Tercabar ego jantanku.
Disini, saat aku ingin mengakhiri round yang entah ke berapa dengan rentakku sendiri dalam usahaku untuk memuntahkan air jantanku, aku memandang tajam padanya.
"Kenapa? Nak keras lagi? Nak sedap lagi?” Aku mencekup dagunya.
2214Please respect copyright.PENANA17C4Newrr0
Tone suaraku berubah keras. Nafsu ganasku menerpa.
Dapat ku saksikan matanya berubah menjadi takut.
2214Please respect copyright.PENANAKVtm8KNvRt
“Nak sedap lagi?”
2214Please respect copyright.PENANA4U4wdHgvHq
Kali ini aku hempap badannya terutama kelangkangnya dengan lebih berat dan kasar. Ku lunyai- lunyai dan tenyeh- tenyehkan pelvisku dengan kasar, seakan- akan mengosok keras pada kelangkangnya. Aku benar- benar menggunakan berat badanku untuk menekan seluruh badannya.
2214Please respect copyright.PENANAp1OUAXz8a7
“Macam ni? Ha? Macam ni?!” aku menampar pipi dan dagunya.
2214Please respect copyright.PENANADCvcyGpYMs
“Keras macam ni?!” ujarku keras sambil memberi tamparan yang lebih kuat lagi pada dagu dan pipinya.
2214Please respect copyright.PENANAC5Y2qgR0MA
Matanya memandang sayu padaku meminta simpati. Meminta aku untuk berhenti. Terputus- putus nafasnya menahan rasa takut yang menerpa.
2214Please respect copyright.PENANAG4JxJyCIdx
“Mmm~~ Abang~~” rintihnya ketakutan namun jepitannya mula merancak, berdenyut- denyut menjerut batangku semula.
“Na takut? Seram kat abang?!” aku memandang tajam padanya.
Nafsu ganasku menaik ke gear tinggi. Matanya merenung sayu, mengangguk kepala mengiyakan soalanku.
Aku tersenyum.
Bibirku melekap di bibirnya semula. Meneroka mulutnya, lelangitnya. Menghisap lidahnya, mencuri nafasnya.
2214Please respect copyright.PENANApT4F7QiFMA
“Keras macam ni? Keras macam ni yang Na suka?” ujarku keras memacu sedapku dan sedapnya.
“Mm… ~~” jawabnya penuh getaran.
“Na suka? Suka? Suka?” ujarku memacu pancutku sendiri.
2214Please respect copyright.PENANA5JzUeoDBEY
Berdenyut- denyut, mengembang menguncup mulut batangku.
Jerut elektrik sedap mula mengembang, mula membuai kantung telurku, saraf batangku.
Erangan, desahan dan mata Nina yang sayu juga memacu aku, seperti menagih aku untuk menamatkan permainan ini. Memberi zat- zat sedap dalam farajnya. Membuntingkannya.
2214Please respect copyright.PENANAGlksyrGfEb
Ah…
Tunggu…
Ah…~~
Kejap…
Ah… Kejap…~~
Sikit lagi…
2214Please respect copyright.PENANAkITQCn1OC2
Dan...
2214Please respect copyright.PENANAx4RZjE3UBh
Saat getaran sedap pada pangkal batangku mula menzahirkan nikmatku dan mendesak pancutku, aku menghenjut keras.
2214Please respect copyright.PENANAvQJcaww110
“Na!~~Na!~~” suara kerasku memacu namanya.
2214Please respect copyright.PENANARsBLCXhwSt
"NAAAAA!"
2214Please respect copyright.PENANAzioAKnP07L
Dan dengan laungan yang terakhir itu aku akhirnya menyerah kalah...
2214Please respect copyright.PENANAeTsahvQYqq
Terkerut- kerut kantung telurku.
2214Please respect copyright.PENANAD472ZQDodt
Berdenyut- denyut dan berlumba- lumba air pekatku memancut, memercik keluar menghala pintu rahimnya.
Aku tekan batangku sehingga ke pintu rahimnya. Air maniku pekat membuak- membuak melanggar- langgar basah pintu nikmatnya.
Didalam aku memancut, Nina juga turut mengerang keras, jepitan orgasmnya mengurut- urut batangku. Membuntingkannya.
Mungkin.
2214Please respect copyright.PENANABILKQIV602
Oh ya, lupa pula.
2214Please respect copyright.PENANAk0NWbXlL2b
Aku Mokhtar.
ns18.217.79.15da2