Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
3324Please respect copyright.PENANAwD4IeXw6o5
3324Please respect copyright.PENANA4G4oldqIUa
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
3324Please respect copyright.PENANAbrh3F5g62r
3324Please respect copyright.PENANA0zRb8N87GW
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
3324Please respect copyright.PENANAyNo7sCw2bG
3324Please respect copyright.PENANAMLCGtJ3bqr
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
3324Please respect copyright.PENANAq2AypFVEAs
3324Please respect copyright.PENANAnLr8h7zIjS
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
3324Please respect copyright.PENANAKxUcpoWPwE
3324Please respect copyright.PENANAoVdcHGoiLQ
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
3324Please respect copyright.PENANAd66iqgnWUf
3324Please respect copyright.PENANAlpiHyz57tN
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
3324Please respect copyright.PENANA91VSwMYKqM
3324Please respect copyright.PENANAY34xSlaU6H
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
3324Please respect copyright.PENANAGlnUwbBvJI
3324Please respect copyright.PENANAf94UUFQzSB
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
3324Please respect copyright.PENANAh5CEz6ElI5
3324Please respect copyright.PENANA6TVS3hQDDJ
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
3324Please respect copyright.PENANAGxVTEEZlcP
3324Please respect copyright.PENANAQWXBZMYBp9
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
3324Please respect copyright.PENANAYLtDSOsJEr
3324Please respect copyright.PENANAr59MuPJGG5
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
3324Please respect copyright.PENANAQxcLK7l8B9
3324Please respect copyright.PENANA9uYAXVpZiZ
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
3324Please respect copyright.PENANA4cBfmEC7XU
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
3324Please respect copyright.PENANA93vb8aWlF2
3324Please respect copyright.PENANAGGF9xuLqMz
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
3324Please respect copyright.PENANA7vj1X9fFhz
3324Please respect copyright.PENANADXAmHzfenz
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
3324Please respect copyright.PENANA0niOGAJMKG
3324Please respect copyright.PENANA2vdeRUFzmh
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
3324Please respect copyright.PENANAwq8ZpNSMXc
3324Please respect copyright.PENANAlHXZdHWznd
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
3324Please respect copyright.PENANAr0rFCPUZBD
3324Please respect copyright.PENANAfQ3yZTPixB
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
3324Please respect copyright.PENANA3Ny2dlfu4b
3324Please respect copyright.PENANArkvoquTgzl
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
3324Please respect copyright.PENANA8lgRnfP4Aq
3324Please respect copyright.PENANADncTVtqlXk
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
3324Please respect copyright.PENANA7bsnC7mGua
3324Please respect copyright.PENANA6U96fOFVNl
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
3324Please respect copyright.PENANA8sjXD9uQ5T
3324Please respect copyright.PENANA9AqFP3e99F
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
3324Please respect copyright.PENANA8woTMrc3X4
3324Please respect copyright.PENANAB5HowW2aFQ
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
3324Please respect copyright.PENANAXNpudtr1gt
3324Please respect copyright.PENANAxdFTRZ1Up9
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
3324Please respect copyright.PENANAmOjYeil1oB
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
3324Please respect copyright.PENANAAU9zqitJ7w
3324Please respect copyright.PENANA9tKa3Zl3Kw
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
3324Please respect copyright.PENANAO1QmLFdUZ0
3324Please respect copyright.PENANAJ0dMgS9W0O
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
3324Please respect copyright.PENANAIGO9yC82HM
3324Please respect copyright.PENANAJ6RjlCoJCu
“Iya Bu…”
3324Please respect copyright.PENANAyrJ9401LxT
3324Please respect copyright.PENANAywuPIfB0zv
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
3324Please respect copyright.PENANAA3e5opV42f
3324Please respect copyright.PENANAi5tZU8hGbP
“Dibawa keluar Bu?”
3324Please respect copyright.PENANAoHvJy0bZge
3324Please respect copyright.PENANAk2G9dAFgvi
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
3324Please respect copyright.PENANAknsR06TTFF
3324Please respect copyright.PENANALeqgppIquO
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
3324Please respect copyright.PENANAhLicAKdhI7
3324Please respect copyright.PENANAbWr7BTWBya
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
3324Please respect copyright.PENANAHHfGZRz0nr
3324Please respect copyright.PENANArIEf0aMcAJ
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
3324Please respect copyright.PENANAiJEz2Aac6r
3324Please respect copyright.PENANAnUQGskB4sT
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
3324Please respect copyright.PENANAkvcFWTdWH7
3324Please respect copyright.PENANAWPZg7nZmM0
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
3324Please respect copyright.PENANAThLqC3UhAF
3324Please respect copyright.PENANAW57c7fGFzv
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
3324Please respect copyright.PENANAoDAfHg9kQj
3324Please respect copyright.PENANACI8CM64mHm
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
3324Please respect copyright.PENANAuhBBcQCNGG
“oh..”
3324Please respect copyright.PENANACRb6NZddbr
3324Please respect copyright.PENANAfgBUzYoE3k
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
3324Please respect copyright.PENANAoTuq0Ni989
3324Please respect copyright.PENANATyINenPaTE
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
3324Please respect copyright.PENANAnYaWwseRAj
3324Please respect copyright.PENANAK5Q7mGtI8E
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
3324Please respect copyright.PENANAZ5F53QXDnV
3324Please respect copyright.PENANAvrveIyD0DS
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
3324Please respect copyright.PENANAcPOj5TTEyp
3324Please respect copyright.PENANAfmFAT3bfkb
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
3324Please respect copyright.PENANAnFQUgLKla6
3324Please respect copyright.PENANA0cH9Umv7gx
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
3324Please respect copyright.PENANAqyk54YZPwn
3324Please respect copyright.PENANANNEeKcNeAR
“I…Iya neng…”
3324Please respect copyright.PENANAMHvnod7YXN
3324Please respect copyright.PENANACZFdyzBAqK
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
3324Please respect copyright.PENANA0czARUiOsW
3324Please respect copyright.PENANAwzsvErxDOb
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
3324Please respect copyright.PENANAIY5BEORKs1
3324Please respect copyright.PENANA2o9GAGxe2H
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
3324Please respect copyright.PENANAMaSsqdI952
3324Please respect copyright.PENANACwIp9YgLcY
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
3324Please respect copyright.PENANARxMucmF9x3
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
3324Please respect copyright.PENANAk5JrrPnrOi
3324Please respect copyright.PENANAZUrIXGdwaH
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
3324Please respect copyright.PENANAgV3XTb8rAf
3324Please respect copyright.PENANADo6gBUhTsx
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
3324Please respect copyright.PENANA6am4QwD1o6
3324Please respect copyright.PENANAYV22gkt7UK
“Tidak usah neng.. “
3324Please respect copyright.PENANALiI3fXPKbf
3324Please respect copyright.PENANAdPkLDJjl9e
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
3324Please respect copyright.PENANArF1jRyni35
3324Please respect copyright.PENANA12UkKHnZFd
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
3324Please respect copyright.PENANA1nkEtCyg9o
3324Please respect copyright.PENANADhqOnv1bxl
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
3324Please respect copyright.PENANA492I1e9kqS
3324Please respect copyright.PENANAH6uHWtJDB3
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
3324Please respect copyright.PENANAijedykldMP
3324Please respect copyright.PENANAUabKAelxZD
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
3324Please respect copyright.PENANACuvhAOtOqw
3324Please respect copyright.PENANAXN5kWVVfjY
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
3324Please respect copyright.PENANAtHOaWnPODV
3324Please respect copyright.PENANAnTH0AQy4bn
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
3324Please respect copyright.PENANAzog3Vn1rwJ
3324Please respect copyright.PENANATEtLWtuqQ8
3324Please respect copyright.PENANAhH5yrwKLDB
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
3324Please respect copyright.PENANAKEL6mfj5mf
3324Please respect copyright.PENANAx3MIRKUMdY
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
3324Please respect copyright.PENANAIXJUFkKoPa
3324Please respect copyright.PENANAkGeROuDQAI
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
3324Please respect copyright.PENANAMOmlIaOzeZ
3324Please respect copyright.PENANAfcCeaQHr8S
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
3324Please respect copyright.PENANAPCmglwRcL8
3324Please respect copyright.PENANAlj1fFCpdKo
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
3324Please respect copyright.PENANAWhVDuF0QW9
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
3324Please respect copyright.PENANAKuxKNIk1ln
3324Please respect copyright.PENANAwi2OOiHl8L
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
3324Please respect copyright.PENANAn9V0Sx98JA
3324Please respect copyright.PENANA8E3ktP6izo
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
3324Please respect copyright.PENANADhzYQSgUDD
3324Please respect copyright.PENANAs3u7KJXti3
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
3324Please respect copyright.PENANAxRlv2Qzdrd
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
3324Please respect copyright.PENANAGcxGFdjRIH
3324Please respect copyright.PENANAKBOHWRKWEi
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
3324Please respect copyright.PENANAVoNtowPNmm
3324Please respect copyright.PENANACsCNbyDbyQ
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
3324Please respect copyright.PENANAmN0XicfmPD
3324Please respect copyright.PENANAUFbqS0CoPD
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
3324Please respect copyright.PENANAGcjyKjxDda
3324Please respect copyright.PENANAfrF0GMNZqp
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
3324Please respect copyright.PENANAx9vsn727nq
3324Please respect copyright.PENANAEhvOfgWd5b
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
3324Please respect copyright.PENANA3WYIO4nPUM
3324Please respect copyright.PENANAWwYtFlMVJy
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
3324Please respect copyright.PENANApbwn3VTnAl
3324Please respect copyright.PENANACaIs3kgoJF
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
3324Please respect copyright.PENANADkFZJmD3sp
3324Please respect copyright.PENANAP2ACAA2RBH
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
3324Please respect copyright.PENANATBMzQU5fvr
3324Please respect copyright.PENANAgL2o67Yy3R
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
3324Please respect copyright.PENANArHi9kXMHwI
3324Please respect copyright.PENANAf5RRlbiKvs
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
3324Please respect copyright.PENANADNiDAnVzHF
3324Please respect copyright.PENANA8OBqm83JmW
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
3324Please respect copyright.PENANArY4Zfbr1gy
3324Please respect copyright.PENANAP4k6ccg0fJ
“Kek… ?” Panggilku
3324Please respect copyright.PENANAJ20SA1BuO8
3324Please respect copyright.PENANAcOCmRdMmh2
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
3324Please respect copyright.PENANAMsmRUgDvcB
3324Please respect copyright.PENANA8p74drQvGF
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
3324Please respect copyright.PENANAKYmIRQP8xk
3324Please respect copyright.PENANAvdl99QkaE8
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
3324Please respect copyright.PENANA3LNeXqc1Qp
3324Please respect copyright.PENANA9aztM9el2t
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
3324Please respect copyright.PENANAcbTkfWuzi9
3324Please respect copyright.PENANAanBsuUGeqK
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
3324Please respect copyright.PENANA5k8UCf3Ceh
3324Please respect copyright.PENANAXHR0QvEjar
3324Please respect copyright.PENANAaHggq8lBWw
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
3324Please respect copyright.PENANAOrXfPrwSzi
3324Please respect copyright.PENANALMaU0tMK5w
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
3324Please respect copyright.PENANARdjxCZMFAI
3324Please respect copyright.PENANALxVktsKI60
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
3324Please respect copyright.PENANAah6tkwkUsW
3324Please respect copyright.PENANA5pqjjAmM5M
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
3324Please respect copyright.PENANADwzIY6Z0q6
3324Please respect copyright.PENANA2uOueuF1Vq
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
3324Please respect copyright.PENANAaOvxo4PMR9
3324Please respect copyright.PENANADy39M7dNQF
3324Please respect copyright.PENANAdkBakciJCi
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
3324Please respect copyright.PENANAH4cl2Zgd31
3324Please respect copyright.PENANAOFXXKUsy9f
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
3324Please respect copyright.PENANAZUc62EP5Ql
3324Please respect copyright.PENANA0rQT0dxiTX
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
3324Please respect copyright.PENANAmpKwQi62Zy
3324Please respect copyright.PENANA6n24d99zjR
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
3324Please respect copyright.PENANASRUPmcEYQv
3324Please respect copyright.PENANAoBswvYneUB
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
3324Please respect copyright.PENANA08UWzFM6sD
3324Please respect copyright.PENANAmbI3b31qon
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
3324Please respect copyright.PENANAIuQFCjRCQh
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
3324Please respect copyright.PENANAQDy4IqJTCf
3324Please respect copyright.PENANAZdX7q4nvzm
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
3324Please respect copyright.PENANAi6Y12mx7Ax
3324Please respect copyright.PENANAkOeRksofda
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
3324Please respect copyright.PENANA5S22v13nOh
3324Please respect copyright.PENANAr9LI94JYaK
3324Please respect copyright.PENANAtfTLM4lk9B
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
3324Please respect copyright.PENANA5wM7tYTRCm
3324Please respect copyright.PENANA8SzenosUw6
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
3324Please respect copyright.PENANASbn9EgLt8C
3324Please respect copyright.PENANAsFW8cqx60P
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
3324Please respect copyright.PENANAAKKw7k948D
3324Please respect copyright.PENANAcKKPd5jfKr
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
3324Please respect copyright.PENANAR1rkUPHA7R
3324Please respect copyright.PENANABf9PiUmHBm
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
3324Please respect copyright.PENANAP7Lpgh8LcE
3324Please respect copyright.PENANAeOdSbAkNA5
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
3324Please respect copyright.PENANAzojFlQ7ilB
3324Please respect copyright.PENANA4IjZCTwHi0
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
3324Please respect copyright.PENANAhrdJF6mTBT
3324Please respect copyright.PENANAHbsYbDL1Fd
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
3324Please respect copyright.PENANAylTHG559Pz
3324Please respect copyright.PENANAUyNuzxzSio
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
3324Please respect copyright.PENANAusw1Qw56m8
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
3324Please respect copyright.PENANASf6HwfGiKG
3324Please respect copyright.PENANAszbBLeLHyR
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
3324Please respect copyright.PENANACP0maUSGza
3324Please respect copyright.PENANAer4H3FdKOa
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
3324Please respect copyright.PENANATvRWgW90i4
3324Please respect copyright.PENANAyrBc3EB4Yt
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
3324Please respect copyright.PENANA9dHhIYcH1F
3324Please respect copyright.PENANAlfyGTGf6au
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
3324Please respect copyright.PENANANDcblGfIDb
3324Please respect copyright.PENANASVe0ywrPaH
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
3324Please respect copyright.PENANAcqn1jBN8ef
3324Please respect copyright.PENANAAIybSnULRX
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
3324Please respect copyright.PENANAUoEez6gJpH
3324Please respect copyright.PENANAzQiOgDaq2y
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
3324Please respect copyright.PENANA1QGz7Vt8IX
3324Please respect copyright.PENANA1VMwQqsJiL
3324Please respect copyright.PENANApu4w99w3aa
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
3324Please respect copyright.PENANA7GaqJUJFvA
3324Please respect copyright.PENANAezyBsxqwSE
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
3324Please respect copyright.PENANAC5pmCo49uP
3324Please respect copyright.PENANAuLrkb5sMJH
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
3324Please respect copyright.PENANAu5qBS91olF
3324Please respect copyright.PENANA8628hMmzzr
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
3324Please respect copyright.PENANA2DNCqG73mn
3324Please respect copyright.PENANAbplhRES2dI
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
3324Please respect copyright.PENANATdvbCWBJQG
3324Please respect copyright.PENANAE5W3PHMeBy
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
3324Please respect copyright.PENANAG25i7khlq1
3324Please respect copyright.PENANA8Ixjf5xDOK
“A..anu neng..”
3324Please respect copyright.PENANAxK21tICXSl
3324Please respect copyright.PENANA3GIsRRHjwF
“Kenapa kek?”
3324Please respect copyright.PENANAEo3RIsYUKh
3324Please respect copyright.PENANAiD452G3XPc
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
3324Please respect copyright.PENANAtYg42ITtsU
3324Please respect copyright.PENANA1qtKBxzBPC
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
3324Please respect copyright.PENANAh7fbYgzlUF
3324Please respect copyright.PENANAIXlcoFqfNg
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
3324Please respect copyright.PENANAd9b46mrDJA
3324Please respect copyright.PENANAPpmcADf3FP
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
3324Please respect copyright.PENANAxcYb0SFQ19
3324Please respect copyright.PENANAI7nYD2NmDa
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
3324Please respect copyright.PENANAM8RCg1xFte
3324Please respect copyright.PENANAzXY1uXYGB2
3324Please respect copyright.PENANAJhgrCa7Lo5
“Neng…? Panggil si kakek.
