832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyCAjAAWjl5
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRG3osHkxpP
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdpMXyCCl0H
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTcSsBDx2O
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ07BcgyLNXc
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DXhCjjt4j
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8vN5x6QO0r
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2WvaQWQChL
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSi32TovWq8
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT4vTsRIXAq
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqdEUKZZyCt
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCQvO52mcCF
“Via, sayaang..”
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIn9mvI2hHP
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf3g766xbzU
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxIaxRKhljx
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjSaLcNClsG
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ93xw3AOV1n
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡACEjfCwcxQ
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2uTCYgEmQm
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMGRPOZ7F6Z
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwY02SUSsxz
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMmN0olgUtf
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8OYSLKZ3q
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMx8jY6JLx
_-
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvN9DdPwlGc
----
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpJgRAFIJXc
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4n9u5Y8Nir
'Tink tink...'
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVi8uF9VDDg
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAwnD8KTV9W
.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKeu09qbzsX
.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLBI0iPts33
.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3bJLJYBP09
'Tink tink...'
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJYaKgCSTPt
Hmm..
.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBZZ2xn5QpN
.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiH58QQMLBL
'Tink tink!!!!!'
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbTrwd16DrN
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5AAYJj8P8H
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmGfNqy8NjX
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAAg27rfWQ7
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRenzw7CifD
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWA7ufozPu
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhLaBxX3Orb
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR0XKsi8pW0
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj6u8KnRKNc
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVTl32blCg
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfIalWrMPKz
"Oke.. terima kasih."
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡubmklbUxjp
'Tuut.. tuut..'- putus.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHxIWyLhRex
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWMTPzxvo6u
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIEeWsIP6hv
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPU5bDFTeqZ
Kepada: Hmm-832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0sGheBw8d4
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXn4t8bLxr5
Tak berselamg lama..832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkizo66v7Oi
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYL6TTINFg
Dari: Hmm-832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDiCiY4c9Mf
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjM8EgWsCzM
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDIlEjEiXMv
Kepada: Hmm-832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdt7AQqz998
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2s3AXfugN4
Hanya sekitar semenitan..
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy3AYlbDSUV
Dari:Hmm-832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYOJ6jaEF2A
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKPiOJidAvc
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5qICiOPOBS
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAy66oYCjee
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡldEKU3LsRR
----
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIq2hd6Go8z
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd5rJ6dzdNS
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5eXnBkYNRt
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOlcIjCLxIC
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4mw6A8X3nn
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMnPEuYDsVn
….
…
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttsUIiS1cU
Hmmhh..
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSBcXwdK1lX
"VIAA!!!"
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzFj7dCOFo
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpr3BfdnLx6
Sebentar...
Malaikat?832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqAHta5OzmG
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ33OjdYfVzP
Tampan?
Jangan bilang kalau…
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlOJUOt0WRS
832Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGt7H12H5SD
