2
8197Please respect copyright.PENANAwCWiJLO8RL
“You look sexy, babe!” seru Ryoko menyambut Nisa yang baru masuk mobil. “Dipirangin ya? Cocok kamu jadi blonde gini. Pasti entar pada ngelihatin kamu semua deh. Ayo, kita jalan,” katanya. Mobil langsung melesat. Nisa tahu harga mobil itu bisa mencapai setengah miliar. Sebegitu menguntungkankah bisnis Ryoko?
8197Please respect copyright.PENANAb0JU1mYO7P
“Eh, Pak Eddy tadi telepon, dia bilang teman-temannya puas sama kamu,” kata Ryoko. “Kapan-kapan dia mau booking Irina lagi, katanya.”
8197Please respect copyright.PENANAzNdQk2Lwxl
“Buat kayak kemarin lagi atau buat dia sendiri?” kata Nisa.
8197Please respect copyright.PENANAs277A2vm81
“Biasanya kalau dia sih pasti bukan buat dia sendiri. Tapi malam ini pokoknya kamu harus tampil oke ya. Steal the show. Aku yakin kamu nggak bakal pulang cepat….”
8197Please respect copyright.PENANAGpwTTwvQbL
“Pulang pagi?” tanya Nisa.
8197Please respect copyright.PENANAsHscuh9Upg
“Hahaha…” Ryoko hanya tertawa. “Tergantung kamu-lah say. Pulang pagi, pulang besok siang, pulang minggu depan habis dikekepin tamu… Yang penting jangan nggak pulang aja.”
8197Please respect copyright.PENANAXQEUXxFGNV
*****
8197Please respect copyright.PENANAv522kWgtpB
“Now baby boy listen to me, boy show me
How you’re gonna get me paralyzed”
8197Please respect copyright.PENANABn5PMnKukn
Nisa langsung disergap suasana pesta yang riuh di dalam ruangan klub tempat pesta pembukaan Hotel Scarlet. Lirik lagu barusan dinyanyikan oleh penyanyi aslinya, Nez, yang tampil lebih seksi daripada biasanya. Laki-laki dan perempuan berbaur di lantai dansa, ditingkahi lampu kelap-kelip. Dia tidak hanya bersama Ryoko. Ada 4 anak buah Ryoko lainnya, yang tadi datang dengan mobil lain—hanya Nisa yang semobil dengan Ryoko. Ketika melintas lantai klub, beberapa laki-laki mencoba mendekati Nisa dan yang lain untuk mengajak dansa, tapi semuanya ditolak. Ryoko membawa rombongannya ke satu pojok ruangan di mana ada beberapa sofa mengelilingi satu bar. Satu set sofa yang masih kosong menjadi tempat mereka. Tapi Ryoko tak langsung duduk, dia berkeliling menyapa orang-orang yang duduk di sofa lain. Di tempat temaram itu Nisa mengenali beberapa wajah: ada seorang artis sinetron, ada model, ada beberapa yang tampangnya seperti pengusaha.
8197Please respect copyright.PENANA8uA5oqfcrI
Ryoko sudah menjelaskan bahwa malam itu akan ada “kontes”. Nisa duduk, menunggu giliran… Matanya mempelajari semua yang datang. Pukul 11. Pukul 12. Pengunjung silih berganti. Beberapa datang ke sofa-sofa sekeliling bar, yang Nisa simpulkan sebagai tempat VIP; lainnya menyalurkan energi beradu tubuh dan aksi di depan panggung yang menampilkan Nez. Tepat pukul 12 Nez menutup konsernya, memberi salam ke penonton, lalu turun ke belakang panggung. Menggantikan Nez adalah beberapa DJ biasa yang memainkan house music.
8197Please respect copyright.PENANAkpMeRwPVln
“Sebentar lagi. Ayo kita semua siap-siap,” Ryoko berdiri mengajak anak buahnya menuju ke satu tempat. Nisa baru kali ini melihat sesama “dagangan” Ryoko. Fina dan Vonny sehari-harinya berprofesi public relations, namun mereka kelihatan berpengalaman. Terlihat dari busana dan dandanan mereka yang glamor. Ella, mahasiswi, kelihatan polos dan salah tempat berada di sana. Tapi tubuhnya yang bagus ditonjolkan dengan bajunya yang seksi. Terakhir, Putri, yang mengaku tidak punya pekerjaan lain, bertubuh kurus kering dan matanya agak kosong, tapi lidahnya bertindik dan sekujur lengannya bertato.
8197Please respect copyright.PENANAW2k4ZYhvLt
Beberapa kelompok lain juga bangkit. Banyak perempuan muda dan satu laki-laki atau satu perempuan lebih tua (dan satu kelompok dipimpin seorang banci gendut). Semuanya menuju pintu yang ternyata mengarah ke belakang panggung. Di sana mereka semua berkumpul, mungkin 25 orang perempuan dan lain-lain. Pukul 1 pagi. MC mengumumkan.
8197Please respect copyright.PENANAmC4NAsnxTH
“Alright ladies and criminals! Malam ini kita ada acara Miss Scarlet Angel! Sebentar lagi kita saksikan para angels tampil di depan kita! HERE WE GOOOO! Sambut para ANGELS!!!!”
8197Please respect copyright.PENANA0MEJ46neXm
Sepasang rapper tampil di depan bagian panggung yang menghadap ke daerah sofa VIP. Mereka beraksi namun segera jelas bahwa acara utamanya adalah penampilan para Angels, perempuan-perempuan seksi yang berkumpul di belakang panggung.
8197Please respect copyright.PENANAZzM7TVfxHq
“Let’s start with the lovely Miss AUSTINNNNN!”
8197Please respect copyright.PENANA6zZke01WtS
MC memanggil “Austin”, dan seorang perempuan muda dari kelompok lain keluar ke panggung. Tubuhnya jangkung, rambutnya yang panjang dibuat ikal. Pahanya yang mulus membawanya melangkah dengan percaya diri ke tengah panggung di mana dia disambut sorak sorai penonton. Austin menari seksi sesudah sampai di tengah panggung, berusaha menarik perhatian, sampai MC memanggil nama berikutnya dan Austin mundur ke arah belakang, tapi tetap di panggung dan bergoyang pelan mengikuti house music.
8197Please respect copyright.PENANAFN2pBS3PZb
“Next we have… the HOT! Miss Sendy!”
8197Please respect copyright.PENANAQipMSt0hdh
Sendy mendapat giliran kedua, juga dari rombongan lain, tubuhnya lebih pendek dari Austin dengan rambut megar, tarian seksinya lebih vulgar daripada Austin. Nama demi nama disebut, termasuk Fina dan Putri dari rombongan Ryoko. Nisa sempat kaget ketika melihat Putri yang tadi bengong saja itu ternyata berani memelorotkan sedikit hotpantsnya untuk memperlihatkan tato di bagian atas belahan pantatnya ke penonton.
8197Please respect copyright.PENANAwY5SH0FTwY
“And now… Miss IRINAAAA!!”
8197Please respect copyright.PENANAw17LU3PnL7
Giliran Nisa! Dia melangkah ke tengah panggung dengan tegap seolah berbaris. Dia sudah memilih penampilan yang tepat, serba emas: rambut pirang dengan gaya side swept, gaun ketat warna emas dengan punggung terbuka, sandal bertumit tinggi, perhiasan besar-besar. Musik menggelegar dari speaker di belakang Nisa sementara kedua rapper mengoceh. Dia bisa melihat banyak wajah orang di depannya, berteriak-teriak dan bersorak-sorai. Tangannya menggenggam sesuatu yang akan membantunya…
8197Please respect copyright.PENANAKtmWaAlmYu
8197Please respect copyright.PENANAymVOUSXqKs
Nisa
8197Please respect copyright.PENANAoGwokCeC9x
Nisa tahu apa yang harus dilakukan dan membiarkan tubuhnya mengambil alih, menari mengikuti musik. Di tengah trance-nya dalam menari, Irina medekatkan dirinya ke tepi panggung, matanya melirik ke sebuah objek yang ia tau akan menjadi senjata rahasianya. Ia tak mengacuhkan pandangan heran penonton, lalu membungkuk di tepi panggung, membiarkan belahan payudaranya terpampang menggoda mata para lelaki, dan tanpa di sangka-sangka mengambil satu pitcher bir yang ada di meja dekat panggung dan menumpahkan isinya ke dadanya. Penonton langsung riuh menggila. Diteriaki mesum, Nisa entah kenapa malah merasa bangga. Sedetik kemudian dia merasa aneh, kenapa harus bangga ketika memamerkan tubuh di depan orang banyak seperti ini. Tapi kemudian MC menyebutkan nama yang mendapat giliran berikutnya dan Nisa mesti bergabung bersama yang lain di bagian belakang panggung.
8197Please respect copyright.PENANA1SybN0GMlz
Sesudah semuanya maju, para “Angels” dipersilakan kembali ke belakang panggung. Nisa langsung masuk ke toilet perempuan. Di sana juga ada beberapa perempuan lain yang tadi ikut kontes. Salah satunya menatap tajam ke dia, seorang anggota rombongan lain. Samar-samar Nisa seperti ingat pernah melihat wajah si gadis yang menatap itu ke dia. Apa dia pernah masuk TV atau semacamnya?
8197Please respect copyright.PENANAOWk7brybqj
“Gilaaa! Irina… Berani banget kamu, say! Nih kubawain baju gantinya,” Ryoko tiba-tiba masuk ke toilet dan heboh sendiri, dan si gadis yang memelototi Nisa pun menyingkir. Nisa dengan cuek melepas baju warna emasnya yang basah dan mengganti dengan baju lain yang tak kalah seksi, lalu membetulkan riasan wajahnya yang tadi sempat terciprat bir. Sementara Ryoko terus mencerocos memuji ide Irina untuk membasahi diri di panggung.
8197Please respect copyright.PENANAJN7AiCDOmJ
“Taruhan, kalo kamu ga lolos ke babak lelang aku mau botakin rambut,” kata Ryoko sambil nyengir. “Here let me help you babe…” lalu dia membantu Irina memulas lipstik kembali.
8197Please respect copyright.PENANAdDn56deMMI
Setelah itu, MC memanggil lagi para Angels ke panggung, semua berjejer. Penonton sepertinya habis dihalau dari depan panggung oleh para bouncer dan karyawan club, sehingga depan panggung kosong sampai ke wilayah sofa-sofa VIP. Nisa memandang ke arah sana, wajah-wajah mereka yang duduk di sana tak terlihat. Lalu MC mengumumkan hasil “voting para juri” yang rupanya adalah mereka yang duduk di sofa. Para tamu VIP itu memilih 5 cewek untuk masuk ke tahap berikutnya, “Angel Auction” di mana mereka kemudian bisa ikut lelang “kencan” dengan Angels yang dipilih. Dengan basa-basi MC menyatakan bahwa uang hasil lelang akan disumbangkan untuk tujuan sosial. Sebagian memang benar, namun orang-orang seperti Ryoko dan para pemimpin rombongan—para germo—lainnya tahu bahwa sebagian uang itu akan jadi keuntungan mereka.
8197Please respect copyright.PENANA8r8eNQfDcK
“Yang pertama lolos ke auction adalah… IRINA!”
8197Please respect copyright.PENANAfGensNWYpQ
Nisa pura-pura senang seperti kontestan acara putri-putrian, lalu maju ke depan. Dia yakin bisa lolos, tapi tak mengira bakal dipilih pertama. Dilihatnya Ryoko bertepuk tangan dan girang, karena tidak mesti botak sebagaimana yang dia bilang di toilet tadi. Selanjutnya terpilih empat nama lain: Sendy, Helen, Gita, dan salah satu anak buah Ryoko lainnya yaitu Putri.
8197Please respect copyright.PENANAmBwop7YZAW
Babak lelang pun dimulai, dan ini terbatas kepada para tamu VIP di sofa saja. Semua penawaran dimulai di harga satu juta dan peserta yang berminat menawar bisa mengangkat tongkat yang ujungnya ditempeli papan bulat bertuliskan nomor dan dicat fluoresen sehingga menyala dalam gelap. Sesuai urutan abjad, Gita adalah yang pertama dilelang. Dia tampak masih muda, mungkin belasan tahun, dengan tubuh lentur; pada giliran tampilnya tadi dia melakukan split di atas panggung. Lelangnya berlangsung cepat, hanya tiga kali naik harga; Gita pun menghasilkan “sumbangan” empat juta. Berikutnya Helen, dia ini yang tadi memelototi Nisa di toilet, dan ternyata dia mantan artis remaja yang hanya pernah satu kali main sinetron—jadi pemeran yang hanya muncul satu episode pula—dan lelangnya menghasilkan enam juta. Putri berkacak pinggang ke arah para tamu VIP ketika gilirannya untuk ditawar. Sialnya, hanya satu yang menawar dia. Jadilah dia hanya dapat dua juta. Kelak Nisa akan tahu bahwa yang menawar kencan Putri sebenarnya seorang perempuan juga, seorang eksekutif terkenal berambut pendek yang memang doyan sesama.
8197Please respect copyright.PENANAfnuCcCE89V
“Lima juta… lima juta ayo ada lagi yang minat? Satu… dua… tiga… Yak! SOLD! Kita dapat Lima Juta dari bapak yang jenggotan di sana itu! Baik Sendy silakan, oh ya itu si Bapak datang sendiri, pick up your date ya Pak…” Seorang laki-laki gendut jangkung berjenggot, bertampang Timteng, menggamit Sendy yang ketawa-ketiwi untuk “kencan”. Keduanya meninggalkan panggung sambil si MC sekali lagi mengingatkan bahwa uang yang diperoleh dari lelang “untuk sumbangan sosial”. Akhirnya tiba giliran Nisa.
8197Please respect copyright.PENANAUHjWPMcVQJ
“Oke ladies and criminals… sekarang kita tampilkan Miss Irina yang tadi sudah berbasah basah basah di depan kita, moga-moga rejekinya lebih basah daripada yang sebelumnya, ya? Baik lelangnya kita mulai, satu juta. Ada yang mau dua juta? Dua juta? Ya, dua juta! Dua juta… tiga juta? Ya tiga juta! Oh! Langsung ada yang nawar empat juta. Lima juta…?”
8197Please respect copyright.PENANAQxiDX5YP3V
MC terus mencerocos selagi harga kencan Irina naik terus ke tujuh juta. Dan tinggal dua orang yang berlomba menawarnya.
8197Please respect copyright.PENANAFaZgRSfPKv
“Yak, kencan dengan Irina sekarang berharga tujuh juta. Delapan juta, ada yang mau delapan juta?” Satu bulatan berwarna fluoresen terangkat dalam gelap. Salah satu penawarnya mau delapan juta.
8197Please respect copyright.PENANAT3rgtnWj1p
“Oke, delapan juta, ternyata buat Boss Tandy! Ada yang mau sembilan juta?”
8197Please respect copyright.PENANAgzf1Gs8r4P
Nama si penawar ternyata “Tandy”. Namun di sebelah kanannya terangkat lagi satu bulatan fluoresen.
8197Please respect copyright.PENANANh6evBeAG0
“Ooo! Kali ini Boss Igo! Sembilan juta, Boss Igo!”
8197Please respect copyright.PENANA7sWfmkS18v
Kedua penawar yang duduk berdekatan itu, Tandy dan Igo, terus berusaha saling mengalahkan dan menaikkan terus harga Irina sampai dua belas juta dan lebih. Tamu lain sudah tidak ada lagi yang mau bersaing.
8197Please respect copyright.PENANAQztMlnRZgh
“Lima belas juta buat Boss Tandy,” seru si MC. “Boss Igo mau enam belas juta?”
8197Please respect copyright.PENANAobfjx5gJlU
Igo tidak mengangkat lagi tongkat penawarannya.
8197Please respect copyright.PENANAEgVuk0knT5
“Lima belas juta buat Boss Tandy. Ada lagi yang mau nawar…? Satu… dua… tiga…” MC berhenti sebentar, “SOLD! Lima belas juta untuk kencan bersama Miss Irina, jatuh kepada Boss kita, Tandy!” Sesudahnya lampu terang kembali, dan Nisa bisa melihat bahwa Tandy dan Igo sebenarnya duduk satu meja. Mereka berdua dan orang-orang lain yang duduk di meja itu semuanya anak muda, mungkin anak-anak orang kaya atau pengusaha muda. Igo menyalami Tandy sambil menepuk-nepuk lalu menonjok pelan bahu Tandy. Nisa bisa melihat, Tandy bertubuh gempal dengan rambut keriting dan kulit gelap, sementara Igo berambut panjang dikuncir, ganteng, bertubuh langsing. Keduanya berbarengan maju ke dekat Nisa untuk menjemputnya. Ketika Tandy sudah mendekat, Igo pergi sambil menceletuk “Ntar gantian ya bro.” Ryoko langsung mendekat ke Tandy dan Nisa. Ryoko memberikan secarik kertas bertuliskan angka-angka, lalu membawa Nisa pergi.
8197Please respect copyright.PENANA7zfmnFlKrd
Sambil bergerak menjauh, smartphone Ryoko berbunyi. SMS dari bank. Transfer 15 juta masuk dari rekening Tandy. Ryoko langsung nyengir, kemudian memberi instruksi ke Nisa.
8197Please respect copyright.PENANAhG7kHB3ruY
*****
8197Please respect copyright.PENANAFZOGWQdbVP
Kamar hotel itu terlalu dingin, dan Nisa mematikan AC-nya. Refleksnya sebagai aparat terlatih membuat dia langsung mengamati sekeliling. Dan yang dilihatnya di sekeliling adalah pantulan bayangannya sendiri. Hotel yang menyediakan cermin sebanyak ini di dalam kamar pasti hotel berorientasi “hiburan”. TV layar datar di dinding juga menyajikan beberapa saluran yang menayangkan film porno. Satu-satunya bagian kamar yang tertutup dari pandangan hanya WC. Shower berada di ruangan sebelahnya yang berdinding kaca. Orang yang mandi di sana pasti terlihat dari arah ranjang. Lantai parket kayunya mulus.
8197Please respect copyright.PENANAjwsSB8mlAt
8197Please respect copyright.PENANApURFr5tTLS
Cermin di tiap sisi kamar hotel memaksa Nisa melihat wajahnya sendiri ke manapun dia menghadap.
8197Please respect copyright.PENANAxY9HEIqaCK
“Cewek nakal… Perek… Lonte…”
8197Please respect copyright.PENANAPqHQArS3XF
Nisa merasa seolah-olah ada yang meneriakinya seperti itu. Mungkin di antara penonton kontes tadi ada yang berteriak demikian. Dan kenapa tidak? Yang dia lihat di cermin itu memang pantas disebut cewek nakal. Berambut pirang, make-up tebal, baju seksi. Duduk di dalam kamar hotel menunggu orang yang sudah membeli dirinya untuk semalam. Biarpun mahal, tetap saja dia menjual harga dirinya sebagai perempuan.
8197Please respect copyright.PENANA96Gof9v6Av
Untuk apa?
8197Please respect copyright.PENANAvgnzZkCiXA
Dedikasi kepada tugas?
Apa harus sampai seperti ini pengorbanannya?
8197Please respect copyright.PENANAHKMov7UeHy
Nisa tak bisa lolos. Dalam kepalanya, panggilan-panggilan mesum terhadapnya terus bergema. Dia meringis. Bayangan pelacur di cermin ikut meringis.
8197Please respect copyright.PENANADyNY9J774d
Tak lama kemudian pintu kamar terbuka. “Hai Irina,” sapa Tandy. Pemenang lelang itu masuk dan langsung duduk di ranjang di sebelah Nisa. Berbasa-basi sebentar, Tandy mengaku “orang partai” kepada Nisa. Umurnya baru 30 tahun, tapi wajahnya tampak lebih tua. Sesudahnya Nisa akan tahu bahwa Tandy seorang mantan aktivis mahasiswa yang kemudian direkrut partai dan menjadi staf lembaga pembuat undang-undang. Sementara Igo, temannya yang kalah lelang, adalah anak pengusaha yang menjadi pengurus partai itu; Igo sengaja mengalah karena sebenarnya sudah membooking cewek lain.
8197Please respect copyright.PENANAeUcqvy2EKF
“Irina” lalu berdiri, berjalan ke depan Tandy yang duduk di ranjang. Dia berlutut dan membuka resleting celana Tandy, membebaskan penis Tandy yang sudah membengkak. Irina meniup sepanjang kejantanan itu yang tegak menunjuk ke atas. Tanpa menggunakan tangan, Irina langsung membuka mulutnya lebar-lebar dan melahap seluruh kepala burung Tandy. Mata Irina menatap mata Tandy dan pipinya mengempis selagi dia mengisap lembut. Tandy memandang cermin di samping ranjang dan melihat seluruh adegan cabul itu. Gadis yang berlutut dan penis yang masuk ke dalam mulut…
8197Please respect copyright.PENANArwZ4xDrENi
“Shit!”
8197Please respect copyright.PENANAEBfFgl0a9f
Tandy mengumpat. Sejenak Irina melepas kulumannya dan Tandy ternyata tidak tahan. Muncratlah dia tepat di depan muka Irina; Tandy seperti mau menangkap kepala Irina agar cipratan mani itu tumpah ke muka tapi Irina terlalu cepat dan akibatnya semburan mani Tandy hanya jatuh di lantai dan lutut Irina. Lantai parket kayunya mulus… Gampang membersihkannya.
8197Please respect copyright.PENANAacsxIcYsTW
Tak mau buang-buang waktu, Irina langsung membuka semua baju. Tandy juga buka baju. Karena masih muda, Tandy mudah dibuat tegang lagi dengan elusan tangan Irina. Sementara tangan Tandy menjamah kedua payudara Irina, menggodai pentilnya sampai mencuat keras. Irina langsung telentang pasrah, mengangkang dengan lutut tertekuk. Tandy menindihnya, mengangkat pinggul Irina ke pangkuannya sementara Irina menggenggam penis Tandy untuk diarahkan masuk ke celah kewanitaannya.
8197Please respect copyright.PENANAQYTAixZ4DC
Tandy seperti terburu-buru, langsung menerobos sedalam-dalamnya ke kemaluan Irina yang baru sedikit basah, membenamkan tubuh Irina dalam kasur empuk. Setelah sepenuhnya masuk, dia berhenti, wajahnya tampak serius.
8197Please respect copyright.PENANAZCzieZDHAe
“Aahh… fuck me… entot memek Irina…” desah Irina, berakting seperti selayaknya pelacur.
8197Please respect copyright.PENANAqDaiG6wvNS
Dan Tandy kembali ejakulasi terlalu cepat, rupanya wajahnya serius karena menahan crot. Namun dia tak tahan sesudah mendengar godaan genit Irina dan mengeluarkan peluru-pelurunya ke dalam vagina. Tandy ambruk di atas Irina, terengah-engah, penisnya melunak pelan-pelan sampai akhirnya keluar sendiri dari dalam Irina.
8197Please respect copyright.PENANALb8hDMVYfa
Malam itu jatah ejakulasi Tandy sudah habis sesudah ronde kedua. Akhirnya Irina meninggalkan Tandy yang tertidur telungkup di ranjang. Tanpa banyak bicara, dia beranjak ke kamar mandi, membasuh dirinya dan mengeluarkan sperma Tandy yang tak banyak dari dalam kemaluannya. Dia lalu memakai bajunya kembali, mengecek dandanannya, lalu keluar.
8197Please respect copyright.PENANAgB1hyLhyvm
Pukul setengah tiga pagi. Nisa dijemput oleh orang suruhan Ryoko dan diantar kembali ke kosnya.
8197Please respect copyright.PENANA9Q8fbVUbdZ
Dan esok malamnya, ketika Nisa kembali dibooking di Hotel Scarlet oleh Igo (dengan harga lebih rendah), dia menemukan sesuatu yang semestinya membuat dua sahabat itu kompak karena senasib.
8197Please respect copyright.PENANAFOpYGahSMv
Igo juga tidak tahan lama seperti Tandy!
8197Please respect copyright.PENANAMpkw0MLHeB
*****
8197Please respect copyright.PENANA0whT2a1NCW
Nisa menutup wajahnya dengan handuk panas sementara ia menikmati hangatnya air dalam bathtub yang bercampur dengan ramuan aromatherapy. Ia mencoba mengusir kepenatan yang melanda tubuhnya serta kegalauan yang bersemayam di hati dan benaknya. Bayangan lelaki demi lelaki yang telah menikmati tubuhnya silih berganti berdatangan, berdansa di pelupuk matanya yang terpejam itu.
8197Please respect copyright.PENANAvbjQ40CtrS
8197Please respect copyright.PENANAdvyddmvahs
Ia terkenang beberapa lelaki yang menikmati tubuhnya. Mereka membuatnya sangat terkejut. Mereka bukan saja dari kalangan bisnis maupun eksekutif muda….
8197Please respect copyright.PENANAPBJooJOtK8
Nisa juga terkejut ketika mendapati beberapa politikus, anggota dewan, dan tokoh besar lainnya juga menikmati pelayanan tubuh seorang wanita lain yang jelas bukan istri resmi mereka… selama ini Nisa menyangka kalau gosip itu terlalu berlebihan, namun sperma mereka yang bersarang dalam tubuhnya membuktikan kalau rumor itu ternyata benar.
Namun satu tokoh ini… tokoh yang sangat ia kagumi….
8197Please respect copyright.PENANAuEToaZDz63
Nisa membenamkan tubuhnya ke dalam bath tub, seakan mencoba melupakan kenangan itu… namun tak bisa…
8197Please respect copyright.PENANAlJL9gXABGm
Betapa kecewanya ia ketikan ia mendatangi sebuah hotel berbintang lima, lalu naik ke sebuat president suite hanya untuk mendapati kalau tokoh panutannya, figur pengayom yang dibanggakannya ternyata juga tak lebih dari lelaki hidung belang… Nisa merasa sangat kecewa ketika ia harus melayani Komisaris Besar Polisi Bambang Harjadi.
8197Please respect copyright.PENANAtlMJe3aVBF
Nisa beranjak keluar dari bathtub… ia kembali harus menjalankan tugas dari Ryoko… tugas yang sangat dibencinya saat ini… karena ini kali ketiganya ia harus melayani sang Kombes, yang sepertinya sangat menikmati pelayanan dari dirinya, seperti juga beberapa klien lain yang memang menjadi langganannya.
8197Please respect copyright.PENANAUKOYJXAWBY
Penthouse hotel yang berbeda…
8197Please respect copyright.PENANA4Tpk0d06RD
Nisa baru saja membasuh dirinya setelah persetubuhan pertama yang dilaluinya… kali ini pasti akan ada beberapa persetubuhan tambahan, karena sang Kombes menyewanya all night.
Nisa merasakan dinginya angin malam yang menyeruak ke dalam penthouse mewah itu. Dengan berbalut shower robe, ia berjalan ke arah balkon dan mendapati sang Kombes sedang memandang jauh ke arah ribuan lampu yang menerangi kota tercinta ini.
8197Please respect copyright.PENANA3tIvn8nCaE
“Kemari n’Duk… ada yang ingin aku tanyakan kepadamu…” kata sang Kombes tanpa mengalihkan pandangannya dari kota metropolitan di hadapannya. Nisa sedikit tertegun mengetahui kalau feeling sang Kombes masih cukup kuat untuk orang seusianya.
8197Please respect copyright.PENANAtoFwRn3J9i
Nisa berdiri di samping lelaki yang sangat berwibawa itu, lelaki yang memang dikaguminya itu… sambil bersidekap menahan dinginnya udara malam, ia turut memandangi semarak kota yang seakan tak pernah tidur itu.
8197Please respect copyright.PENANANIXnIoH18z
“Bagaimana kemajuan kasusmu n’Duk?” tanya sang Kombes yang jelas mengejutkan Nisa.
8197Please respect copyright.PENANA0xt5QOsy0M
Sang lelaki memandang ke arah sang gadis yang nampak pucat pasi itu dan bergetar, ia lalu merengkuh bahu sang gadis dan mendudukannya ke kursi di teras penthouse itu.
8197Please respect copyright.PENANAVqHtPa7cJn
Cukup lama keduanya terdiam…. Nisa bergetar… ia tak tau harus menjawab apa…. Ia menangis….
8197Please respect copyright.PENANA3FMicsxGSA
“Bapak tau...?” tanya Nisa sambil terisak.
8197Please respect copyright.PENANA6HS843VsKS
“Tentu saja n’Duk…. Karena Rasidi tak akan memilihmu tanpa perintah dariku.”
8197Please respect copyright.PENANAmLNvibyPps
Tangis Nisa makin menjadi….
8197Please respect copyright.PENANA5at054ZQyU
“Kenapa Pak…..? Kenapa Bapak menjebak saya? Menjerumuskan saya?”
8197Please respect copyright.PENANApAFuklHOWe
“Karena aku tau cuma kamu yang bisa n’Duk… karena cuma kamu yang bisa aku percaya… karena aku yakin cuma kamu yang mampu….”
8197Please respect copyright.PENANAkufox5iOle
Nisa menutup wajahnya dengan tangannya yang bergetar….
“Tapi Bapak telah menjual saya….”
8197Please respect copyright.PENANAyUIMm5uhsx
“Salah n’Duk… kamu yang menjual dirimu sendiri… kamu sudah diberi pilihan untuk tidak ikut dalam kasus ini. Kamu yang menginginkannya….”
8197Please respect copyright.PENANAqQNLYVGgGb
Nisa memandang putus asa ke arah lelaki itu….
8197Please respect copyright.PENANAQljZycBqsW
“Sekarang bagaimana Pak…? Aku harus bagaimana….?”
8197Please respect copyright.PENANAN1AW47a4IC
“Roda sudah berputar…. Kamu tak bisa mundur lagi…..”
8197Please respect copyright.PENANA7aZF5KZKfU
Nisa terdiam, ia tau kalau yang dikatakan lelaki itu benar… ia sudah masuk begitu dalam, ia harus menyelesaikan misi ini.
8197Please respect copyright.PENANAVXhQzo8ytC
Lelaki itu kembali bertanya, “Bagaimana kemajuan kasusmu n’Duk? Beri aku gambaran karena Rasidi seperti tidak mau melaporkan perkembangan kasus ini dengan mendalam… sepertinya ia juga menyulitkan kamu n’Duk?”
8197Please respect copyright.PENANAwTyOA6xXJ4
Nothing to lose…. Nisa membenarkan hal itu, ia melaporkan segala hal yang ia ketahui pada sang Kombes mengenani kasus Ryoko, dan juga melaporkan bagaimana komandannya, Rasidi, selalu melecehkan dan menyulitkannya setiap ia melaporkan perkembangan.
8197Please respect copyright.PENANAh7D543nK4z
“Berhati-hati dengan Rasidi, n’Duk… aku merasa ia akan mencoba menjebakmu dan membongkar penyamaranmu pada Ryoko.”
8197Please respect copyright.PENANAEBq2XmhOLz
“Tapi kenapa Pak? Ia salah satu dari kita?” tanya Nisa tak percaya.
8197Please respect copyright.PENANAJoxBLwrnvQ
“n’Duk… ternyata kamu begitu naïf…. Rasidi ingin mendapat bagian dari jaringan Ryoko… dan ia akan berusaha menanamkan kukunya ke dalam jaringan Ryoko… ketika aku suruh dia merekrut kamu, aku tahu dia keberatan karena sudah punya kandidat sendiri… dan bukan seperti kita yang ingin menggulung Ryoko… ia ingin menjadi bagian jaringan itu…. Ia ingin menjual gadis-gadis muda untuk menjadi anggota Ryoko… Maka dari itu n’Duk… berhati-hatilah.”
8197Please respect copyright.PENANA3X5EfuKVK5
Nisa memandang lelaki itu dengan tertegun…. Semua yang dikatakannya begitu mengguncang dirinya… ternyata benar kalau ia tergolong naïf sehingga begitu mudah dibutakan “perintah demi tugas.”
8197Please respect copyright.PENANACszdw1sPAO
Lelaki itu lalu bangkit dari duduknya, mengulurkan tangan…
8197Please respect copyright.PENANAtzaJUNq3R4
“Ayo n’Duk…. Temani Bapak…..”
8197Please respect copyright.PENANAvuftYxEItG
Dan dengan hati yang tak menentu Nisa bangkit…. Dan kembali persetubuhan terjadi….
8197Please respect copyright.PENANAM3yIfs1WAd
*****
Kembali Nisa dibuat sedikit bingung dengan alamat yang harus didatanginya, sekali ini ia harus berjuang mencari alamat yang ternyata cukup jauh berada di luar kota, di sebuah villa terbengkalai di daerah pegunungan, jauh dari keramaian.
8197Please respect copyright.PENANAU1RjSW9CTg
8197Please respect copyright.PENANAfZQ08dHiHe
8197Please respect copyright.PENANAIX89GxGWyy
Memang Ryoko memintanya memakai pakaian biasa, namun tetap saja Nisa merasa kalau kali ini, seperti yang sudah-sudah, akan menjadi hari yang tidak biasa.
8197Please respect copyright.PENANA8ZJLTCXTjf
Dan benar dugaannya….
8197Please respect copyright.PENANAN8REYoAv7m
Ketika ia masuk ke ruang tengah villa, ia melihat Ryoko sudah berada di sana, beserta beberapa orang lelaki yang berseragam dokter dan perawat.
8197Please respect copyright.PENANANdochZHvSx
Another fetish…..
8197Please respect copyright.PENANAx7JFdXxllU
Namun kali ini dugaannya salah kerena ketika mereka membuka jalan bagi Nisa, ia bisa melihat seorang wanita muda sedang duduk di sebuah kursi metal, tangan dan kakinya tebelenggu… tubuhnya telanjang, dan Nisa bisa melihat jepit buaya yang tersambung kawat tembaga menjepit erat puting payudara dan klitoris sang gadis yang nampak terengah-engah dengan kepala terkulai…
8197Please respect copyright.PENANAs1CKb4hnDz
Ryoko menghampiri Nisa…
8197Please respect copyright.PENANAkcdMBSjLWn
“Kamu tahu…. Aku paling tidak suka dengan pembohong…. Dan aku lebih tidak suka lagi dengan pengkhianat,” kata Ryoko sambil menekan tombol sebuah remote yang menyebabkan aliran listrik menyengat sang gadis yang berteriak dan terlonjak kesakitan di kursi itu, Nisa bisa melihat darah yang mengalir dari pelipis, hidung dan bibir sang gadis.
8197Please respect copyright.PENANAIWgYcCENfE
“Wartawati ini ditangkap anak buahku. Dia terlalu banyak tanya, terlalu banyak tahu, dia mau hancurkan aku!” kata Ryoko tajam. Pandangan matanya begitu keji, pandangan yang tak pernah dilihat Nisa sebelumnya, pandangan orang yang mampu untuk membunuh.
“Dan yang lebih menyakitkan… dia tahu satu rahasia….”
8197Please respect copyright.PENANALHx7QMIzP6
Jerit sang gadis kembali menggema di ruangan itu ketika Ryoko kembali menekan tombol remote itu…
8197Please respect copyright.PENANABQXxnfPl3s
‘Berhati-hatilah n’Duk…. Rasidi akan berusaha menghancurkanmu…’
8197Please respect copyright.PENANAf3xw0rJ0Ta
“Dia sebut satu nama!” kata Ryoko geram….
8197Please respect copyright.PENANAL0j1GXWSns
Gadis itu memandang Nisa…. Dan berkata lirih… “Ya… dia orangnya….”
8197Please respect copyright.PENANA6dCc81hQq2
Nisa menatap tajam ke arah sang gadis… lalu menghujamkan pandangan yang tak kalah garangnya ke Ryoko…
8197Please respect copyright.PENANAqc0YwDlTCD
Lalu tanpa diduga semua orang, Nisa membuka seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, lalu pergi ke arah meja peralatan medis yang tersedia di sana untuk tujuan yang tidak diketahuinya, namun sekali ini perbuatan drastisnya ini bisa menyelamatkannya atau membuatnya terbunuh.
