Bagian 4
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7nNTHLDHhE
Bagaimanapun Ilham adalah pria dewasa. Dia bukan anak remaja lagi. Namun, pola tingkahnya kepadaku betul-betul seperti adik yang ingin dimanja. Dia kadang terlihat dewasanya. Suatu momen terlihat kekanakkannya. Dia itu sudah menikah, punya istri. Mengapa cari perhatiannya kepadaku. Ya Tuhan! Bagaimana jika istrinya tahu bahwa Ilham kerap cari perhatian kepadaku. Setiap ia mau pulang malam demi ngobrol bersamaku. Ia selalu cari akal agar diperbolehkan oleh istrinya. Ketika aku tanya, apa alasan dia bisa menemaniku mengobrol sepulang kantor. Dia jawab singkat, ya sudah diizinkan. Aku tak lekas percaya. Dia sahut alasannya adalah ngobrol dengan Mbak Maya yang sudah dianggap sebagai kakak sendiri oleh Ilham dan juga istrinya, yang bernama Winda.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgXKmHxqCwM
Ya, ya, aku tak masalah sudah dianggap sebagai seorang kakak perempuan. Akan tetapi, Aku harap-harap cemas ketika beberapa kali Ilham mengaku sudah izin pulang telat kepada istrinya, istrinya menanyakan kepadaku apakah betul ilham sedang banyak kerjaan dan ia jadi sering pulang terlambat ke rumah. Damn! Itu berarti Ilham berbohong, tidak sepenuhnya jujur selama ini bertemu denganku. Gawat! Karena aku, Ilham rela membohongi istrinya.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwHcIL9CAJy
“Kamu kok enggak jujur sih, Ham”
“Aku kan jadi enggak enak sama Winda”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjgURLGgVfn
“Kalau enggak alasannya gitu mba, aku enggak akan diizinin”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPOA5kSuteo
“Kamu jujur saja, mengapa kalau jujur?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPqTzTIaAl2
“Repot Mba kalo jujur”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWOAkxkFXh
“Repot? Repot kenapa?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgq4Ge7qrDF
Ilham terdiam, tak mampu menunjukkan alasan sebenarnya.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsCocrF8NAH
“Kalau begitu ya udah besok-besok gue gak usah nemenin lo lagi sepulang kantor”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQPU03D8fpR
Sejujurnya jawaban Ilham barusan membuatku sangat dilema. Aku sudah terlanjur nyaman dengan sosok Ilham yang mengurangi rasa kesepianku. Jawabannya justru menimbulkan kesan ancaman, bahwa aku akan kehilangan rasa nyaman yang telah didapat. Di sisi lain, aku harus sadar diri Ilham sudah mempunyai istri yang menantinya di rumah. Dengan keadaan sudah seperti itu, aku menemukan jalan keluar yang adil.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxdf3FAa3V
“Begini aja, kenapa kamu enggak ajak Winda ikut ngobrol di sini?”
