAdMaz4NpSFj
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.3695Please respect copyright.PENANAxiIeI61ORW
3695Please respect copyright.PENANANB4fcktznQ
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.3695Please respect copyright.PENANAjLeeJL2qcU
3695Please respect copyright.PENANAPt08i9Qd5w
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.3695Please respect copyright.PENANAXtTEP1NMZz
3695Please respect copyright.PENANAiID5A4FKP6
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu3695Please respect copyright.PENANAg5AWQv7wgD
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.3695Please respect copyright.PENANA2ihnAC3WhI
3695Please respect copyright.PENANAQ7bu8vzCNV
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.3695Please respect copyright.PENANAkYgGsuqjvl
3695Please respect copyright.PENANALzUt46XHiW
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.3695Please respect copyright.PENANAhKlvkj0vZu
3695Please respect copyright.PENANAgvygRvxVXG
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.3695Please respect copyright.PENANA9Yd8SMMKry
3695Please respect copyright.PENANAa3Xd4gnT3n
“Fajar cinta sama tante.”3695Please respect copyright.PENANASqUny1mtZX
3695Please respect copyright.PENANAC8IYd1vFaS
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”3695Please respect copyright.PENANAnkopaFGiBw
3695Please respect copyright.PENANAlLeS53WdoM
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.3695Please respect copyright.PENANAxbfPM68NwO
3695Please respect copyright.PENANAMnsO1RaCoz
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”3695Please respect copyright.PENANAUbCmWkjxvO
3695Please respect copyright.PENANApvcfMGlIH8
“Tante udah punya keluarga, fajar!”3695Please respect copyright.PENANAaBkVvyGTZK
3695Please respect copyright.PENANAaBUnhOLpIF
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.3695Please respect copyright.PENANA5mvAHY2cuI
3695Please respect copyright.PENANAJyLDyz7m2T
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.3695Please respect copyright.PENANAJyJ8ED1gcG
3695Please respect copyright.PENANAMuqHzCnEA9
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.3695Please respect copyright.PENANAoyhQPOuwns
3695Please respect copyright.PENANA9xgHOBObx8
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.3695Please respect copyright.PENANAwEKYZaYhqX
3695Please respect copyright.PENANAnWC9xHbQjU
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”3695Please respect copyright.PENANA6GGyUnUDFw
3695Please respect copyright.PENANAY62XYbeung
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.3695Please respect copyright.PENANA9mPcBKGlvz
3695Please respect copyright.PENANAyfYzvCN4Oc
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”3695Please respect copyright.PENANAlobH7izU7p
3695Please respect copyright.PENANAmoK1b7YGvX
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.3695Please respect copyright.PENANA4ALhTwkPd0
3695Please respect copyright.PENANAQf7Ls7gTvc
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.3695Please respect copyright.PENANAoEt4E24CuI
3695Please respect copyright.PENANAeX2MrW6z3l
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.3695Please respect copyright.PENANADkPqWEK2l0
3695Please respect copyright.PENANAiGyWXunY4E
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.3695Please respect copyright.PENANArcpxoQ2JnP
3695Please respect copyright.PENANANVNbWtNthx
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”3695Please respect copyright.PENANACLwYcTk4Qr
3695Please respect copyright.PENANAwpvHxQxKRB
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”3695Please respect copyright.PENANArUbz1NTqRR
3695Please respect copyright.PENANAzfbjgwS5gt
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.3695Please respect copyright.PENANAp4F6mANUOf
3695Please respect copyright.PENANAKyYfV2FdOu
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.3695Please respect copyright.PENANAaXsMqZBgoh
3695Please respect copyright.PENANAg8YzyYgGsn
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”3695Please respect copyright.PENANAG2SeMNo8Uu
3695Please respect copyright.PENANAMjNkuaaGJ2
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.3695Please respect copyright.PENANAQAj1VlzDyW
3695Please respect copyright.PENANAu3PjBCTfVY
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”3695Please respect copyright.PENANAuOnu1nf8Oz
3695Please respect copyright.PENANAEkFUj2Qase
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”3695Please respect copyright.PENANAOpf2XnMnol
