Nina pulang ke rumahnya. Hari sudah sore saat dia tiba, sebenarnya dia masih kesal dengan sikap Gio yang tidak mau melihatnya. Tapi dia tidak lagi mau ambil pusing. Setelah menyantap makan malamnya sambil ngobrol santai dengan ayah ibunya, dia pamit ke kamar untuk mengerjakan prnya. Tapi sendirian di kamar malah membuatnya teringat pada Gio. Gadis itu melamun sambil menatap ponselnya yang sepi, tak ada sms yang masuk dari Sasha dan Marni. Padahal mereka tahu betul saat ini dia sedang gundah. Diletakkannya ponsel berwarna biru itu. Dia kembali melamun di depan cermin sambil perlahan menyisir rambutnya. Sahabat apanya? Baik Gio maupun dua temannya itu tidak ada yang peduli padanya.
Gadis itu terkejut saat bayangannya di cermin tersenyum padanya. Aku pasti sudah gila, ujarnya dalam hati sambil kembali melihat bayangannya. Tapi sosok itu tetap tersenyum. Membuat gadis itu menjatuhkan sisirnya dan berlari menjauh. Dia hendak keluar kamar, tapi pintunya tidak bisa dibuka.
"Ayah!!!ibu!!!tolong!!!" teriaknya keras sambil menggedor - gedor pintu. Pintu itu tetap bergeming. Nina menoleh ke cermin dan makin histeris saat melihat bayangan dirinya keluar dari cermin dan mendekat padanya. Sosok lain dirinya itu lalu berubah menjadi bayangan hitam dan melingkupi tubuh Nina. Hal terakhir yang diingat gadis itu adalah bau darah busuk dan anyir. Lalu dia jatuh tak sadarkan diri. Ayah dan ibunya terkejut melihat putri mereka pingsan di dekat pintu. Mereka lalu membawa Nina ke rumah sakit.
ns216.73.216.117da2