882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcy3JQOCX7b
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5grELxBvRn
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQQHgKsgHw
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUb7ViPvHSf
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxqrsCvqRet
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPgg4mj0T8A
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl2dDNnIrTr
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfFoOSUmW7X
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbSB1WtNTsV
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTgXg9XkFDJ
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWAYveWZ7XR
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh8ba72bZ5Z
“Via, sayaang..”
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwISyIx87uW
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpSkmQ9cORL
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0XVWmgad7Z
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs1q1jJ6gf1
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6LCVsdvnW
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXyrZmDZ0FA
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3XdwIJIEDI
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnRPZGXV2z6
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZMnrVerWN
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1MtjbcTRTd
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhPtW7XkgEd
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXAx4hqNrIm
_-
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuRV5pCtZaA
----
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObvKdEkAox
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzrEbWt1F3V
'Tink tink...'
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrt7O5UnjL
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPTV5LXon64
.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1jlQgOB0dp
.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmvzakEMurt
.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpE029GfMi
'Tink tink...'
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5IUfmawCza
Hmm..
.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQF1JFsrPlS
.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ25b70gVQie
'Tink tink!!!!!'
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdXuHwzStbq
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFnonS3tXJl
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPaNp1Ebm5s
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw4DvtdkFVB
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrqC5kcinrW
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyGBkjRu9Vd
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWKCLJkwdxa
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0PFfkVMlhQ
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCYrbFWE4xR
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLsd4qck8gO
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP8QxpO5yAZ
"Oke.. terima kasih."
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKLiWp2alNZ
'Tuut.. tuut..'- putus.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdR2hKCIkhF
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGkxDJtfRMG
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB0lQ02toaD
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡinZ37eyKbx
Kepada: Hmm-882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjkilq4Ikr6
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB2JnQSrQr6
Tak berselamg lama..882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxELzLmU85L
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeVsHScyzt7
Dari: Hmm-882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAurJhg1j8P
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmAWiGLUMt
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxU0AaOXjOf
Kepada: Hmm-882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCumYeAqRlx
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ41lbokKj4
Hanya sekitar semenitan..
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5HQo0HFmv
Dari:Hmm-882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvYUsNjD7NA
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNFQ2uAb9Qk
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmwYkNa2Wd
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRGXynwqt0o
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDyLZkNBzOg
----
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7gJW6prHP9
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCEfNc28BcS
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA1IOK8wyLn
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqtraFprdg5
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvN5foW3jIb
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVtjHYt0h1B
….
…
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ61Bfj1WXTG
Hmmhh..
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhyza3C6u4L
"VIAA!!!"
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfodZvQl3Tc
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiIsxLo8ffp
Sebentar...
Malaikat?882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgwV3AGFdpJ
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOzBy4waRvA
Tampan?
Jangan bilang kalau…
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9lvD8Y43Ge
882Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDWKBwcWyE
