Farel Bintang POV911Please respect copyright.PENANA1eZNQwKsuk
911Please respect copyright.PENANAO0SQXQ429u
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
911Please respect copyright.PENANA1bZioimNmJ
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
911Please respect copyright.PENANAT3ZNeCpGXq
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
911Please respect copyright.PENANAYVzwXbTWaX
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
911Please respect copyright.PENANAkXp7U8whYZ
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
911Please respect copyright.PENANA3ZbYXPjFnO
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
911Please respect copyright.PENANAi6mTFp7dMF
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
911Please respect copyright.PENANA9O88z6n8It
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
911Please respect copyright.PENANAgRtQdOwIBM
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
911Please respect copyright.PENANAYruc7WBr2l
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
911Please respect copyright.PENANACmA90loFO7
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
911Please respect copyright.PENANA0m9UYcUPwc
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
911Please respect copyright.PENANAZYMHHEezcn
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
911Please respect copyright.PENANAtRZAtK96hx
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
911Please respect copyright.PENANAeVf6e91Ta9
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
911Please respect copyright.PENANAYAwqWoHTPf
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
911Please respect copyright.PENANA5sP4lxq5ur
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
911Please respect copyright.PENANAxneou30Y2r
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
911Please respect copyright.PENANAAcEEOk9tmq
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
911Please respect copyright.PENANAgqNP9LEm9k
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
911Please respect copyright.PENANAbi3lmxMyQR
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
911Please respect copyright.PENANAmrIwDCtMQu
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
911Please respect copyright.PENANAY6Po0KmBN4
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
911Please respect copyright.PENANACAL4PeIykj
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
911Please respect copyright.PENANAjae2jFswpr
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
911Please respect copyright.PENANARYNjzncS0X
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
911Please respect copyright.PENANAyliGodNsaX
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
911Please respect copyright.PENANASAcB1A8QIo
911Please respect copyright.PENANASSxW3D8YOr
911Please respect copyright.PENANAE62hEH6Ph4
911Please respect copyright.PENANAdg6JXy7Yqf
911Please respect copyright.PENANA4dLt8hS3fZ
911Please respect copyright.PENANAPWbxZQ02l4
911Please respect copyright.PENANACwcHIpD3tT
911Please respect copyright.PENANA5iavvQtWRz
911Please respect copyright.PENANAGPD158lucO
911Please respect copyright.PENANARxkVV05EKR
911Please respect copyright.PENANAILquHgUKsD
911Please respect copyright.PENANAf68hAem87K
911Please respect copyright.PENANArJlQkpVmEn
911Please respect copyright.PENANAwmwTXizjKd
911Please respect copyright.PENANAAB8eU1JBz6
911Please respect copyright.PENANAV6K1yAS1KU
911Please respect copyright.PENANAUunoaWkKPi
911Please respect copyright.PENANAJveYLSBHZ5
911Please respect copyright.PENANAXodtOA7jDJ
911Please respect copyright.PENANAbIGITpnOCA
911Please respect copyright.PENANA511AjaVZVS
911Please respect copyright.PENANAhvn4zK0GLI
911Please respect copyright.PENANAFjGPr6ar0E
911Please respect copyright.PENANAhHZYBuuK8d
911Please respect copyright.PENANAEBzsnnhXdx
911Please respect copyright.PENANA0POVPiG7OL
911Please respect copyright.PENANATpUZD1bYbX
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
911Please respect copyright.PENANASiR0a0gLGf
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
911Please respect copyright.PENANAqFPUI4e4xJ
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
911Please respect copyright.PENANAGr2hufhaTi
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
911Please respect copyright.PENANAMpJ9oDuglD
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
911Please respect copyright.PENANAvIcjYDkTL8
"Kau, kan?" tanyaku.
911Please respect copyright.PENANAU82BRUUJRH
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
911Please respect copyright.PENANAGoLdz7bxpq
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
911Please respect copyright.PENANASjTP6tGtgB
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
911Please respect copyright.PENANAEEtYDBX6AH
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
911Please respect copyright.PENANA9BHW6NZK3I
Ia benar-benar membenciku.
911Please respect copyright.PENANAVAJRv0P82S
***
911Please respect copyright.PENANAIHd2txp1Sk
ns216.73.216.176da2