x
Ustadzah binal
1
Jika kau akrab dengan salah satu perguruan tinggi islam terkenal di kota ini, maka kau akan mudah menyusuri jalan menuju Asrama Syahamah. Asrama itu tidak megah meski lumayan besar. Banyak mahasiswi yang kuliah di perguruan islam tersebut memilih tinggal di asrama itu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMb95Xtdlc4
Selain lokasinya dekat kampus, hanya terpisah satu jalan besar dan kemudian masuk ke gang dengan papan penunjuk bertuliskan Asrama Syahamah, biaya untuk tinggal di sana juga sangat murah, jika dibandingkan dengan biaya kos wanita setahun di area dekat kampus.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXADk7ChN35
Wanita. Ya, Asrama Syahamah adalah asrama khusus untuk wanita. Pimpinan tertingginya sekarang, Ustazah Aminah, adalah kader aktif salah satu partai yang terkenal sebagai partai ukhti di kota ini. Tak heran jika salah satu peraturan yang berlaku jika kau ingin masuk ke asrama ini adalah kau harus mengenakan kerudung lebar.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnc4swprUV
Ustazah Aminah berusia 45 tahun. Wajahnya lembut dengan kacamata berbingkai hitam kemerah-merahan. Tubuhnya lumayan tinggi, dan tak gemuk. satu hal yang tak bisa diabaikan oleh siapapun saat melihatnya adalah buah dadanya yang berukuran bulat besar. Bahkan besarnya buah dadanya itu tak bisa ditutupi oleh baju gamis kombor yang dia pakai dikombinasikan dengan kerudung lebar sampai sepinggang.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnoR5bSGZ4g
Asrama syahamah dibangun dua lantai. Asrama ini memiliki kapasitas total dua puluh kamar dengan kamar mandi dalam. Ada separuh bagian atap yang dibiarkan terbuka untuk tempat jemuran. Di pinggir area yang menyerupai balkon itu dibangun dinding setinggi pinggang, semacam pagar untuk mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡek41Xr4SqI
Kamar di asrama sendiri diposisikan melingkar. Ada ruangan aula yang difungsikan sekaligus untuk kajian agama. Kemudian ada pula dapur untuk mereka yang ingin memasak. Di sisi sebelah kanan lantai 2 ada satu ruangan yang berukuran lebih besar daripada yang lainnya. Ruangan itu adalah ruangan kantor asrama.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkXRUi8D5oF
Di sebelahnya satu ruangan kecil yang kelihatan kontras merupakan ruangan yang sering digunakan untuk tempat mengobrol jika ada penghuni asrama yang melakukan pelanggaran. Sebelahnya lagi adalah satu kamar yang juga berukuran lebih besar daripada berbagai kamar yang lain di sana. Kamar itu adalah kamar Ustazah Aminah.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWUnRSW9zIx
Malam itu, di ruangan kecil sebelah kamar Ustazah Aminah, sang ustazah sedang duduk di belakang meja. Wajahnya tampak serius. Di meja satu kotak kardus kecil tergeletak, di dalamnya ada beberapa barang, termasuk satu bekas bungkusan paket. Selintas saja sudah bisa dilihat bahwa barang-barang yang ada di dalamnya tadinya adalah isi dari paketan tersebut.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡToJIbsY6md
Tak lama seseorang terdengar mengetuk pintu dari luar. “Assalamualaikum.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4FLTNzjWT4
“Waalaikumsalam. Masuk.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8TKvPsDDq
Seraut wajah cantik menyembul seiring terbukanya pintu. Ustazah Evi Apriliani, biasanya dipanggil ukhti Lia. Dia sudah tinggal di asrama ini selama dua tahun, dulu kuliah di jurusan tarbiyah kampus islam yang dekat dengan asrama Syahamah. Usianya saat ini 24 tahun.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvZtsBsdXti
Raut wajahnya sebenarnya tidak terlalu cantik, akan tetapi siapapun akan terpesona pada bibirnya yang sangat mengundang birahi. Jenis bibir yang membuat setiap lelaki akan membayangkan betapa nikmatnya saat kontol mereka disepong oleh sang ustazah.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9zBOHjIFv
Tubuhnya mungil, pinggangnya ramping. Sekilas buah dadanya nampak kecil, akan tetapi sebenarnya bagian menonjol yang disembunyikan di balik kerudung lebar yang dia pakai itu berukuran lumayan dan nampak sekal terawat.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYdfwzgti8
“Duduk, ukhti,” demikian Ustazah Aminah mempersilahkan ukhti Lia.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKskjIRPAdn
Ukhti Lia lantas duduk di depan Ustazah Aminah, wajahnya nampak kebingungan, tapi dia tak mengatakan apapun.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWz5bATqb6L
“Ukhti sudah tahu kenapa ukhti dipanggil ke sini?”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNZYXhpMloe
“Belum umi,” Ukhti Lia menjawab, menatap kardus di meja, kemudian kembali menundukkan kepala.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkpSjmE8G5G
Terdengar Ustazah Aminah menarik nafas dalam-dalam.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk9XJRtHsPn
“Begini, ukhti. Tadi siang ada paketan sampai ke asrama. Kebetulan umi yang menerimanya. Kebetulan juga bungkusnya sedikit sobek.” Ustazah Aminah berhenti sejenak. Matanya masih menatap Ukhti Lia yang menunduk.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfBQlxYHv8e
“Alamatnya untuk ukhti. Nah, yang membuat umi penasaran itu bungkus yang nampak sedikit dari sobekan itu. Umi kemudian membukanya, demi kebaikan. Ternyata isinya barang-barang setan!” Suara Ustazah Aminah terdengar meninggi.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhXdQ3zZBkH
Ukhti Lia mengangkat kepalanya. Wajahnya masih nampak bingung. “Afwan, Umi, ukhti tidak memesan barang apapun. Apa pula isi dari paketan itu, umi?”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTxuEzE4vLO
Brakkk. Ustazah Aminah mengeluarkan barang dari dalam kardus dan meletakkannya dengan keras di meja hadapan ukhti Lia.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9L5VAdKidJ
Mata ukhti Lia terbeliak menatap Dildo di hadapannya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡudzBUrZgc4
“Ukhti tau barang apa ini?!”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYxuiXvXRX
“Iya, umi.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVTwN9HuX7h
Itil V3
Ustazah Aminah menggeleng-gelengkan kepalanya. “Dari mana ukhti tahu?”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlEnDsNmEA0
“Tidak sengaja umi, di internet.” Dia kembali menundukkan kepalanya. “Tapi ukhti tidak memesan barang apapun umi, apalagi barang seperti ini.” Nada suaranya terdengar semakin pelan seperti akan menangis.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡInvOftpTUn
“Ukhti kan tahu, barang seperti ini itu barang haram! Ini barang ciptaan syetan. Kok bisa-bisanya barang seperti ini masuk ke asrama Syahamah!”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWXhhBFgpTL
“Ukhti tidak memesannya umi. Ukhti tidak tahu apapun tentang ini.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLGCKfnbuK0
“Kalau begitu bagaimana bisa namamu dan alamat asrama ini tertera di bungkusnya?” Ustazah Aminah menyodorkan bungkus paketan dari kardus. Jelas tertera nama Evi Apriliani dan alamat asrama Syahamah di sana.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡisLYYlr7nT
“Tidak tahu, umi, ukhti tidak tahu.” Ukhti Lia sesenggukan menangis.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsgZBW1mq2
Ustazah Aminah menghenyakkan tubuhnya di kursi. Dia menarik nafas dalam-dalam. “Umi tak ingin terjadi sesuatu padamu, ukhti. Ukhti sudah dua tahun di asrama ini, jadi ustazah pula, jangan sampai mempermalukan diri sendiri dengan menjerumuskan diri pada pergaulan dengan barang-barang seperti ini!” nada suaranya terdengar memelan.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNXo8AfoHmu
Ukhti Lia masih sesenggukan.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhPkstZbOEO
Ustazah Aminah masih akan mengatakan sesuatu sebelum kemudian di pintu terdengar ketukan sebelum pintu itu terbuka. Seraut wajah laki-laki kebapakan muncul. Berpeci putih bercorak, berkumis tipis, dagunya ditumbuhi janggut pendek yang nampak tercukur rapi. Ustaz Karim.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTrcRnvz2PF
“Assalamualaikum.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ77LivTg9vr
“Waalaikumsalam. Abi sudah pulang? Kok cepat?” wajah Ustazah Aminah nampak sumringah. Lia yang duduk di hadapannya hanya menundukkan kepala. Ustaz Karim adalah suami Ustazah Aminah. Dia satu-satunya laki-laki yang tinggal di asrama Syahamah. Meski demikian, dia juga memang relatif jarang tinggal di sana dan lebih sering disibukkan oleh karirnya sebagai salah satu pimpinan partai yang sama dengan yang diikuti oleh Ustazah Aminah.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxKrtbHKxqS
“Sudah umi,” Ustaz Karim mengakhiri jawabannya dengan senyum. Dia menatap Lia sebentar yang bahunya masih bergerak-gerak menangis. Setelah bertatapan dengan Ustazah Aminah, dia kemudian meneruskan. “Abi bersih-bersih dulu ya mi. Ini abi bawa oleh-oleh.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFFmf2k0EWo
Ustaz Karim kembali menutup pintu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNqokaZKlN
Ustazah Aminah kembali menatap Lia kemudian berkata. “Ya sudah, ukhti Lia, umi percaya dengan perkataanmu. Yang jelas sekarang ukhti harus hati-hati ya, jangan seenaknya mempublish alamat asrama ini ke sembarang orang supaya kejadian semacam ini tidak terulang.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9KEOpE4YJJ
Ustazah Lia mengangguk.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVkBFwXKIQq
“Sudah sekarang ukhti istirahat. Barang-barang ini biar di sini, besok dibuang oleh pihak keamanan. Besok kita selidiki lebih lanjut tentang siapa penngirim barang setan ini!”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4IBOK9E9BF
Ustazah Lia tak mengucapkan sepatah kata apapun. Dia kemudian bangkit, menyalami dan mencium tangan ustazah Aminah. Sepintas dia sempat mengamati barang yang ada di kardus sebelum kemudian dia pergi.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQlSPiVK4C5
Sepeninggal ustazah Lia, Ustazah Aminah tidak terburu-buru pergi ke kamarnya. Dia mengambil dan menimang-nimang dildo yang warnanya nampak mengkilap tersorot cahaya ruang yang tidak terlalu terang.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxzkpuJS4Zx
Selintas nampak dia menggigit bibirnya. Lalu dia meletakkan dildo itu di kardus, kemudian berdiri dan melangkah ke pintu. Saat tangannya akan menyentuh saklar lampu, dia termenung sejenak, kemudian kembali dan mengambil dildo itu, memasukkannya ke dalam saku gamisnya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzGft9UX9ve
Setelah itu dia mematikan lampu, kemudian keluar. Saat langkahnya mendekati kamarnya, masih terdengar suara shower di kamar mandi dalam kamarnya. Dia hanya tersenyum, kemudian masuk ke kamarnya dan menutup pintu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9Nugal53w
Pulang dari kamar interogasi, ustazah Lia langsung menuju kamarnya. Dalam perjalanan menuju kamarnya itu nampak dia menunduk sambil sesekali menggigit bibir. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJPFRyGHFq7
Kamarnya terletak di lantai bawah, kamar nomor lima. Di pintu kamar tertempel stiker “masuk ucapkanlah salam”. Membuka pintu kamarnya dan langsung menutupnya kembali, dia kemudian duduk di kursi depan meja belajarnya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZuKkez5Pvu
Sekilas dia menoleh pada jam beker yang terletak di meja. Jam setengah sembilan malam. Dia menggapai laptop ASUS-nya, memencet tombol on dan kembali mendesah sambil menghenyakkan punggungnya di sandaran kursi.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1cuZSDbOQI
“tok tok”, terdengar ketukan di pintu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKT0Ijxw3dv
“Ya, masuk,” spontan ustazah Lia mengubah arah duduknya menghadap ke pintu kamar.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZ9f82sfMd
“Assalamualaikum.” Terdengar sapaan salam seiring masuknya sosok yang sudah sangat Ustazah Lia kenal. Ustazah Raudah, kamarnya hanya terpaut 3 kamar dari kamar Ustazah Lia. Kamar nomor 8. Dia adalah salah satu kawan dekat Ustazah Lia di asrama.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQz6kG1MT3N
Ustazah Raudah berusia 27 tahun, belum menikah. Wajahnya keibuan dengan baju kesukaan baju gamis warna cream. Tubuhnya sedikit lebih tinggi dari Ustazah Lia dan juga sedikit lebih berisi.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFerUaF04x
Karena ia berasal dari salah satu desa di jawa tengah, maka tubuhnya sudah terlatih untuk bekerja sejak kecil. Hal itu membuat buah dadanya mengembang besar menggoda meski tidak sebesar buah dada Ustazah Aminah.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS4az2vT83k
“Bagaimana tadi ukhti? Ada masalah apa?” Ustazah Raudah bertanya sambil duduk di dipan.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwAyLySrIQn
Ustazah Lia hanya tersenyum. Dia menjawab santai. “Hehee, sudah selesai kok ukhti, masalah kecil.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFHkdWY9FzQ
“Alhamdulillah. Syukurlah kalau bukan masalah besar. kirain ada apa tadi ukhti dipanggil.” Ustazah Raudah balas tersenyum.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYJmQOy0Fee
