x
Chapter 3
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfV0CVgsrGA
Salah satu pegawai butik Anggun dengan cepat menghampiri pria keren tersebut. Ya, pria keren. Begitulah anggapan dari semua perempuan yang ada di lokasi ini, tanpa terkecuali Anggun.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW5UsSUNfwx
Aura yang dipancarkan pria keren ini memberikan kesan damai. Ada hint kepolosan juga yang ia tampilkan.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNYkwcAOQR3
Meski harus menjaga jarak, namun para pegawai Anggun tetap menunjukkan profesionalitasnya. Sang pria keren pun terlihat begitu sopan dan ramah.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKd6hYut6kB
Dalam hatinya, Anggun ingin menghampiri si pria keren yang masih terlihat bingung memilih sesuatu yang hendak ia beli. Namun di situasi ini, Anggun akan lebih terlihat seperti mupeng dibanding profesional.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Cc7B8hZ27
Rasa penasaran Anggun akhirnya menang. Dengan sedikit taktik, Anggun mendekati posisi sang pria. Anggun berpura - pura menyapa pelanggan lain sambil mengawasi kerja anak buahnya. Terlihat meyakinkan memang, yang Anggun inginkan hanyalah mendengarkan suara pria tersebut berbicara dengan salah satu pegawainya.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnBIeejRTgu
"Saya kurang paham sih Mbak.. hmm..", ucap si pria keren.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8qVpAb6teU
"Ohh.. segini Mbak.. mirip sama kaya Mbak ini ukurannya..", si pria terlihat antusias sembari menunjuk Anggun.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjVAFRxK5Do
Bukannya tersinggung, Anggun malah menjadi penasaran. Anggun memang sedikit terlambat mendengar percakapan si pria keren dengan pegawainya. Tiba - tiba saja si pria menunjuk diri Anggun. Sontak, Anggun menjadi perhatian seisi toko.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLfI4hV6Jz1
"Aduh.. maaf Pak.. saya mengerti yang Bapak maksud.. maaf sebelumnya.. tapi tolong jangan seperti ini Pak.. sedikit tidak sopan Pak menunjuk - nunjuk seperti itu.. apalagi ke Bu Anggun..", si pegawai coba sesopan mungkin menjelaskan.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo2IE9NQzez
Sang pria kaget. Dia memang tidak bermaksud menyinggung. Yang ia lakukan memang sekedar spontanitas saja ketika melihat sosok Anggun yang mirip dengan profil seseorang yang hendak dibelikannya baju di sini.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa6rrTo0ZPh
"Duhh.. maaf maaf.. saya gak bermaksud.. tadi spontan aja saya seperti itu.. maaf ya Mbak.. maaf ya Bu Anggun.."
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9IxG1KDgul
Entah berapa kali si pria keren mengucapkan kata maaf. Terasa betul tulusnya permintaan maaf si pria di telinga siapa pun yang mendengarnya.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhgEaGpM6X9
Akan tetapi, bukan itu yang menjadi fokus Anggun. Wanita karir yang perfeksionis dan detil ini dapat menangkap hal sekecil apa pun yang menjadi perhatiannya. Spontanitas si pria keren ketika memanggil namanya, sebetulnya sedikit membuat Anggun tergugah.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVHNse4sKxy
"Ohh.. iya.. gapapa Pak.. tapi lain kali jangan begitu.. kalau bukan saya, takut orang lain tersinggung mendengarnya..", ucap Anggun dengan wibawa yang ia atur sedemikian rupa.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvuxbNjxNT4
Selain fisik, aroma tubuh, aura yang dipancarkan serta memori sang pria yang dapat mengingat namanya, ada satu hal lain yang menggelitik hati Anggun. Suara sang pria, si pria keren ini, entah kenapa begitu merdu di telinga Anggun.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO4LhlYmBXF
Tidak kasar. Lembut malahan. Tapi sama sekali tidak terkesan lenje atau menye - menye. Suara yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi siapa pun yang mendengar, terutama kaum hawa. Bukan Anggun saja sepertinya yang merasakan hal itu. Lima pegawainya yang sedang sibuk berikut tujuh orang pelanggan perempuan dari berbagai usia, seolah tertegun dan fokus terhadap kehadiran si pria keren.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr0bjyVziaf
"Beli buat isterinya ya Pak..?", tanya si pegawai yang sepertinya juga ditunggu - tunggu beberapa orang di dalam butik.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGXQIBeYIas
"Hehe..", tawa renyah si pria keren terdengar.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡilKHqIAkiM
"Bukan Mbak Riri.. saya belum punya isteri..", sepertinya sudah jadi kebiasaan bagi si pria keren untuk menyebutkan nama lawan bicaranya, meski sudah jelas ia tahu nama si pegawai dari name tag yang tertempel di pakaiannya.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYwIjgIucb4
Wajah Riri sang pegawai menyemu merah. Dalam posisi sedang bekerja sekali pun, diperlakukan selembut ini oleh pria sekeren ini, tetap mampu membuatnya tersipu malu.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLhhUrMvB0J
Anggun pun seperti menikmati berada di dekat sang pria. Namun aksi Anggun ini sepertinya harus cepat diakhiri. Anggun mulai kehabisan ide untuk berada lebih lama di sekitar si pria keren.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7s5GqF2g9
"Yaudah.. kerja yang bagus ya Ri.. jangan lupa senyum, sapa, salam dan..?", tanya Anggun memancing pengetahuan Riri si pegawai.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnoDA81zKMo
"Solusi Bu..", jawab Riri mantap.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpSFRX50Dx
"Good..! Saya tinggal ya..", ucap Anggun dan berlalu meninggalkan para pegawai dan butiknya.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYUgftWLNyT
Dengan ekor mata sambil melirik cermin yang memantulkan sosok sang pria, Anggun ingin memastikan apakah si pria keren tertarik dengan dirinya. Jawabannya tidak. Sang pria sama sekali tidak menoleh ke belakang, ia masih fokus berdiskusi dengan Riri menjelaskan keinginannya. Sambil menghela nafas, Anggun keluar dari butiknya.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0MGuWojptH
***
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBw9B4i4iVk
Rasa penasaran Anggun belum tuntas. Anggun masih berada di dalam mobilnya, belum beranjak dari parkiran mobil butik ini. Anggun berpura - pura sedang menelepon, panggilan kosong tentunya. Yang Anggun inginkan adalah pria tersebut keluar dari butik, dan mungkin, menyadari Anggun sedang menunggunya.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpvoY63v6G9
Keinginan bodoh, begitu pikir Anggun. Apa perlunya si pria keren sadar akan kehadiran Anggun, menyapa dan menghampirinya. Apalagi jelas - jelas tampilan Anggun adalah akhwat bercadar, tingkat tertinggi dari piramida kaum hawa yang sulit didekati.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaTXFLk7iNs
"Tokk.. tokk.. tokk..", kaca jendela mobil Anggun diketuk seseorang.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnMLuCFwScr
***
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX4PtV4zyTH
bersambung …
ns216.73.216.223da2