“Tambah ramai kan tambah seru”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa4mgggsngX
“Gak mungkin”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHP5qseWMsw
“Kenapa gak mungkin?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡplQSiRn3GH
“Ribet mba jelasinnya”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡczx4eGXT7t
“Ribet kenapa, tinggal jelasin aja”
“Pasti ada sesuatu ya?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMekhHRCpYb
“Enggak ada”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4EGPbIzels
Ilham malah bertele-tele. Ia kemukakan seandai jujur juga, dia tidak bisa ngobrol lama-Iama denganku. Ilham jelas menyembunyikan sesuatu. Akhirnya obrolan yang berlangsung di kafe tersebut tetap berjalan seperti biasa. Bodohnya, aku membiarkan kondisi seperti itu berhari-hari, berbulan-bulan demi egoku mendapatkan kenyamanan dari Ilham. Aku melupakan perasaan Winda yang menanti Ilham pulang ke rumah. Namun, Aku betul-betul tidak mampu mengubah keadaan agar kesepian tidak lagi membayangi hari-hariku. Di kantor, aku membenci rekan-rekan pulang tepat waktu. Aku perlu keramaian. Tersisa Ilham yang pada akhirnya menjadi teman setia.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA4JEgddHJV
“Bagaimana Mba perihal suami lo? Sudah mau dibujuk dia supaya mau ke Jakarta?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnIbiPHLnQa
“Masih gitu-gitu aja”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3haSaJaj3G
“Gitu bagaimana?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEQGPfEuK0I
“Ya seperti yang kemarin aku ceritakan”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡan4eNJGgPL
“Kalau menurut gue, buru-buru segera diselesain Mba”
“Stres lo kalau dibiarin berlarut-larut. Kasian anak lo juga”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzx1Y4lxtLL
“Iya maunya aku juga gitu, perlu ada waktu ngomong empat mata dengan suami”
“Kamu doakan saja”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQmQCwLPII
“Selalu aku dukung dan doakan kamu, Mba”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6IAXrUeyX3
“Terima kasih ya, Ham…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpkxajspglO
“Iya, tapi kalau menurut gue loh ya, maaf ya sebelumnya”
“Lo itu masih cantik dan muda mba, masih banyak yang mau”
“Banyak laki-laki di luar sana”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGc99fKL6d
“Aduh, aku kasian dengan anakku, Ham!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzI1xoa3eG
“Ya lo gak lebih kasian lagi sama anak lo dan diri lo kalau posisi begini melulu?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOAj52TPQ1p
“Gue udah terbiasa sejak tinggal di Bandung”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA3BtaX3iVo
“Lo mau biasain hidup dengan kondisi stres? Sakit jiwa lo bisa bisa”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ96cFYSTaQu
“Aku ngerti, aku lagi upayakan rekonsiliasi dengan suamiku”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPPvJovJ0By
“Ya semoga sukses”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRm0wzxzCDX
“Ucapanmu tadi itu…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyq4NIEH1Nj
“Iya, ya, ya… Maaf…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL3eazbyrsA
Di satu sisi Ilham mendukungku, sisi lain ia seperti mendorongku agar berpisah dengan suami. Aneh. Tidak jelas. Fakta yang tidak bisa ditutupi. Sikap Ilham perlahan membuat aku bingung. Ia menganggapku sebagai kakak perempuannya. Namun, sikapnya sudah jauh melebihi hal itu. Mulai dari chat yang kerap menyelipkan pembahasan soal seks. Ia kadang bertanya kehidupan seksku dengan suami. Tanggapan terhadap istilah istilah yang aku tidak ketahui apabila tidak browsing Om Google, seperti cuckold, threesome, fetish, dan sebagainya. Apakah aku pernah berfoto pose seksi atau bugil lalu dikirim ke suami. Apakah aku sebelum nikah pernah berhubungan dengan laki-laki lain terkait seks. Apakah aku punya pandangan terbuka. Beberapa pertanyaan yang diajukan, aku jawab dan tidak. Ilham memaklumi, tidak memaksa, namun ia selalu menagih alasan mengapa tidak dijawab. Sekalinya aku balikkan pertanyaan dia berani-beraninya mengatakan.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnzFCjMPbtr
“Enggh… Aku mau jadi TTM kamu Mba, boleh?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ675RJsW1bj
