Di tengah ruang itu, Yera terbaring lemah dengan kedua tangan dan kaki yang terikat erat. Hampir di sekujur tubuhnya dipenuhi memar dan luka yang meneteskan darah. Ia sudah tak punya daya apa pun lagi. Rasa sakit di sekujur tubuhnya membuatnya tetap sadar. Sesekali terdengar rintihan dari mulutnya. Ingin sekali rasanya supaya ia segera mati saja, tapi rohnya seakan enggan keluar dari tubuhnya.
Ke empat gadis yang baru saja menghajarnya tampak puas melihat keadaan Yera. Mory, sahabat mereka mengalami depresi setelah diperkosa orang suruhan mereka sendiri. Jika saja Baekhyun tak mencegahnya, Mory sudah meloncat dari apartemennya. Kenyataannya depresi Mory hanya bagian dari sandiwara untuk menarik simpati Baekhyun. Secara sadar ia sendiri kesal karena masuk perangkap sendiri. Rencananya, ia ingin membuat Yera mabuk dan meminta orang lain untuk tidur dengan kekasih Baekhyun itu. Nyatanya, ia sendiri yang mengalami hal itu. Ia berdalih jika Yeralah yang menjebaknya. Namun, ia tak bisa memenjarakan Yera karena tuduhan mereka tak memiliki bukti.133Please respect copyright.PENANAdJZr7h2vWI
133Please respect copyright.PENANA4MVaRkfvfu
Meski menuai banyak simpati, ia juga harus menangung malu dan merasa terhina karena kasusnya terlanjur menjadi santapan publik. Kebenciannya pada Yera makin menjadi-jadi. Ia benci ketika mengetahui Yera yang hanyalah gadis biasa menjalin hubungan dengan Baekhyun bahkan sebelum pria itu debut sebagai artis. Ia memang berhasil mengambil hati Baekhyun. Tapi dengan keegoisan Yera yang masih tak mau melepas Baekhyun menjadikan Mory terkesan sebagai selingkuhan saja. Yera masih setia meski Baekhyun terang-terangan menunjukkan hubungannya dengan Mory. Baekhyun memang sengaja melukai hati gadis itu agar segera meninggalkannya. Tapi, nyatanya gadis itu tetap bertahan sampai Baekhyun sendiri yang meminta agar hubungan mereka berakhir. Perang yang tiada akhir pula, dan Mory jengah mengetahui semua itu.
*
“Wuaaah ...” pria jangkung datang bersama Baekhyun yang merasa terkejut melihat keadaan Yera. Hanya saja orang-orang dalam ruangan yang hanya diterangi satu lampu itu tidak menyadari ekspresi Baekhyun.
“Kau datang?” Sapa Amer dengan tangan yang terlipat di dadanya. “Kami berhasil menemukannya dan memberikannya sedikit pelajaran agar ia tahu siapa yang ia hadapi.”
Melihat keadaan Yera membuat Baekhyun teringat pada Mory. Seketika belas kasihan itu tersingkir oleh perasaan benci yang teramat dalam.
Baekhyun mendekat dan berjongkok menatap gadis itu. “Kenapa kau lakukan ini?” Tanyanya lirih. “Harusnya aku yang menjadi sasaranmu, bukan dia yang bahkan tak tahu apa-apa."
Yera hanya menggeleng tak mampu mengatakan apa pun. Mulutnya terhalang kain yang melintang dan terikat erat di belakang kepalanya. Air matanya tumpah berarakan di lantai tapi tak sedikit pun mampu mengambil secuil belas kasihan Baekhyun. Yang lebih menyakitkan lagi, kekasihnya itu lebih mengasihani gadis lain ketimbang dirinya yang tengah sekarat saat ini.
"Kita akhiri hubungan kita. Kau ingin mendengar kata-kata itu dariku bukan? Kita akhiri saja. Mulai hari ini kita tak memiliki hubungan apa pun. Jangan mengharapkan apa pun karena itu tidak akan pernah terjadi.
Yera terdiam tanpa reaksi. Dalam hatinya ia menerima itu. Meski menyakitkan, setidaknya ia sudah berusaha untuk tidak mengakhiri sendiri hubungan mereka.
