Setelah mengumpulkan informasi awal dari Vivian dan memutuskan untuk tidak gegabah menyerbu Kastil Vortigern, Rowan tahu dia membutuhkan detail yang lebih mendalam dari dalam. Vivian telah memberinya daftar bangsawan di Oakhaven yang memiliki koneksi kuat dengan keluarga Vortigern. Dari daftar itu, Rowan memilih Kediaman Bangsawan Blackwood, sebuah rumah yang cukup terpandang namun tidak terlalu mencolok, dikenal sering mempekerjakan individu bersenjata untuk keamanan pribadi atau ekspedisi minor.16Please respect copyright.PENANAQAZjjPKmSA
Rencananya sederhana namun berisiko: menyusup sebagai salah satu dari mereka. Rowan menanggalkan jubahnya yang gelap, menggantinya dengan pakaian petualang yang lebih usang namun kokoh, menunjukkan tanda-tanda pengalaman di medan laga. Kage-Tsurugi ia sembunyikan dengan hati-hati, menggantinya dengan pedang standar yang tampak terawat namun tidak istimewa. Penampilannya dibuat sedikit lebih kasar, dengan beberapa guratan lumpur dan rambut yang sengaja dibuat agak berantakan. Ia ingin terlihat seperti petualang berpengalaman yang sedang mencari pekerjaan tetap.16Please respect copyright.PENANAMlwV7cnbYk
Pada suatu siang, Rowan tiba di gerbang utama Kediaman Blackwood. Bukan dengan menyelinap, melainkan dengan ketukan percaya diri. Seorang penjaga berjubah tebal muncul, menatapnya dengan curiga.16Please respect copyright.PENANAu2vOMzonJP
"Ada keperluan apa, Tuan?" tanya penjaga itu, tangannya siap di gagang pedang.16Please respect copyright.PENANAmmKF9zozU9
Rowan tersenyum tipis, senyum yang memperlihatkan sedikit lelah namun juga ketangguhan. "Aku dengar Bangsawan Blackwood sedang mencari orang-orang yang bisa diandalkan. Aku seorang petualang bebas, aku punya pengalaman bertahun-tahun di hutan belantara dan di medan pertempuran kecil. Aku mencari pekerjaan yang lebih... stabil." Ia menekankan kata 'stabil' dengan nada yang menunjukkan ia muak dengan kehidupan nomaden.16Please respect copyright.PENANAsjD3nIOsHL
Penjaga itu mengamatinya dari ujung kepala hingga kaki, lalu mengangguk perlahan. "Tunggu di sini."16Please respect copyright.PENANA3LDfzOsbEm
Tidak lama kemudian, seorang pelayan yang lebih rapi muncul, menuntun Rowan ke sebuah ruang tunggu sederhana. Setelah beberapa saat, ia dibawa ke hadapan Kepala Keamanan, seorang pria paruh baya bertubuh tegap dengan bekas luka di wajahnya, bernama Gareth.16Please respect copyright.PENANAPYuJeB3JZe
Gareth menatap Rowan dengan pandangan menilai. "Jadi, kau ingin melamar sebagai pengawal? Keterampilan apa yang kau miliki, 'petualang'?" Nada suaranya skeptis.16Please respect copyright.PENANAjXH5DdjUCi
"Aku bisa bertarung, melacak, dan bertahan hidup di lingkungan paling keras sekalipun," jawab Rowan, suaranya lugas. "Aku telah mengarungi pegunungan dan hutan yang penuh bahaya. Aku tidak mencari kemuliaan, hanya pekerjaan yang layak. Dan aku bisa menjamin keamanan orang yang aku lindungi." Ia membiarkan Ki-nya berdenyut sedikit, hanya cukup untuk memberikan kesan aura kekuatan yang tersembunyi, tanpa menarik perhatian yang tidak perlu.16Please respect copyright.PENANAyaAebbxcC7
Gareth menyipitkan mata, merasakan sesuatu yang berbeda dari pemuda di depannya. Ada kekuatan laten yang terpancar, meskipun ia tidak bisa mengidentifikasinya. "Baiklah. Kami punya tes sederhana. Ikuti aku."16Please respect copyright.PENANAatnUuK2D6K
Rowan mengangguk, tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Ini adalah langkah pertamanya masuk ke dalam sarang ular. Tujuannya bukan untuk menjadi pengawal terbaik, melainkan untuk menjadi mata-mata tak terlihat di balik dinding yang kokoh. Informasi yang ia butuhkan tentang Vortigern, tentang "Jantung Dunia yang Tertidur", mungkin saja tersembunyi di suatu tempat di dalam kediaman ini.16Please respect copyright.PENANAchdl7FXBGh
Gareth membawa Rowan ke halaman belakang yang luas, dikelilingi oleh dinding batu tinggi. Di tengah halaman, terdapat kandang besi besar. Di dalamnya, seekor serigala berbulu gelap menggeram, matanya merah menyala. Namun, ini bukan serigala biasa. Aura sihir samar menyelimuti tubuhnya, membuat otot-ototnya tampak lebih besar dan giginya lebih panjang. Itu adalah serigala yang telah ditransformasi oleh sihir, mungkin oleh salah satu penyihir yang bekerja untuk Blackwood, atau bahkan Vortigern.16Please respect copyright.PENANAXMQkH5CfJX
"Ini adalah tesmu," kata Gareth, suaranya dingin, menunjuk ke serigala. "Kami tidak mempekerjakan pengecut di sini. Masuklah ke dalam kandang. Jika kau bisa menaklukkannya-hidup atau mati-kau akan kami pertimbangkan." Ada seringai kejam di wajah Gareth. Ini adalah ujian yang sedikit kejam, dirancang untuk menyingkirkan pelamar yang lemah.16Please respect copyright.PENANAlBKKPKv5Ky
Rowan menatap serigala itu. Ia bisa merasakan energi sihir yang mengalir di tubuh hewan itu, membuatnya lebih kuat dan agresif. Ini adalah tantangan yang menarik, dan kesempatan sempurna untuk menunjukkan kemampuannya tanpa harus mengungkapkan seluruh kekuatannya.16Please respect copyright.PENANAPPk3eLgCDV
"Baiklah," jawab Rowan, suaranya tenang, tanpa gentar. Ia melepas pedang standarnya dan meletakkannya di tanah, lalu melangkah masuk ke dalam kandang.16Please respect copyright.PENANAwDVoLdwulO
Begitu pintu kandang ditutup di belakangnya, serigala itu menerkam. Rowan tidak menghunus Kage-Tsurugi. Ia hanya bergerak, mengandalkan kecepatan dan kelincahan yang ia pelajari dari Silas. Ia menghindari terkamannya, berputar di belakang serigala, dan dengan gerakan cepat, ia memukul titik tekanan di leher serigala. Serigala itu terhuyung, menggeram kesakitan, sihir di tubuhnya berkedip-kedip.16Please respect copyright.PENANAaM69QZ8ibH
Rowan tidak ingin membunuh serigala itu jika tidak perlu. Ia hanya ingin menunjukkan bahwa ia mampu. Ia terus bergerak, menghindari serangan serigala yang semakin buas, mencari celah. Dengan gerakan yang lebih cepat dari yang bisa dilihat mata telanjang, ia menekan titik-titik vital lain di tubuh serigala, melemahkan pergerakannya, mengganggu aliran sihir di dalamnya. Serigala itu akhirnya roboh, terengah-engah, matanya masih menyala merah tetapi tubuhnya tidak lagi mampu bergerak. Rowan hanya berdiri di sampingnya, napasnya teratur.16Please respect copyright.PENANA7tPuZqBpQd
