Bagian 9
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTwUpz7jSP3
Sekian hari demi hari aku menjalin hubungan pertemanan tanpa status dengan Bimo, semuanya tampak baik-baik saja. Ia bersedia menemaniku sepulang kantor, meski hujan turun kuyup-kuyup membasahi jas hujannya. Kadang, ia tak menyanggupi karena pekerjaan menuntut perhatian lebih. Aku mulanya tak ada keberatan. Perlahan, entah mengapa ketiadaan Bimo justru menimbulkan ruang kosong yang nyaris tak kualami semenjak kehadirannya. Aku tidak biasa. Aku kehilangan teman mengobrol, seberapa kuat aku menganggap itu biasa, akan selalu berbeda berbicara dengan lawan jenis dibandingkan sejenis atau tak ada sama sekali. Keakrabanku dengan Viona tak sekuat energi yang diberikan akrabnya aku dengan Bimo. Tanggapan yang dihaturkan pun demikian. Bimo melontarkan kata-kata yang menenangkan dan menghibur sehingga aku percaya. Ia memberi ruang nyaman bagi diriku.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwh3N6E2sa0
Pintarnya, ia sesekali menyelipkan sebuah pembicaraan mengenai seks, tak ambisius mengutarakan bagaimana birahinya selama menjadi duda. Ia mengatakan banyak bersabar menahan-nahan, menyibukkan diri dengan berolah raga, atau berkumpul dengan kawan-kawannya. Kemudian rasa ingin meluapkan nafsu sebagai seorang laki-laki yang sudah lama tak menyentuh wanita itu hilang begitu saja walau tak memungkiri ketika terdesak, ia menyelesaikannya di kamar mandi. Bimo menunjukkan keteguhan dirinya sebagai sosok yang bisa mengendalikan nafsu, kendati sesekali kudapati pandangan matanya curi-curi menatap ke arah bagian tubuhku yang terkadang tak sengaja terlihat. Ia masih normal.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdhrbl3WG2y
“Kamu aman kan?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡETGgIShgJK
“Aman kok”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1MViIk3bhr
“Syukurlah, sejatinya wanita lebih bisa menguasai dirinya ketimbang laki-laki yang kerap susah otaknya jauh dari pikiran mesum”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxr1g2aIOci
“Begitu ya”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0lidM7PcA8
“Iya, kamu perhatikan sendiri kan, beberapa orang yang ajak kamu kenalan lewat chat dan telepon pada akhirnya berharap lebih kepadamu”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTMFpASR6vX
“Hehehe iya bener banget”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp5XiAeBjqs
“Kadang arah dan maunya sudah bisa ditebak”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKSxCfMMn6l
“Kalau kamu?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhM573Fxh3C
“Aku? Kamu lihatnya?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtbfwHqZPvE
“Susah ditebak”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQwyYs7gBqp
“Yang penting aku masih normal”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxh7FxZrqVc
“Siapa bilang enggak normal?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBtm72OpFRL
“Aku khawatir kamu mengira aku homo”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Q6gpPI7Q5
“Itu kamu yang bilang barusan loh”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVMGiN2SXwD
“Kalau normal? Kamu bakal bilang aku sama dengan mereka?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk8lZfbvFtG
“Kalau iya?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHwU5LPPBL
“Sama saja, tak ada bagusnya”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvdplX5e7Ht
“Hahaha”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfkzshXZtB
“Kalau aku begini, kamu birahikah?”, ucapku membuka blazer, tampil berani dengan balutan tanktop hitam, mengira Bimo lekas tergiur dengan bodi gempalku saat Aku sedang bicara berdua dengannya di sebuah cafe teduh dinaungi pepohonan.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEzlsNVOE2v
“Iya! mau kuterkam apa?! Aku masih normal May! Jangan aneh aneh kamu!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLwU6nVXGML
“Hihihi”, aku mengenakan blazerku kembali.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjYVFd43VBM
“Suamimu seharusnya menyadari istrinya begitu mudah merangsang lawan jenis”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdOYU7iKCqK
“Apa yang aku lakukan?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNegzv2P1Iu
“Bentukmu saja sudah mengundang rasa ingin tahu, kamu masih sendiri atau sudah berkeluarga”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiLD47y1lZ0
“Kalau berkeluarga?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2axFn5Robl
“Tak ada salah digoda”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡltgsqY7Mmh
“Hahahaha, bisa aja kamu”
“Emang kamu bisa menggoda aku?”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTlx7UmgPPW
“Kamu digoda selalu ilfeel”
“Aku paham, sedikit kulempar sesuatu yang berbau seks, pasti kamu mengumbar banyak pikiran curiga”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8znRLYfhFL
“Pasti dong”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5EeFFIslF2
“Apa benar-benar kamu tidak mau merasakan kehangatan dariku?”
“Aku lama tak bercinta, kamu juga”
“Barangkali kita meluapkannya bakal lebih panas di ranjang”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVfNvYVhuH
“Stop! Jangan ngarep!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj0Fd1DXMZ4
“Nah! Oke! Selalu, stop! Aku akan stop!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8UORMXwaAO
“Hahahaha, sudah hafal ya”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfe4a33hNFn
“Luar kepala”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ051ZpMoyuA
Kedekatanku dengan Bimo, membuatnya paham dengan diriku yang tak suka dengan pembicaraan berbau seks karena lantas aku sudah paham mengarahnya akan kemana. Bagusnya, Bimo tak pernah memaksaku untuk meneruskan obrolan. Kedewasaannya dipertunjukkan dengan mengalihkan pembicaraan kepada hal-hal yang mengandung muatan positif. Maka, obrolanku dengannya beraneka ragam. Wawasannya yang kaya membuatku banyak bertanya kepada Bimo. Senang mendengar ia bercerita dan menjelaskan. Di samping itu, kadang Viona menguping obrolan kami atau datang tanpa diduga ketika aku bertemu dengan Bimo. Wajar, ia seperti sudah hafal aku janjian di mana dengan Bimo. Oleh karena itu, apabila tidak ingin diganggu aku menyingkir dengan bimo ke tempat yang agak jauh dari kantorku.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj6oV8KKf58
Persahabatanku dengan Bimo juga mengusik Ilham yang sepertinya telah kehilangan diriku. Ia memohon-mohon kepadaku agar aku mau berbicara dengannya baik langsung maupun tidak langsung. Ilham mengiba, memohon maaf kepadaku. Aku memberinya maaf, tetapi tetap menjaga jarak dengannya dan mulai terbiasa dengan ketidakhadiran dia.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7R4lxmDhXz
Di balik persahabatan yang terjalin, aku memendam kekesalan. Beberapa kali aku dirundung mimpi Bimo menyetubuhiku. Aduh apakah karena aku lama tidak disentuh suami? Tetapi mengapa malah Bimo yang datang? Haduh. Kok bisa ya. Mimpi itu kalau diingat-ingat membuatku khawatir kedekatan dengannya. Tak heran, semenjak mimpi itu, aku mulai tak berkenan bertemu. Bimo menanyakan ada yang berbeda denganku. Ia bertanya apakah dia membuat sebuah kesalahan besar sehingga terkesan aku menjauh. Viona turut campur menyelidiki. Aku mengatakan semua baik-baik saja karena aku saja yang ingin menyendiri dulu.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6fHTQGN1Ow
“Maas, malam ini temenin aku masturbasi yuuk”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLVbbQcgR3T
“Apa?! Tumben banget kamu?! Sebelumnya enggak pernah loh”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbPLQDkxbYS
“Mungkin karena kelamaan enggak disentuh”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNKBzgAsoLe
“Bohong!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQEWQfKinb6
“Beneran!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqkg9tTdv7
“Enggak mungkin, hayuk cerita apa yang terjadi pada kamu”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyERyqq8aGT
“Enggak terjadi apa-apa”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVrnOmT1BEe
“Bohong!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDEPGY2ZzWh
“Bener, Masss…”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡApQgM7LKMI
“Ah bohong kamu, aku hampir enggak pernah meladeni kamu seperti ini”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Wzr5nYeBO
“Iya ini karena aku kangen sama kamu”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXwO18Qzd8V
“Bohong…”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0GgKQxKXm
TUT TUT TUT TUT TUT
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiLJOlW0kIt
AH SEBEL…….
