662Please respect copyright.PENANACeYeDGc3hC
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…662Please respect copyright.PENANAmrdSeaAqvS
662Please respect copyright.PENANAMqfwIJz6QL
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
662Please respect copyright.PENANASb2ND5VWxG
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
662Please respect copyright.PENANAYThNMazGIi
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
662Please respect copyright.PENANAtDxBapEFCI
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
662Please respect copyright.PENANANs8TF3zmGa
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
662Please respect copyright.PENANAbYX7BKYCGO
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
662Please respect copyright.PENANAnnlcdAQgZM
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
662Please respect copyright.PENANA8rH41faBFn
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
662Please respect copyright.PENANAC4yR6bSum3
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
662Please respect copyright.PENANAiK7UTEKnsO
“Via, sayaang..”
662Please respect copyright.PENANADqR9D67fEb
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
662Please respect copyright.PENANAX3YiqRwQIc
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
662Please respect copyright.PENANAwlC7nbFxZw
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
662Please respect copyright.PENANAQpPPaFckAv
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
662Please respect copyright.PENANA6auUMm7Cp3
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
662Please respect copyright.PENANAwPqYb7N9sB
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
662Please respect copyright.PENANAXDm3Ia6cNf
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
662Please respect copyright.PENANAILgQaYJVed
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
662Please respect copyright.PENANA0Fev5CFt2u
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
662Please respect copyright.PENANAhntRoXsSAb
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
662Please respect copyright.PENANAEtwBIBxbYA
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
662Please respect copyright.PENANAXVHFd8Hzj7
_-
662Please respect copyright.PENANA6FhvVtdlLE
----
662Please respect copyright.PENANAup0aIcWm39
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
662Please respect copyright.PENANAA7YiYpq36i
'Tink tink...'
662Please respect copyright.PENANA7NyK8Sa2ku
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
662Please respect copyright.PENANA5THV141qfV
.
662Please respect copyright.PENANA01GaCmhazo
.
662Please respect copyright.PENANA2KG3K9fvJf
.
662Please respect copyright.PENANAj6QmAGBlmK
'Tink tink...'
662Please respect copyright.PENANA6eIloR00rG
Hmm..
.
662Please respect copyright.PENANARayvDyoEwl
.
662Please respect copyright.PENANA4TXBhcJBTr
'Tink tink!!!!!'
662Please respect copyright.PENANAusR7j4d77y
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
662Please respect copyright.PENANARQNY3fsyBm
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
662Please respect copyright.PENANA6M6W88OzzC
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
662Please respect copyright.PENANA96J2nLHlCC
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
662Please respect copyright.PENANAkXFejDhxXn
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
662Please respect copyright.PENANArZoE3neGug
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
662Please respect copyright.PENANAIJov010PjU
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
662Please respect copyright.PENANAlQFicQxeuv
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
662Please respect copyright.PENANAPHutruXAJL
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
662Please respect copyright.PENANAiVIl0PrPX7
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
662Please respect copyright.PENANAYz13TQHkR4
"Oke.. terima kasih."
662Please respect copyright.PENANAb42VWIaw5L
'Tuut.. tuut..'- putus.
662Please respect copyright.PENANA7n9tkkExQY
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
662Please respect copyright.PENANAqX8l1D3s5V
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
662Please respect copyright.PENANAP2Ost8ssax
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
662Please respect copyright.PENANADneeFDOTZu
Kepada: Hmm-662Please respect copyright.PENANAol4wIKDqZ8
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
662Please respect copyright.PENANApVbgtil3JP
Tak berselamg lama..662Please respect copyright.PENANA938PYVLbp9
662Please respect copyright.PENANAolyyciPgFx
Dari: Hmm-662Please respect copyright.PENANAqeT2drcPaN
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
662Please respect copyright.PENANAEqFXSI0d0Z
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
662Please respect copyright.PENANA1YW2WgoIMl
Kepada: Hmm-662Please respect copyright.PENANALFOmHhBKi7
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
662Please respect copyright.PENANAbqY3q7ir05
Hanya sekitar semenitan..
662Please respect copyright.PENANAAZIBfXMvUy
Dari:Hmm-662Please respect copyright.PENANA6Wy1efxdge
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
662Please respect copyright.PENANAQAxUdM36HP
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
662Please respect copyright.PENANANkHoZajvN6
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
662Please respect copyright.PENANA9DpCS8a6DD
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
662Please respect copyright.PENANAJ0GnKFcSdw
----
662Please respect copyright.PENANARXMPosF2hY
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
662Please respect copyright.PENANAdRpDsHdVLY
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
662Please respect copyright.PENANAa7xAlV5HCC
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
662Please respect copyright.PENANAqJNSb0U3Ys
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
662Please respect copyright.PENANAkp65etpZHe
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
662Please respect copyright.PENANAaBeOfcx5ca
….
…
662Please respect copyright.PENANA9ktsPFU9VX
Hmmhh..
662Please respect copyright.PENANANIXUG9UdzA
"VIAA!!!"
662Please respect copyright.PENANAeju6gq7LFV
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
662Please respect copyright.PENANAm2FMhztRin
Sebentar...
Malaikat?662Please respect copyright.PENANAAu51R4H1fD
662Please respect copyright.PENANAr80Q99W0Nh
Tampan?
Jangan bilang kalau…
662Please respect copyright.PENANAN7ogXB5PuR
662Please respect copyright.PENANAFkSNvozo4x