Gareth menatapnya dengan takjub. "Kau... kau melumpuhkannya tanpa senjata?"16Please respect copyright.PENANAv3MzccsejN
"Aku tidak suka mengotori pedangku jika tidak perlu," jawab Rowan, senyum tipis kembali ke wajahnya. "Dan aku tidak ingin membunuh hewan yang tidak bersalah. Dia hanya dimanipulasi."16Please respect copyright.PENANALoAGfjhtan
Gareth mengangguk perlahan, kekejaman di matanya sedikit melunak digantikan oleh rasa hormat. "Kau lulus, Tuan Rowan. Kau diterima."16Please respect copyright.PENANAmmQ6acKekR
Rowan mengangguk. Langkah pertamanya telah berhasil. Dia kini berada di dalam Kediaman Blackwood, siap untuk menggali rahasia yang tersembunyi.16Please respect copyright.PENANAQXrFZavir6
Menghadap Tuan Rumah: Lord Alaric Blackwood16Please respect copyright.PENANAJZquIlL00K
Setelah tes yang mengejutkan itu, Gareth segera membawa Rowan ke dalam kediaman. Mereka menyusuri koridor-koridor yang dihiasi permadani tebal dan lukisan-lukisan kuno, meskipun terlihat sedikit usang dan tidak terawat sempurna, mengisyaratkan bahwa kemewahan Kediaman Blackwood lebih banyak berasal dari masa lalu daripada kekayaan saat ini.16Please respect copyright.PENANAcuUjJufHa2
Gareth berhenti di depan sebuah pintu ganda berukir, mengetuknya dua kali. "Lord Alaric, saya membawa pelamar baru yang berhasil melewati ujian kami."16Please respect copyright.PENANAtJRKG6rdtz
Suara serak dan sedikit bosan terdengar dari dalam. "Suruh dia masuk."16Please respect copyright.PENANAkVJnq1tUOu
Gareth membuka pintu, memberi isyarat agar Rowan masuk. Rowan melangkah ke dalam sebuah ruang kerja yang besar, dipenuhi rak buku yang berdebu dan tumpukan dokumen yang tidak teratur. Di balik meja kayu yang besar, duduk seorang pria paruh baya dengan perut buncit dan wajah kemerahan. Ia adalah Lord Alaric Blackwood, tuan rumah kediaman itu. Pakaiannya mewah, namun terlihat sedikit kusut, dan matanya menunjukkan kelelahan yang sama dengan ekspresi wajahnya.16Please respect copyright.PENANAAu7DFUgWeE
Alaric mengangkat pandangannya dari tumpukan koin emas di depannya, menatap Rowan dengan pandangan acuh tak acuh. "Jadi, ini dia 'petualang' baru yang dibicarakan Gareth?" Nada suaranya menunjukkan ia lebih tertarik pada koinnya daripada pada Rowan. "Gareth bilang kau cukup... efisien. Apa pun itu artinya."16Please respect copyright.PENANAJOh8ApUJWc
Gareth melangkah maju. "Dia melumpuhkan serigala penjaga tanpa senjata, Lord Alaric. Sebuah kemampuan yang luar biasa."16Please respect copyright.PENANAjzbtCOi12u
Alaric melambaikan tangannya dengan malas. "Ya, ya, aku dengar. Bakat yang bagus, bakat yang bagus. Berapa yang kau minta, Nak?" Ia tidak tertarik pada detail pertempuran, hanya pada harga. Bagi Alaric, segalanya bisa diukur dengan uang. Dia adalah bangsawan yang hanya mengandalkan warisan dan koneksi lama, tanpa ambisi atau kekuatan politik yang berarti, kecuali kemampuannya untuk tetap berada di lingkaran dalam Vortigern melalui pembayaran dan kepatuhan.16Please respect copyright.PENANAFNpd2OJUEq
Rowan menatap Lord Alaric. Pria ini adalah kebalikan dari Lord Valerius yang ambisius dan kejam. Alaric hanyalah bangsawan yang malas, terjebak dalam kemewahan yang memudar, dan kemungkinan besar mengandalkan Vortigern untuk mempertahankan statusnya. Ini berarti dia mungkin memiliki banyak informasi, tetapi tidak akan secara aktif terlibat dalam rencana besar Vortigern. Dia adalah pintu masuk yang sempurna.16Please respect copyright.PENANAeiLPb3yTZV
"Aku tidak mencari kekayaan, Lord Alaric," jawab Rowan, suaranya tenang dan terkontrol. "Aku mencari pekerjaan yang stabil, seperti yang kukatakan pada Kepala Keamanan. Aku akan menerima bayaran standar untuk pengawal, dan aku akan menjamin keamanan Anda dan kediaman ini. Aku hanya meminta tempat tinggal dan kesempatan untuk membuktikan diri."16Please respect copyright.PENANAE6UtpJNI29
Alaric mengangkat alis, sedikit terkejut dengan jawaban Rowan yang tidak serakah. "Menarik. Sangat menarik. Biasanya orang-orang sepertimu hanya memikirkan emas." Ia tersenyum tipis, senyum yang lebih mirip seringai lelah. "Baiklah, Nak. Kau diterima. Gareth akan menunjukkan kamarmu dan tugas-tugasmu. Pastikan kau tidak mengecewakanku. Aku tidak suka membuang-buang uang."16Please respect copyright.PENANAoq9LiWlV5f
Rowan mengangguk sopan. "Tentu, Lord Alaric. Anda tidak akan kecewa."16Please respect copyright.PENANAW87xODxMHC
Langkah kedua telah berhasil. Rowan kini resmi menjadi bagian dari Kediaman Blackwood, sebuah pintu gerbang menuju rahasia Vortigern.16Please respect copyright.PENANABiDCK7guQV
Latihan di Halaman dan Tatapan Menggoda16Please respect copyright.PENANAajlRlFflEv
Beberapa hari berlalu sejak Rowan diterima sebagai pengawal di Kediaman Blackwood. Ia dengan cepat beradaptasi dengan rutinitas harian, menjalankan tugas-tugas patroli dan pengamanan dengan efisien. Namun, di balik semua itu, matanya selalu waspada, mengamati setiap celah, setiap percakapan, setiap detail yang bisa memberinya petunjuk tentang Vortigern.16Please respect copyright.PENANAdmMpO4ARVj
Suatu siang, saat matahari bersinar terik, Rowan sedang berlatih di halaman belakang kediaman. Ia melepas kemejanya, memperlihatkan tubuhnya yang atletis dan berotot, hasil dari pelatihan keras bersama Silas di hutan. Keringat membasahi kulitnya saat ia melakukan serangkaian gerakan pedang dasar dengan pedang standar yang ia gunakan untuk menyamar. Meskipun hanya gerakan dasar, setiap ayunan dan tusukan dilakukan dengan presisi dan kekuatan yang luar biasa, memancarkan aura disiplin dan potensi tersembunyi.16Please respect copyright.PENANAljxRaJAs07
