
Kebetulan memang hari setelah bercinta dengan kakek adalah libur panjang. Bersama Mas Boy, aku pergi berkunjung ke rumah Kakek yang tak jauh dari lokasi bar kami bekerja. Sesampainya disana, Tante Noor sudah berada disana dengan keadaan bugil dengan sex toy menancap di kemaluannya yang gundul.
"Boy, Ratna kapan kalian datangnya, naik apa? Kangen tante, sayang dengan kalian berdua"
"Tante.. apa kabar.. " Mas Boy meremas susu sinta Tante Noor yang masih kencang membusung, sementara Tante Noor dengan liarnya menurunkan celana jeans Mas Boy dan lalu mengoralnya dengan binal.
"Ta-tadiii tante... shhh.. ahhh.. gila enak banget sepongan tante... " aku lanjut ke ruang tengah mansion kakek yang bergaya Eropa itu, terdapat Bude sedang mengoral memek anaknya yang bernama Dina.
Bude Fiona kaget ada orang lain datang ke mansion kakek, tapi setelah tau itu aku, dia hanya berkata. "Mmnn.. mmm.. mmm"
"Wihh terusin bude, aku mau ketemu kakek"
"Terus maaa.. Dina mau nyampeeee... " cairan panas Dina muncrat membasahi wajah ibundanya. Lalu mereka bercinta dengan menggunakan kontol mainan.
"Kaaakkkeeeeeekkkk... " brug aku peluk kakek dari belakang yang ternyata sedang menggenjot anak Tante Noor yang masih kelas 4 SD itu.
"Wuuukk wukkk wukkk wulkk... plak plak... plak wuk plak wukk" suaranya begitu unik, dikarenakan kontol besar kakek tengah menggenjoti memek kecil cucu yang tengah pingsan di sela sela meraih orgasme pertamanya.
"Ratna... sini sayang cium dulu... " diarahkannya kontol yang masih menancap ditubuh cucunya sendiri yang tengah pingsan itu. Lalu aku jongkok dan menjilati kontol kakek sampai berlendir dan dilanjutkan lagi menusuk brutal keponakanku itu.
"Sama siapa Ratna sayang kesininya"
"Sama Mas Boy dong kek, abis ini aku minta di ewek juga ya.. sekalian live streaming ya"
"Apa sih yang nggak buat cucu terbinal kakek" sembari meremas putingku yang mengeras.
"Ouuuhhh enakk kek.. "
"wuukk wulk wukkkkk wukkkkk... crooootttt crreeettt cruuuutt creet creeettt" sperma panas kakek bersarang di memek bau kencur itu lalu aku menarik dan mengoral kontolnya yang masih menegang usai ejakulasinya.
"Sssttt... teruuuuss teruuuussss oh kakek sangek banget sayang" dengan tiba tiba mengambil penggaris kayu dan menampar keras bokong putihku.
"ooouuhhhhhh... ahhh ssstttt... nyammm nyaammm... hmmmmm... sssttt" aku mengerang dengan perlakuan kakek kepadaku dan tak lama aku orgasme hebat.
"Bentar sayang" dia menahan deru nafas dan menenggak jamu spesial cina, dan tak menunggu waktu pada akhirya kemaluannya menegang sempurna.
Aku yang masih menancap erat kontol besarnya itu tengah di bopong kakek menuruni tangga. Mas Boy tengah bercinta dengan Bude Fiona, sementara Tante Noor pingsan dengan kemaluan berceceran sperma Mas Boy. Mas Boy yang melihatku menggeliat liar diatas kontol Kakek langsung menjadi bringas dengan menggenjot Bude Fiona walau terlihat di raut wajah Bude ada rasa sakit karena sodokan dahsyat Mas Boy yang kian menjadi jadi.
"Boy... ampun, sudah... sakit Boy... ahh ahh ahhhhhha aaaahhhhh ahh sakit Boy" Bude mengeluh perih menerima sodokan panas Mas Boy, tak lama Mas Boy muncrat sejadi jadinya menghujani tubuh sintal Bude Fiona.
"Ratna.... Kek, bolehkah aku menggenjot istriku" pinta Mas Boy memohon.
"Kan kamu sudah ngentotin dua wanita, nggak puas? atau kamu sangek lihat Ratna menjadi binal karena ngentot denganku?" Kakek terlihat begitu angkuh dari biasanya, namun itulah yang kusuka dari Kakekku. Dia begitu manly, ketimbang Mas Boy.
"Oouuuchhh kakkkeekkk.... ahhhh oohhh ahhhh kontolnya gede banget Mas... beda sama kamu yang kecil itu..." aku sudah tak ambil pusing jika nantinya Mas Boy akan memarahiku, persetan dengan kemauannya, aku mau puas.
"Ratna sayang, kamu sudah mau nyampe ya? sini biar kakek buahi rahim kamu.." Pinggul kakek bergoyang dengan tempo semakin cepat dan..
"Akuuu sammmpeeeekkkkk.... buahin aku kek... buahin aku, jadikan aku penampung pejumu..." terlihat Mas Boy begitu sangek mengocok kontolnya yang mini itu, dan bersamaan dengan itu baik aku dengannya orgasme bersamaan.