“Sssssssttt, enggak boleh! Kamu udah punya istri. Inget!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzQ9W33P3h9
“Kan cuman Temen… Tapi… Mesra”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtpeY8CjG2i
“Esensinya apa?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfxgpWwHQc
“Ya selama ini kita saling berbagi perhatian loh, bukannya itu sudah TTM?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8mPDcPzOev
“Aku takut kamu berharap lebih, atau kamu baper, aku baper…”
“Ada yang disakiti, pliss jangan rusak hubungan kita selama ini”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ucjMwxJ0H
“Temen Tapi Mesra aja Mba, gak mesti sampai bagaimana-bagaimana”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzOhkgW3xKG
“Iya, tetep aja, kamu berani jamin enggak ada yang baper? Kalau baper?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4xrL0smuRK
“Ya jalanin aja”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz8SB5IsIaO
“Kamu enak ngomongnya begitu, tapi aku kan perempuan, Ham…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbOWJepdbJQ
“Ya jangan sampai ada yang baper”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJcff0YoDE
“Enggak sesederhana kamu bilang”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrSPcQBcrTB
“Kan belum dicoba”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVDyHVjHGL5
“Ilham!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCd0FULvWKh
“Yaudah deh”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2hxakrkkYR
Ilham kembali pasrah tidak memaksa. Secara ucapan ya tidak memaksa. Namun, secara sikap, ia memperlakukanku betul-betul selayaknya Teman Tapi Mesra. Munafiknya diriku. Aku nyaman dengan perlakuan Ilham seperti memberi perhatian, menanyakan aku lagi apa dan sesekali ia menyapaku sayang. Awalnya aku bisa menegaskan kepadanya untuk tidak sesekali menyapaku dengan kata sayang. Aku tidak nyaman. Namun, sisi lainku, justru sedikit senang menerimanya. Kasihan diriku yang miskin perhatian ini.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlVGVowf59x
Perubahan sikap Ilham mencapai puncaknya saat perjalanan dinas ke Yogyakarta, yang mengubah jalan cerita pertemananku dengan Ilham. Ketika tangan kami saling berulah, berpegangan, mencengkeram, lalu mengelus. Aku tidak tahu apa yang ada dibenak Ilham dan yang merasuki dirinya, sampai-sampai dia berupaya meraba pahaku. Aku betul-betul kaget. Namun, aku juga tidak bisa menyangkal aku merasa nyaman dan menikmati yang barusan kami lakukan, meski diakhiri dengan tidak baik.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡerpISYRmmO
Setelah aku dan rekan-rekan sampai ke hotel, di dalam kamar aku merenung apa yang barusan terjadi antara aku dan ilham. Pantaskah kami berbuat demikian? Sungguh aku benar-benar sedang kesepian. Bisa-bisanya aku melakukan hal itu. Aku buru-buru menghubungi suami, melepas kesepian yang sudah membludak ini kepada seseorang yang mutlak sah dan pantas. Namun lagi-lagi suamiku ini susah sekali dihubungi. Dalam keadaan krisis begini, aku sangat benci dia. Sepertinya benar kata Ilham, rumah tanggaku sudah diujung tanduk.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8bf7JmktGk
“Ayah?”
“Ayah?”
“Ayah? Kebiasaan deh gak dijawab”
“Ayah lagi apa?”
“Ayah sudah makan?”
“Anak kita sedang apa?”
“Ayah di sini hotelnya bagus loh”
“Ayah?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HkEbmb2Jq
Di dalam kamar hotel, berkali-kali aku mengirim chat ke suamiku, tidak dibalas. Aku telepon dia berulang-ulang, tidak dijawab. Rasa rindu dan kangen itu berubah ingin kuluapkan dengan membanting ponselku ke tembok, lantai, atau entah kemana supaya bisa batin dan pikiranku yang sedang kacau balau ini segera mendapat ketenangan.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOVwuzMwE5
Sebaliknya, tiba-tiba Ilham justru yang menghubungi aku. Aku terdiam sejenak. Mengapa harus dia lagi dan dia lagi yang datang ketika kondisiku kritis rindu. Aku tidak punya pilihan lain saat ini. Aku hanya ingin ditenangkan. Hilang rasa batin yang sedang gelisah.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsMbgNiT5R
“Mba, lagi apa?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9otgZVQac
“Lagi main hape aja, kenapa?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvzrst4B4r
