910Please respect copyright.PENANAU5kBqX69C1
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…910Please respect copyright.PENANAZYnegtZReB
910Please respect copyright.PENANA5yw26NKFlC
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
910Please respect copyright.PENANA10q398oVpD
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
910Please respect copyright.PENANAkb1MGRZ1s9
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
910Please respect copyright.PENANAa89pzwUBYv
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
910Please respect copyright.PENANAfLUmAWikIC
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
910Please respect copyright.PENANAYGwKYKdDdH
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
910Please respect copyright.PENANAbUPqPJipVn
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
910Please respect copyright.PENANAhN5k0XigYr
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
910Please respect copyright.PENANAGeBK1cv8zT
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
910Please respect copyright.PENANAjd7a78U20D
“Via, sayaang..”
910Please respect copyright.PENANAqLmRBNELJm
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
910Please respect copyright.PENANAdqhyfyOMG1
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
910Please respect copyright.PENANAh3NAA0lCMQ
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
910Please respect copyright.PENANAJHtZsvLlI7
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
910Please respect copyright.PENANAj1hGP28ei4
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
910Please respect copyright.PENANA8mL4vMtzet
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
910Please respect copyright.PENANAo78mFyDANU
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
910Please respect copyright.PENANAXVBBgf4o9z
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
910Please respect copyright.PENANA7jy9FZFBGU
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
910Please respect copyright.PENANALOtF4s8emo
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
910Please respect copyright.PENANA3OJdhpVTYe
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
910Please respect copyright.PENANATIkeoCRwOv
_-
910Please respect copyright.PENANAgfjkv81ubj
----
910Please respect copyright.PENANASLrJHSeFX9
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
910Please respect copyright.PENANArrqCf9gX8U
'Tink tink...'
910Please respect copyright.PENANAfCYww6kMmu
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
910Please respect copyright.PENANAMXQ71H0AwF
.
910Please respect copyright.PENANArzbFKxxMsm
.
910Please respect copyright.PENANAoGIUGqYU7A
.
910Please respect copyright.PENANAr0qlRRSsta
'Tink tink...'
910Please respect copyright.PENANAzdvvtmUgOS
Hmm..
.
910Please respect copyright.PENANAphsupEQLw0
.
910Please respect copyright.PENANATTMzkfUsPg
'Tink tink!!!!!'
910Please respect copyright.PENANAVlqm6bPEpB
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
910Please respect copyright.PENANAQrtVgZ8jmx
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
910Please respect copyright.PENANAk5tw23eZZE
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
910Please respect copyright.PENANA57CMiwyOIN
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
910Please respect copyright.PENANAXqSHGzD43u
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
910Please respect copyright.PENANAKbSarhM8wo
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
910Please respect copyright.PENANAz8zSti6ET7
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
910Please respect copyright.PENANAN37ZECUtPJ
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
910Please respect copyright.PENANAwMJzQsy8b2
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
910Please respect copyright.PENANAuqgR5lrUPk
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
910Please respect copyright.PENANAhAeibe15cv
"Oke.. terima kasih."
910Please respect copyright.PENANAtO6jdGhJl1
'Tuut.. tuut..'- putus.
910Please respect copyright.PENANA254oSfwZC0
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
910Please respect copyright.PENANAgUZDaxpUL1
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
910Please respect copyright.PENANA14Q1rLHve3
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
910Please respect copyright.PENANAHFxOELqFtV
Kepada: Hmm-910Please respect copyright.PENANACetYvTEaB0
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
910Please respect copyright.PENANA55CmKFBjZF
Tak berselamg lama..910Please respect copyright.PENANAbHKvpNOgVQ
910Please respect copyright.PENANAVtrmueMfa9
Dari: Hmm-910Please respect copyright.PENANA620AKvyXbP
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
910Please respect copyright.PENANA1CKN1uJDXS
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
910Please respect copyright.PENANAYa4PE8WaoH
Kepada: Hmm-910Please respect copyright.PENANAXRXgZ1Ch9j
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
910Please respect copyright.PENANAhoqX9K69ER
Hanya sekitar semenitan..
910Please respect copyright.PENANA7nMzadBRjc
Dari:Hmm-910Please respect copyright.PENANA48YKmffZoB
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
910Please respect copyright.PENANA2ugOcaAcm9
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
910Please respect copyright.PENANA1i5NdqKM0Y
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
910Please respect copyright.PENANAX1URgMsIzl
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
910Please respect copyright.PENANAKjiYzPzQs1
----
910Please respect copyright.PENANAUYankRu0iT
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
910Please respect copyright.PENANADmCyej04G6
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
910Please respect copyright.PENANASul1g764LB
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
910Please respect copyright.PENANAf7SW7r3XXJ
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
910Please respect copyright.PENANAeL8bfAj7Ml
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
910Please respect copyright.PENANAZNOUontwhg
….
…
910Please respect copyright.PENANAyi5sUj27dK
Hmmhh..
910Please respect copyright.PENANAIf8J7MEsPC
"VIAA!!!"
910Please respect copyright.PENANA58lkjpu86m
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
910Please respect copyright.PENANAS1qn7DTO3E
Sebentar...
Malaikat?910Please respect copyright.PENANAYfSJV8nXmQ
910Please respect copyright.PENANA028D2G4FMq
Tampan?
Jangan bilang kalau…
910Please respect copyright.PENANAlfpbHcW7F1
910Please respect copyright.PENANAjktHv98CLE