Gerakan Rowan yang anggun namun mematikan menarik perhatian. Dari salah satu jendela di lantai dua, seorang wanita mengamati. Dia adalah Lady Seraphina Blackwood, istri Lord Alaric. Usianya mungkin sekitar 30-an akhir atau awal 40-an, namun ia masih terlihat sangat cantik. Rambutnya yang pirang keemasan tergerai di bahu, dan matanya yang biru jernih menatap Rowan dengan intens. Ia mengenakan gaun sutra berwarna biru laut yang menonjolkan lekuk tubuhnya yang masih terjaga dengan baik.16Please respect copyright.PENANABbuSC5KWx5
Seraphina telah mendengar desas-desus tentang pengawal baru yang "efisien" ini, yang mampu melumpuhkan serigala penjaga tanpa senjata. Rasa ingin tahunya terusik. Saat ia melihat Rowan berlatih, matanya tak bisa lepas dari setiap gerakan otot pemuda itu. Ada sesuatu yang mentah, kuat, dan sangat menarik dari Rowan yang tidak ia temukan pada bangsawan-bangsawan di sekelilingnya, atau bahkan pada suaminya yang malas.16Please respect copyright.PENANA5ipDbfBAse
Senyum tipis, penuh godaan, terukir di bibir Lady Seraphina. Ia menyesap teh dari cangkir porselennya, pandangannya tak beralih dari Rowan. Kehidupan di Kediaman Blackwood terasa membosankan dan hambar baginya. Suaminya terlalu sibuk dengan koin dan koneksi politiknya, mengabaikan kebutuhan pribadinya. Rowan, dengan aura misterius dan kekuatan yang jelas, adalah sesuatu yang baru dan sangat menggoda.16Please respect copyright.PENANAQrRjnM1gen
Rowan, dengan indra Ki-nya yang tajam, merasakan tatapan itu. Ia tahu ia sedang diawasi. Ia tidak langsung menoleh, tetapi ia sedikit mengubah gerakannya, menambahkan sedikit kecepatan dan kekuatan yang lebih tersembunyi dalam setiap ayunan pedangnya, seolah sengaja memamerkan kekuatannya tanpa terlihat terlalu jelas. Ia menyeringai tipis. Ini adalah kesempatan. Wanita bangsawan yang bosan seringkali menjadi sumber informasi terbaik.16Please respect copyright.PENANATku94qH7az
Pertemuan Malam dan Permainan Godaan16Please respect copyright.PENANA1zSEp3cNUD
Malam harinya, saat Rowan sedang berpatroli di koridor lantai atas, ia berpapasan dengan Lady Seraphina. Wanita itu mengenakan gaun tidur sutra yang longgar namun tetap menonjolkan bentuk tubuhnya, rambutnya terurai bebas di bahu. Ia tampak seperti baru saja keluar dari kamar tidurnya, mungkin untuk minum atau sekadar mencari udara segar. Lorong itu remang-remang, hanya diterangi oleh beberapa lentera dinding, menciptakan suasana yang intim.16Please respect copyright.PENANAJJWXHKKWi5
"Pengawal," suara Seraphina memecah keheningan, nadanya lembut namun penuh percaya diri. Ia tidak terdengar terkejut melihat Rowan di sana. "Kau masih terjaga?"16Please respect copyright.PENANA53z52yBQ2x
Rowan berhenti, membungkuk hormat. "Hanya menjalankan tugas, Lady Seraphina. Kediaman ini harus aman di setiap jam."16Please respect copyright.PENANAT7QC4wUfne
Seraphina tersenyum, senyum yang kini lebih terbuka dan menggoda daripada yang ia tunjukkan di siang hari. Ia melangkah mendekat, perlahan, hingga jarak mereka cukup dekat untuk Rowan mencium aroma parfumnya yang mewah. "Dedikasi yang patut diacungi jempol. Jarang sekali aku melihat pengawal yang begitu... rajin." Matanya menyapu tubuh Rowan, berhenti sejenak pada otot-otot yang terlihat jelas di balik pakaiannya. "Kau terlihat... bersemangat."16Please respect copyright.PENANA5R1EKn80vU
Rowan membalas senyumnya, senyum kocak yang sedikit nakal. "Beberapa hal memang membutuhkan semangat lebih, Lady Seraphina. Terutama di malam hari." Nada suaranya ambigu, mengisyaratkan lebih dari sekadar tugas patroli.16Please respect copyright.PENANAHcVibcSkLj
Seraphina tertawa pelan, suara tawanya seperti desiran sutra. "Oh, benarkah? Dan hal-hal apa itu, Tuan Pengawal? Apakah ada bahaya tersembunyi yang hanya bisa kau tangani dengan 'semangat' itu?" Ia melangkah lebih dekat lagi, tangannya terangkat, seolah ingin menyentuh bahu Rowan, namun berhenti di udara.16Please respect copyright.PENANAGr4fDtM1re
Rowan tidak menghindar. Ia membiarkan ketegangan itu menggantung. "Terkadang, bahaya terbesar justru datang dari hal-hal yang tidak terlihat, Lady Seraphina. Hal-hal yang tersembunyi di balik tirai kemewahan, atau di balik senyum yang paling indah." Matanya menatap lurus ke mata biru Seraphina, sebuah tantangan yang jelas. "Dan untuk hal-hal semacam itu, dibutuhkan lebih dari sekadar pedang."16Please respect copyright.PENANA828Qdkptzn
Seraphina menyipitkan mata, senyumnya semakin lebar. Ia mengerti bahwa Rowan tidak hanya membalas godaannya, tetapi juga membalikkan permainan. "Aku suka caramu berbicara, Tuan Pengawal. Penuh misteri. Penuh... janji." Ia akhirnya meletakkan tangannya di lengan Rowan, sentuhannya ringan namun membakar. "Apakah kau akan berbagi misteri itu denganku? Dan apakah janji itu akan ditepati?"16Please respect copyright.PENANAK2kN4B5bDO
"Itu tergantung pada seberapa besar rasa ingin tahu Anda, Lady Seraphina," balas Rowan, suaranya merendah, mendekat ke telinga wanita itu. "Dan seberapa jauh Anda bersedia pergi untuk memuaskan rasa ingin tahu itu." Ia membiarkan sentuhan tangannya di lengan Seraphina sedikit mengencang, sebuah sinyal dominasi yang halus.16Please respect copyright.PENANAsyaVsrLYcP
Seraphina menarik napas dalam, matanya terpaku pada mata Rowan. Permainan ini jauh lebih menarik dari yang ia duga. "Aku... aku sangat ingin tahu, Tuan Pengawal. Sangat ingin tahu." Senyum Seraphina kini berubah menjadi seringai lapar, matanya berkilat dengan hasrat yang terpendam. "Suamiku... dia terlalu sibuk dengan koin dan ambisinya. Dia sudah lama melupakan apa arti 'kesenangan' yang sebenarnya. Aku haus, Tuan Pengawal. Haus akan sesuatu yang baru, sesuatu yang hidup, sesuatu yang bisa membuatku merasa... diinginkan." Ia mencondongkan tubuhnya lebih dekat, aroma tubuhnya yang memabukkan semakin kuat. "Apakah kau bisa memuaskan dahaga itu, Tuan Pengawal? Seberapa jauh kau bersedia pergi untuk memuaskan rasa ingin tahuku?"16Please respect copyright.PENANAsZQWCRGApJ