“Aku main ke kamarmu ya?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKArqKViyCw
“Iih mau ngapain…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWdiSO3Ek7j
“Kamu ngobrol sama pegangan tangan kayak tadi lagi”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXZhbHRAkJL
“Emangnya Kamu gak malu pegangan tangan sama ibu-ibu yang udah nikah dan punya anak satu?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZBViNOPFm
“Kok ngomongnya begitu? Kamu tuh udah kuanggap keluargaku loh Mba Maya, itu kenapa aku selalu peduli dan sayang dengan kamu. Tanya kabar, jalan sama kamu, bahkan aku rela ajak kamu ke Yogya ini selain kerja juga, supaya kamu seneng”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE2yRlaK1Sk
Jawaban Ilham meruntuhkan kebekuan hati yang sedang kritis rindu dan sayang. Aku lantas menitikkan air mata, entah terharu atau sedih terhadap kondisiku. Aku terdiam.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYVwwmB7S1T
“Halo Mba, gimana? Boleh gak?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1Xr1t5g2x
“Iya, boleh, tapi jangan macam-macam ya”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTzzfvLz3Bz
“Iya, tenang sik. Cuman ngobrol aja”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0EMjXwfFNG
Karena tak ada rekan yang satu lantai dengan kamarku, aku tak menyadari apa yang kukatakan barusan kepada ilham lewat telepon. Tidak beberapa lama, seseorang mengetuk pintu kamar, bersamaan itu chat ilham masuk.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwrTvAXMK9Q
“Mba, aku di depan kamar kamu nih”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQEnr5beKXt
Beranjak dari kursi, aku membukakan pintu untuk Ilham. Ia buru-buru masuk menyelinap, khawatir ada orang lain yang melihat dan menimbulkan kecurigaan. Di dalam kamarku, ilham duduk tersenyum di sisi ranjang tempat tidur sambil menonton acara televisi. Aku berdiri memandangnya, menunggu alasan ia kemari.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaSlhTkJGSx
“Kenapa malah ngelihatin gue?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnXdhf8I8tZ
“Ya lihatin, nungguin alasan kamu ke sini apa?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpENOnsP3uj
Ilham tiba-tiba menarik tanganku dan memintaku duduk di sebelahnya, menonton televisi bersama. Aku sontak bergeser menjaga jarak, memandangi Ilham yang masuk ke kamarku hanya mengenakan celana pendek dan t-shirt hitam. Ia sudah berganti pakaian. Ilham lalu meraih dan mencengkeram tanganku. Kami kembali saling menggenggam tangan. Lagi-lagi sensasi nyaman dan kehangatan merasuk ke dalam tubuhku yang rindu sentuhan laki-laki.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbpRgMjgbGL
“Kamu mau cerita apa?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphmSp96gGH
“Duh dingin juga ya di sini”
“Gue mau melepas lelah setelah kegiatan kita akhirnya selesai juga”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUw2tlc0qf8
“Jangan lupa bikin laporannya”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQfnnW29aUU
“Hahaha, bisa nanti belakangan”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk0lFM7aEo9
“Asal jangan kelupaan”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZaXst8VtV
“Iya Beres, Mba. Oh ya lo habis ini langsung pulang ke rumah atau bagaimana?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBvWdNDBnA
“Belum tahu”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOphMCUmA0
“Kalau iya, nanti supirnya bisa anterin lo”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrT2HZUcBCB
“Enggak usah, terima kasih”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqygDUoDn0O
Aku sebetulnya sungkan dengan kehadiran Ilham. Kami berdua lalu malah terpaku sejenak menyaksikan drama korea yang tampil di layar televisi berlangganan hotel. Ilham masih mencengkeram tanganku. Mengelus punggungnya dengan jari jempol yang berukuran menggelitik telapaknya. Tanganku berupaya menjinakkan agar tangan ilham tidak bergerak semakin liar. Namun yang terjadi aku malah berbalik mengelus telapak tangan Ilham. Telapak tangan Ilham tidak bisa kalem. Ia lepas dari genggamanku. Kembali buas menyerbu menggelitik telapak tanganku. Kemudian Ia mengarahkan telapak tanganku ke hidungnya. Ia endus punggung tanganku. Lalu berkata,”harum tanganmu Mba”.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPhwpwTUZ7Q
