483Please respect copyright.PENANAXRr3vQY5uT
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…483Please respect copyright.PENANAVqKSb9WreD
483Please respect copyright.PENANAt5GRRFqLjr
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
483Please respect copyright.PENANAsRDBlcAsof
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
483Please respect copyright.PENANAqiqQnUmQ3P
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
483Please respect copyright.PENANAgP6kcqts8n
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
483Please respect copyright.PENANAb9IkQRmgdO
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
483Please respect copyright.PENANAOCg5wvi794
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
483Please respect copyright.PENANAryNzSE7KKc
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
483Please respect copyright.PENANA0NnHHPGmJo
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
483Please respect copyright.PENANAcSj4TBnyZu
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
483Please respect copyright.PENANA7c3QAtiRMu
“Via, sayaang..”
483Please respect copyright.PENANAChdNRUEDaI
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
483Please respect copyright.PENANAhMn2MfWovU
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
483Please respect copyright.PENANAoEihtih8BG
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
483Please respect copyright.PENANAB9GL5xW8sc
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
483Please respect copyright.PENANAvDWd7LNn6w
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
483Please respect copyright.PENANAPjQgxoFiVm
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
483Please respect copyright.PENANAo40cYol8ea
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
483Please respect copyright.PENANA3e6sVu2FC1
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
483Please respect copyright.PENANAfbD6V0TQDl
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
483Please respect copyright.PENANA6Jses8r4OZ
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
483Please respect copyright.PENANAdDXKXaKJxZ
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
483Please respect copyright.PENANAerX88yMt7E
_-
483Please respect copyright.PENANA6lNhV8cvhp
----
483Please respect copyright.PENANAapMV3U1qNT
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
483Please respect copyright.PENANAHxCrjgxt38
'Tink tink...'
483Please respect copyright.PENANAedn5EZCXYV
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
483Please respect copyright.PENANAqeoYAtM8SI
.
483Please respect copyright.PENANAVBxcL7Lca5
.
483Please respect copyright.PENANABkBESGrrQK
.
483Please respect copyright.PENANAnzzEETCerO
'Tink tink...'
483Please respect copyright.PENANAxMDmzr4eO8
Hmm..
.
483Please respect copyright.PENANAhyMlJI4EQD
.
483Please respect copyright.PENANAmIrTULMyNU
'Tink tink!!!!!'
483Please respect copyright.PENANAaQGOuTRQt4
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
483Please respect copyright.PENANAqrw2B3x9aC
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
483Please respect copyright.PENANAGSGLq2YiRG
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
483Please respect copyright.PENANA4SN40LcYsI
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
483Please respect copyright.PENANATijFoW3af4
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
483Please respect copyright.PENANAP4mkqg2Bt8
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
483Please respect copyright.PENANAR1UJWIahXj
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
483Please respect copyright.PENANAG91AM4IhGv
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
483Please respect copyright.PENANA3qJTSI0xR0
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
483Please respect copyright.PENANA1nmH4xVzjr
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
483Please respect copyright.PENANAzthOmAFDth
"Oke.. terima kasih."
483Please respect copyright.PENANAhoULDteMsE
'Tuut.. tuut..'- putus.
483Please respect copyright.PENANA98l1Q47Kt6
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
483Please respect copyright.PENANAOXAKLWXI25
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
483Please respect copyright.PENANAUdFRgb3wwt
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
483Please respect copyright.PENANAK72NAbDYq8
Kepada: Hmm-483Please respect copyright.PENANAXx76QZsOWn
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
483Please respect copyright.PENANAI81pKZZgdc
Tak berselamg lama..483Please respect copyright.PENANAvsiZtYbxen
483Please respect copyright.PENANA7YqT5fOgtz
Dari: Hmm-483Please respect copyright.PENANAzuupYzjvAg
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
483Please respect copyright.PENANA7wfjxLiTkt
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
483Please respect copyright.PENANAnrP5ALTzuX
Kepada: Hmm-483Please respect copyright.PENANA2ncnFQ1GS3
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
483Please respect copyright.PENANAWdJscohe6m
Hanya sekitar semenitan..
483Please respect copyright.PENANA8twrjTe1YP
Dari:Hmm-483Please respect copyright.PENANAhMo0kTH93y
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
483Please respect copyright.PENANATlSDYvua7D
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
483Please respect copyright.PENANAwp76mhd1xX
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
483Please respect copyright.PENANADazYhEttYy
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
483Please respect copyright.PENANAqGkDuNKqTh
----
483Please respect copyright.PENANA81cgzOpTCk
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
483Please respect copyright.PENANA4gt6LtW928
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
483Please respect copyright.PENANA9UkNpzDDGK
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
483Please respect copyright.PENANAgxGH8vYZOi
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
483Please respect copyright.PENANABSkrc8hCu9
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
483Please respect copyright.PENANAVDTMe3LTq2
….
…
483Please respect copyright.PENANAFrzE7FaGHG
Hmmhh..
483Please respect copyright.PENANAvy2iPxTivl
"VIAA!!!"
483Please respect copyright.PENANAzHdH3aLe4P
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
483Please respect copyright.PENANAc9UCU2kDOd
Sebentar...
Malaikat?483Please respect copyright.PENANAvsQuin8A2r
483Please respect copyright.PENANAACpgW6eRz7
Tampan?
Jangan bilang kalau…
483Please respect copyright.PENANAi0NXwFNejG
483Please respect copyright.PENANAaYjchEf0DT