"Ooouuuhhh cucuku yang binaaalll terima pejuh kakek, naaaakkkk..... ccrrooooottttt... crrettt.. crreeeetttt... creeeeett.. " begitu tebal dan kentalnya pejuh kakek mengisi ruang bayiku, kontolnya begitu panas dan memenuhi setiap ruang memekku.
"muuaahhhh... oohhh... " aku dan kakek berciuman sembari menikmati sisa sisa orgasme kami.
Malamnya kami semua berkumpul dan makan malam, Mas Boy yang biasanya ceria hanya bisa menunduk lesu dan bersalah karena mengajakku untuk berkunjung ke kediaman kakek. Walau demikian, Tante Noor masih tetap mengocok liar kontolnya yang sedari tadi masih lemas tak berdiri.
"Semoga kakek sehat selalu dan memberikan kita kenikmatan ini ya kek" semua wanita jalang termasuk aku bersulang untuk kesehatan dan umur panjang kakek.
"Baiklah kakek akan tetap sehat dan akan selalu membuat kalian sangek sampai kalian beranak cucu"
"Kek ini buat kakek, dari teman lesbianku di Amerika, dia mau jika nantinya bisa di buahi juga oleh Kakek... " Bude Fiona memberikan sebuah serum mahal berharga jutaan dollar amerika. Lalu di tenggaknya serum itu dan entah bagaimana, aura kakek begitu kuat dan bertambah macho. Keriput kakek seakan memudar dan kontol gede kakek semakin bertambah tebal dan menjulang tinggi.
"Kontolnya kakek bikin aku sangek.. " cucu kakek yang masih usia belia itu membuat memeknya berkedut kedut, lalu tanpa aba aba dia menaiki kontol kakek dengan sangat binal. Tubuhnya terpelanting kesemua arah menikmati kebiadaban kontol kakek yang semakin merajalela menguasai birahi kami, kaum wanita.
"Keeeekkkk aku nyampeeeeekkkkkkkkkkkk" dia teriak orgasme dan terpental keatas meja makan karena dorongan pejuh kakek yang begitu kuat, sperma bagai air seember itu memandikan cucunya yang sudah terkapar menerima badai syahwat.
"Fiona!! paten sekali serumnya, aku suka nak.. sini naiki kontol papa, sayang... " selanjutnya Bude Fiona pingsan di tempat usai menikmati kerasnya benda besar diantara selangkangan kakek.
"Pa... Noor juga mau, ohhhh gede baangggggeeettttt... oouhhhhh papa... papaaaaaa... kontolnya enaaaaakkkkk... " berbeda dengan Bude Fiona, syahwat Tante Noor masih bisa mengimbangi sodokan liar kakek yang begitu brutal, selang 15 menit bercinta, Tante Noor jatuh pingsan dengan selangkangan terbuka lebar. Memeknya terlihat begitu dower dengan luapan sperma kakek yang menggenangi lubang kemaluannya.
Mas Boy yang dari tadi hanya diam ternyata sedang masturbasi melihat kami satu persatu memuaskan birahi hewani kami. Aku yang melihatnya begitu antusias, memilih untuk memberinya tontonan terbaikku untuknya. Ya. Aku memberikan analku yang masih belum terjamah kemaluan para lelaki, Kakek kemudian melumasi kontolnya yang tegang dengan cairan memekku dan kemudian dia melesakkan keseluruhannya dengan sekali terobos.
"Ssllleeeebbbbbbbbb"
"Aaoooouuhhhhhhhhhhhh.... aahhh kekkkk... aahhhhhh" aku terbelalak dan melenguh menikmati dagingnya yang terbakar dan pembuluh darahnya yang menebal di setiap bagian kontol kakek dalam anusku.
"Enakk sayang?" satu pertanyaan kakek yang aku tak bisa menjelaskannya, bukan karena tak terpikirkan, hanya saja gelombang kenikmatan itu membuat pikiranku buyar. Aku hanya bisa melenguh dan mengerang manja menikmati kenikmatan duniawi ini.
"Ukk ukkk ukk ukk ukkk.. ukkkk ukk ukk" begitulah yang tersampaikan oleh mulutku merasakan getaran dan dorongan besar kontolnya yang tak terlukiskan.
"Akkuuuuuuu mauu matiiii kekkkk.... akkkkkkkkuuuuuuhhhhhh sammmpeeeeeeekkkkkkkk" cairan kewanitaanku muncrat membasahi pakaian dan lantai mansion kakek, badanku melemas dan aku tak sadarkan diri.
"plak plak plak plak... " badanku berguncang guncang dan sembari aku memusatkan mataku, terlihat Mas Boy menganalku dan akhirnya terjatuh dan tertidur. Aku sudah di halaman taman mansion kakek, hanya ada kita berdua.
"Selamat pagi Ratna" suara kakek yang begitu manly terdengar dari belakangku, lalu aku pun menoleh namun tak kusangka siapa gerangan dia. Tampan sekali, dan elok serta jantan sekali.
Bersambung.
ns216.73.216.194da2