x
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaOtCbcr17H
Beberapa hari telah berlalu sejak Dani membantu merenovasi warung Rina. Pagi ini, matahari baru saja muncul di ufuk timur, menyinari kampung yang masih diselimuti hawa sejuk. Suara burung berkicau terdengar di kejauhan, berpadu dengan aktivitas pagi warga yang mulai sibuk dengan rutinitas mereka.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqHyim0ZMzO
Dani duduk di teras rumahnya, menikmati semilir angin yang berhembus lembut. Tubuhnya masih sedikit pegal setelah beberapa hari bekerja di warung Rina, tetapi ada kepuasan tersendiri dalam hatinya. Ia menatap ke kejauhan, membiarkan pikirannya melayang kembali ke hari-hari sebelumnya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPWhYk8UjKq
Ingatan demi ingatan muncul di kepalanya, membawa Dani kembali ke masa-masa awal kepulangannya ke kampung.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDpa7bXlRWX
Saat itu, ia baru saja pulang kerja di sebuah bengkel kecil di ibu kota ketika sepucuk surat dari ibunya tiba. Ia masih ingat bagaimana surat itu terasa berbeda dari biasanya—tulisannya penuh dengan harapan dan permintaan. Ibunya menyuruhnya pulang, bukan untuk sekadar menjenguk, melainkan untuk menetap di kampung.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiafTPQsLIm
Awalnya, Dani tidak langsung menanggapi. Ia masih ragu. Kehidupan di kota memang melelahkan, tetapi ia sudah terbiasa. Namun, semakin ia membaca surat itu, semakin ia menyadari bahwa ibunya benar-benar ingin ia kembali. Setelah banyak pertimbangan, ia akhirnya memutuskan untuk pulang.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9FiunZw6PS
Dan di sinilah dia sekarang, duduk di teras rumahnya, menikmati udara pagi yang dulu terasa asing baginya, tetapi kini mulai terasa akrab.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAThT1Susjf
Ingatan berikutnya muncul.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8WT0j9DEyl
Dani teringat saat pertama kali ibunya menyuruhnya pergi ke warung Rina. Waktu itu, pagi masih begitu tenang, dan Dani yang baru selesai sarapan berniat untuk kembali ke kamar, tetapi langkahnya terhenti ketika sang ibu memanggilnya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG2fd9HH4iR
"Dani, Ibu mau minta tolong. Pergi ke warung Bu Rina, belikan beberapa kebutuhan dapur," ujar ibunya sambil menyerahkan daftar belanjaan.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS1owJucMmS
Dani melirik kertas itu sekilas, lalu menghela napas. "Kenapa harus aku, Bu? Kan Ibu bisa beli sendiri nanti," katanya, malas.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvvq6sSzTbU
"Ibu ada urusan lain. Lagi pula, kau juga butuh udara segar. Sudah, cepat berangkat," tegas ibunya, tak memberi ruang untuk penolakan.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtabjHLkZ3P
Dengan berat hati, Dani akhirnya menuruti permintaan ibunya. Ia berjalan menuju warung dengan langkah santai, berpikir bahwa ini hanyalah tugas sederhana. Namun, setibanya di sana, ia mendapati sesuatu yang berbeda.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxKcbAF9AKh
Rina, wanita yang dulu dikenalnya sebagai sosok lembut dan ramah, kini tampak jauh berbeda. Wajahnya lebih keras, dan tutur katanya tegas. Saat Dani menyebutkan daftar belanjaannya, Rina melayaninya tanpa banyak bicara, tetapi ada ketegasan dalam setiap gerakannya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡun54abzPem
"Kenapa dia berubah?" batin Dani.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCV96bEd9Gr
Seketika, ia teringat Rina yang dulu selalu tersenyum, berbicara dengan nada lembut kepada para pelanggan. Namun, kini yang ia lihat adalah sosok yang lebih dingin dan galak.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGAYnrHwkmd
Setelah menyelesaikan belanjaannya, Dani kembali ke rumah. Namun, rasa penasaran di kepalanya tak bisa hilang begitu saja. Saat ia menyerahkan belanjaan kepada ibunya, ia pun bertanya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqUNQ70aql
"Bu, kenapa Bu Rina sekarang jadi galak?" tanyanya, masih heran.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfvCumjwh2t
Ibunya menatapnya sesaat, lalu tersenyum tipis. "Setiap orang punya ujiannya masing-masing, Dani. Kadang, hidup membuat seseorang berubah. Tapi itu bukan berarti hatinya ikut berubah. Mungkin dia hanya butuh waktu," jawabnya lembut.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoxDr1pCMrZ
Dani terdiam. Ia tidak sepenuhnya mengerti, tetapi ia tahu ibunya tidak asal bicara. Ia hanya mengangguk kecil, menyimpan kata-kata itu dalam hatinya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB5ZH3XtrMr
Seiring waktu berlalu, ibunya semakin sering menyuruh Dani untuk pergi ke warung Rina. Entah itu membeli beras, gula, atau hanya sekadar membeli garam. Awalnya, Dani malas dan merasa canggung, tetapi ibunya selalu menasehatinya agar tidak terlalu memikirkan sikap Rina.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTiJaT68Zww
"Bu Rina memang berubah, tapi bukan berarti dia orang jahat. Kau hanya perlu bersabar," kata ibunya suatu hari.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXswP79d4uW
Dani menghela napas panjang. Ia memang masih agak segan dengan sikap galak Rina, tetapi ia juga tak bisa terus menghindar. Setiap kali ibunya menyuruhnya belanja, ia tetap pergi, meskipun awalnya dengan perasaan enggan.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLVNbefQfoT
Namun, seiring waktu, ia mulai terbiasa. Ia mulai menerima bahwa begitulah cara Rina sekarang. Setiap kali pergi ke warung, ia tidak lagi terkejut dengan ketegasan Rina. Bahkan, kadang ia hanya tersenyum kecil ketika mendengar suara galaknya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchxosH37io
Mungkin, dalam hati kecilnya, ia tahu bahwa ada alasan di balik semua itu.