8197Please respect copyright.PENANAJVk6CYLQL3
Dengan satu gerakan bagai aliran air Nisa menyambar pisau bedah, lalu mendekati Ryoko. Ia lalu merenggut remote dari tangan kanan Ryoko, lalu menyerahkan pisau itu ke tangan Ryoko, tatapan keduanya tetap saling terkunci.
8197Please respect copyright.PENANA4qAZANMoKk
Nisa lalu menggengam tangan kanan Ryoko dan dengan keras menarik tangan yang memegang pisau itu ke arah lehernya sendiri, menekankan ujung pisau itu ke lehernya…
8197Please respect copyright.PENANAKgSYss0Pva
Nisa bisa merasakan darah mulai mengalir dari luka gores kecil di lehernya, namun ia tak peduli… ia menantang Ryoko untuk menekan lebih dalam lagi….
8197Please respect copyright.PENANAFPA5kT0PQn
“Aku dapat seorang kakak waktu kamu pungut aku… kamu penolongku…. Dan kalau kamu sudah tak lagi mempercayai aku… Ayo…. Habisi aku…. Buang bangkaiku di mana kau suka… atau jadikan aku makanan anjing sebagimana kau suka… namun untukku… kehilangan kepercayaanmu membuatku tak ingin hidup lagi!”
8197Please respect copyright.PENANAIL1nklmWHw
Denting pisau jatuh terdengar ketika Ryoko berhasil melepaskan cengkeraman Nisa di tangannya… padangan mata Nisa membuatnya ketakutan…. Jauh lebih berbahaya dari dirinya….
8197Please respect copyright.PENANAViPKC2VTfV
Ruangan itu hening….
8197Please respect copyright.PENANAa8MutDrmrx
Nisa memunguti pakaiannya lalu beranjak pergi dari villa itu…. Hatinya berkecamuk…. Namun ia sudah berhasil menanamkan sesuatu dalam benak Ryoko… she is special…
8197Please respect copyright.PENANAC7TWQtTQhm
*****
8197Please respect copyright.PENANAk4wwdnGoWf
Dua hari setelah insiden itu, Ryoko datang ke kamar kos Nisa. Ia membawa beberapa foto.
“Maaf, Irina, aku kemarin meragukanmu… ternyata wartawati keparat itu mengarang cerita supaya aku mencelakaimu… dia bilang kamu polisi yang menyusup.Memang pernah ada polisi yang memang ingin menjadi partnerku tapi aku tolak… Tapi akhirnya aku sadar kalau dia bohong, mungkin supaya bisa lolos…” kata Ryoko sambil memeluk Nisa.
8197Please respect copyright.PENANAYNAWP3Xp6A
Nisa terdiam… ia memandangi foto-foto itu dengan tatapan dingin.
8197Please respect copyright.PENANAV5755BvPEF
“Irina….” kata Ryoko pelan….
8197Please respect copyright.PENANAE2vvwNFJut
“Perkataanku tetap… kau adalah kakak yang tak pernah aku miliki…. Aku menghormatimu,” kata Nisa tanpa mengangkat pandangannya.
8197Please respect copyright.PENANAFopNxZe7ZJ
Ryoko tersenyum.
8197Please respect copyright.PENANAAzXsnr7ZU6
“Baiklah… kalau kau sudah mau lagi… kabari aku…. Tuan Bambang Harjadi menginginkanmu…” katanya lagi sambil melangkah keluar kamar kos, meninggalkan Nisa, meninggalkan foto-foto yang bergeletakan di atas meja… foto yang menggambarkan operasi body modification yang mereka lakukan pada sang wartawati…
8197Please respect copyright.PENANAitbxGbpe0V
Gadis itu tak akan lagi bisa keluar dari lingkaran Ryoko… tak ada lagi yang akan mengenalinya, dan tak ada lagi yang dapat dilakukannya selain membiarkan tubuhnya menjadi pemuas…. Untuk selamanya….
8197Please respect copyright.PENANAFj03MGhSZd
Dan kini kesempatan untuk menghajar Rasidi semakin dekat…
8197Please respect copyright.PENANA54TDKwH0n2
*****
8197Please respect copyright.PENANAAy6gZ6UmXR
“Ada satu petunjuk yang mungkin ada sangkutannya dengan penyelidikan kamu,” kata komandan Nisa, Rasidi. Dia mendatangi Nisa di kamar kos untuk mengecek anggotanya itu. Dia mengambil satu lembar data dari dalam map. Ada foto seorang perempuan muda di sana. “Ini kasus yang sudah beberapa bulan. Ada laporan kehilangan orang. Dia wartawati majalah berita yang sedang investigasi kasus korupsi. Memang belum tentu ada hubungannya, tapi salah satu orang yang sedang dia usut itu diduga dekat dengan Ryoko. Langganannya.”
8197Please respect copyright.PENANA7k8GGs87g6
“Pejabat?” celetuk Nisa.
8197Please respect copyright.PENANAaIjUWOjtU0
“Iya. Orangnya kurang terkenal, ada indikasi sudah biasa korupsi, tapi licin jadi tidak pernah kena kasus. Kamu tahulah orang pers, kalau sudah penasaran mereka bisa lebih usil dari kita. Majalahnya mau bongkar korupsi orang ini. Eh malah wartawati yang menginvestigasinya hilang. Memang belum tentu ada hubungannya. Bisa saja si wartawati hilang tanpa ada hubungan dengan Ryoko. Kamu cari tahu ya.”
8197Please respect copyright.PENANAILqwN5bz2c
“Siap komandan.”
8197Please respect copyright.PENANAnFchZGsHwu
“Kamu lagi siap-siap kerja ya?” celetuk Rasidi. Memang, dia datang ketika Nisa baru saja selesai berdandan.
8197Please respect copyright.PENANAuce3SYUvCL
“Iya...”
8197Please respect copyright.PENANA99PNfci8id
“Sip,” kata Rasidi, “Udah pas banget tampang kamu. Lanjutkan, ya.”
8197Please respect copyright.PENANA7EZXiiwy2x
“Siap komandan,” kata Nisa sambil menggemertakkan giginya. Sesudah diberitahu kenyataan oleh Kombes Bambang, Nisa mulai memandang atasan langsungnya itu dengan berbeda.
8197Please respect copyright.PENANAjMWU21LJa0
“Kalau boleh tau, kamu sudah sama siapa aja?” tanya Rasidi. Nisa menyebut beberapa nama. Eddy. Tandy. Kombes Bambang tidak disebutnya.
8197Please respect copyright.PENANAplAlAj0rDw
“Hmm. Bisa nyenggol ke mana-mana nih ya... Kalau bisa sih bersih. Yang kita incar cuma Ryoko. Lainnya, kamu tau kan, di hukum kita ga ada larangan orang make jasa PSK. Terus, ada hal-hal yang bisa buat bukti?”
8197Please respect copyright.PENANAbMC0mTvuI6
“Smartphone dia, terus aliran dana ke rekening bank dia. Kelihatannya sebagian yang pakai jasa anak buah dia transfer uang langsung ke dia.”
8197Please respect copyright.PENANA4ji2eU949M
“Ada tempat khusus dia biasa operasi?”
8197Please respect copyright.PENANASSPKhtGSZt
“Nggak ada. Dia sendiri ada beberapa tempat tinggal. Alamatnya di sini, sini, sini,” Nisa menulis beberapa alamat, yang dia pernah datangi, “tapi nggak tau tempat-tempat itu punya dia atau bukan.”
8197Please respect copyright.PENANAHO2fxrTlrS
“Tamu ada yang pakai anak buah dia di tempat-tempat itu?”
8197Please respect copyright.PENANAe5m8dfnm32
“Nggak. Selalu di luar. Hotel, rumah tamu, villa... Mobil juga pernah...” kata Nisa. Dia mengingat seorang klien yang pernah menyetubuhinya di atas kap mobil mewah yang masih panas sementara teman-teman kliennya itu menyoraki, menyemangati si klien untuk terus memacu kejantanannya di dalam tubuh Nisa yang menahan panas kap mesin. Nisa ingat bagaimana punggungnya terasa panas, juga payudara dan perutnya, ketika lelaki itu membalikkan tubuhnya kemudian menyodominya dengan kasar.
8197Please respect copyright.PENANARwzn3SoLTm
“Oke. Ini buat masukan operasi selanjutnya. Omong-omong yang mau ditemuin sekarang orangnya siapa?”
8197Please respect copyright.PENANAZ33PQxnOnm
“Orang baru, belum kenal.”
8197Please respect copyright.PENANAG8HdPFquAI
“Oke. Aku tinggal dulu. Terus kabari kalau ada kemajuan.”
8197Please respect copyright.PENANASQaSURPwaw
“Siap komandan.”
8197Please respect copyright.PENANAAwrvBcc8My
Nisa terus menatap tajam ke Komisaris Rasidi selagi yang bersangkutan meninggalkannya. Apa sebenarnya yang diinginkan? Diapakan saja data dari dirinya? Apakah Rasidi memang benar-benar mau menggulung bisnis Ryoko? Kalaupun iya, apakah untuk mengambil bagian atau menyingkirkan saingan, seperti kata Kombes Bambang Harjadi?
8197Please respect copyright.PENANAv4ppRVZyLx
Tiba-tiba Nisa merasa ingin bertemu lagi dengan perwira senior itu. Dia butuh bimbingan, ketika atasan langsungnya tak lagi bisa dia percayai.
8197Please respect copyright.PENANAYglOmgT7FZ
Dan, Nisa harus mengakui, Kombes Bambang tahu caranya memperlakukan perempuan... biarpun dia merasa bahwa bagi laki-laki itu, perempuan ideal adalah yang menjadi abdi pemuas nafsunya.
8197Please respect copyright.PENANACSQtIQWKOI
Nisa memeluk dirinya sendiri sambil terpejam.
8197Please respect copyright.PENANAEO2i4ebGUj
*****
8197Please respect copyright.PENANASkWaJlcCkH
Sesudahnya Nisa menuju tempat tugas terbarunya. Kata-kata Komisaris Rasidi tadi tidak mengagetkannya. Dia tahu ada di mana wartawati yang hilang itu, Savitri. Malah dia akan bertemu Savitri malam itu...
8197Please respect copyright.PENANANkK6a8VoiL
Acara kali ini beda: Ryoko memintanya datang ke satu rumah mewah, lagi-lagi tempat baru. Entah tempat milik siapa. Pukul enam sore tepat, dia datang ke tempat yang dimaksud. Rumah mewah itu penuh barang antik. Entah rumah siapa. Ryoko mengenakan gaun malam hitam yang cantik, bergaya cocktail dress ketat memeluk pinggang dengan bagian rok panjang bertepi pink. Bagian bahunya terbuka, sementara di punggung terbelah menjadi bentuk V yang dihias tali-tali. Rambutnya dikonde kecil di belakang, make-upnya menambah kuat kecantikan alami. Sementara “Irina” mengenakan jaket panjang hitam. Di bawah jaket yang menutup sampai ke lutut itu dia memakai sepatu but sebetis. Rambut panjangnya (sekarang hitam lagi) digerai dan ditata sehingga tak menutupi wajahnya yang dirias dramatis: bulu mata palsu panjang, eyeliner hitam tebal, lipstik merah darah. Dalam rombongan Ryoko dan Irina ada dua orang lagi. Satu adalah seorang laki-laki jangkung berjas dan berkacamata hitam dan satu orang lagi yang tidak jelas sosoknya karena tertutup pakaian hitam bertudung. Laki-laki itu salah seorang asisten Ryoko.
8197Please respect copyright.PENANAOeKzZPOUOo
8197Please respect copyright.PENANA0VBWwJ0xO6
Irina
“Selamat datang,” Seorang laki-laki yang ada di dalam rumah menyambut mereka. “Selamat datang di rumah saya. Ayo, kita langsung saja ke ruang saya.” Laki-laki itu bertubuh jangkung juga, dan berkepala botak. Atau lebih tepatnya, nyaris tak ada rambut apapun di wajahnya—tanpa kumis, jenggot, dan cambang, bahkan alisnya pun tipis. Dan di balik kemeja mahal yang dikenakannya tubuhnya tampak sangat tegap. Mungkin orang yang biasa berolahraga keras. Irina mengira umurnya 40-an.
8197Please respect copyright.PENANAOQkfQT5TNZ
Ketika memasuki ruang pribadi laki-laki botak tanpa alis itu, Irina terkesan. Ryoko juga terlihat terkesan. Kantor pribadi laki-laki itu sangat mewah dan penuh barang-barang seni. Empat sisinya dihias lukisan besar. Lantainya tertutup karpet merah empuk bermotif rumit. Sofa beludru di dua sisi. Meja megah dengan permukaan granit.
8197Please respect copyright.PENANAF0UPl39W1h
“Ini benar-benar mewah, Pak Prabu,” Ryoko berkomentar. Nama orang itu juga terkesan ningrat, dengan sederet gelar keturunan dan akademis-hukum terpampang di papan nama di atas meja granit itu. Dan dia memang seorang pengacara terkenal. Kadang-kadang wajahnya muncul di acara “Dewan Advokat” di salah satu stasiun televisi. Nisa benci acara itu, isinya sekelompok orang yang ngomong keras tanpa ada maknanya.
8197Please respect copyright.PENANAeE3zbAfryM
“Saya punya teman desainer interior yang bantu saya bikin rumah ini,” Prabu memberitahu. “Kalau mau, ini kartu nama dia.” Ketika Ryoko dan Nisa melihat kartu nama itu, ternyata desainer interior yang dimaksud adalah pemilik gedung berisi toko perabotan super mewah.
Prabu mempersilakan Ryoko dan Nisa berkeliling mengagumi benda-benda seni dalam ruangan pribadinya. Nisa berhenti di hadapan satu patung bidadari telanjang yang bersimpuh di atas daun. Diperhatikannya bahwa di dalam ruangan itu mungkin ada lima patung perempuan telanjang, semuanya bertubuh indah, dengan dada membusung, pinggul menarik, dan bibir sensual.
8197Please respect copyright.PENANAksGeO4nmlE
“Ah, ya, yang paling saya suka memang patung-patung ini,” kata Prabu.
8197Please respect copyright.PENANA1iQapeF2XI
“Semuanya tidak seperti nyata, Pak Prabu,” Ryoko menanggapi. “Perempuan biasa badannya nggak akan sebagus itu, lho...”