“Kau tidak menginginkannya lagi? berikan saja untukku,” ujar Noel yang turut berjongkok di samping Baekhyun.
"Apa kau gila?" Bentak Baekhyun kesal.133Please respect copyright.PENANAqR93wH4U8M
"Apa yang salah? Kau sudah membuangnya bukan, jadi berikan saja untukku."
“Apa maksudmu?! Kau ingin memeliharanya?” Bentak Yuzi tak kalah kesal.
“Kenapa? Apa kalian ingin membiarkannya berkeliaran di luar sana? Bukankah kalian ingin dia dipenjara? Jika itu yang kalian inginkan, aku akan melakukannya di rumahku."
"Memenjarakannya di rumahmu? Kau ingin memanfaatkan situasi ini?"
"Anggap saja demikian. Bukankah itu setimpal?"133Please respect copyright.PENANAMlN9pcJzMB
Yuzi mendengus jengah. Ke empat gadis yang bernaung dalam agensi yang sama dengan Baekhyun itu jelas tahu reputasi Noel. Pria sewaan itu begitu digilai banyak artis karena kemampuannya menyenangkan perempuan. Bayarannya pun tak tanggung-tanggung untuk sekali kencan. Hal itulah yang membuat Yuzi dan ke tiga temannya tidak terima bila Yera diberikan begitu saja pada Noel.
"Aku tidak setuju. Lebih baik kami membuangnya pada kawanan preman agar ia mendapatkan balasan setimpal," Ujar Rehwa.
“Tidak! Aku menginginkannya. Sama saja bukan?"133Please respect copyright.PENANA0IHBTWuul0
“Kenapa harus dirimu?! Yang kau lakukan justru sebaliknya!”
“Itu urusanku! Baekhyun untukku saja ya?” Pintanya merayu.
"Terserah kau saja!”
Tubuh Yera gemetar ketakutan mendengar tawar menawar tentang dirinya. Kesakitan yang ia alami ternyata masih belum cukup memuaskan bagi mereka. Sekarang mereka memperdebatkan hukuman lainnya yang lebih mengerikan dan Yera bisa membayangkan itu.133Please respect copyright.PENANA68OnBQrUxE
"Kenapa mereka tak membunuhnya saja?" Yera membatin dengan air mata yang terus bercucuran. Ia menggerak-gerakkan tubuhnya berusaha mendapatkan ampunan dan belas kasihan Baekhyun. Namun, jangankan mendapatkan itu, menatapnya saja Baekhyun sudah tak mau. Pria itu berlalu tanpa rasa peduli bahkan belas kasihan sedikit pun. Yera kehilangan harapan.
“Kenapa kau memberikannya padanya,” marah Yuzi sembari mengikuti langkah Baekhyun.
“Mau diapakan lagi,” balas Baekhyun sembari berlalu dengan gusar.
*
Noel tampak girang mendapatkan mainannya, berbanding terbalik dengan Yera yang teramat ketakutan. Sedikit banyak ia mengetahui siapa Noel walau belum pernah melihat dan mengetahuinya sendiri. Tapi kini ia sendiri yang akan mendapatkan kepastian itu secara langsung.
“Aku akan membawamu bersenang-senang,” ujar Noel sembari meraup tubuh gadis itu dan membawanya pergi dari sana.
***
"Kau sudah menjadi istriku sekarang," ujar Noel tanpa merasa bersalah sembari mencium sisi kening Yera.133Please respect copyright.PENANA9M11sz3pvC
Pria itu baru saja merengut kesucian Yera. Perlahan ia melepas simpul yang mengikat kedua tangan Yera, kemudian melepas ikatan kain yang melintang di mulutnya. Pria itu bangun meninggalnya seorang diri di kamar itu.
Hanya isakkan tangis yang terdengar. Dalam sekejap dunianya hancur. Ini hanya awalnya saja. Seterusnya ia akan terkurung di sana sebagai pemuas nafsu pria itu. Memikirkan semua itu membuat Yera depresi. Ketakutannya makin menjadi-jadi karena ilusi yang menghantui pikirannya.
