Tercabar ego jantanku.
Disini, saat aku ingin mengakhiri round yang entah ke berapa dengan rentakku sendiri dalam usahaku untuk memuntahkan air jantanku, aku memandang tajam padanya.
"Kenapa? Nak keras lagi? Nak sedap lagi?” Aku mencekup dagunya.
1428Please respect copyright.PENANAlC3BTQ5eHb
Tone suaraku berubah keras. Nafsu ganasku menerpa.
Dapat ku saksikan matanya berubah menjadi takut.
1428Please respect copyright.PENANAy7ARLk5svf
“Nak sedap lagi?”
1428Please respect copyright.PENANAZiEN6DMIwT
Kali ini aku hempap badannya terutama kelangkangnya dengan lebih berat dan kasar. Ku lunyai- lunyai dan tenyeh- tenyehkan pelvisku dengan kasar, seakan- akan mengosok keras pada kelangkangnya. Aku benar- benar menggunakan berat badanku untuk menekan seluruh badannya.
1428Please respect copyright.PENANA3TGzS0yStM
“Macam ni? Ha? Macam ni?!” aku menampar pipi dan dagunya.
1428Please respect copyright.PENANA7dnBOMbS4w
“Keras macam ni?!” ujarku keras sambil memberi tamparan yang lebih kuat lagi pada dagu dan pipinya.
1428Please respect copyright.PENANAd2Zn7ySRlf
Matanya memandang sayu padaku meminta simpati. Meminta aku untuk berhenti. Terputus- putus nafasnya menahan rasa takut yang menerpa.
1428Please respect copyright.PENANAtngCoTO6Qg
“Mmm~~ Abang~~” rintihnya ketakutan namun jepitannya mula merancak, berdenyut- denyut menjerut batangku semula.
“Na takut? Seram kat abang?!” aku memandang tajam padanya.
Nafsu ganasku menaik ke gear tinggi. Matanya merenung sayu, mengangguk kepala mengiyakan soalanku.
Aku tersenyum.
Bibirku melekap di bibirnya semula. Meneroka mulutnya, lelangitnya. Menghisap lidahnya, mencuri nafasnya.
1428Please respect copyright.PENANAkgVK3VshOT
“Keras macam ni? Keras macam ni yang Na suka?” ujarku keras memacu sedapku dan sedapnya.
“Mm… ~~” jawabnya penuh getaran.
“Na suka? Suka? Suka?” ujarku memacu pancutku sendiri.
1428Please respect copyright.PENANAS5lu7U7jph
Berdenyut- denyut, mengembang menguncup mulut batangku.
Jerut elektrik sedap mula mengembang, mula membuai kantung telurku, saraf batangku.
Erangan, desahan dan mata Nina yang sayu juga memacu aku, seperti menagih aku untuk menamatkan permainan ini. Memberi zat- zat sedap dalam farajnya. Membuntingkannya.
1428Please respect copyright.PENANAPbIkUipW4X
Ah…
Tunggu…
Ah…~~
Kejap…
Ah… Kejap…~~
Sikit lagi…
1428Please respect copyright.PENANAelF7OPrgh1
Dan...
1428Please respect copyright.PENANATPIh33rQ9W
Saat getaran sedap pada pangkal batangku mula menzahirkan nikmatku dan mendesak pancutku, aku menghenjut keras.
1428Please respect copyright.PENANA41oMS5L3o2
“Na!~~Na!~~” suara kerasku memacu namanya.
1428Please respect copyright.PENANAzFTGrJg3mu
"NAAAAA!"
1428Please respect copyright.PENANAsx903EaiGv
Dan dengan laungan yang terakhir itu aku akhirnya menyerah kalah...
1428Please respect copyright.PENANAK0WMm9xEga
Terkerut- kerut kantung telurku.
1428Please respect copyright.PENANAGRyVj18JIc
Berdenyut- denyut dan berlumba- lumba air pekatku memancut, memercik keluar menghala pintu rahimnya.
Aku tekan batangku sehingga ke pintu rahimnya. Air maniku pekat membuak- membuak melanggar- langgar basah pintu nikmatnya.
Didalam aku memancut, Nina juga turut mengerang keras, jepitan orgasmnya mengurut- urut batangku. Membuntingkannya.
Mungkin.
1428Please respect copyright.PENANAHxqEwYPfww
Oh ya, lupa pula.
1428Please respect copyright.PENANAsotMsQRN7s
Aku Mokhtar.
ns 172.70.131.34da2