Farel Bintang POV910Please respect copyright.PENANAdFNEUihiMv
910Please respect copyright.PENANAzH1MhGxdGF
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
910Please respect copyright.PENANAYeplYf7VCL
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
910Please respect copyright.PENANAfrWsQil6DT
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
910Please respect copyright.PENANAr52CySvzUC
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
910Please respect copyright.PENANAOZ0hcrU912
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
910Please respect copyright.PENANAI4lm749oYN
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
910Please respect copyright.PENANAdx03flQUZ5
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
910Please respect copyright.PENANADOSyL0KDbF
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
910Please respect copyright.PENANAq3NrUJi4kK
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
910Please respect copyright.PENANASeEjXXRD5T
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
910Please respect copyright.PENANAesMTJppsvh
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
910Please respect copyright.PENANA8mT41Ad8ob
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
910Please respect copyright.PENANAEY1ouVcKDQ
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
910Please respect copyright.PENANATxskwoSG8K
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
910Please respect copyright.PENANAkWDIyxiCLg
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
910Please respect copyright.PENANA7vXRkz5xb1
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
910Please respect copyright.PENANAijGIKsWcAf
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
910Please respect copyright.PENANARakgSAvZ0h
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
910Please respect copyright.PENANAhPhhMR6N7F
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
910Please respect copyright.PENANAqacqBXmqJU
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
910Please respect copyright.PENANAH0vPA7eFaJ
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
910Please respect copyright.PENANAXAKXtNxJf4
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
910Please respect copyright.PENANASg9UCRb291
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
910Please respect copyright.PENANAEIFQxLk9R2
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
910Please respect copyright.PENANAbMsFuOhMTa
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
910Please respect copyright.PENANARnD7yT0J8f
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
910Please respect copyright.PENANAoznkjsfhOc
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
910Please respect copyright.PENANAoefqZv3vKU
910Please respect copyright.PENANAXMHHD72oz7
910Please respect copyright.PENANA0EZVNphEi3
910Please respect copyright.PENANAJIGNQWe8u5
910Please respect copyright.PENANAYoIFmiFvg1
910Please respect copyright.PENANApcHESALzuF
910Please respect copyright.PENANA67IcrEUVB5
910Please respect copyright.PENANAzRE1lC46HR
910Please respect copyright.PENANAGyWvSslwJH
910Please respect copyright.PENANAOtCs51xTgC
910Please respect copyright.PENANAo39SxE7Y4u
910Please respect copyright.PENANANy3wjsZoP3
910Please respect copyright.PENANAfrhmChbzZv
910Please respect copyright.PENANAtUltrQWsNE
910Please respect copyright.PENANA6u3rJu6vKz
910Please respect copyright.PENANAWnDvrV6XSd
910Please respect copyright.PENANAQIUvPFhCEx
910Please respect copyright.PENANAsVd6hWeeeq
910Please respect copyright.PENANAbRifemkXJ4
910Please respect copyright.PENANACRNz6i140u
910Please respect copyright.PENANA3sjvHspqVe
910Please respect copyright.PENANACdCgpkkI0z
910Please respect copyright.PENANAFQlKx9mM2D
910Please respect copyright.PENANAJz3QJMejly
910Please respect copyright.PENANA6acXk1eTqF
910Please respect copyright.PENANAJ17KzlWZpN
910Please respect copyright.PENANAd5WIqXnw5B
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
910Please respect copyright.PENANA1r6oZsmakA
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
910Please respect copyright.PENANA3zutCFhMlS
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
910Please respect copyright.PENANAY3nDUpcrzz
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
910Please respect copyright.PENANAgG5fxuwSQC
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
910Please respect copyright.PENANACviEtQ14UH
"Kau, kan?" tanyaku.
910Please respect copyright.PENANAUqjJbgqE4r
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
910Please respect copyright.PENANAxJD9PbVIqD
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
910Please respect copyright.PENANAO8Rg3EexlS
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
910Please respect copyright.PENANAIapuB4hvDx
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
910Please respect copyright.PENANABoGnfNIonf
Ia benar-benar membenciku.
910Please respect copyright.PENANANGyrKsCHpL
***
910Please respect copyright.PENANAL41QmjfbVD
ns216.73.216.176da2