Terdengar suara pintu dibuka diikuti langkah pria itu membuat Yera meringkuk melindungi dirinya. Noel menghampirinya dengan sebotol air mineral di tangannya. Ia merengkuh batang leher Yera dengan lengannya hingga ke posisi setengah duduk. Noel memberi Yera minuman tadi. Rasa takut membuat Yera terpaksa menerima minuman itu. Sebenarnya ia sendiri kehausan karena semenjak pagi hingga malam itu, air sama sekali tak menyentuh mulutnya.
"Uhuk ..." Yera tersendak.
Yera memalingkan mukanya. Noel kembali menyandarkan tubuh Yera pada tumpukkan bantal di sana.
"Kau bisa meminumnya sendiri jika masih merasa haus," ujar Noel seraya beranjak dari sana.
Sepeninggalan pria itu, Yera terisak lagi. Sebaik apa pun Noel memperlakukannya tetap saja itu adalah hal bejat yang sungguh dibenci perempuan itu. Tentu saja tak demikian, dari sudut pikiran Noel yang yakin jika Yera menyukai perlakuannya. Noel tak tahu jika perasaan perempuan berderai menjadi serpihan-serpihan yang hanya membuatnya terluka ketika berupaya memungut untuk menyatukannya kembali.133Please respect copyright.PENANAHWZPZ7PZKH
Cukup lama Noel tak kembali.
Yera mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya dan memberanikan diri untuk bangun. Ia memungut pakaiannya dan mengenakannya kembali. Yera yang kesulitan berjalan karena tapak kakinya yang terluka berusaha merangkak menuju jendela kamar yang terbuka, menaikinya dengan susah payah, lalu menjatuhkan dirinya di lantai balkon rumah itu.
Tanpa peduli rasa sakit di tubuhnya, ia merangkak lagi dengan susah payah menuju ujung lantai bangunan itu. Sesampainya di sana, ia menaiki dinding beton yang menjadi pagar pengaman balkon. Tubuhnya sudah sepenuhnya berada di atas pagar, saat ia menjatuhkan dirinya...
“Yeraaaaaaaaaaa ...”
Tubuh perempuan itu bergelantungan, karena Noel berhasil mencengkeram lengannya.133Please respect copyright.PENANAJaJ6Fd4REn
Perempuan itu mencoba meronta agar pegangannya lepas, tapi cengkeraman tangan Noel jauh lebih kuat. Meski sebenarnya Noel bisa menariknya dengan mudah, namun rasa panik dan takut membuat pria itu mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menarik Yera kembali ke atas. Tubuh keduanya terkapar di lantai. Noel bangun, menindihnya sembari mencengkeram kedua tangan dan menekannya ke lantai.
“Apa yang lakukan? Kenapa kau melakukannya? Teriak Noel penuh amarah. “Apa kau pikir aku akan membiarkanmu mati!! kau milikku sekarang dan aku tidak akan membiarkanmu hilang dan mati begitu saja!!”
Dengan gerak kasar Noel menarik kedua tangan Yera agar bangun. Ia mengangkat tubuh perempuan itu dan membawanya ke kamar mandi. Tubuh Yera ia geletakkan di lantai yang basah dan dingin. Pakaian yang dikenakan Yera ia lepas dengan cepat juga kasar. Setelahnya ia kembali mengangkut tubuh Yera dan membenamkannya dalam bak mandi.133Please respect copyright.PENANAID1FF5MiPs
Yera meringkuk berusaha melindungi dirinya. Rasa perih ditubuhnya akibat luka yang tesentuh air hampir tak terasa karena ketakutan itu.133Please respect copyright.PENANA4pZwSn9Q2u
Noel juga ikut masuk ke sana, bermaksud memandikan perempuan itu. Namun geraknya seketika terhenti. Matanya yang penuh amarah menatap nanar tubuh Yera yang hampir seluruhnya di penuhi luka lebam bahkan bekas cakaran. Noel memang tidak menyadarinya tadi. Namun kini luka itu terlihat jelas di matanya.
"Aku akan membersihkan tubuhmu pelan-pelan," ujarnya melemah.