“Tadi sebenarnya ana masih akan dinasehati Umi Aminah lama, tapi ustaz karim keburu datang. Jadi yah waktu pertemuan ana dipersingkat.” Ustazah Lia tertawa lebar.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrFRHfILY51
“Ustaz Karim sudah datang?” Ustazah Raudah nampak tertarik dengan info itu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡadHUS8GcYR
“Iya, ukhti, kenapa?” Ustazah Lia bertanya dengan heran.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡavVn4enBfL
“Gak kenapa-kenapa, biasanya kan…dua minggu baru pulang. Ini baru 8 hari kayanya.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡshESGsrJ3I
“Mungkin kangen umi, ukh,” Ustazah Lia mengedippkan mata.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNymp3CZ2H
Ustazah Raudah tertawa…
“Yasudah, ana pulang ke kamar dulu ya ukh.” Ustazah Raudah bangkit dari dipan dan melangkah menuju pintu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGJPmCJco8w
“Iya ukhti, makasih ya.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFi97FnDl0G
“Oya, jangan lupa besok giliran ukhti yang ngisi kajian gender di aula ya.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDXyCHKoIbe
“Siap, ukhti.” Ustazah Lia mengacungkan jempolnya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡalZKYVn6OY
Ustazah Raudah tersenyum. Dia melangkah keluar dari kamar kemudian menutup pintu sambil mengucapkan salam, “asalamualaikum.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ98lg3HNUVk
“Waalaikumsalam.” Ustazah Lia menjawab pelan. Dia kemudian berdiri dan mengunci pintu kamarnya. Setelah itu dia kembali menghadap laptopnya yang sudah menyala.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk4uGBzSBcP
Di asrama syahamah memang ada koneksi internet gratis setiap malam. Ustazah Aminah merasa bahwa seorang ukhti sekalipun tidak boleh tertinggal oleh perkembangan zaman. Maka jika kau menemukan berbagai artikel keislaman yang menyebar di beranda facebookmu, bisa saja itu merupakan salah satu produk ukhti asrama syahamah.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEWgJgQ0xO2
Memang setiap hari seorang ukhti diwajibkan membuat artikel sederhana tentang keislaman dan memostingnya ke internet.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6HB5yVIVpN
Ustazah Lia adalah admin yang bertugas mengumpulkan artikel itu dan kemudian memostingnya. Malam ini dia langsung membuka emailnya mengcek apakah jatah artikel yang harus diposting sudah masuk atau belum.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC60hwQkMnf
Ternyata belum. Tugas malam itu dibebankan pada ukhti Khusnul. Dengan segera ustazah Lia membuka facebooknya dan mengirimkan inbox pada ukhti Khusnul.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZaeRvpkDOF
“Ukhti, artikelnya belum jadi ya? Mohon segera dikirim.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPTT4auHFe
Balasan langsung muncul: “Afwan, ukh, sebentar lagi ya ana kirim.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf4j5V4jvqy
“Oke, ana tunggu.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI25wjY7Hog
Sambil menunggu kiriman artikel dari ukhti khusnul, ustazah lia membuka beberapa inbox yang masuk. Matanya berbinar menemukan satu pesan dari akun “ahmad soleh”, 20 menit yang lalu. Dia langsung membukanya. Pesannya sangat singkat.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Mvb5gZp8p
“Ustazahku, kangennn.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvsJ00GrIHf
Tersenyum sendiri, ustazah Lia membalasnya. “kangen apa?”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZxwdmwoLi
Balasan muncul beberapa menit kemudian: “pengen ngentot ustazah pake kerudung lebar.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ910Fzku4cf
Tertawa-tawa binal, ustazah Lia membalasnya: “ayo ke sini sayangg.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNW6wL2FUWa
Memang ustazah Lia pun manusia. Sejak kecil dia sangat dikekang oleh keluarganya. Hal itulah yang membuatnya menjadi liar ketika tiba saatnya dia dewasa. Gairahnya memuncak dan lebih tinggi daripada gairah gadis kebanyakan yang sepanjang hidupnya tak pernah dikekang.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxWK5d1lZeY
Sebenarnya keliaran itu pun tidak langsung muncul. Dia bermula secara sembunyi-sembunyi. Sejak mengenal internet, ustazah Lia kemudian mulai mengetahui seperti apa bentuk kontol. Imajinasinya kemudian bermain-main.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbVe9SgQZB9
Semula hanya membayangkan bagaimana rasanya jika mengelus-elusnya. Berlanjut pada khayalan bagaimana jika dia bisa mengulumnya. Puncaknya, dia juga membayangkan bagaimana rasanya jika benda kenyal tegang itu dimasukkan ke dalam lubang memeknya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaSg0peU4JN
Sampai di sana dia kemudian mulai rutin masturbasi.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzQP10s8iEs
Lalu dia bertemu dengan akun “ahmad soleh”. Pria itu mengaku seorang aktifis partai yang sama dengan partai umi aminah di jogja juga. Pria seusia ustaz karim dan sudah menikah, memiliki dua orang anak. Pria itu juga mengaku pernah melihat ustazah lia dalam salah satu acara di asrama syahamah yang kebetulan mengundang kenalan-kenalan umi aminah dan ustaz karim.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFR7kFxRj8m
Dari perkenalan yang biasa saja lewat inbox facebook, kemudian berkembang menjadi gurauan yang makin intim. Dari sanalah akhirnya keintiman itu kian meninggi seperti sekarang ini.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfxyWpOl9xG
Jawaban dari ahmad soleh masuk: “ustazahku, dildo yang ana kirim sudah sampai.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡorBKRgaCmZ
“Ikhh, kamu. Itu disita sama umi aminah tahu.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU38EjPxQfb
“Lho kok bisa?”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg4Jb7677NA
“Kebetulan yang menerima paketannya umi aminah. Nah, bungkus paketnya sedikit sobek. Ketahuan dehh.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJGJHk7P8ol
“Waduhh. Padahal ana sudah ngebayangin malam ini lihat ukhti mainin dildo.” Dilanjut dengan emotikon sedih.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7uZxHgk1F
“Cupp, cuppp, lain kali bisa sayangg. Ini Lagi di mana?”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqceW76mCr
“Ana di hotel ini ustazah. Tadi habis acara sama ustaz karim. Ana gak langsung pulang. Capek.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl6WbseIjPO
“Serius capekk?” di kamarnya Ustazah Lia senyum-senyum sendiri.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡES8ZppGtmC
“Iya nihh….”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS03rhoPhs0
Ctak, ustazah Lia menghidupkan webcam. Kemudian dia bergaya manja sambil menayangkan gamisnya yang semua kancingnya sudah terbuka. Memang gamis yang dipakai oleh ustazah lia adalah tipe gamis yang berkancing dari atas sampai batas pinggang. Gayanya manja seolah tidak ingin orang melihatnya tapi pada saat yang sama semua kancingnya telah dia buka.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvYcfwpGnw
“Ahhh, ustazahkuu, kangennn…”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHAfrDTjttw
Ustazah lia lalu sedikit demi sedikit memelorotkan gamisnya. Di seberang sana ahmad soleh gelagapan mencopot pakaian dan celananya. “Ustazahku, ukhtiku, sini, ahhh, sinii.” Dia mengocok penisnya yang nampak tegang mengacung.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkzQu01VzOx
Melihat penis itu ustazah lia bangkit gairahnya. Gamisnya luruh ke pantai menampakkan tubuhnya yang mulus. Perutnya rata, pinggang ramping. Di atas, buah dadanya mengacung tegak tak tersembunyi apapun. Perlahan dia menyampirkan kerudung lebarnya menutupi celah di antara kedua payudaranya sementara kedua putingnya masih nampak jelas. Coklat menggoda.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxlQ6D72fFs
Ahmad soleh makin gelagapan. Dia membayangkan penisnya dihisap-hisap oleh ustazah yang binal itu. Selama ini dia memang kekurangan seks karena istrinya sudah tidak menggairahkan lagi setelah melahirkan dua orang anak. Selain itu, istrinya hanya mau melakukan hubungan seks dengan gaya formal dan membosankan.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt1jmipRdly
“Ahhh, ahhh,” desahnya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGKYIvbvnhZ
“Sayang, hisap dada ukhti, ahhh,” ustazah lia balas mendesah-desah. Tangannya perlahan meremas-remas kedua buah dadanya yang menggoda. Kemudian dengan gaya manja tangan itu bergerak makin ke bawah, ke perutnya yang rata, mengelus-elusnya sebentar. Dari sana kemudian tangan itu turun makin ke bawah, makin ke bawah….
