828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCD2t0CbXj3
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOQmgSnCSCe
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI41EwytOP3
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGX2VlssYp
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutiwOR3Ru3
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfW8xkWOCMe
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJTrNH35O56
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcAX6yIl36U
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5mKuK43cT4
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXz4he2PL8r
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKSgD2u7uEh
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXwitpbscmf
“Via, sayaang..”
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr06m26sLxQ
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO3gnNMBrza
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡImqOQd5Mx2
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSB5RCraT6W
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNGTVIr0BA5
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJfcV3HQZs
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLqfIdiUEW2
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCaZsAuWedP
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjd2rLFVVa
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDUwoIHiL7R
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK9NYzrAKAs
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ15m4o1FbgF
_-
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcczS2ysIW1
----
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ930UJ1U2KD
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnITmPMa4kA
'Tink tink...'
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSfu3npqmjI
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyycdgMa8fx
.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOpcJPLb5gu
.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ6bh9rRsqt
.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgBXEmDi69l
'Tink tink...'
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1FRBua2arI
Hmm..
.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQ9p9qXRTj
.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy9GH3cX484
'Tink tink!!!!!'
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5m1oieILPn
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrRJ0oCpBoz
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZBhCguEDVI
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS6W22FvKch
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUHifOQSHP
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoV9jUa0dzc
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtF97kRIzSo
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡolk3037w78
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLPGEy5YvR
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVKEil78lz
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxgD4JOJeLm
"Oke.. terima kasih."
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocpak1dALb
'Tuut.. tuut..'- putus.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIC3cvcXTL
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgNCqjC04y
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJTFrKVtRS
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTNMbTkZcn
Kepada: Hmm-828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3smarC8E0v
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2NVJXwTR4R
Tak berselamg lama..828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxobMHNCK0X
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLgLDC6fHTW
Dari: Hmm-828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8AYZXmG0Bu
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ165mAdPick
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy8BvhhW87z
Kepada: Hmm-828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9wzChKkMN
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4V4DtD3FjO
Hanya sekitar semenitan..
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3GctX1fIWq
Dari:Hmm-828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjGcsRWjmLA
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ69xairtUSF
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWlwiwhoAPG
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuXfkUdnlxz
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQKanm1SbZ
----
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrWk2gA795u
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu61EHpovp1
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZhcFujmPEd
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBXArPoaFY3
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNzmqRVhm8Y
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmws7hEZNQ
….
…
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRrLx9iUceL
Hmmhh..
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFOgUxBlXCo
"VIAA!!!"
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncVkSjA0ph
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡARGGloqMGT
Sebentar...
Malaikat?828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfdaZTTUihf
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0iCkz0tQjC
Tampan?
Jangan bilang kalau…
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJeSvZWDjRY
828Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHMuTBKMbbH