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTbkfkzoVM
Suamiku memutuskan sambungan telepon mendadak ketika birahiku sedang tinggi-tingginya. Padahal aku sudah bersiap-siap dengan daster kembang yang sedang kukenakan ini. Aku mencoba menghubunginya lagi, namun tidak dijawab. Kami berdua sedang video call. Suamiku tak menyadari ketika malam ini aku menghubunginya sedang mencolek-colek klitorisku. Aku juga berusaha menggodanya, menanyakan bagaimana pakaian yang kukenakan malam ini dan bagaimana penampilanku. Dia bilang biasa saja. Aku kecewa, tetapi tidak lekas diam. Aku menunjukkan kepadanya leherku yang mulus dan ketiakku yang juga demikian sehabis dicukur bulu tipisnya. Kembali reaksi yang sama kuperoleh.
Pada akhirnya malah ekspresi kekecewaan dari suami. Itu memang pertama kali aku bersikap begitu dengan suami karena aku penasaran mengapa sulit sekali menggoda suamiku dari jarak jauh.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxbwLXUvUpU
“Aahhh…. Ahhhh”, terpaksa aku mengusap liang vaginaku tanpa respon dari suami. Kuremas pentil susuku yang telah mengeras.
“Ahhh, aku sedang ingin ada laki-laki menjamahku”
“Massss, kumohon”, aku mencoba menghubunginya lagi.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcI3H25DsSz
Liang vaginaku becek oleh cairan yang mulai keluar akibat birahi yang menguasai tubuhku. Karena suami tak bisa diandalkan, terpaksa imajinasi kumainkan. Ah aku ingin memimpikan suamiku, tetapi mengapa wajah Bimo yang muncul.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzd2Jbrivwh
“Aaahhh….”, Aku berhenti sesekali kemudian kembali mengusap-ngusap klitoris. Telunjukku bermain. “Aahhh”
Aku menggigit bibir. Nafasku terengah-engah. Aku ingin menjangkau puncaknya. Entah mengapa susah sekali. Wajah Bimo terbayang dalam benakku, kuingat-ingat mimpi ketika ia dengan buasa menindihku dan mencelupkan kepala penisnya yang kukhayalkan lama tak memuncratkan sperma. Pasti hangat benihnya.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYo91ziKSlv
“Aaaahhhh…..”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyIKv8jBIQT
Dasterku tersingkap. Gerak badanku sulit diatur. Aku melonjak dalam rebahan tempat tidur sembari menyentuh klitoris ini.
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ68dNXp6f7S
“Maayaaa! Hoiii!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvkTuoclWkl
“Ngapain kamu?! Wah yaah sange juga kan kamu?!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX5TC4HxCdQ
“Viona, aishhh, ngapain kamu masuk-masuk ke kamarku?!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuzxjtQbcJr
“Udah kasih aja bimo sekali, daripada kamu dibikim jadi begini”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrPSXOcDBm
“Enggak, enggak akan mau!”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPPkquYhBlh
“Ya terserah kamu, derita sekarang kan kamu yang tanggung”
11026Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRJABw3C085
Aku terbangun, menghentikkan aktivitas barusan ketika nafsu dan birahi menjadi satu dalam peraduan seorang perempuan tanpa pasangan. Sebaliknya Viona lekas keluar membiarkanku berpikir bahwa kepuasan akan sulit diperoleh hanya lewat masturbasi. Yang muncul kemudian hanyalah rasa penasaran, penasaran, dan penasaran…
ns216.73.216.176da2
