Tercabar ego jantanku.
Disini, saat aku ingin mengakhiri round yang entah ke berapa dengan rentakku sendiri dalam usahaku untuk memuntahkan air jantanku, aku memandang tajam padanya.
"Kenapa? Nak keras lagi? Nak sedap lagi?” Aku mencekup dagunya.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMRTEWJQUjV
Tone suaraku berubah keras. Nafsu ganasku menerpa.
Dapat ku saksikan matanya berubah menjadi takut.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6qRZRmqjIC
“Nak sedap lagi?”
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTT4tTTPG1Z
Kali ini aku hempap badannya terutama kelangkangnya dengan lebih berat dan kasar. Ku lunyai- lunyai dan tenyeh- tenyehkan pelvisku dengan kasar, seakan- akan mengosok keras pada kelangkangnya. Aku benar- benar menggunakan berat badanku untuk menekan seluruh badannya.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQjAeHW9KJo
“Macam ni? Ha? Macam ni?!” aku menampar pipi dan dagunya.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡondHZvMNHS
“Keras macam ni?!” ujarku keras sambil memberi tamparan yang lebih kuat lagi pada dagu dan pipinya.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡav1fEBJhhH
Matanya memandang sayu padaku meminta simpati. Meminta aku untuk berhenti. Terputus- putus nafasnya menahan rasa takut yang menerpa.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQIpx6U4Yea
“Mmm~~ Abang~~” rintihnya ketakutan namun jepitannya mula merancak, berdenyut- denyut menjerut batangku semula.
“Na takut? Seram kat abang?!” aku memandang tajam padanya.
Nafsu ganasku menaik ke gear tinggi. Matanya merenung sayu, mengangguk kepala mengiyakan soalanku.
Aku tersenyum.
Bibirku melekap di bibirnya semula. Meneroka mulutnya, lelangitnya. Menghisap lidahnya, mencuri nafasnya.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqGZ3HTSP0
“Keras macam ni? Keras macam ni yang Na suka?” ujarku keras memacu sedapku dan sedapnya.
“Mm… ~~” jawabnya penuh getaran.
“Na suka? Suka? Suka?” ujarku memacu pancutku sendiri.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmqpkbTwoE2
Berdenyut- denyut, mengembang menguncup mulut batangku.
Jerut elektrik sedap mula mengembang, mula membuai kantung telurku, saraf batangku.
Erangan, desahan dan mata Nina yang sayu juga memacu aku, seperti menagih aku untuk menamatkan permainan ini. Memberi zat- zat sedap dalam farajnya. Membuntingkannya.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuTSghSyixv
Ah…
Tunggu…
Ah…~~
Kejap…
Ah… Kejap…~~
Sikit lagi…
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWETB3czAIa
Dan...
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7IpFNEa7GS
Saat getaran sedap pada pangkal batangku mula menzahirkan nikmatku dan mendesak pancutku, aku menghenjut keras.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiv6yAvrdcV
“Na!~~Na!~~” suara kerasku memacu namanya.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJzFPIcdlry
"NAAAAA!"
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb40CDnT1jV
Dan dengan laungan yang terakhir itu aku akhirnya menyerah kalah...
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpqqppNJpM
Terkerut- kerut kantung telurku.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpu5OIwCRF6
Berdenyut- denyut dan berlumba- lumba air pekatku memancut, memercik keluar menghala pintu rahimnya.
Aku tekan batangku sehingga ke pintu rahimnya. Air maniku pekat membuak- membuak melanggar- langgar basah pintu nikmatnya.
Didalam aku memancut, Nina juga turut mengerang keras, jepitan orgasmnya mengurut- urut batangku. Membuntingkannya.
Mungkin.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMOkG4Qtfsq
Oh ya, lupa pula.
2211Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYEGRvoetoI
Aku Mokhtar.
ns18.217.55.199da2