3695Please respect copyright.PENANABdTat2zDTj
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”3695Please respect copyright.PENANAbw1Olkn9zy
3695Please respect copyright.PENANA3rgJReRQVm
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”3695Please respect copyright.PENANAIxqlj37GlD
3695Please respect copyright.PENANAitqkY44jTm
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.3695Please respect copyright.PENANAC9RvSNMulz
3695Please respect copyright.PENANALlvoRitN6b
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”3695Please respect copyright.PENANA422PVsIKS9
3695Please respect copyright.PENANAIjqWgxMFkh
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.3695Please respect copyright.PENANAjuPLVdtMxc
3695Please respect copyright.PENANA6bH2Fk5cR0
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.3695Please respect copyright.PENANADUIkbVizGY
3695Please respect copyright.PENANADYV2EI8J9M
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.3695Please respect copyright.PENANAbzBCOuT9FT
3695Please respect copyright.PENANA08Fmk6JUG3
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.3695Please respect copyright.PENANAAeLqlDgcMh
3695Please respect copyright.PENANAj87pQoIRxh
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.3695Please respect copyright.PENANAupUkdnuJk0
3695Please respect copyright.PENANAIpI9oiK0xt
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.3695Please respect copyright.PENANARDj5qNoqb7
3695Please respect copyright.PENANAcfXPdOyQJ4
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.3695Please respect copyright.PENANAZOLBhlwn2d
3695Please respect copyright.PENANAb5iyqmLRyn
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.3695Please respect copyright.PENANAWzoNMjoTWq
3695Please respect copyright.PENANAWp2sxXM5pF
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.3695Please respect copyright.PENANACvqXxKeLQf
3695Please respect copyright.PENANAhvUV4Jgxjq
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”3695Please respect copyright.PENANAOiIZ2dAIcJ
3695Please respect copyright.PENANAFLDuMsMlGr
Aku menggangguk.3695Please respect copyright.PENANA9prTUV9dQn
3695Please respect copyright.PENANAwYKYIWllK8
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.3695Please respect copyright.PENANAd4VS4rD1IU
3695Please respect copyright.PENANAgJ66amS0Ta
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.3695Please respect copyright.PENANAc8X9bEzhbO
3695Please respect copyright.PENANA04xG3Td584
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.3695Please respect copyright.PENANAynCLHVxOE0
3695Please respect copyright.PENANAK9A35m2vdz
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.3695Please respect copyright.PENANAxULjiHz2Mx
3695Please respect copyright.PENANAZTQEHHOVvf
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.3695Please respect copyright.PENANAmDh3m7HFlj
3695Please respect copyright.PENANAsTIZu5aPZW
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.3695Please respect copyright.PENANAWrMthaJCgx
3695Please respect copyright.PENANAXAMTcAWujg
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”3695Please respect copyright.PENANA1DSyw0H9UK
3695Please respect copyright.PENANA2BykMTpmlB
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.3695Please respect copyright.PENANA8sUOz3QhMj
3695Please respect copyright.PENANACCSAM4VgIi
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.3695Please respect copyright.PENANAhro9ACYFfj
3695Please respect copyright.PENANAM1ZBSSblZe
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”3695Please respect copyright.PENANAqfd5yRTnDW
3695Please respect copyright.PENANA56TZShmQjN
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”3695Please respect copyright.PENANAfJtUZOaaga
3695Please respect copyright.PENANAuEAuAKYk7n
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”3695Please respect copyright.PENANArY1pJuM8pC
3695Please respect copyright.PENANAk5vjTvkTb8
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”3695Please respect copyright.PENANA0JUvccHkKS
3695Please respect copyright.PENANAL9V8SH97c8
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”3695Please respect copyright.PENANATK5FNBIo46
3695Please respect copyright.PENANAxkDwL3qKZZ
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”3695Please respect copyright.PENANAbipLzSbSa8
3695Please respect copyright.PENANAAM0hCKVqqZ
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”3695Please respect copyright.PENANAce73B3Obf0
3695Please respect copyright.PENANAI1pHscyzVH
