881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxOs4Mn3Fw
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡik2UkgFXbt
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQVkZg8hJjs
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxe1p6YqdSW
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDruBni7II6
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTnofDWWo3
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRtqSogZ3mI
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuYS78NF9FD
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwbFGKjqhIK
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUAI73e7DZ6
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqI9BxHSBXz
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkvjIlndrzX
“Via, sayaang..”
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmm9vWaBihH
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQSwkXKqEf1
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0GI3BqYfHl
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLXclmtvElV
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRsBKoKR5vU
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMa3IGMgozw
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJMN3KuuF3
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJwQr0jyAez
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAAiGs1KCKI
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpz2tYwq3el
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnKJ6IEuvqL
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbDTTNJmT1G
_-
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfNI4ruozLl
----
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwNDc36YGWd
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC88GDDdIl5
'Tink tink...'
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhQs7Tzb29
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7RvpA4MCGS
.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdC8yUzIYJ0
.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf6Iow6948n
.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp29tZxb64Q
'Tink tink...'
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlYX1sxnef
Hmm..
.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTo2fF2SLr0
.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdnlRjX3qug
'Tink tink!!!!!'
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGByBdW6hLa
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJxtzYcdpn
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUgaz9kDmre
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBh9EzUzlZK
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Kv2RnOE5O
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzCtM2reOBP
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKObNbuVLM
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuurlYAvwnp
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6o3QThcVq0
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvknswy4p1u
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFetDe4mRfW
"Oke.. terima kasih."
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWnfmuJTfMX
'Tuut.. tuut..'- putus.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpcWwRCbbRr
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSuGf6EsrpA
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05hmBKxrNH
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡin6OPJjWC0
Kepada: Hmm-881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50YajN10xL
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsH62sw0ewJ
Tak berselamg lama..881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6YxmuvW6t4
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpQW6SCaoFT
Dari: Hmm-881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWeW2Fmx35f
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhrEyegepuT
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG1NE7rBlcb
Kepada: Hmm-881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBXj8LU3syz
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5kNB0kDYEy
Hanya sekitar semenitan..
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFgX9ifME8V
Dari:Hmm-881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSc3kjVFK1k
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrtJZ2ndnWR
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKstNcG1VVM
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhmNdx9xgPL
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOQ4oeApJXk
----
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFbQSXmtdf
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsnB97LJQHA
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMPAnXTAPBE
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1CpkHXoq8m
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg9p3mX1oq2
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7AKhZvyYtG
….
…
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLI5NFIBV2h
Hmmhh..
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIKjK6SSdgN
"VIAA!!!"
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSgyhskmSL2
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFfAq6VpSB
Sebentar...
Malaikat?881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHRaaLKnbWm
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡobXwGwBukv
Tampan?
Jangan bilang kalau…
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4m8pl0kby
881Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpBNUkvWvX
