
1511Please respect copyright.PENANAlv8Ncz9zAo
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1511Please respect copyright.PENANASWxyq9lovv
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1511Please respect copyright.PENANAen7EYOFwkq
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1511Please respect copyright.PENANAgWLOV1rnpt
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1511Please respect copyright.PENANAe3MgKWFVCE
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1511Please respect copyright.PENANAvIkTblLE7Y
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1511Please respect copyright.PENANAupXlFSfuhs
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1511Please respect copyright.PENANAz68MJcaI2t
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1511Please respect copyright.PENANAxc2mWQWf5c
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1511Please respect copyright.PENANAntd006h2pF
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1511Please respect copyright.PENANAQoxgXunfyY
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1511Please respect copyright.PENANAZDCQGIvoD2
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1511Please respect copyright.PENANAr0qBeKxpLj
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1511Please respect copyright.PENANAfOqvMUD8jp
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1511Please respect copyright.PENANAdnlfVVNKIP
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1511Please respect copyright.PENANA0AEkXh1kwd
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1511Please respect copyright.PENANAN5VLjESeZg
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1511Please respect copyright.PENANAQJX2ddhI18
__________
1511Please respect copyright.PENANALHRqu4g1Eg
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1511Please respect copyright.PENANAne1mfe2m6F
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1511Please respect copyright.PENANAB8H2IEEKKF
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1511Please respect copyright.PENANAm0aNHBpmU2
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1511Please respect copyright.PENANAZ7aeTrShF6
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1511Please respect copyright.PENANAil6FEM0DU4
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1511Please respect copyright.PENANA41cpuvDMz9
___________
1511Please respect copyright.PENANAJBwZS1n5n3
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1511Please respect copyright.PENANAcZKjK2KHJZ
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1511Please respect copyright.PENANARTRQmbD1V3
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1511Please respect copyright.PENANAHDBtx8tPB6
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1511Please respect copyright.PENANA82EYs3Huql
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1511Please respect copyright.PENANAyNEnuxpSRE
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1511Please respect copyright.PENANAJyT23fPzVS
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1511Please respect copyright.PENANAsME55clbtJ
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1511Please respect copyright.PENANABzjgAZrqJQ
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1511Please respect copyright.PENANABCxQiEBanr
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1511Please respect copyright.PENANAhEqARGZzjL
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1511Please respect copyright.PENANA2Zs8LY92DT
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1511Please respect copyright.PENANAT6KLSdYMvP
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1511Please respect copyright.PENANAj5S0jt9BTQ
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1511Please respect copyright.PENANAgHk8moFnsd
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1511Please respect copyright.PENANA4Qdc7TkwVh
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1511Please respect copyright.PENANA9mps0QIBjZ
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1511Please respect copyright.PENANAUriBQTfgen
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1511Please respect copyright.PENANAyziDxwLdaF
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1511Please respect copyright.PENANAOSKGG7Eypk
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1511Please respect copyright.PENANA6NJWMXh1pD
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1511Please respect copyright.PENANAaLd8oykptR
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1511Please respect copyright.PENANA6sq4q4xSA9
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1511Please respect copyright.PENANA54UToim657
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1511Please respect copyright.PENANAKgtTW8opFP
Ia jatuh cinta.
1511Please respect copyright.PENANAs3YBwITYYG
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1511Please respect copyright.PENANAy4ZP3S9Vbi