Rowan menyeringai, senyum kocak namun tajam terukir di bibirnya. Ia membiarkan matanya menyapu tubuh Seraphina, dari rambut pirang keemasannya hingga lekuk tubuhnya yang menonjol di balik gaun sutra. "Lady Seraphina," bisik Rowan, suaranya serak dan penuh pujian yang berlebihan, "Anda adalah permata yang jauh lebih indah dari yang kuduga. Rambut Anda seperti sungai emas yang mengalir, mata Anda adalah samudra biru yang memikat, dan tubuh Anda... ah, tubuh Anda adalah pahatan dewa yang sempurna. Siapa pun yang memiliki kehormatan untuk memuaskan Anda pasti adalah pria yang paling beruntung di dunia ini."16Please respect copyright.PENANAi5yxMqaDNA
Ia mendekat, bibirnya nyaris menyentuh telinga Seraphina. "Namun, Nyonya, kesenangan yang sejati membutuhkan kehati-hatian. Terutama di rumah bangsawan yang penuh mata dan telinga. Jika kita ingin 'berjalan lebih intim', Anda harus memastikan keadaan benar-benar aman. Tidak ada pelayan yang menguping, tidak ada penjaga yang berpatroli terlalu dekat, dan tidak ada suami yang tiba-tiba kembali dari ruang kerjanya. Apakah Anda bisa menjamin privasi yang mutlak, Lady Seraphina? Karena aku tidak suka diganggu saat sedang... melayani."16Please respect copyright.PENANAnG9AATKGsU
Rowan menarik diri sedikit, matanya menatap Seraphina dengan tatapan menantang, namun tetap penuh godaan. Ia telah membalikkan permainan, menempatkan bola di tangan Seraphina. Ia tidak hanya menawarkan kesenangan, tetapi juga menuntut jaminan keamanan dan kontrol, menegaskan bahwa ia adalah pria yang tahu nilai dirinya dan tidak akan mengambil risiko yang tidak perlu.16Please respect copyright.PENANAqUg6iHyCyp
Seraphina tertawa pelan, suara tawanya kini terdengar lebih santai, seolah beban telah terangkat dari pundaknya. Ia menatap Rowan dengan mata berbinar. "Oh, Tuan Pengawal, kau benar-benar tahu bagaimana cara menguji kesabaranku." Ia lalu mencondongkan tubuhnya lebih dekat, bisikannya nyaris tak terdengar. "Kau beruntung, Tuan Pengawal. Besok, suamiku, Lord Alaric, Gareth, dan beberapa pasukan terkuat kami akan pergi berburu budak di wilayah selatan. Ini akan memakan waktu setidaknya dua hari. Kediaman akan relatif kosong dari mata-mata dan telinga yang tidak diinginkan."16Please respect copyright.PENANAZDo9Eeo9Hr
Senyum licik terukir di bibir Seraphina. "Aku akan memastikan suamiku tidak membawamu. Aku akan mengatakan kau dibutuhkan di sini untuk menjaga keamanan pribadi. Aku akan mengatakan kau terlalu berharga untuk tugas berburu yang kasar. Dia tidak akan curiga, dia terlalu malas untuk memikirkan detailnya." Ia mengelus lembut lengan Rowan. "Jadi, Tuan Pengawal, apakah itu jaminan privasi yang cukup bagimu? Sebuah kediaman yang nyaris kosong, dan dua malam penuh untuk 'melayani' rasa ingin tahuku... dan juga rasa ingin tahumu?"16Please respect copyright.PENANATPcGDyQdtl
Rowan membalas senyumnya, senyum kemenangan. "Sempurna, Lady Seraphina. Sangat sempurna. Aku akan menantikan 'layanan' Anda dengan tidak sabar." Ia tahu ini adalah kesempatan emas. Dengan Lord Alaric dan Gareth pergi, rumah bangsawan akan menjadi lebih mudah untuk diselidiki. Dan Lady Seraphina, yang haus akan perhatian dan kesenangan, akan menjadi kunci untuk membuka pintu-pintu rahasia.16Please respect copyright.PENANAhSsWt17Mig
Rowan membungkuk sedikit, meraih tangan Seraphina, dan mencium punggung tangannya dengan perlahan, tatapannya masih mengunci mata wanita itu. Ciuman itu bukan sekadar formalitas; itu adalah janji, sebuah penegasan atas kesepakatan tak terucap mereka.16Please respect copyright.PENANApDUXMhbsEg
Seraphina tersenyum, matanya berkilat penuh antisipasi. Ia menarik tangannya dari genggaman Rowan, lalu dengan gerakan halus, ia sedikit menarik gaun tidurnya ke bawah, memperlihatkan sedikit belahan dadanya yang penuh dan menggoda. Itu adalah isyarat singkat, namun jelas, sebuah janji akan apa yang menanti Rowan.16Please respect copyright.PENANAzdQ6KR4gAQ
"Sampai besok malam, Tuan Pengawal," bisik Seraphina, suaranya serak dan penuh janji. Ia berbalik, melangkah anggun kembali ke kamarnya, meninggalkan Rowan sendirian di lorong yang remang-remang.16Please respect copyright.PENANAqreMKhkPtH
Rowan menatap punggung Seraphina hingga wanita itu menghilang di balik pintu. Senyum di wajahnya semakin lebar. Malam itu, ia tidak hanya mendapatkan informasi berharga, tetapi juga membuka pintu menuju kendali yang lebih dalam atas Kediaman Blackwood.16Please respect copyright.PENANAdl7PqDU4p6
Pagi Keberangkatan: Drama Seraphina16Please respect copyright.PENANAmJ9xo6X82D
Keesokan paginya, suasana di Kediaman Blackwood dipenuhi hiruk-pikuk persiapan. Kereta kuda besar telah disiapkan di halaman depan, kuda-kuda meringkik tidak sabar, dan para pengawal serta pelayan mondar-mandir membawa perbekalan. Lord Alaric, dengan wajah mengantuk dan sedikit kesal, mengawasi persiapan, sesekali menggerutu tentang keterlambatan. Gareth, kepala keamanan, sibuk memberikan instruksi terakhir kepada pasukannya.16Please respect copyright.PENANAUYWBwOTX9S
Rowan berdiri di antara barisan pengawal, mengenakan seragam baru mereka yang rapi. Ia mengamati keramaian itu, mencari keberadaan Lady Seraphina. Tidak lama kemudian, wanita itu muncul dari pintu utama, mengenakan gaun perjalanan yang elegan namun tetap menonjolkan siluetnya. Rambut pirangnya disanggul rapi, namun ada ekspresi cemberut yang samar di wajahnya.16Please respect copyright.PENANAIYZjQ1DoEy
Ia langsung menuju Lord Alaric, yang sedang memeriksa daftar perbekalan. "Alaric, aku sudah bilang, aku tidak suka kau pergi terlalu lama," kata Seraphina, nadanya terdengar manja namun juga sedikit menuntut. "Siapa yang akan menjagaku di sini? Kediaman ini terasa begitu kosong tanpamu."16Please respect copyright.PENANASKdTInIewb
Lord Alaric mendengus. "Jangan berlebihan, Seraphina. Ada banyak pengawal di sini. Dan Gareth akan meninggalkan beberapa orang terbaiknya." Ia melirik Gareth yang sedang sibuk. "Bukan begitu, Gareth?"16Please respect copyright.PENANA6XAouRLF1J
Gareth mengangguk cepat. "Tentu, Lord Alaric. Kami akan meninggalkan pengawal yang paling cakap untuk menjaga Lady Seraphina."16Please respect copyright.PENANAVbw02vWjQa
Seraphina memutar matanya, lalu pandangannya melayang dan berhenti pada Rowan. Senyum tipis, penuh makna, terukir di bibirnya. Ia melangkah mendekat ke arah Rowan, mengabaikan Alaric dan Gareth.16Please respect copyright.PENANAKd87tdr6my
"Tuan Pengawal," kata Seraphina, suaranya cukup keras agar Alaric bisa mendengarnya, namun matanya mengunci tatapan Rowan dengan godaan yang tersembunyi. "Aku ingin kau yang menjagaku. Kau adalah pengawal baru yang paling... bersemangat. Aku merasa lebih aman jika kau yang ada di sini."16Please respect copyright.PENANAD4eNKOxhGc
Lord Alaric mendongak, sedikit terkejut. "Dia? Tapi, Seraphina, dia masih baru. Gareth butuh semua orang terbaiknya untuk perburuan ini."16Please respect copyright.PENANA6KQeApv5Fs
"Justru itu, Alaric," balas Seraphina, dengan nada yang kini lebih meyakinkan. "Dia baru, tapi dia sudah membuktikan kemampuannya. Dia melumpuhkan serigala itu tanpa senjata, bukan? Itu menunjukkan dia punya bakat yang unik. Dan aku merasa... nyaman dengannya. Aku ingin dia di sini. Aku tidak ingin merasa sendirian di kediaman besar ini." Ia melirik Rowan lagi, senyumnya semakin dalam. "Lagipula, bukankah kau bilang dia terlalu berharga untuk tugas berburu yang kasar?"16Please respect copyright.PENANAzS1wxp20my
Lord Alaric menghela napas, malas berdebat dengan istrinya. Ia tahu Seraphina bisa sangat keras kepala jika sudah menginginkan sesuatu, terutama jika itu melibatkan kenyamanan pribadinya. "Baiklah, baiklah," katanya, melambaikan tangan. "Gareth, biarkan pengawal ini tinggal. Pastikan dia menjaga Lady Seraphina dengan baik."16Please respect copyright.PENANAl3VsxQAz9C
Gareth menatap Rowan dengan pandangan campur aduk antara rasa hormat dan sedikit kecurigaan. Ia mengangguk. "Siap, Lord Alaric."16Please respect copyright.PENANAmU4e2vvPQc
Rowan hanya membungkuk hormat, menyembunyikan seringai kemenangannya. Rencana Seraphina berjalan sempurna. Ia kini memiliki kediaman yang relatif kosong, dan dua malam penuh untuk melakukan apa pun yang ia inginkan.16Please respect copyright.PENANAMHwvYOj26Q
Seraphina melirik Rowan, senyum puas terukir di bibirnya. Ia mengedipkan mata padanya, sebuah isyarat rahasia yang hanya mereka berdua pahami. "Jaga dirimu baik-baik, Alaric," katanya pada suaminya, lalu berbalik dan melangkah masuk kembali ke dalam kediaman, meninggalkan suaminya yang masih menggerutu.16Please respect copyright.PENANAj05Sfv6MBd
Rombongan Lord Alaric akhirnya berangkat, suara roda kereta dan derap kaki kuda perlahan menjauh, meninggalkan Kediaman Blackwood dalam keheningan yang aneh. Rowan berdiri di gerbang, mengamati hingga rombongan itu benar-benar menghilang dari pandangan. Ia merasakan adrenalin memompa dalam dirinya. Permainan sesungguhnya baru saja dimulai.16Please respect copyright.PENANApOgk1G4QDJ
Suasana dan Ketegangan yang Memuncak16Please respect copyright.PENANAjeIzbcMCgZ
Malam menyelimuti Kediaman Blackwood. Hanya cahaya lilin yang menari-nari lembut di koridor dan bias rembulan yang menembus jendela tinggi yang menerangi. Suara angin berdesir pelan di balik tirai sutra, menciptakan melodi sunyi yang menambah keheningan. Rowan, yang sedang melakukan patroli malamnya, merasakan ketegangan yang aneh di udara, bukan dari ancaman luar, melainkan dari antisipasi yang membara.16Please respect copyright.PENANAg4FmwihIkZ
Sebuah ketukan pelan di pintu kamarnya. "Pengawal Rowan," suara seorang pelayan wanita terdengar dari luar, nadanya sedikit terengah. "Lady Seraphina memanggil Anda ke kamarnya. Dia... dia ingin Anda memeriksa keamanan pribadi."16Please respect copyright.PENANABjJkpzfhsN
Rowan menyeringai tipis. "Keamanan pribadi, ya?" gumamnya. Alasan yang terlalu jelas, namun sempurna. Ia mengangguk pada pelayan itu. "Baiklah. Aku akan segera ke sana."16Please respect copyright.PENANAkgOftFZplB
Ia berjalan menyusuri koridor yang semakin sepi, langkahnya nyaris tanpa suara. Aroma melati dan lavender yang biasanya samar kini terasa lebih kuat saat ia mendekati kamar Lady Seraphina. Pintu kamar itu sedikit terbuka, mengundang. Rowan mengetuk pelan, lalu mendorongnya perlahan.16Please respect copyright.PENANAg3kOSwcY20
"Lady Seraphina?" panggil Rowan, suaranya rendah.16Please respect copyright.PENANASAgweLXM0y
Di dalam, kamar itu hanya diterangi oleh beberapa lilin yang ditempatkan di sudut, menciptakan bayangan panjang yang menari-nari. Suasana terasa hangat, pengap, dan penuh aroma bunga. Rowan melihat Lady Seraphina duduk di tepi ranjang berkanopi yang besar, punggungnya menghadap pintu. Gaun tidur sutra transparan berwarna gelap yang dikenakannya nyaris tidak menyembunyikan siluet tubuhnya yang memikat di bawah cahaya lilin. Setiap lekuk tubuhnya terlihat jelas, sebuah undangan yang tak terucap.16Please respect copyright.PENANAL8lkKh6UwQ
Seraphina tidak langsung menoleh. Ia hanya mengangkat tangan, memberi isyarat agar Rowan masuk dan menutup pintu. "Kau datang, Tuan Pengawal," katanya, suaranya serak, nyaris berbisik. "Aku tahu kau akan datang."16Please respect copyright.PENANAwJzrGoorzy
Rowan menutup pintu di belakangnya, suara 'klik' kunci terdengar jelas di keheningan. Ia melangkah lebih dekat, matanya menyapu ruangan, mencatat setiap detail, namun pandangannya tak bisa lepas dari siluet Seraphina. "Anda memanggil saya untuk memeriksa keamanan, Lady Seraphina. Apakah ada sesuatu yang mengganggu tidur nyenyak Anda?"16Please respect copyright.PENANApFvAEVKUxz
Seraphina akhirnya menoleh, senyum tipis terukir di bibirnya. Matanya berkilat di bawah cahaya lilin, penuh arti. "Sesuatu memang mengganggu tidurku, Tuan Pengawal. Sesuatu yang terasa... dekat. Sesuatu yang membuatku merasa... rentan." Ia mencondongkan tubuh sedikit, belahan dadanya semakin terlihat jelas di balik kain tipis. "Aku butuh jaminan, Tuan Pengawal. Jaminan bahwa aku benar-benar aman. Bahwa tidak ada yang bisa menyentuhku, kecuali... yang kuizinkan."16Please respect copyright.PENANAWhuTtYpgjF
Rowan melangkah lebih dekat, berhenti beberapa langkah dari ranjang. "Dan Anda percaya saya bisa memberikan jaminan itu, Lady Seraphina?"16Please respect copyright.PENANARhHXyunK9y
"Aku percaya kau bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang lain, Tuan Pengawal," bisik Seraphina, nadanya penuh godaan. Ia mengulurkan tangannya, mengundang. "Mendekatlah, Tuan Pengawal. Aku ingin kau memeriksa setiap sudut kamarku. Setiap bayangan. Setiap celah. Pastikan tidak ada yang tersembunyi."16Please respect copyright.PENANADLEfBiJVlI
Rowan mengerti. Ini bukan hanya tentang keamanan fisik. Ini adalah undangan, sebuah permainan yang lebih besar dari sekadar informasi. Sisi 'mesum' yang diajarkan Silas berdenyut, namun kendali pragmatisnya tetap kuat. Informasi adalah tujuan utama. Kesenangan adalah bonus.16Please respect copyright.PENANAmyIYliEiYp
Ia melangkah mendekat, matanya tidak pernah lepas dari Seraphina. "Dengan senang hati, Lady Seraphina. Aku akan memastikan tidak ada satu pun bayangan yang berani mengganggu tidur Anda malam ini."16Please respect copyright.PENANABUXTo9uCSF
Seraphina berdiri, berjalan perlahan ke arah Rowan, jarinya menelusuri gagang pedangnya yang tersarung. "Kau selalu membawa senjata... Apakah kau juga berbahaya di tempat lain?" bisiknya, suaranya serak dan menggoda, matanya menatap dalam ke mata Rowan.16Please respect copyright.PENANAqGR851H0fb
Rowan menahan pergelangan tangannya dengan lembut, namun tegas, mendorongnya perlahan hingga punggung Seraphina menyentuh dinding yang dingin. Tubuh mereka kini sangat dekat, hanya terhalang oleh kain tipis gaun tidur Seraphina. "Itu tergantung seberapa jauh Anda ingin mencoba, Nyonya," balas Rowan, suaranya rendah dan penuh janji, bibirnya nyaris menyentuh telinga Seraphina.16Please respect copyright.PENANACPmJs9GUbx
Seraphina menarik napas dalam, payudaranya naik turun dengan jelas di balik kain sutra transparan, kain itu bergeser dan memperlihatkan lebih banyak kulitnya yang putih mulus. Sebuah desahan kecil lolos dari bibirnya. Ia mendongak, matanya yang biru jernih kini dipenuhi hasrat yang membara, membalas tatapan Rowan tanpa gentar.16Please respect copyright.PENANAqmvj2Els0o
Rowan menelusuri lehernya dengan bibir, merasakan kehangatan kulit Seraphina. Tangannya menjelajah ke pinggang yang ramping, membelai lekuk tubuhnya, lalu dengan sengaja dan kuat, ia mencengkeram pantatnya yang penuh dan bulat, menarik tubuh Seraphina lebih rapat ke arahnya. Sensasi tubuh mereka yang bersentuhan, ditambah dengan aroma parfum Seraphina yang memabukkan, memicu gairah yang tak terbendung.16Please respect copyright.PENANAwUhzXNSLgy
Seraphina terkesiap, tangannya mencengkeram bahu Rowan. "Kau... kau benar-benar berbahaya, Tuan Pengawal," bisiknya, suaranya bergetar.16Please respect copyright.PENANA8b3IlwJHFR
Rowan hanya menyeringai, senyum kemenangan terukir di bibirnya. "Aku sudah memperingatkanmu, Nyonya. Dan ini baru permulaan."16Please respect copyright.PENANAe4GVzSj2An
Kamar tidur Seraphina dipenuhi aroma parfum bunga dan lilin hangus, ranjang berkelambu sutra.16Please respect copyright.PENANAW7vrdJa1P8
Rowan masih mengenakan setengah seragam pengawal (kemeja terbuka, celana kulit), sementara Seraphina sudah berbaring di atas ranjang, kaki terentang perlahan, gaun tidurnya sedikit tersingkap, memperlihatkan lekuk paha yang mulus. Cahaya lilin menari di kulitnya, menciptakan bayangan yang menggoda. Rowan melangkah mendekat ke ranjang, matanya tak lepas dari Seraphina. Ia merasakan panas yang memancar dari tubuh wanita itu, bercampur dengan aroma manis yang memabukkan. Setiap langkahnya disengaja, sebuah deklarasi tanpa kata. Seraphina mengangkat gelas anggur, menyesapnya perlahan, lalu membiarkan setetes cairan merah mengalir dari sudut bibirnya, meluncur perlahan di kulitnya yang putih, hingga menghilang di balik kain tipis gaun tidurnya. Gerakan itu lambat, provokatif, sebuah undangan yang tak terbantahkan. "Masih ragu, Pengawal? Atau kau hanya... pemalu?" Suaranya penuh tantangan, serak dengan hasrat, matanya berkilat nakal, menatap Rowan dengan hasrat yang membara. Ada nada putus asa yang samar di baliknya, sebuah kerinduan akan sesuatu yang telah lama hilang. Rowan menunduk, bibirnya menyentuh leher Seraphina, merasakan kehangatan kulitnya yang lembut. Ia menyesap sisa anggur yang menempel di kulitnya, membiarkan sensasi dingin anggur dan panas tubuh Seraphina bercampur. Tatapannya tak lepas dari mata Seraphina, sebuah permainan kekuasaan yang tak terucapkan, di mana setiap sentuhan adalah pernyataan. "Tidak ada yang kuragu, Nyonya... kecuali ketahanan Anda. Dan aku tidak pernah pemalu dalam menghadapi tantangan yang menarik." Ia menarik wajahnya sedikit, senyumnya semakin dalam, sebuah seringai yang menjanjikan lebih banyak, lebih dalam. "Apakah Anda siap untuk diuji, Lady Seraphina? Seberapa jauh Anda bisa menahan diri?" Suara Rowan adalah perpaduan antara godaan dan dominasi, sebuah janji akan pengalaman yang akan menguji batas Seraphina. Tangan Rowan bergerak ke paha Seraphina, jempolnya menggosok bagian dalam paha melalui kain tipis. Sentuhan itu disengaja, sebuah provokasi yang halus namun kuat, mengirimkan getaran ke seluruh tubuh Seraphina, membuatnya menggeliat pelan. Seraphina merasakan panas menjalar, sebuah sensasi yang sudah lama ia rindukan, namun juga sedikit menakutkan karena intensitasnya.16Please respect copyright.PENANAiZwyIsk2CY
Seraphina menggigit bibir, mendesah, punggungnya sedikit melengkung, merespons sentuhan Rowan. "Kau-ah-berani sekali untuk seorang pelayan. Tapi aku suka... keberanian itu." Ia menarik napas terengah-engah, matanya tak lepas dari Rowan, sebuah campuran gairah dan kepasrahan yang baru, seolah ia sedang menyerahkan dirinya pada arus yang tak bisa ia lawan. "Tunjukkan padaku, Pengawal. Tunjukkan padaku seberapa berbahayanya dirimu." Ia mengulurkan tangannya, jarinya menyentuh kemeja Rowan yang terbuka, perlahan menelusuri otot-otot dadanya, merasakan denyut jantungnya yang kuat dan teratur. "Aku ingin tahu semua rahasiamu, Pengawal. Dan aku bersedia membayar harganya." Ada nada putus asa dalam bisikannya, sebuah keinginan untuk melarikan diri dari kebosanan hidupnya, bahkan jika itu berarti terjebak dalam permainan berbahaya dengan pengawal barunya.16Please respect copyright.PENANA3IQDXcACsv
