Farel Bintang POV616Please respect copyright.PENANAeErkWWPzXM
616Please respect copyright.PENANA1iHPoiWbfF
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
616Please respect copyright.PENANAa0Nd3cRYxN
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
616Please respect copyright.PENANARMAuH6OMst
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
616Please respect copyright.PENANAcE49mJmGo4
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
616Please respect copyright.PENANA7jxb691jWV
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
616Please respect copyright.PENANAgXOvLyCQ4D
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
616Please respect copyright.PENANA1X57hZFf7n
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
616Please respect copyright.PENANAgHhtO4UDfI
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
616Please respect copyright.PENANA0crt4cdRi8
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
616Please respect copyright.PENANAZ1G5HEdOAv
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
616Please respect copyright.PENANAYkdD3SbSxY
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
616Please respect copyright.PENANAhQp5gkmJZF
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
616Please respect copyright.PENANAmM1RVUdjFN
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
616Please respect copyright.PENANA41iW1BzWMD
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
616Please respect copyright.PENANAhHgs6Byc5Y
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
616Please respect copyright.PENANALxuYjHx99c
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
616Please respect copyright.PENANAVvinUbShwp
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
616Please respect copyright.PENANABirbooJ5Wz
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
616Please respect copyright.PENANADBy62wrftX
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
616Please respect copyright.PENANAuEg4T5S6af
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
616Please respect copyright.PENANA5LW28LvSNW
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
616Please respect copyright.PENANAqztNjVukEb
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
616Please respect copyright.PENANAvQqf1aPq0L
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
616Please respect copyright.PENANAuyy33qgsvW
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
616Please respect copyright.PENANAtU96t8IXLl
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
616Please respect copyright.PENANARPCIPN6ZxZ
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
616Please respect copyright.PENANAG2yRy2Y1g9
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
616Please respect copyright.PENANAfjG91Ggjcr
616Please respect copyright.PENANAwNKUqtbODo
616Please respect copyright.PENANAPY3IZRslcC
616Please respect copyright.PENANAAMfix79KGF
616Please respect copyright.PENANAZKjydtWFvu
616Please respect copyright.PENANAX3NYE61gDL
616Please respect copyright.PENANAxyYgxkE7QF
616Please respect copyright.PENANAkfsNV2GxsH
616Please respect copyright.PENANAtpD8ksBCBg
616Please respect copyright.PENANAp485phzHy9
616Please respect copyright.PENANAqGXmZHon6p
616Please respect copyright.PENANAlLhc30hI4U
616Please respect copyright.PENANAZqx4kiKYKA
616Please respect copyright.PENANApz6zPXOPZu
616Please respect copyright.PENANAiiIW0lPKgB
616Please respect copyright.PENANA73xyz3DtHd
616Please respect copyright.PENANA59Y1Qg8bi7
616Please respect copyright.PENANARSV3TJpIEl
616Please respect copyright.PENANAN6CEy6s7ie
616Please respect copyright.PENANAbzUkfCNEul
616Please respect copyright.PENANAHnvaQj6t7a
616Please respect copyright.PENANAMO2hBMiH0m
616Please respect copyright.PENANAAU2mlS1aSx
616Please respect copyright.PENANAuczj4ffm9Y
616Please respect copyright.PENANA9G07thszz7
616Please respect copyright.PENANArloSu7MQMe
616Please respect copyright.PENANA2ROdKMeQ1N
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
616Please respect copyright.PENANAqOecUKDEfh
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
616Please respect copyright.PENANAChqtnB6Rq7
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
616Please respect copyright.PENANA9eWcZSNKXE
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
616Please respect copyright.PENANAIF3NOR9fKp
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
616Please respect copyright.PENANA1XQHEiNZqp
"Kau, kan?" tanyaku.
616Please respect copyright.PENANAAQ3PTd4NYJ
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
616Please respect copyright.PENANAoJaL90822T
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
616Please respect copyright.PENANApS0PwIh2Ww
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
616Please respect copyright.PENANAWvhhCDqI4d
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
616Please respect copyright.PENANAfV4ml582Ej
Ia benar-benar membenciku.
616Please respect copyright.PENANAHNclDgPMB9
***
616Please respect copyright.PENANAQJQK3OrFPl
ns 172.70.126.98da2