8197Please respect copyright.PENANABv36spkArg
“Itulah seni,” Prabu memberi kuliah. “Seni mewujudkan idealisme kita, impian kita. Kata Plato semua hal di dunia ini hanya bayangan tak sempurna dari arketipe di dunia ideal. Perempuan juga begitu, kan? Di dunia nyata yang ada perempuan-perempuan tidak sempurna. Tapi sudah hakikatnya perempuan ingin mempercantik diri, karena mereka membayangkan ingin mendekati ideal itu. Iya kan? Makanya industri baju, salon, kosmetik, dan bedah kecantikan maju pesat.”
8197Please respect copyright.PENANAdkQT0K0Z5m
“Ah, Pak Prabu. Ujung-ujungnya kan ke laki-laki juga. Laki-laki kan yang menginginkan perempuan tampil sempurna? Mau dibungkus dengan filsafat apapun, semua laki-laki normal tetap suka kecantikan. Yang kaya, yang miskin, yang pintar, yang bodoh, semuanya mencari yang cantik dan seksi. Bullshit kalau ada yang mengaku bisa mengalahkan kecenderungan dasar itu demi nilai-nilai lain. Makanya, yang berkoar menjunjung tinggi ideologi saja diam-diam masih nyari yang muda dan nakal kan?” tangkis Ryoko.
8197Please respect copyright.PENANAUNQkzkMl1k
“Hahaha, kamu memang paling tahu laki-laki,” Prabu tergelak.
8197Please respect copyright.PENANAJJId77e02R
“Tapi beda kan antara patung dengan betulannya,” Ryoko melanjutkan. “Patung cuma bisa dipandangi... Dielus-elus seperti ini tidak ada reaksinya,” katanya sambil mengusap salah satu patung bidadari telanjang.
8197Please respect copyright.PENANAFZkni3SpFR
“Makanya,” kata Prabu. “Bagaimana dengan pesananku, sudah selesai kan? Kamu bilang butuh waktu tiga bulan untuk persiapannya. Sekarang sudah tiga bulan.”
8197Please respect copyright.PENANAu4nUuMnqsp
“Don’t worry, I put your money into good use,” jawab Ryoko. “Irina?”
8197Please respect copyright.PENANACszqhsIbMj
Irina bergerak ke belakang, ke arah sosok bertudung dalam rombongan Ryoko, lalu menuntunnya ke depan Prabu. Lalu Irina membuka jubah bertudung yang menutupi dia...
8197Please respect copyright.PENANAJhfTHw4z6b
“Ummh!”
8197Please respect copyright.PENANAg3prDw2Eaa
Gumam teredam perempuan terdengar ketika sosok itu diungkap. Hanya gumam yang bisa dikeluarkannya karena mulutnya dibungkam ball gag.
8197Please respect copyright.PENANAlcgFbVbq6s
Dulu namanya Savitri. Tapi sekarang tidak ada lagi yang mengenalinya.
8197Please respect copyright.PENANAzHifsPqB8i
*****
8197Please respect copyright.PENANAICVwv9BZkv
Pada saat pemimpin redaksi bertanya siapa yang mau investigasi, Savitri langsung mengajukan diri. Dia baru saja menyelesaikan masa percobaan dan ingin segera membangun reputasi sebagai jurnalis. Setelah sebelumnya hanya ditugasi meliput kasus-kasus kriminal kecil dan mewawancara tokoh-tokoh kurang penting, Savitri merasa investigasi kasus korupsi adalah pencarian berita yang lebih menarik. Lagipula laporan investigasi bisa dimuat berhalaman-halaman di majalahnya dan kerap menjadi cover story. Beda dengan berita-berita tulisannya terdahulu yang cuma terbit satu paragraf dan kecil-kecil.
8197Please respect copyright.PENANAx0jgmQ4eso
Maka Savitri pun mulai menginvestigasi kasus korupsi pengadaan kartu identitas yang melibatkan pejabat departemen bernama Drs Agam, MM, MBA, MSc itu. Orang yang suka menulis gelar lebih panjang daripada nama aslinya itu diduga mendapat keuntungan karena tender tidak fair yang melibatkan perusahaan miliknya. Aparat resmi belum bergerak, tapi majalah tempat Savitri bekerja sudah mendapat tip dari seorang bawahan Agam.
8197Please respect copyright.PENANARsvIZZgRBi
Savitri mulai membuntuti Agam dan mengorek keterangan. Dan ketahuanlah beberapa sisi sensasional kasus tersebut yang membuat investigasinya berbelok. Agam adalah pelanggan Ryoko. Nyaris tiap minggu sang pejabat menikmati tubuh anak buah Ryoko, baik dengan uangnya sendiri maupun sebagai traktiran dari pihak-pihak yang butuh bantuannya. Savitri jadi tertarik sekalian membongkar bisnis prostitusi kelas tinggi Ryoko.
8197Please respect copyright.PENANA0MnjAulaHu
Pemimpin redaksi sempat memperingatkan Savitri agar hati-hati kalau melangkah terlalu jauh: kasusnya sensitif dan bisa menyinggung kepentingan banyak pihak. Namun Savitri yang sudah getol pantang menyerah. Dia bahkan sempat adu mulut dengan pemrednya yang dianggap tidak berani mengungkap lebih banyak.
8197Please respect copyright.PENANA8951mxzORg
Savitri mulai memasukkan bisnis Ryoko dalam investigasinya. Pengawasannya terhadap Agam saja sudah bisa menghasilkan data mengenai beberapa anak buah Ryoko. Suatu ketika, dengan menyamar jadi petugas room service hotel tempat Agam menginap, Savitri sempat mencuri-curi memotret salah seorangnya. Namanya Irina.
8197Please respect copyright.PENANAptkzexJLfY
Ketika Savitri mengamati foto Irina di kantornya, ada seorang wartwan senior yang menceletuk bahwa wajah Irina mirip dengan istri seorang teroris yang tahun lalu diciduk. Savitri penasaran, dan sesudah membuka arsip liputan seniornya, dia yakin bahwa istri si teroris dan Irina adalah orang yang sama. Tapi bagaimana mungkin? Pertama-tama Savitri menduga istri teroris itu terjerumus dunia hitam sesudah suaminya ditangkap, divonis, dan dihukum mati. Tapi kemudian Savitri menganggap skenario itu kecil kemungkinannya. Apakah Irina sebenarnya intel?
8197Please respect copyright.PENANAmHiu7NYKli
Savitri menyelusup makin jauh. Kasus Agam mulai ditinggalkannya karena bisnis Ryoko lebih menarik, ia kemudian berkenalan dengan seorang komandan polisi, Komisaris Rasidi, yang memberikan bocoran mengenai Irina pada dirinya dengan fakta yang telah dipelintir sedemikian rupa, sehingga Savitri makin percaya kalau ada polwan yang telah menjual diri kepada Ryoko dan menjadi Irina. Namun karena kurang jam terbang, investigasinya mulai tercium oleh Ryoko. Dan ketika itulah dia terjebak. Suatu hari, Savitri berhasil mengajak bertemu salah seorang anak buah Ryoko untuk wawancara rahasia di satu kafe. Tapi ternyata di kafe itu Savitri lengah. Dia dibius lewat minuman, dan sesudahnya tak pernah melapor lagi ke kantor redaksi majalahnya. Sesudah satu minggu hilang, pemimpin redaksinya dan keluarga Savitri mengajukan laporan kehilangan orang ke polisi.
ns216.73.216.176da2