Rowan merobek gaun tidur Seraphina dari belahan dada ke bawah, kain sutra itu berdesir dan jatuh ke samping, memperlihatkan payudara penuh dan puting yang sudah mengeras. Cahaya lilin menari di kulitnya yang putih, menyoroti setiap lekuk yang menggoda. Seraphina terkesiap, matanya membelalak kaget, namun tidak ada ketakutan, hanya campuran kejutan dan gairah yang membara.16Please respect copyright.PENANA8H2BmplVL3
Seraphina menggeram, sebuah suara rendah dari tenggorokannya yang penuh hasrat, meraih ikat pinggang Rowan dan menariknya kasar, hingga celananya tersingkap, memperlihatkan gairah yang sudah tak terbendung di balik kain tipis. Ia tidak lagi peduli dengan permainan kata-kata; tindakannya adalah respons murni dari hasrat yang telah lama terpendam.16Please respect copyright.PENANAb6JXoFzO03
Bibir mereka bertabrakan, sebuah ciuman yang mendesak dan penuh nafsu. Gigi saling menggesek dengan kasar, dan air liur bercampur anggur memenuhi mulut mereka, menambah intensitas sensasi. Rowan menciumnya dengan dominasi, menuntut, sementara Seraphina membalas dengan keputusasaan yang sama, seolah ia telah menunggu sentuhan ini seumur hidupnya.16Please respect copyright.PENANAd6Gp2leS6b
Tangan Rowan menjepit puting Seraphina, memutar dengan lembut namun tegas, mengirimkan gelombang kenikmatan yang tajam ke seluruh tubuh wanita itu. Seraphina melengkungkan punggungnya, sebuah lengkungan yang penuh gairah, mendesah keras saat sensasi itu membanjiri dirinya. Ia mencengkeram rambut Rowan, menariknya lebih dekat, membiarkan ciuman mereka semakin dalam, semakin liar.16Please respect copyright.PENANALG7Jg84VOw
Rowan merasakan tubuh Seraphina bergetar di bawah sentuhannya, sebuah respons yang memuaskan sisi sadisnya. Ia tahu ia telah memegang kendali penuh. Namun, di balik semua itu, ia juga merasakan kepuasan yang aneh, sebuah koneksi yang lebih dalam dari sekadar fisik. Wanita ini, yang begitu haus akan sentuhan dan perhatian, kini sepenuhnya berada di bawah kendalinya.16Please respect copyright.PENANALigi3jlDTT
Rowan menjatuhkan diri di antara paha Seraphina, posisinya kini berada tepat di atas wanita itu. Ia meniup panas napasnya ke kulit basah di antara paha Seraphina, sensasi hangat itu membuat Seraphina menggeliat. Kemudian, tanpa ragu, ia menyelam dengan lidah, menjelajahi setiap lekuk dan kepekaan dengan gerakan yang terampil dan mendesak. "Sial-! Tidak adil-!" Seraphina meremas bantal di bawah kepalanya, jari-jarinya mencengkeram kain sutra dengan erat. Kakinya menggigit punggung Rowan, sebuah refleks dari kenikmatan yang membanjiri dirinya, sekaligus upaya untuk menahan diri dari dorongan untuk menarik Rowan lebih dalam. Suaranya adalah campuran antara protes yang lemah dan desahan yang penuh hasrat, sebuah pengakuan bahwa ia telah kalah dalam permainan ini. Rowan memasukkan dua jari ke dalam, gerakan yang halus namun tegas, mencari dan melengkungkan mereka untuk menemukan titik G-nya, sebuah area yang sangat sensitif. Pada saat yang sama, ia terus menghisap klitoris dengan lidahnya, menciptakan dua sumber kenikmatan yang membanjiri Seraphina. Seraphina menjerit tertahan, tubuhnya melengkung kuat, sebuah busur yang indah di bawah sentuhan Rowan. Seraphina menjerat rambut Rowan dengan kedua tangannya, mencengkeramnya erat, memaksanya lebih dalam, lebih dekat, seolah ia ingin menyerap setiap sensasi yang diberikan Rowan. Matanya terpejam rapat, wajahnya memerah, napasnya terengah-engah, dan tubuhnya bergetar tak terkendali. Ia tidak lagi peduli dengan martabat atau status; yang ada hanyalah kebutuhan akan kenikmatan yang tak tertahankan ini.16Please respect copyright.PENANAAQgcqOIViW
Rowan merasakan tubuh Seraphina bergetar hebat di bawahnya, sebuah respons yang memuaskan sisi sadis dan dominasinya. Ia tahu ia telah mencapai inti dari wanita ini, memecah setiap pertahanan yang ia miliki. Rasa kemenangan membanjiri dirinya, bukan hanya karena kesenangan yang ia berikan, tetapi karena ia telah menguasai Seraphina sepenuhnya. Ini adalah kekuatan yang berbeda dari pedang, namun sama efektifnya dalam mencapai tujuannya.16Please respect copyright.PENANA9BWv2KJXxB
Rowan mengangkat kepalanya sedikit, menatap Seraphina yang terengah-engah dan mata terpejam. Senyum tipis, penuh kepuasan, terukir di bibirnya. Ia membiarkan jeda singkat itu, membiarkan Seraphina sepenuhnya merasakan efek dari sentuhannya, sebelum ia memulai bagian selanjutnya dari 'pemeriksaan keamanan' ini. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Seraphina, suaranya serak namun jelas, nyaris berbisik di tengah napas terengah-engah wanita itu. "Lady Seraphina," bisiknya, nadanya kembali ke perpaduan antara godaan dan otoritas yang halus. "Anda sangat... menarik. Dan saya yakin Anda menyimpan banyak rahasia yang lebih menarik daripada yang terlihat di permukaan." Rowan menarik diri sedikit, menatap mata Seraphina yang kini terbuka perlahan, masih berkaca-kaca karena hasrat. "Suami Anda, Lord Alaric... dia punya banyak koneksi dengan keluarga Vortigern, bukan?" Ia sengaja menyebutkan nama itu, melihat reaksi Seraphina. Seraphina mengernyitkan dahi, gairah di matanya sedikit meredup digantikan oleh kebingungan dan sedikit kewaspadaan. "Vortigern? Apa... apa hubungannya dengan ini?" Suaranya masih lemah, terpengaruh oleh kenikmatan yang baru saja ia alami. Rowan tersenyum dingin. "Semuanya, Nyonya. Semuanya saling berhubungan. Anda ingin saya memuaskan dahaga Anda, bukan? Saya bisa melakukannya. Lebih dari yang pernah Anda bayangkan. Tapi saya juga haus, Lady Seraphina. Haus akan informasi. Informasi tentang Vortigern. Tentang apa yang mereka rencanakan. Tentang setiap detail kecil yang mungkin Anda dengar dari suami Anda, atau dari tamu-tamu mereka." Ia kembali menunduk, bibirnya menyentuh leher Seraphina, sentuhan yang kini terasa lebih dingin, lebih kalkulatif. "Setiap rahasia yang Anda berikan, akan saya balas dengan... kesenangan yang lebih dalam. Semakin banyak yang Anda ungkap, semakin dalam saya akan membawa Anda." Ia mengelus lembut paha bagian dalam Seraphina, sebuah janji dan ancaman yang terselubung. "Bagaimana, Lady Seraphina? Apakah Anda bersedia membayar harga untuk kenikmatan sejati? Atau Anda lebih suka kembali ke kebosanan yang ditawarkan suami Anda?" Seraphina menelan ludah, matanya menatap Rowan dengan campuran ketakutan, gairah, dan pemahaman. Ia terjebak. Rowan tidak hanya menginginkan tubuhnya, tetapi juga pikirannya, rahasianya. "Apa... apa yang ingin kau ketahui?" bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar, sebuah tanda kepasrahan.16Please respect copyright.PENANAkksK6h08Gi