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbi1l2z5GX
Di seberang, ahmad soleh makin melotot melihat pemandangan itu. Bukan sekali dua kali dia melihat pemandangan yang sama tapi dia tak pernah merasa bosan. Dia tahu bahwa ustazah lia dalam kesehariannya adalah ustazah yang alim, maka membayangkan ustazah alim itu malam ini nampak demikian liar memberikan sensasi tersendiri yang membuatnya kecanduan. Dia mengocok-ngocok penisnya makin cepat.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQmT3VqtOLT
Tangan ustazah lia mengelus rambut kemaluannya lembut. Tubuhnya meremang. Imajinasinya terbang membayangkan kontol yang nampak di layarnyalah yang menyentuh-nyentuh rambut kemaluannya itu. Di kursinya dia duduk mengangkang, menampakkan jelas celah yang bersih dan menggairahkan dikelilingi oleh jembut yang membuat di seberang sana ahmad soleh makin menggila mengocok penisnya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwCToSVhcZy
Setelah mengelus jembutnya, jemari lentik itu bergerak perlahan menyentuh mulut kemaluannya. “Ahhh”, tubuh ustazah lia mengejang pelan. Naluriah jemari itu kemudian menyentuh itilnya dan mengusap-usapnya lembut. Dalam imajinasinya kepala kontol ahmad solehlah yang menyentuh-nyentuh itilnya itu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQG1GWw6vVl
Ahmad soleh merasa dirinya hampir sampai ke surga. Betapa ingin dia menggapai apa yang menunggunya di seberang. Di matanya nampak pemandangan yang sangat menggairahkan melebihi apapun. Seorang ustazah alim yang selalu berkerudung lebar kini duduk mengangkang di kursi mengelus-elus itilnya sendiri.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx4JfSu7bsv
Wajah yang masih berhias kerudung cokelat lebar itu mendongak, mulutnya menganga mengeluarkan desahan yang makin menggairahkan, matanya merem melek merasakan kenikmatan. Ujung-ujung kerudung lebarnya menyatu di antara kedua payudaranya, menutupi sebagian bukit tapi masih menampakkan dua puting yang menggemaskan mengintip.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbdbrjIC19d
Ahmad soleh merasakan aliran darahnya makin kencang. Ada kedutan-kedutan kecil terasa di kepala penisnya. “Arghh, ukhtiku, ustazahku, lonteku, ana mau keluar, ahhh,”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz78ZpyX8PE
Ustazah lia membuka matanya, dia juga merasakan ada gairah yang makin memuncak dalam dirinya mendengar ahmad soleh akan orgasme. Dia selalu suka melihat pemandangan penis yang menyemburkan cairan kental putih, dia selalu membayangkan dirinya menjilat-jilat kepala penis yang seperti jamur menggoda itu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFO62Wqa0e
“Akhh, sayang, muncratkan di wajah ukhti, akhh, siniih,” Ustazah Lia juga makin intens mengelus-elus itilnya. Tangannya yang satu lagi meremas buah dadanya kanan kiri bergantian.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAcd5w9iKHo
Di seberang sana ahmad soleh membayangkan penisnya keluar masuk lubang yang menganga di sela rimbun jembut. Dia membayangkan tangannyalah yang meremas-remas kedua buah dada yang sekal, dia membayangkan mulutnya menghisap-hisap puting susu itu dan dia membayangkan setiap penisnya menusuk, ustazah lia mendesah-desah, kerudung lebarnya berkibar-kibar membuat suasana makin menggairahkan dirinya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGOT2rLJf3
Kocokan di penisnya makin cepat, makin cepat, hingga akhirnya….”akhhhh, ukhtiiii, ana keluarrr,,,,”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEPm8afPegl
Ustazah Lia menatap takjub penis yang mengangguk-angguk liar memuncratkan lahar putih kental itu. Dia juga akhirnya ikut orgasme membayangkan wajahnya yang tertutupi kerudung lebar warna hitam itu termuncrati oleh cairan yang bahkan baunya pun belum pernah dia hidu.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4lN8uUTRLd