Aku membuang muka, pura-pura menonton televisi. Aku membiarkan Ilham bermain dengan telapak tanganku. Ia endus dan ciumi berkali-kali, lalu cengkeram mengelus lagi. Aku kegelian, membuatku sedikit merinding gemetaran.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuCDYUSa73S
Barangkali karena aku tak cegah, Ilham semakin berani. Kemudian Ia mencengkeram salah satu lengan gempalku. Sebab Aku tak mengelak, Ia remas seraya mengurutnya. Aku sekilas coba menepuk tangan Ilham agar tidak berada di sana. Namun, tangan tersebut kembali mencengkeram lenganku. Ilham bersikukuh memijatnya. Aku pun pasrah menikmati pijatan itu, sampai lupa bahwa Ilham yang datang dengan kelelahan bukan aku.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfaHQWuNeRH
“Bagaimana? Enak gak pijatan gue?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEJGq3arcRA
“Enak…”, jawabku tanpa melihat wajah Ilham.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpi9SClDomD
“Kayaknya kamu yang lebih cape ya Mba. Aku paham kok. Yang sabar Mba Maya. Aku yakin suatu saat suami kamu luluh juga”
“Aku akan selalu mendukung kamu”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRocbUBjsVx
“Sudah, sudah…”, ucapku meminta Ilham berhenti memijat. Namun yang terjadi ia pindah duduk membelakangiku. Kini kedua lenganku yang dicengkeram olehnya. Ia melakukan hal yang sama. Astaga tubuhku semakin menghangat. Aku justru jadi tak menginginkan Ilham untuk berhenti. Badanku bergetar pelan, terdongak ke depan. Nafasku menderu.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VGBmTm1nW
“Bagaimana Mba? Enakkan?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmPyMPdBjQi
“Iya, bagian punggung tolong”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VKF9nFqRT
“Siiip”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe91uBlOVYP
Ilham kemudian memijat punggungku, memukulnya sedikit dengan sisi telapak tangan. Sampai detik ini, tak ada tanda-tanda Ilham berupaya mencari kesempatan sembari memijatku. Aku sekarang meyakini Ia sepenuhnya hendak membikin badanku ringan, hilang pegal-pegal walau tak begitu yakin. Kemudian Ilham mengurut tengkukku. Ia sibakkan rambut panjangku yang digerai ke bahu sebelah kiri. Sedikit geli dan sakit. Leherku meronta. Pijatannya luar biasa. Entah belajar dan dapat ilmu dari mana Ilham. Aku tertegun kebaikannya. Namun, aku ingin pijatan ilham segera disudahi. Aku mulai merasakan hal yang lain. Sentuhan Ilham membuat nafasku semakin berat. Astaga aku mulai bergairah.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcnUgqNUgy4
“Sudah, Ham, sudah…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcLBKJ6jRPz
“Bentar, belum ini…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeBBkkgyF0J
“Udahan, cukup”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5DvFz2IQvx
“Belum, dikit lagi”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZOvyDU9evu
“Udaaaaahhhh…”, aku coba menjauh, bangkit berdiri. Namun, Ilham memegang kedua lenganku begitu kuat. Ia menahanku. Dugaanku kini mulai berubah. Ilham sepertinya bukan lagi Ilham yang pertama kali berniat memijat. Jangan-jangan dia mulai berniat menggoda birahiku. Namun, apapun itu, aku sudah terlambat. Ilham berhasil memunculkan gairah yang biasanya timbul ketika mendapatkan sentuhan suami. Yang bisa aku lakukan hanyalah mencegah Ilham bertindak lebih gila. Akan tetapi, aahhh… Aku tidak bisa berbohong. Aku menginginkan sentuhan yang lain. Bukan dipijat saja. Aku
menginginkan yang lain dari Ilham.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpVmoi6M7UN
Aku lekas membalik badan, mendorong tubuh Ilham sekuat tenaga hingga terlentang di atas tempat tidur. Aku lekas menduduki perutnya yang agak buncit. Kucekik lehernya dan menginterogasi benar atau tidak Ilham masuk ke kamarku dengan niat menggoda. Aku tatap kedua matanya serius.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxWiHA9Hf3J
“Kamu tahu gak yang kamu lakukan itu gak baik?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWfMky7Y6CF
“Tahu, tapi aku kan cuman mijet”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQkjME9Xlh
“Bohong!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxvQ2HYNiDB
