x
Aku terus merasa bersalah sejak hari itu, setiap aku ingin Sholat dan mengaji aku teringat perzinahanku dengan Gus Akira. Saat aku tidur, bayangan Gus Akira selalu muncul dalam setiap mimpiku—menghantuiku setiap saat.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsjJMRF6A1O
"Mi... Kok ngak dimakan? Umi sakit ya?" tanya Jefri melihatku yang melamun.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLvMWpKkxBl
"Gak papa kok Jef, Umi sehat wal Afiat. Jefri gimana sekolahnya? Lancar?"
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjMBmRktcWr
"Em sebenarnya Jefri lagi bertengkar ama teman Jefri, Mi."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrzpV39RCWB
"Hah!? Bertengkar!? Kenapa?"
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnDXSCYNp0w
"Dia ngehina Umi! Dia bilang Umi pelakor! Padahal kan enggak! Jadi Jefri pukul wajahnya ... Terus dia nangis, dan manggil Pak David."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxoNOi7hr8
"Eh!? Umi gak tau semua itu!? Kenapa kamu gak beritahu Umi sebelumnya!?"
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5yg9gxCYB2
"Yah, habis Umi keliatannya kek lagi sakit. Jefri jadi gak tega."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡExmYqKbEIo
"Gak boleh gitu Jefri, kamu udah minta maaf ama dia? Kalian udah baikan?"
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJSIlzz28Q
"Belum Umi, kami masih musuhan. Dan Jefri gak mau baikan ama dia sebelum dia minta maaf ama Umi!" tegas Jefri.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0b0gMTYij
Kuelus rambut Jefri yang hitam bergelombang itu sambil tersenyum, "Makasih ya Jefri udah belain Umi. Tapi berantem itu gak baik, ntar Umi temenin kamu deh minta maaf ama temenmu itu."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhIKX63DL1C
"Kalo dia gak minta maaf duluan, Jefri gak mau minta maaf. Titik."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8JZ4wMQdFV
Jefri merajuk, lalu bergegas pergi setelah menghabiskan makan malamnya meninggalkanku yang khawatir padanya.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkt6rdQmUl2
*****
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbHmxrsTVI4
Keesokan harinya, aku bertemu pak David untuk membahas tentang perkelahian Jefri. Pak Jefri pun menjelaskan, kalau sekarang teman Jefri itu sangat takut padanya hingga gak mau berangkat sekolah lagi.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwVrkNQTjS5
"Beneran, Bu Farah. Anton gak mau sekolah lagi, katanya takut ama Jefri," jelas Pak David.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFyXaWZRoGD
"Astaghfirullah hal azim, begitu ya, Pak. Makasih udah ngasih tau, oh iya Pak, punya alamatnya si Anton gak? Saya mau minta maaf secara pribadi ama dia."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxfzPtEQr6q
"Ada Bu Farah, tapi sebaiknya Bu Farah jangan pergi ke sana sendirian. Bapaknya Jefri itu anggota ormas yang sering malakin pedagang di pasar. Takutnya terjadi sesuatu yang gak diinginkan kalau Bu Farah pergi sendiri, kalau mau bisa saya temenin Bu Farah."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4xFQmdzJWq
Aku mengangguk setuju, lalu kami pun janjian untuk menemui Anton di rumahnya setelah sekolah selesai. Kuajak Jefri ikut bersamaku untuk minta maaf, dan kuikuti Pak David dari belakang menaiki PCX putihku.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJhK1687Bq
Rumah Anton terletak di belakang pasar, jalannya berbatu dan berlubang hingga membuatku harus berhati-hati mengendarai PCX-ku. Setelah sampai terlihat Anton tengah membantu Ibunya memotong kain mori untuk bahan pakaian batik.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf6WxrACzFt
Saat kami tiba, Anton langsung panik dan bersembunyi di belakang Ibunya yang lumayan cantik dengan rambut pendek sebahu dan sebuah tato di lehernya.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡESXrVrKIpg
"Eh, pak Guru. Ada perlu apa kemari?" tanya Ibu Anton.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJeOSpeaeCh
"Ini, jadi sebenarnya...."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡALYImdpQWA
Pak David pun menjelaskan alasan kami bertiga datang kemari, dan melihat ketulusan kami—Ibu Anton pun membujuk Anton untuk lebih dulu minta maaf padaku.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl3dUzdN1yv
"Ma-maad Tante... Ucapanku ku... Kurang ajar," kata Anton sembari menunduk tak berani menatap wajahnya.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJd5ec8e5C
"Gak pada, Ton. Jadikan ini pelajaran ya..." balasku sambil tersenyum ramah.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgJcnICZo7w
Anton mendongak, dan wajahnya langsung memerah tersipu melihatku. Aku mengernyit sebentar, saat kulihat Anton mulai celingak-celinguk merasa nyaman saat ada di sampingku.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ43xh5VIp9W
"Kenapa Ton, kok kayak orang bingung?"