“Akhhh, sayangggg, ukhti juga….akhhhh….” Tubuhnya mengejang-ngejang liar seiring rintihannya yang tak jelas. Kerudung lebarnya bergerak-gerak seiring gerak kepalanya yang menggeleng-geleng merasaka kenikmatan yang tak terkira.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD28O91YD7m
Beberapa menit kemudian, di dua tempat yang terpisah itu, nampak dua pemandangan yang berbeda. Ahmad soleh terbaring lemas di ranjang hotel, penisnya terkulai lemas, masih ada sisa-sisa spermas, basah, di ujung penisnya. Wajahnya menampakkan raut puas. Ngocoks.com
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC54xPaXizr
Sementara di asrama syahamah kamar nomor lima, ustazah lia terkulai di kursi, keringat memenuhi tubuhnya. Kerudung lebarnya kusut menutupi beberapa bagian tubuhnya acak. Pahanya masih terkangkang lebar, tangannya mengelus-elus jembutnya penuh kenikmatan.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl9CjMcSVRn
“Sayang, bersihin kontolku dongg,”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpSlZMHWqWL
“Emmmhh, emm, slurrrppp,” Ustazah lia mengeluarkan lidahnya menjilat-jilat bibir.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWze6qAwWfS
“Ahh, ustazahku, lonteku alim. Kamu benar-benar binal.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCzZxMgr0IJ
“Iya dong, ustazah lia gitu.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnrTzog4OyG
“Hehee, kapan nih ana bisa main ke kamar ukhti?”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy10fMGsiMs
“Kapan-kapan yahh,” Ustazah Lia mengedipkan matanya menggoda.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4G4TxIRxsk
“Ahh, sayang ni.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhI5MnETpkQ
“hehe, udah dulu ya, sayang, ini masih ada kerjaan. Besok lagi ya. Cuppp, sayangku.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl7gvP9aYzR
“Baiklah sayang, met bobok ya, lonteku ustazah.”
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUtcmutdKS2
Ustazah Lia kemudian mematikan webcam dan keluar dari jendela facebooknya. Dia membuka emailnya. Artikel dari ukhti Khusnul sudah masuk enam menit yang lalu. Dia mendonlod dan membuka file itu. Tugasnya memang sebagai editor juga untuk memastikan bahwa artikel yang diposting memang sesuai dengan faham keagamaan yang dianut oleh asrama syahamah.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ltxmF2LNh
Setelah memastikan bahwa artikel itu memang layak publish, dia langsung memostingnya. Judulnya: BAHAYA SEKS BEBAS DAN PORNOGRAFI DI WAHANA KAMPUS DARI SUDUT PANDANG TARBIYAH.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwGiWjAbt8w
Sambil tersenyum, jemari lentik ustazah lia mengklik enter. Sementara itu tangan kirinya mengusap-usap puting susunya yang perlahan kembali menegang. Setelah itu, dia mematikan laptopnya.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGcPasw8p22
“Ahhh,” begitu dia mendesah sambil menggeliat. Kemudian dia membuka lemarinya, mengeluarkan mukena gamis warna putih dengan motif bunga warna kuning emas di pinggangnya. Setelah mencopot kerudungnya dan memakai mukena itu, dia meraih androidnya dan membaringkan diri di dipan. Dia kembali membuka browser di hpnya, melihat-lihat situs video gratisan.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoz5FSGhP8h
Malam itu, dia streamingan video threesome antara seorang wanita seusia dirinya dengan dua orang negro. Penis-penis hitam besar yang membuat wanita itu merintih-rintih keenakan membuat birahinya kembali bangkit. Perlahan, tangannya kembali menelusup ke memeknya di balik mukena.
56513Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvZzTW5Pzw
“Akhh,” malam makin dingin, malam makin larut, jika kau ada di dalam kamarnya, akan kau dengar kembali desahannya perlahan-lahan.
ns216.73.216.109da2