____________________
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbjeWj6txkX
Dani kembali teringat saat ibunya membangunkannya pagi itu. Ia masih mengantuk ketika merasakan tangan lembut ibunya mengguncang bahunya pelan.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyTiNrMo7zD
"Dani, bangun. Ibu mau minta tolong," suara ibunya terdengar lembut, tetapi ada ketegasan di dalamnya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXP55zVSBN4
Dani menggeliat malas di tempat tidurnya. "Apa lagi, Bu? Kan kemarin udah belanja di warung Bu Rina," gumamnya setengah sadar.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnN9n5cYXUW
"Bukan soal belanja. Ini soal Bu Rina. Hari ini ada posyandu di balai desa. Ibu khawatir kalau dia nanti kesulitan pulang, kamu temani ke sana, ya. Kalau nggak ada kendaraan buat dia pulang, kamu antar pulang," ujar ibunya penuh harap.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMFIkWmlN9E
Dani membuka matanya sedikit, lalu menatap ibunya. "Hah? Kenapa harus aku, Bu? Kan masih banyak orang lain," keluhnya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyNii7aRufD
Ibunya menghela napas. "Ibu cuma minta tolong sekali ini aja. Kasihan dia, Dani. Lagipula, kamu kan laki-laki. Harus bisa menghormati dan membantu orang lain, apalagi Bu Rina yang sekarang sendirian mengurus bayinya," ucap ibunya dengan suara lembut, tetapi penuh makna.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf7ABfzmxQb
Dani masih enggan, tetapi melihat raut wajah ibunya yang serius, ia tahu bahwa menolak bukanlah pilihan. Ia akhirnya bangkit dari tempat tidurnya dan mengusap wajahnya yang masih mengantuk. "Ya udah, Bu. Tapi kalau dia nggak mau diantar, jangan salahin aku ya," ujarnya pasrah.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPFV3ZO3sic
Ibunya tersenyum kecil, lalu meraih sesuatu dari meja. Sebuah payung lipat berwarna biru muda. "Bawa ini, Dani. Buat nutupin bayinya kalau nanti kepanasan."
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2yqWrn5jpG
Dani menatap payung itu sejenak sebelum mengambilnya. Ia hanya mengangguk kecil sebelum akhirnya bersiap-siap berangkat ke balai desa.
_______
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjxN5WTv5Z
Sesampainya di balai desa, Dani celingukan mencari sosok Rina. Ia sempat khawatir kalau-kalau Rina sudah pulang lebih dulu, mengingat posyandu biasanya tidak berlangsung lama. Namun, pandangannya akhirnya menangkap sosok wanita itu di sudut ruangan, tampak sibuk menenangkan bayinya yang rewel.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGRT4h1GKrz
Rina terlihat kepanasan, wajahnya mulai berpeluh, sementara bayinya terus menggeliat gelisah dalam gendongannya. Dani memperhatikan sejenak, merasa ragu untuk melangkah. Ia tahu betul bagaimana sikap galak Rina, dan kemungkinan besar ajakannya akan ditolak mentah-mentah.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurruGkkbTZ
Namun, mengingat amanah ibunya, Dani akhirnya memberanikan diri mendekat. Ia menawarkan untuk mengantar Rina pulang agar ia dan bayinya tidak terlalu lama terpapar panasnya udara siang. Seperti yang diduga, Rina langsung menolak dengan tegas.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQtyFNlDg2Z
Dani hanya diam, membiarkan waktu berlalu sejenak. Namun, tangisan bayi di pelukan Rina semakin menjadi, membuat wanita itu mulai tampak goyah. Wajahnya menunjukkan kebingungan antara tetap bersikeras atau menerima bantuan yang ada.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSikTMMb97o
Akhirnya, setelah beberapa kali membujuk, Rina menghela napas panjang. Dengan berat hati, ia menerima tawaran Dani. Ia masih mempertahankan ekspresi kesalnya, tetapi matanya tak bisa menyembunyikan kelelahan yang ia rasakan.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnomGyliHl3
Dani pun segera mengambil alih beberapa barang bawaan Rina sebelum berjalan menuju motornya, bersiap mengantarkan mereka pulang.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjphJrcm2Wy
Dani mengendarai motornya dengan sangat hati-hati. Ini adalah pertama kalinya ia membonceng seorang wanita yang membawa bayi, membuatnya lebih waspada dari biasanya. Setiap jalan yang sedikit bergelombang, ia kurangi kecepatan. Setiap belokan, ia pastikan lebih stabil. Ia bahkan sesekali melirik ke spion untuk memastikan Rina dan bayinya baik-baik saja.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVSjjeJKlGI
Dalam hatinya, Dani merasa sedikit gugup. Meski sudah terbiasa naik motor, situasi ini berbeda. Ada nyawa lain yang harus ia jaga. Rina di belakangnya juga tampak masih kaku, mungkin karena belum sepenuhnya nyaman dibonceng olehnya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcbjja26taO
Perjalanan berlangsung cukup tenang meski Dani harus ekstra waspada. Hingga akhirnya, mereka tiba di depan rumah Rina. Dengan perlahan, Dani menghentikan motornya dan menurunkan standar. Rina turun lebih dulu, masih menggendong bayinya yang kini tampak lebih tenang dibandingkan sebelumnya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfSqsnl5zZR
Tanpa banyak bicara, Dani segera turun dari motor dan sedikit menjauh. Ia benar-benar masih merasa segan terhadap Rina. Dengan suara pelan, ia berpamitan, lalu segera berbalik untuk pergi sebelum Rina sempat berkata apa-apa.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOF3VAzzy7N
Saat melaju menjauh, Dani menghela napas lega. Meski terasa canggung, setidaknya ia sudah menjalankan amanah ibunya dengan baik.
__________
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7BNnJdBjBd
Dani juga teringat ketika ibunya tiba-tiba memintanya datang ke rumah Rina secepat mungkin. Saat itu, ia tidak tahu ada apa, tetapi karena ibunya bersikeras, ia segera bergegas menuju rumah Rina tanpa banyak bertanya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWiHooZb0rP
Sesampainya di sana, Rina sudah menunggunya dengan ekspresi serius. Tanpa basa-basi, Rina langsung meminta bantuannya untuk merenovasi genteng dan warungnya yang sudah mulai rapuh.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdPhiPzIMEa
Dani sempat terkejut dengan permintaan itu. Ia tidak menyangka Rina akan meminta tolong kepadanya, mengingat selama ini mereka tidak terlalu banyak berbicara kecuali urusan belanja di warung. Tapi melihat kondisi genteng rumah Rina yang memang sudah lapuk, ia akhirnya mengiyakan tanpa banyak tanya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrzOjNpoXu
Sejak hari itu, Dani mulai menghabiskan waktunya membantu Rina memperbaiki rumah dan warungnya. Ia bekerja dengan tekun, memastikan setiap bagian diperbaiki dengan baik. Meski Rina tetap dengan sikap galaknya, Dani mulai terbiasa dan tidak lagi merasa takut seperti dulu.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo1X6yN7q5y
Hari-hari itu menjadi titik awal di mana Dani mulai melihat sisi lain dari Rina yang selama ini tersembunyi di balik sikap kerasnya.
_______
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIw4LwKKwD4
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYlVfVA751W
Setelah mengingat semua kejadian yang telah berlalu, Dani terus bertanya-tanya dalam pikirannya, "Kenapa ibu seakan mendekatkan diriku kepada Rina?"
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkFP547lzs2
Perasaan itu semakin mengusik pikirannya hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari tahu langsung dari ibunya. Dani melangkah menuju ruang tengah, di mana ibunya tengah duduk di atas tikar, sibuk menjahit kain dengan telaten.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfwPwmNr6zz
Tanpa berkata-kata, Dani ikut duduk bersila di hadapan ibunya. Ia memperhatikan wajah wanita yang telah merawatnya sejak kecil itu, mencoba menemukan jawaban sebelum mengutarakan pertanyaannya.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaciFt9GO3D
“Ibu…” Dani akhirnya bersuara, suaranya terdengar ragu.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLocNebpkf6
Ibunya tetap fokus pada jahitannya, tetapi ia mendengar panggilan Dani. “Hmm?” sahutnya tanpa mengalihkan pandangan.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7BALf0LvYj
Dani menghela napas sejenak sebelum melanjutkan, “Kenapa sih, Bu, rasanya ibu seperti sengaja mendekatkan aku ke Bu Rina?”
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMCDzYHBOQf
Setelah tersenyum tipis, ibu Dani akhirnya membuka suara. Ia mengucapkan sesuatu dengan nada lembut, namun penuh makna.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmtSdEu6UPY
Dani yang mendengarnya langsung terdiam. Seketika, raut wajahnya berubah drastis—matanya membesar, mulutnya sedikit terbuka, dan napasnya tercekat. Ia benar-benar tidak menduga ucapan ibunya barusan.
1595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1JUSAbnM5
Seolah dunia di sekelilingnya tiba-tiba membisu, hanya tersisa kalimat ibunya yang terus terngiang di benaknya. Apa yang sebenarnya sedang direncanakan ibunya?
ns216.73.216.176da2