"Setelah ini kita obati lukamu," ujarnya lagi.
*
Noel membungkus tubuh Yari dengan handuk mandi. Tubuh perempuan itu ia angkat lalu ia letakkan di tempat tidurnya. Sikap Noel terlihat baik, tapi tak menurunkan rasa takut dan kewaspadaan Yera. Pria itu bisa saja menyerangnya lagi.133Please respect copyright.PENANAGaXu5QGSu2
Tanpa ragu Noel menurunkan handuk mandi yang dikenakan Yera lalu mengoleskan obat di luka yang ada di tubuh perempuan itu.
*
“Aku sudah selesai mengoleskan obatnya. Tunggu di sini, aku akan mengambilkanmu makan malam, ” Ujar Noel seraya beranjak dari sana.
Tak berapa lama, pria itu kembali lagi dengan baki di tangannya.
“Makanlah ..." Noel menyodorkan sepiring nasi goreng yang rupanya sungguh kacau. Kecuali nasinya, potongan sayur yang ia tambahkan di sana sungguh tak jelas bentuknya, bulat persegi memanjang. Untuk hewan pun rupanya tak seberantakan itu.
"Makanlah!! Jangan sampai emosiku terpancing dan melakukan hal itu lagi padamu!" bentak Noel seraya menyodorkan piring tadi ke hadapan Yera. Dengan tangan yang gemetar Yera mengambil piringnya dan menyuap makanan itu ke mulutnya.133Please respect copyright.PENANAZZdzSsyily
Rasa makanan itu nyatanya tak seburuk rupanya. Namun perasaan takut yang menekannya membuat Yera tak benar-benar menikmati makanannya. Ia memakannya seperti orang kelaparan karena Noel terus saja menatapnya.
“Jangan sisakan nasinya sebutir pun!” Ancam Noel lagi.
Yera terpaksa memungut buliran nasi yang tersisa hingga piring itu benar-benar bersih.
Noel bangun, lalu menarik Yera ke ranjangnya. Jelas perempuan itu ketakutan lagi.
"Tidur di sini! Jangan coba-coba kabur lagi, karena jika aku berhasil menemukanmu, aku akan menjualmu ke tempat pelacuran!" Ancam Noel sambil menatap tajam Yera.
Noel mengangkat kedua kaki Yera ke atas kasur. Tubuh Yera otomatis berputar 90°. Pria itu juga menarik selimut di bawah kaki Yera lalu menyelimutinya hingga ke bawah perut.
"Aku ada pekerjaan malam ini. Jadi istirahatlah" ujar Noel sembari membuka lemari pakaiannya.
Ia mengambil sebuah pakaian rajut berlengan panjang juga celana dalam.
"Aku tidak punya pakaian perempuan, jadi gunakan ini sementara waktu. Dalamannya juga baru ku beli tadi pagi," ujarnya seraya meletakan pakaian tadi di pangkuan Yera.
Ia kembali ke lemari tadi dan mengganti pakaiannya sendiri tanpa canggung di hadapan perempuan itu. Setelahnya, ia merapikan diri di depan cermin dan mengenakan parfum. Aroma harum khas pria menyebar ke penjuru ruang itu.
"Aku pergi ..." pamitnya.
*
Dalam sekejap kamar itu berubah sepi. Yera menatap ke arah jendela. Entah sejak kapan jendela itu dipasangi rantai besi di sana, Yera tidak menyadarinya. Seperti mimpi, tapi jelas ini bukan mimpi. Rasa sakit di tubuhnyalah yang menyadarkan ia akan semua itu. Nasib yang dialaminya sungguh di luar dugaannya. Ia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi seterusnya. Ia harus siap dengan kenyataan buruk apa pun.
"Hiks ...." Yera terisak lagi.
Betapa sakit hatinya memikirkan nasibnya saat ini.
Betapa sakit hatinya memikirkan bahwa tak ada orang yang akan menolongnya saat ini.
Ia sendirian ...
sendirian dalam menanggung kesengsaraannya.
Ia akan sengsara ...
Mungkin sampai raganya tak sanggup menanggung siksaan itu.
ns13.59.233.20da2