"dokter, pasien ruang rawat 3 krisis"
341Please respect copyright.PENANAiWhfhLGYEy
"Oke, bagaimana keadaannya"
341Please respect copyright.PENANARzMi4F3tJj
Suasana tegang menghiasi salah satu kamar pasien. Terlihat seorang remaja yang terbaring di sana dengan keadaan sulit bernafas.
341Please respect copyright.PENANAWZk9dNfzem
Laki-laki tinggi berjas putih itu segera menanganinya, setelah beberapa saat di tangani oleh sang dokter, pasien dengan nama Arya itu akhirnya kembali tenang.
341Please respect copyright.PENANAs4yXrNlnQ8
"Arya, bagaimana perasaan mu sekarang?" Tanya sang dokter
341Please respect copyright.PENANAA2wLBtlw6c
"Baik, dok. Sudah lebih baik" jawab Arya
341Please respect copyright.PENANAHPITSKunnD
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, dokter tersebut barulah keluar dari ruang rawat Arya dan kembali pada pekerjaannya yg lain.
341Please respect copyright.PENANAunBT4D8Yzn
Namanya Ryandra Reyasa Maharga, laki-laki 25 tahun yg sudah menjabat sebagai dokter. Dokter muda nan tampan yg banyak di kagumi baik dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, tapi sampai sekarang belum juga menambatkan hati pada siapapun. Bahkan pada dokter Aura yang katanya paling cantik di divisinya.
341Please respect copyright.PENANAh8F7qmmHNi
"Kak Ryan!" Sapa gadis kecil 13 tahun yg tengah duduk di depan rumah sakit sambil melambaikan tangannya ke atas pada Reyasa.
341Please respect copyright.PENANAsCtWOodcL8
"Aulia..."
341Please respect copyright.PENANApE9jbGwFIp
Namanya Aulia, adik angkat satu-satunya Reyasa.
341Please respect copyright.PENANAjKRjCiBVo5
"Kenapa tidak masuk?"
341Please respect copyright.PENANAl9d2BFv1Qw
"Kakak tau, aku sangat tidak suka aroma rumah sakit"
341Please respect copyright.PENANAY5Bjk6AX9k
"Aromanya tidak seburuk itu"
341Please respect copyright.PENANANvvD7lKtxp
"Bagiku sangat buruk"
341Please respect copyright.PENANAduSCdhVnzh
"Baiklah... Jadi kenapa kau kemari?"
341Please respect copyright.PENANA1Y8DvByVtX
"Ini ibu menyuruhku membawa makanan untukmu" ucapnya sambil memberikan kotak bekal yg di bawanya tadi.
341Please respect copyright.PENANAOdAT5JCRaY
"Jangan lupa di makan sampai habis ya, kakak!" Tambahnya lagi sambil menaik-turunkan alisnya, bercanda pada sang kakak
341Please respect copyright.PENANAuNRxgNcXzN
Mereka tau betul bagaimana rasa masakan sang ibu. Jika tidak asin maka itu bukan masakan sang ibu.
341Please respect copyright.PENANAqqVwH4dLCg
"Iya... Iya, akan aku habiskan"
341Please respect copyright.PENANAzd7xnl6An5
"Good" Aulia mengacungkan jempolnya
341Please respect copyright.PENANAFQyckRvBiC
"Yaudah, kau mau pulang sekarang?" Tanya Reyasa dan diangguki oleh adiknya itu.
341Please respect copyright.PENANAiLZ7YxH7tL
"Perlu kakak antar?"
341Please respect copyright.PENANAx9iIGrIAnq
"Tidak perlu, jarak ke sanggar juga gak jauh-jauh banget"
341Please respect copyright.PENANAcKTJoftLpC
Walau masih kecil, Aulia sudah di sekolahkan di sekolah besar dan di masukkan ke banyak tempat les, katanya bagus untuk melatihnya dari kecil, dan itu semua pun dari kemauan Aulia sendiri.
341Please respect copyright.PENANAGa5b3B7rw0
Dari kecil mereka di ajarkan untuk memutuskan jalan mereka sendiri, sisanya akan di bantu oleh ayah dan ibunya. Begitulah mereka menjadi orang besar yg mandiri nantinya.
341Please respect copyright.PENANA0UuYIVwBB2
"Yaudah aku jalan sekarang, bye bye.."
341Please respect copyright.PENANAkdT4guuvSb
Setelah melihat sang adik pergi barulah Reyasa masuk kembali ke dalam rumah sakit.