“Beneran!”, sahut Ilham tersenyum.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxIFCTNAABh
“Yaudah kalau gitu”, ucapku sambil ingin beranjak menjauh dari atas perut Ilham. Akan tetapi, Ilham mencegah, menarik tanganku
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlOuEnIQ2UU
“Kalau niatnya bukan mijet kenapa?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfSDL2xRGmU
“Ya kamu yang tahu”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeAj5l2rwar
“Gue mau pelukan sama lo Mba, boleh gak?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvPTfM4DLax
“Emmmmh….” Mendadak sulit aku beri jawaban. Ilham tak berlangsung lama lantas memeluk pinggangku. Damn! Salah satu pahaku tak sengaja berantukan dengan benda keras nan hangat. Aku merasakan batang kejantanan Ilham yang telah mengeras mengenai paha, kebetulan aku sedang mengenakan legging tipis. Ia menyadari. Kemudian bokongku disergap dan diremas-remasnya.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ23kWs2MfZb
“Aaaaihhh…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ15gkwNvjE5
“Boleh gak? Kok diem?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTKYXh1u5Ji
“Iya, sebentaran aja tapi yah…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCvYIBf0bBS
“Hehehe, toket lo beneran gede ya, pantes banyak yang curi pandang”, ucap Ilham kedua bukit kembarku yang bersembunyi di balik t-shirt hendak diraba oleh tangannya
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbSTxJkUt4
“Aaahhh jangan dipegang! Katanya pelukan ajah!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwGbYz5U5bV
“Oke hehehe, maaf”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh1qIZHIeXq
Aku segera menjauh dari perut Ilham. Kami duduk berhadapan di atas ranjang. Kami berpelukan kurang lebih 10 menit. Aku mengira Ilham sudah jinak. Ia mendadak mendekap, mencumbu bagian bahuku. Aku pasrah dengan yang dilakukan Ilham selanjutnya. Ia menggeser sisi leher t-shirt, dicumbulah bahu dan daerah sekitarnya. Ia bermain-main dengan tali bra, berupaya menyingkirkan agar lebih leluasa menciumi. Kemudian ia mengendus leher, memelukku semakin erat. Nafasnya dihembuskan di sana. Ilham lalu mencumbu leherku sembari salah satu tangan kami saling berpegangan. Ambruklah diriku ditindih Ilham.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa4VQBmuVq6
“Ham, sudah, cukup, Ham…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUz2In5OMob
“Sebentar Mba, sebentar…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6PYzooGnVL
“Hhhhhhsss…..”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88TpTFpfxJ
“Harum badanmu Mba…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2qtKYKi3Ke
Pujian Ilham membikin aku melayang. Kemudian Ilham memandangku, lekas mencium pipiku, mengendusnya. Saling bersentuhanlah kedua pipi kami. Aku mengira ia lanjut akan mencium bibirku, tetapi ia justru mengatakan,”aku tidak akan menyentuh bagian yang bukan hakku Mba, jangan khawatir”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEz4xkrWLtO
“Maksudnya?”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DOb68FMwB
“Bibirmu dan vaginamu adalah hak suamimu, aku hanya ingin meluk kamu”, ucap Ilham menenangkan diriku yang takut. Aku sontak sambut dengan merangkul tubuhnya. Aku sentuh punggung Ilham. Karena tak lagi khawatir Ilham bertindak kebablasan, aku membiarkan Ilham menyelesaikan apa yang diinginkan.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡekB8SU7j5u
“Aaaaahhhh.. sudah cukup, jangan yang itu”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSI5ruQhQ2c
“Gue mau lihat tetek lo Mba”, ujar Ilham meremas payudaraku. Ia berkeinginan melihat bentuk payudaraku.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡht6CHrbL6l
“Plisss jangan, sudah cukup begini saja. Aku takut kamu melanggar ucapan kamu sendiri”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6FhFrtHpQJ
“Tenang Mba, tenang…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKwCmLqP0Sx
Ah sial, Ilham menyingkap bagian depan t-shirt yang aku kenakan. Aku tak mau memandangi wajahnya. Aku tak bisa. Jantungku berdegup kencang. Ilham benar-benar kurang ajar. Akan tetapi, aku entah mengapa aku tak bisa mencegahnya. Kakiku tak berkenan menendang ilham agar menjauh. Tanganku tak ada maksud memukul Ilham agar ia berhenti berbuat.
