x
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVY7KxFuio4
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrFaNpwzha
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqYSzmXlE6U
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsjE8iP8zB
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HA00gRekb
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfXlEPjIG5X
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEwmfpFHd0
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡALgVvRZeNc
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufkcwU08iv
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmwx4TlrzAD
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3pduMKgBY
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ4dBUI0unS
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZwupuvVbpa
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeb5tVo4SER
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU4xaMNc3ot
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTuvoufSzRY
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZlsYOsMqaw
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT5LceBBaHB
__________
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW58vX6GxOB
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9WWFrMHkJL
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡANosjmc2HX
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIPVj40LlZi
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR0KDx5DCkI
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYWZ7G2CDn2
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoUwUqax6Uw
___________
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvPNofgtUgX
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtx2Axlbkpn
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPjXMzz3F6
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPIOd5O9NEk
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXznC1l1Lbs
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDpurJuGLpQ
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqy4mRUAF0D
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnzC7Wf64hq
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA1rpoKGHCD
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbzAmUOU253
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Mvb3Yrfzt
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbBscbFze5L
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzzNvPZff5j
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2tYuSizZNC
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKqvzQQAF7Q
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzx9lcN3Ju
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Cc5LK0bDE
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4qJycAoeD
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN2EviJTAHp
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVLAlx8DLUg
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGywW3iyGEA
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9aKulkbM6T
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWkhq1ws5X9
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN0V98TVhUp
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKeOJKPcZlo
Ia jatuh cinta.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCu2rVuOev
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBd1Kb9mm3s