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWINC2rVMDh
"Gak papa, Tante. Gak papa, kok," jawab Anton sembari menunduk, dan sedikit melirik ke arah dua payudara besarku yang tertutup oleh hijab coklat.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHS3YOU4kg
Aku tersenyum simpul, yah namanya juga laki-laki wajarlah dia punya ketertarikan pada asetku yang besar dan sangat kubanggakan ini.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOr6D8r3hRV
"Nah, Jefri. Ayo sekarang minta maaf ... Antonnya kan udah minta maaf," kataku pada Jefri yang memalingkan pandangannya dari Anton.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxVCNOyvv0R
"Iya, Mi."
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFyPeduw9x
Jefri menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Anton secara terpaksa, Anton menyambut tangan Jefri, dan mulai meminta maaf padanya.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYrWyAq2Mj1
"Maafin aku Jefri, Ibumu itu cantik banget, mana mungkin dia pelakor," kata Anton polos.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVitN4JMJw
Jujur saja mendengar kata itu keluar dari seorang bocah, aku rada kesal. Untung Jefri menerima permintaan maaf Anton, dan mereka pun kini telah berbaikan.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTeDUisTtK7
Saat kupikir semua sudah selesai, sebuah tangan kasar tiba-tiba meremas pantatku dari belakang. Aku reflek beranjak dan menampar pemilik tangan itu dengan sigap, dan mulai memasang wajah garang.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhGUmgi8j9F
"APAAN SIH!? KOK PEGANG-PEGANG!" seruku marah.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA6cQQulYit
"Bapak!"
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqyehPNB3na
Anton tiba-tiba memanggil pria kurang ajar itu dengan sebutan Bapak, kulihat perawakan pria itu yang acak-acakan dengan tato di tangan kanan dan kirinya. Matanya sayu, dan bau alkohol tercium dari mulutnya yang bergigi maju.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC949xtS1bd
"Ahh! Maaf! Maafin Suami saya Bu Farah! Maaf," kata Ibu Anton yang dengan sigap menyeret suaminya menjauh.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi98y5vOw1l
"Siapa tu, Nduk! Bening bener! Temenmu?" kata Ayah Anton sambil cegukan dengan wajah memerah karena mabuk.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqskIciJ5CQ
"Bukan siapa-siapa, Anton bawa Bapak kamu masuk!"
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWOXIVK2VqB
Dengan sigap, Anton pun membawa Bapaknya masuk ke rumahnya, sambil merasa tak enak padaku, dan Jefri. Setelah masuk, Anton langsung menutup pintu seakan tak ingin Bapaknya keluar lagi.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcEIccH9ZHU
"Maafin Suami saya ya Bu Farah, dia emang gitu. Kalo mabuk sering kurang ajar," kata Ibu Anton dengan raut sedih.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZREmNDJzI
Aku benar-benar kesal pada laki-laki itu, namun untuk menghormati Ibunya Anton aku menahan emosiku, dan meminta pamit padanya, sambil menitip salam pada Anton.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6d7mv7WnR
Setelah kami bertiga pun pulang ke rumah masing-masing, sebelum berpisah Pak David meminta maaf padaku karena hal tak terduga itu sebelum kami berpisah. Setelah pulang, aku langsung mandi dan bersiap berangkat untuk mengajar di TPQ dengan perasaan dongkol pada Bapaknya Anton.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpWDCJp08oA
"Pria kurang ajar itu! Berani banget dia ngeremas pantatku!" umpatku sambil berkendara menuju TPQ tempat aku mengajar.
11750Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdZ5QKWDqTM
Tanpa aku tahu, tindakanku hari itu akan membuatku menyesal sepanjang hidupku. Bapaknya Anton, Bagas itu ternyata lebih berbahaya dari yang aku duga, tanpa aku sadari ... Dia diam-diam menguntitku sejak saat itu, dan mulai mengumpulkan informasi tentangku untuk memulai rencana jahatnya.