Aku harus tenang. Dia tidak akan bertindak melampaui batas. Takdirku memiliki payudara berukuran besar, berdampak laki-laki sangat penasaran. Ini yang terjadi pada Ilham.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡraNZn0cHHp
“Aaaaaaaahhh, Ilham cukup!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1J5Xk9rrF4
Ilham membenamkan wajahnya di antara gunung kembarku. Sensasi yang kudapatkan luar biasa. Aku lama tak mendapatkan ini semenjak tidak bertemu suami. Atau bahkan suamiku tidak pernah melakukan hal yang dilakukan Ilham. Aduh. Sambil wajah Ilham merasai kehangatan dijepit sepasang payudaraku. Aku tidak sadar kedua pahaku membuka lebar. Selangkangan yang lama tak dijamah ini tersundut kepala burung Ilham. Batang kelamin adik angkatku itu bergesekkan dengan liang senggamaku. Sepertinya aku harus segera mendesak Ilham untuk berhenti.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5E0GsO8YII
“Ilham, sudah Ilham! Sadar! Sadar Ilham!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIB1OFHnRjz
“Bentaran lagi Mba”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzLKCab8kbd
“Cukup Ilham, cukup!”, Salah tanganku menepuk-nepuk pipi Ilham, berharap ia segera insyaf apa yang sedang dilakukan. Namun, yang terjadi. Ilham membuka salah satu cup bra, dan menghisap puting susu yang terakhir dihisap oleh suami dua bulan yang lalu.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQebx5S2hnD
“Aaaaaaahhh”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnj055NFR2v
“Emppphhh…Keras banget pentil tetek lo, gue isep dikit ya…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr0BdyKNvKG
“Ilham, plisss, berhenti, stoppp”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7Zb0n4GcV
“Iya, Mba, iyah”, Ilham membetulkan bra dan kaos yang aku kenakan. Namun, aku menyangka ini sudah berakhir, tetapi Ilham masih menindih tubuhku. Ia memandangiku. Wajahku yang kesepian. Wajah yang mungkin dilihat Ilham kurang belaian, kurang sentuhan.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGTJZiYg7Fo
“Ilham berhenti, pliss, jangan lagi”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYNuJMEK0m1
“Gue cuman mau gesekkin kepala penis gue Mba di selangkangan lo”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSSp449qKJ
“Jangan, jangan! Cukup! Nanti kebablasan!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHcPOaY2pMv
“Enggak! Cuman gesekkin doang!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFO94IjBLu
“Bagi kamu iya, tetapi kalau aku di luar kendali akan beda ceritanya, ham!”
“Mba mohon, jangan!”, pintaku sambil menggeleng kepala.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFyjPwcfKAL
Ilham tidak menggubris. Ia tampaknya yakin tidak akan berbuat lebih jauh sesuai janjinya. Sayangnya jika janji ilham bisa dipegang. Aku cemas terhadap diriku yang telah menerima bertubi rangsangan dari Ilham. Aku khawatir, aku yang kebablasan. Ya Tuhan. Ilham mendengus-dengus ketika kelamin kami saling bersentuhan. Kami berdua seakan sudah lupa pasangan kami masing-masing di rumah. Kami lebih ingat kenikmatan di depan mata. Astaga Ya Tuhan!
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYnhbuGgtG
“Ilhaaaammm! Stoppp!”, gertakku keras membuat Ilham kecut dan berhenti.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ8zNehPNAV
“Oke, oke, oke, aku berhenti…”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXU15YcICMc
Ilham turun dari kasur. Aku membalik badan ke samping. Menutup wajahku dengan bantal. Aku ingin melupakan apa yang terjadi barusan. Apakah aku sudah mengkhianti suamiku? Apakah aku sudah berzina? Apakah aku telah melampaui batas. Aku mendadak menyesal mengenal Ilham. Mendadak menyesal ikut ke Yogyakarta. Kebahagiaan itu menguap menjadi penyesalan. Aku memejamkan mataku rapat-rapat. Aku tidak mau melihat Ilham sekejap. Aku memerintahkannya untuk keluar dari kamarku segera.
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdOU1bTg20K
“Ilham keluar! Keluar!”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcDfEkM4Qmv
“Ya mba, ya, maafkan aku ya”
17015Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAw3HWlPKh4
“Keluar!”
ns216.73.216.176da2