3324Please respect copyright.PENANAaz6LdXyDM0
3324Please respect copyright.PENANAnnL7Es4ljU
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
3324Please respect copyright.PENANAh5fB1XQURz
3324Please respect copyright.PENANAT8HI8UJ3BX
3324Please respect copyright.PENANAM17jUFF46O
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
3324Please respect copyright.PENANAaiSaigv2rk
3324Please respect copyright.PENANA3saaI27oMG
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
3324Please respect copyright.PENANADhqpstLeXW
3324Please respect copyright.PENANA4HumethOoF
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
3324Please respect copyright.PENANARF0Z88zgDb
3324Please respect copyright.PENANAdYoR0XYZRf
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
3324Please respect copyright.PENANAGRdkKu86jD
3324Please respect copyright.PENANAGqmv0PznON
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
3324Please respect copyright.PENANA8t47WUTeDk
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
3324Please respect copyright.PENANAv9PHHfjhkj
3324Please respect copyright.PENANAgwVTPIo4V9
3324Please respect copyright.PENANAYzO5H2Hnfa
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
3324Please respect copyright.PENANATnnTaNb7nA
3324Please respect copyright.PENANAvNMbhjlFJ0
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
3324Please respect copyright.PENANAAFHKigsgyN
3324Please respect copyright.PENANAR7aPfBx3w5
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
3324Please respect copyright.PENANAEu76lp9ODe
3324Please respect copyright.PENANAwlfToPTOfh
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
3324Please respect copyright.PENANAtnGde7Lj3n
3324Please respect copyright.PENANANSkEgS8D44
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
3324Please respect copyright.PENANAxNcPAPxYBx
3324Please respect copyright.PENANAYmrBrcdBsO
“Tidak apa-apa kok kek”
3324Please respect copyright.PENANAqg0o2UFTF1
3324Please respect copyright.PENANAF0JlzSy67J
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
3324Please respect copyright.PENANAcL1BIxRMNZ
3324Please respect copyright.PENANA4sSLR3njRI
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
3324Please respect copyright.PENANAlU29wtXH5z
3324Please respect copyright.PENANAQE0NxywpHY
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
3324Please respect copyright.PENANAXroLnHS1Zl
3324Please respect copyright.PENANAFeQ6GaYIKn
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
3324Please respect copyright.PENANA4x8rHn4Rts
3324Please respect copyright.PENANABsGfsz8CRL
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
3324Please respect copyright.PENANAi9KhUhpaux
3324Please respect copyright.PENANA0AmlTf9WD5
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
3324Please respect copyright.PENANAYjjpGgbH4p
3324Please respect copyright.PENANAywkMErPscF
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
3324Please respect copyright.PENANAcrEevphLZN
3324Please respect copyright.PENANA1uygwcD7kA
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
3324Please respect copyright.PENANARTQtUV7f7c
3324Please respect copyright.PENANAwBKukhdoZk
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
3324Please respect copyright.PENANAMpPQhxpbYI
3324Please respect copyright.PENANAfyRnEvKgeA
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
3324Please respect copyright.PENANATjM6XcvRPF
3324Please respect copyright.PENANAHWzF8xafd0
“Enak yah kek?”
3324Please respect copyright.PENANAYUbzgGlwiF
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
3324Please respect copyright.PENANAAAUKTO4dzm
3324Please respect copyright.PENANAQZMh3nLCwr
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
3324Please respect copyright.PENANA8P5cVvoyV4
3324Please respect copyright.PENANAzkF7JTGMfw
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
3324Please respect copyright.PENANAO5xtmUbFSp
3324Please respect copyright.PENANArXX9ADx91o
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
3324Please respect copyright.PENANAduEMRloaQu
3324Please respect copyright.PENANAKsMcrwlYZ7
“Neng… boleh saya remes?”
3324Please respect copyright.PENANAFjQjRwA9VU
3324Please respect copyright.PENANAqSg4QNIWux
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
3324Please respect copyright.PENANAnhdMh5NnDE
3324Please respect copyright.PENANA7mIlR08Paw
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
3324Please respect copyright.PENANAAU4Vhn64sI
3324Please respect copyright.PENANAyx1EtSW0sx
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
3324Please respect copyright.PENANAg6wGdEmkTL
3324Please respect copyright.PENANAcu64XU3gHj
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
3324Please respect copyright.PENANAZufsVGCShi
3324Please respect copyright.PENANAmZUh21rNAF
“Boleh neng?”
3324Please respect copyright.PENANA7Rhh0NY2ZN
3324Please respect copyright.PENANAjXGQY8RZN2
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
3324Please respect copyright.PENANAkqBp2kmDYQ
3324Please respect copyright.PENANAxV6vQtiXZx
“Eneng yakin?”
3324Please respect copyright.PENANAD4rbImHFYS
3324Please respect copyright.PENANAcL4043h9Vu
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
3324Please respect copyright.PENANA0ReeFn5OU7
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
3324Please respect copyright.PENANAeK0VaHbbDd
3324Please respect copyright.PENANAD8LkBMfidq
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
3324Please respect copyright.PENANAuXXbA2FFx7
3324Please respect copyright.PENANA0ZCqhLha2I
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
3324Please respect copyright.PENANAdHFrfIcNii
3324Please respect copyright.PENANAddNdKWtwWb
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
3324Please respect copyright.PENANAihryjc6ulR
3324Please respect copyright.PENANA5JCifGgH3b
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
3324Please respect copyright.PENANAl0Go4EHnWp
3324Please respect copyright.PENANAfvJosJs9w3
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
3324Please respect copyright.PENANAZKTKT7kSAn
3324Please respect copyright.PENANA39uSuLLdKQ
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
3324Please respect copyright.PENANAfAaU5rel8w
3324Please respect copyright.PENANAeIUY3xuI0Y
3324Please respect copyright.PENANAENZs40FNLk
3324Please respect copyright.PENANArJd1bQ8wGD
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
3324Please respect copyright.PENANAjPLVpTqTYh
3324Please respect copyright.PENANA2VmURzpoYQ
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
3324Please respect copyright.PENANAwoAftc2XLx
3324Please respect copyright.PENANAtqQXrCpPek
3324Please respect copyright.PENANAgoK30quTAd
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
3324Please respect copyright.PENANA2e4Y93ggW7
3324Please respect copyright.PENANAgcBPHeuAXA
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
3324Please respect copyright.PENANAnihyC4T2JV
3324Please respect copyright.PENANAm9CBXy8QRp
3324Please respect copyright.PENANAnXokB3eemL
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
3324Please respect copyright.PENANAsNiWBjr7Io
3324Please respect copyright.PENANAR57pnEKnJF
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
3324Please respect copyright.PENANAVn6Dw4I1E5
3324Please respect copyright.PENANAwzHWFTmVNN
“Sudah kek?”
3324Please respect copyright.PENANAstBjFsWfoZ
3324Please respect copyright.PENANAH4F8BHFQO6
“Iya neng..”
3324Please respect copyright.PENANAA7ZKpDKfgC
3324Please respect copyright.PENANAopUmAX8vov
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
3324Please respect copyright.PENANApovlucIPdP
3324Please respect copyright.PENANAJNEBPCCKRV
“Maafin saya yah neng?”
3324Please respect copyright.PENANAmhnUoiIxSk
3324Please respect copyright.PENANAsVZ5NXgttT
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
3324Please respect copyright.PENANAJ5Yfkob9HJ
3324Please respect copyright.PENANAvVor2lqjlV
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
3324Please respect copyright.PENANADeIz9uZFiA
3324Please respect copyright.PENANAO7IY5O9REA
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
3324Please respect copyright.PENANA3ofSOakWxh
3324Please respect copyright.PENANA8Dvtxy6U5y
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
3324Please respect copyright.PENANA85RPzehBFb
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
3324Please respect copyright.PENANAwSg2sQOqAU
3324Please respect copyright.PENANAxyNSz6YgF9
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
3324Please respect copyright.PENANAymtkueR5K8
3324Please respect copyright.PENANAaxJsZ1IUnR
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
3324Please respect copyright.PENANAqmQahMO0go
3324Please respect copyright.PENANA6PgXhq17uW
3324Please respect copyright.PENANA5ytOpEnXzw
-TAMAT-
ns 172.70.126.38da2