341Please respect copyright.PENANAd7hSb69J3G
***
341Please respect copyright.PENANA2E7IkDzQwv
"Bahkan langit sekarang sedang merasakan kesedihanku, Sky" ucap gadis berambut hazel dengan panjang sepinggang itu pada peliharaan kecil di sampingnya, seekor anak anjing berbulu putih yg bernama Sky.
341Please respect copyright.PENANAQgfSYmQDux
"Sky, apa kau lapar?" Tanya nya pada Sky sekali lagi.
341Please respect copyright.PENANA2DtvqcS45m
"Aku lapar, tapi hujan membuatku tidak mood. Dewi air pasti sengaja menurunkan hujan untuk membuat ku kesal sekarang"
341Please respect copyright.PENANAK5T2LEQvfI
Hujan sedang deras-derasnya mengguyur kota, dan gadis itu hanya bisa mengeluh.
341Please respect copyright.PENANArDTn2D5J4i
Lucine Quila Adelia, begitulah dewi Quila di panggil sekarang. Dengan tubuh manusia nya sekarang dia tidak bisa melakukan apapun.
341Please respect copyright.PENANAkQcVQyCmpB
Tidak bisa dengan gampangnya menghentikan hujan atau mendatangkan angin seperti saat di alam langit.
341Please respect copyright.PENANAy01TIXT18E
"Apa yang kau lihat?" Tanya Quila pada Sky yang terus menatapnya tanpa menggonggong.
341Please respect copyright.PENANASKit1LKjNv
"Iya, sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa! Ejek saja sepuas yang kau mau Sky!"
341Please respect copyright.PENANAbNtmTSTtRF
Walau mati dan terlahir kembali berapa kali pun, Quila tidak ingin ingatannya di hapus. Ia pikir ini sama dengan hukuman yang pantas di dapatkannya karena hancurnya dua alam, serta hukuman atas kematian Reyasa.
341Please respect copyright.PENANAqcHgp1uGDz
"Tuan Reyasa, seharusnya kau melihat ini, dewi air membuatku kesal lagi" gumam Quila menatap butiran hujan yg berjatuhan di luar.
341Please respect copyright.PENANAqoZfgYJmYg
"Seandainya kau ada di sini, maka kau pasti akan menghibur ku dengan guyonan mu yg tidak lucu itu" tambahnya lagi.
341Please respect copyright.PENANAQNgyFvlMaq
"Ini tidak seberapa, seharusnya hukumanku lebih besar lagi" Quila memejamkan matanya karena merasa sakit di dadanya akibat mengingat kejadian-kejadian di masa lalu.
341Please respect copyright.PENANA0zJpz0Ydaq
'Criiingg' suara bell di depan toko berbunyi
341Please respect copyright.PENANA71fYMqv30U
"Selamat datang" ucapnya pada sang pelanggan
341Please respect copyright.PENANAaETOCnix96
Quila membuka sebuah toko kelontong kecil yg di kelolanya sendiri. Toko di di kota besar yg jarang di tau orang.
341Please respect copyright.PENANASNznsZ0mLD
Pukul 9 malam, Quila sedang membersihkan tokonya dan bersiap-siap untuk menutupnya.
Tapi, sebelum itu terjadi...
341Please respect copyright.PENANAxIK7OCUSY5
"Tunggu sebentar!" Ucap seseorang saat Quila akan menutup tokonya
341Please respect copyright.PENANATe7jK1GdNO
"Sebentar saja, tolong buka tokonya" ucap laki-laki itu lagi.
341Please respect copyright.PENANAUgoepOJFs4
'Tak!' Quila menjatuhkan kuncinya
341Please respect copyright.PENANAexuQ2Ys7D7
Matanya menatap laki-laki di depannya tanpa berkata apa-apa. Ia refleks menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, dan air matanya sudah luruh membasahi pipinya.
341Please respect copyright.PENANABxTYUCv8xK
Laki-laki di depannya sangat mirip dengan Reyasa-nya.
341Please respect copyright.PENANApfGpmg36hQ
"Tuan Reyasa" ucapnya pelan
341Please respect copyright.PENANAPqQXeT3L1I
"Kenapa kau menangis?"
341Please respect copyright.PENANA8FtEGiuyO1
"Quila..." — Reyasa
341Please respect copyright.PENANARwhDPnpoDD
—Bersambung—
ns216.73.216.63da2