"Pesan yang Tidak Pernah Terkirim"
85Please respect copyright.PENANAUiomkIwPn6
Saya telah menulis pesan ini puluhan kali. Saya menghapusnya, menulis ulang, lalu menghapusnya lagi.
85Please respect copyright.PENANAAvHIAlSSP1
"Hei, aku menyukaimu."
Tidak, terlalu langsung.
85Please respect copyright.PENANACkajKnwsfX
"Aku banyak memikirkanmu akhir-akhir ini."
Terlalu aneh.
85Please respect copyright.PENANAUQWfDv61rh
"Apakah kamu sudah mengerjakan pekerjaan rumah untuk besok?"
Terlalu membosankan.
85Please respect copyright.PENANAaZpfA2xIn9
Aku mendesah, membenamkan wajahku di bantal. Mengapa begitu sulit untuk mengirim pesan kepada seseorang yang kulihat setiap hari di kelas? Seseorang yang duduk dua meja di depanku, yang rambutnya selalu berantakan tetapi entah bagaimana terlihat cantik tanpa usaha.
85Please respect copyright.PENANAQBQaQCHbhK
Rena.
85Please respect copyright.PENANAeXeFCiDs4H
Saya tidak tahu kapan saya mulai menyukainya. Mungkin saat dia pertama kali meminjam pulpen saya dan tidak pernah mengembalikannya. Atau saat dia tertawa di kafetaria bersama teman-temannya, suaranya menyatu dengan kebisingan, tetapi tetap saja itu satu-satunya suara yang tampaknya saya dengar.
Mungkin karena ia selalu mengikat tali sepatunya dengan malas, hanya untuk melepasnya lagi lima menit kemudian. Atau karena ia selalu menyenandungkan sebuah lagu sambil menyelesaikan soal matematika, benar-benar tenggelam dalam dunianya sendiri.
85Please respect copyright.PENANA3EpXdybjF4
Entahlah. Yang kutahu, setiap kali melihatnya, jantungku berdebar aneh, seperti gangguan dalam permainan.
85Please respect copyright.PENANAMVb8CPR89k
Dan kini, di sinilah aku, menatap layar ponselku, berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk mengatakan sesuatu—apa pun—yang mungkin membuatnya memperhatikanku sebagaimana aku memperhatikannya.
85Please respect copyright.PENANAwNmTI5Cn5I
Namun sebelum saya dapat mengetik kata lain, ponsel saya bergetar. Sebuah pesan baru muncul.
85Please respect copyright.PENANAPrFLxul6vC
Rena: "Hai, bolehkah aku bertanya sesuatu?"
85Please respect copyright.PENANAS3Ca3Ssdb0
Jantungku berdebar kencang.
85Please respect copyright.PENANAEiGfkF9TRm
Saya segera mengetik balasan.
85Please respect copyright.PENANAyE7Uur6d2K
Saya: "Ya, tentu. Ada apa?"
85Please respect copyright.PENANAGlNk2pRuy1
Tiga titik muncul, menandakan dia sedang mengetik. Tanganku terasa lembap. Apa yang akan dia katakan?
85Please respect copyright.PENANArX31ANmPX2
Lalu, pesannya pun tersampaikan.
85Please respect copyright.PENANAqb2ygdCefk
Rena: "Apakah menurutmu Josh menyukaiku?"
85Please respect copyright.PENANAIKjgJQPWOP
Aku menatap layar. Jari-jariku membeku. Pesan yang tidak pernah terkirim—
"Hei, aku menyukaimu."
—tiba-tiba terasa lebih berat.
85Please respect copyright.PENANAAeUGGZ8eYC
Aku memaksakan senyum, meski dia tak dapat melihatku.
85Please respect copyright.PENANAYyLqbJPeOc
Saya: "Ya, saya pikir begitu."
85Please respect copyright.PENANAWwTIFv8wnq
Dan begitu saja, saya tekan kirim.
Saya menatap layar, menyaksikan pesan terkirim. Beberapa detik kemudian, Rena bereaksi dengan emoji hati.
85Please respect copyright.PENANAUq53NmQLwH
Rena: "Benarkah? Haha, aku punya firasat. Terima kasih!"
85Please respect copyright.PENANAccWjvLuHH7
Aku harus berhenti menatap ponselku. Aku harus meletakkannya, berpura-pura percakapan ini tidak pernah terjadi, dan melanjutkan hidup. Namun jari-jariku ragu-ragu, berlama-lama di atas keyboard, seolah-olah sebagian diriku masih berharap dia akan menyadari apa yang tidak bisa kukatakan.
85Please respect copyright.PENANA4sb4UczfEa
Tapi dia tidak akan melakukan itu.
85Please respect copyright.PENANAJ0C6PM0ks9
Sesaat kemudian, dia mengirim pesan lainnya.
85Please respect copyright.PENANAzfKd2YZ1B3
Rena: "Kau benar-benar teman baik, kau tahu itu?"
85Please respect copyright.PENANAO3MhAXNxbA
Aku merasa dadaku sesak. Lucu sekali. Betapa kata-kata yang seharusnya baik justru bisa sangat menyakitkan.
85Please respect copyright.PENANAaV3VWkNQjF
Aku: "Ya. Aku tahu."
85Please respect copyright.PENANAQ30XiJ18MA
Aku mengunci ponselku, melemparnya ke tempat tidur, dan menatap langit-langit. Pesan yang ingin kukirim—"Hai, aku suka padamu."—akan tetap berada di tempatnya.
85Please respect copyright.PENANAIiGq1rTDGz
Belum terkirim...
85Please respect copyright.PENANADv1vhdu2aC
85Please respect copyright.PENANAajpRRwRqr5
85Please respect copyright.PENANAJ2PnU9GDYh