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.3695Please respect copyright.PENANABK3qw0Hjvx
3695Please respect copyright.PENANAYa4BYrdkDk
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.3695Please respect copyright.PENANA4OmmXqESXE
3695Please respect copyright.PENANAo4j6dc9CLI
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.3695Please respect copyright.PENANAViMP1vG5YU
3695Please respect copyright.PENANA5Y5mzvx38x
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.3695Please respect copyright.PENANADrU1nPCMBc
3695Please respect copyright.PENANAe32eBzvSD5
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.3695Please respect copyright.PENANAYQMG6wtGTv
3695Please respect copyright.PENANAbtGEYFNFPE
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.3695Please respect copyright.PENANAalUpIAtwGC
3695Please respect copyright.PENANAJjzkPYWWSG
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,3695Please respect copyright.PENANACydN8bjMJU
3695Please respect copyright.PENANA1HLmW1ByTZ
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.3695Please respect copyright.PENANATf1zA2ojhk
3695Please respect copyright.PENANAj96qMXstX9
“Bentar lagi, tan.”3695Please respect copyright.PENANAwCqNvAE7As
3695Please respect copyright.PENANAOoMIthfXLj
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.3695Please respect copyright.PENANAqVM2bbfmbe
3695Please respect copyright.PENANA9iRRKVIJ33
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.3695Please respect copyright.PENANAQNxDUXPpoW
3695Please respect copyright.PENANAaM2nhs0Uww
“Jangan,” kataku.3695Please respect copyright.PENANAsLDCaE01lV
3695Please respect copyright.PENANAzKv6iYOyja
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.3695Please respect copyright.PENANAAuMpfFDLlx
3695Please respect copyright.PENANAGdGr6QuYWC
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit3695Please respect copyright.PENANABY7xJvsTky
3695Please respect copyright.PENANAOhfyEgVao8
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.3695Please respect copyright.PENANAs4jndi18QG
3695Please respect copyright.PENANAsh81rtHQMc
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.3695Please respect copyright.PENANAv5yeuUmPw5
3695Please respect copyright.PENANAovMTosQLru
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”3695Please respect copyright.PENANASRmbmzn1gs
3695Please respect copyright.PENANAranefMmFcP
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.3695Please respect copyright.PENANAOuhNkculEf
3695Please respect copyright.PENANAAWqVDJsEWd
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.3695Please respect copyright.PENANAEM5ctg1cNN
3695Please respect copyright.PENANAbG2LuIROYf
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”3695Please respect copyright.PENANAEnFzVZJ0ZQ
3695Please respect copyright.PENANAIH0bk6qJtC
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.3695Please respect copyright.PENANAJzye02Jd75
3695Please respect copyright.PENANALJWWtgrJlq
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”3695Please respect copyright.PENANAiTzlj1tCCg
3695Please respect copyright.PENANAs8K1qRJRXF
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.3695Please respect copyright.PENANAaCXOXg4AHQ
3695Please respect copyright.PENANAD0KjixI1l7
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.3695Please respect copyright.PENANAi1QEGDRAmU
3695Please respect copyright.PENANATX3KvxOnCq
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.3695Please respect copyright.PENANAqoiSzOdORS
3695Please respect copyright.PENANArAaJ8IYSJT
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.3695Please respect copyright.PENANAt38Qdu6VOk
3695Please respect copyright.PENANA5g7X23KnEl
***3695Please respect copyright.PENANAEYSBEZGTs7
3695Please respect copyright.PENANAThTTMHuglu
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.3695Please respect copyright.PENANATHF1XUMCeY
3695Please respect copyright.PENANAkoBc64exdW
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.3695Please respect copyright.PENANAkPFR6sKotP
3695Please respect copyright.PENANAkCNj8ytwjN
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.3695Please respect copyright.PENANANpkqQifOP2
3695Please respect copyright.PENANAdzmBmbnJ4L
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.3695Please respect copyright.PENANA99u05dIWTs
3695Please respect copyright.PENANAmhnRewv7HJ
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.3695Please respect copyright.PENANABHJ2gi4tWb
3695Please respect copyright.PENANAU6v8a9KyAn
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.3695Please respect copyright.PENANAzpDR9Sz20g
3695Please respect copyright.PENANASJvxdX6sAq
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?3695Please respect copyright.PENANAjRckFsJ5i4
3695Please respect copyright.PENANAD3lcXmLDSp
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.3695Please respect copyright.PENANAMh5r2iHqku
3695Please respect copyright.PENANAIUSFHavZKU
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.3695Please respect copyright.PENANAfn7upItCrN
3695Please respect copyright.PENANAT6QllQTzmt
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.3695Please respect copyright.PENANA4TAfAFa9Lj
3695Please respect copyright.PENANAhlmlcz9OLy
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.3695Please respect copyright.PENANAjSlTZH08cm
3695Please respect copyright.PENANANW7xAf64Mb
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”3695Please respect copyright.PENANA4IwO1hPfhu
3695Please respect copyright.PENANABfTChXU7E4
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”3695Please respect copyright.PENANAvpucMJoMOY
3695Please respect copyright.PENANAOZf9uRG78g
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.3695Please respect copyright.PENANARRpe4uBtTi
3695Please respect copyright.PENANA1MspFmJic9
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.3695Please respect copyright.PENANASerROGqDNO
3695Please respect copyright.PENANAZ1w4JKoLLa
“Engga boleh!”3695Please respect copyright.PENANAJKPxcq5uRP
3695Please respect copyright.PENANA2AcCXfxMJG
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”3695Please respect copyright.PENANACU3TW6DvtC
3695Please respect copyright.PENANAoxpU6G9Cd0
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”3695Please respect copyright.PENANAKEmh11T7XP
3695Please respect copyright.PENANAp0VB9VVUNt
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.3695Please respect copyright.PENANACMVR0k59sF
3695Please respect copyright.PENANAC42FhDtbLH
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.3695Please respect copyright.PENANAUkyAfyBjG3
3695Please respect copyright.PENANA9jGl6E9olr
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.3695Please respect copyright.PENANAzvZsupgrv2
3695Please respect copyright.PENANAyyc1YtF4jw
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.3695Please respect copyright.PENANAdsZh0twHkC
3695Please respect copyright.PENANAHiptjjTNWs
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.3695Please respect copyright.PENANATjiAvBR2UW
3695Please respect copyright.PENANAnRDYpCVtqE
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.3695Please respect copyright.PENANABWbC7ZZ7JD
3695Please respect copyright.PENANA1PmYr9U2dQ
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.3695Please respect copyright.PENANAFTPnNLVA1Z
3695Please respect copyright.PENANA3IpuUN1FOI
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.3695Please respect copyright.PENANAjc6PqjNxiP
3695Please respect copyright.PENANAMUCzIMbktp
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.3695Please respect copyright.PENANAyxNOVE2rnK
3695Please respect copyright.PENANA1Rnusi1lRR
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.3695Please respect copyright.PENANATbHw1R0rKg
3695Please respect copyright.PENANACFaaiSl3sX
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.3695Please respect copyright.PENANAjBhWE6WEq4
3695Please respect copyright.PENANADPXqqKkhL3
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.3695Please respect copyright.PENANA975HkNhmhp
3695Please respect copyright.PENANAR5Rj6ltQYg
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.3695Please respect copyright.PENANA02XzPvmmTr
3695Please respect copyright.PENANASpKDbBByTT
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.3695Please respect copyright.PENANA3ha8mI60cr
3695Please respect copyright.PENANAS2OX0Xc5ON
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”3695Please respect copyright.PENANAGQFrWryHWY
3695Please respect copyright.PENANAntV6ltjFIt
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.3695Please respect copyright.PENANAfv22iSJOvU
3695Please respect copyright.PENANABhurD9fbQx
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.3695Please respect copyright.PENANA6VXIsNwYcL
3695Please respect copyright.PENANAVqFzAQI2b5
Terdengar suara Adzan berkumandang.3695Please respect copyright.PENANAGB47mMXoR9
3695Please respect copyright.PENANArru2mYgqSz
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
3695Please respect copyright.PENANAzfdrOIcvlI