Rowan mengangkat kaki Seraphina ke bahunya, sebuah gerakan yang mendominasi, membuka akses sepenuhnya. Ia menatap mata Seraphina, memastikan wanita itu melihat setiap niatnya, sebelum ia menembus dalam sekali dorongan, membuat Seraphina terengah dalam jeritan tertahan.16Please respect copyright.PENANABz1s5ARq0x
Awalnya pelan, Rowan bergerak dengan ritme yang menguji ketahanan Seraphina, membiarkan sensasi itu membangun perlahan, membiarkan wanita itu merasakan setiap inci dominasinya. Kemudian, tanpa peringatan, ia bergerak cepat dan keras, memantulkan tubuh Seraphina di kasur, setiap dorongan adalah pernyataan kekuasaan yang tak terbantahkan.16Please respect copyright.PENANAkIZWoEsaIF
"Kau-kau binatang-!" Seraphina mencakar punggungnya, kuku-kukunya meninggalkan jejak merah di kulit Rowan, sebuah tanda keputusasaan yang penuh gairah. Namun, Rowan tersenyum sadis, senyum yang menunjukkan ia menikmati setiap perlawanan kecil itu, dan ia mempercepat gerakannya, mendorong Seraphina lebih dalam ke ambang kenikmatan dan kepasrahan.16Please respect copyright.PENANAJBfFy5vh1b
"Aku akan membuatmu menjerit namaku, Nyonya," bisik Rowan, suaranya serak dan gelap, bibirnya menyentuh telinga Seraphina. "Dan setiap jeritanmu akan menjadi pengakuan atas rahasia yang akan kau berikan padaku."16Please respect copyright.PENANArYw53maW2I
Seraphina tidak bisa menjawab. Hanya desahan dan erangan yang lolos dari bibirnya saat Rowan terus mendominasi. Tubuhnya melengkung, matanya terpejam, dan ia mencengkeram bahu Rowan, satu-satunya jangkar di tengah badai sensasi yang membanjiri dirinya.16Please respect copyright.PENANAPNH387r8Ax
Rowan merasakan tubuh Seraphina menegang, lalu bergetar hebat saat ia mencapai puncaknya. Sebuah jeritan panjang dan penuh gairah lolos dari bibir Seraphina, memenuhi kamar. Tubuhnya kejang, dan ia ambruk kembali ke ranjang, terengah-engah, mata berkaca-kaca menatap Rowan.16Please respect copyright.PENANATqZWjH5ctJ
Rowan menarik diri sedikit, menatap Seraphina yang kini terbaring lemah. Senyum puas masih terukir di bibirnya. Ia telah mengambil alih kendali sepenuhnya.16Please respect copyright.PENANAqJlYV9OL1A
Seraphina terbaring, napasnya masih terengah-engah, tubuhnya bergetar halus. Matanya yang berkaca-kaca menatap langit-langit, lalu perlahan beralih ke Rowan, ada campuran kekalahan, kekaguman, dan kelegaan yang aneh di sana. Ia tidak lagi mencoba melawan, hanya pasrah pada dominasi Rowan.16Please respect copyright.PENANAg5IU07q8No
"Apa... apa yang kau inginkan?" bisik Seraphina, suaranya serak, nyaris tak terdengar. "Aku... aku akan memberitahumu apa pun. Tapi... jangan berhenti." Ada nada memohon dalam suaranya, sebuah pengakuan akan dahaga yang telah dipuaskan, namun juga keinginan untuk lebih.16Please respect copyright.PENANAB8aUVdH09e
Rowan menyeringai, senyum kocak namun tajam. Ia tahu ia telah memenangkan pertempuran ini. "Bagus, Nyonya," katanya, suaranya rendah dan penuh otoritas. "Aku ingin tahu tentang pertemuan-pertemuan rahasia Lord Alaric. Siapa yang dia temui dari keluarga Vortigern? Kapan dan di mana? Dan yang paling penting... apa yang mereka bicarakan tentang 'proyek' mereka?"16Please respect copyright.PENANAWHLBEXnsUt
Seraphina menutup matanya sejenak, mengumpulkan pikirannya yang masih berkabut karena kenikmatan. "Alaric... dia sering bertemu dengan Lord Valerius di ruang kerja pribadinya. Biasanya larut malam, setelah semua pelayan tidur. Mereka membicarakan... pengiriman."16Please respect copyright.PENANAqXtZtdIUVZ
"Pengiriman apa?" desak Rowan, mencondongkan tubuh sedikit, matanya menyipit.16Please respect copyright.PENANAbGh7ganuJk
"Manusia," bisik Seraphina, matanya terbuka, memancarkan ketakutan yang nyata. "Orang-orang dari desa-desa terpencil. Mereka dibawa ke sini, lalu... lalu dikirim ke kastil Vortigern. Untuk ritual mereka. Alaric menyebutnya 'persembahan untuk Jantung Dunia yang Tertidur'." Ia menggigil. "Dia juga sering menerima dokumen-dokumen aneh dari utusan Vortigern. Dokumen dengan lambang ular bermahkota, tapi dengan tulisan yang aneh, simbol-simbol yang belum pernah kulihat."16Please respect copyright.PENANAM2aWPCeUt0
"Di mana dokumen-dokumen itu?" tanya Rowan, suaranya tajam.16Please respect copyright.PENANAMZrYSLlU8O
"Di brankas di balik lukisan di ruang kerjanya," jawab Seraphina tanpa ragu. "Dia pikir tidak ada yang tahu. Kunci brankasnya... dia selalu membawanya di lehernya, di bawah kemejanya. Dia tidak pernah melepasnya."16Please respect copyright.PENANALg4LXgtBbQ
Rowan mengangguk. Informasi berharga. Jauh lebih berharga daripada yang ia duga. "Dan 'Jantung Dunia yang Tertidur' itu... apa lagi yang kau tahu tentangnya?"16Please respect copyright.PENANAhHvobCNVF7
Seraphina menghela napas, matanya menatap kosong ke langit-langit. "Alaric pernah mabuk berat, dan dia membual tentang itu. Dia bilang itu adalah kekuatan kuno yang bisa menghancurkan dunia. Dia bilang Vortigern ingin menggunakannya untuk menguasai segalanya. Dia juga menyebutkan tentang 'penjaga' yang melindungi inti itu di bawah kastil. Makhluk-makhluk yang bukan dari dunia ini. Dan... dan sebuah 'pintu' yang hanya bisa dibuka dengan darah. Darah bangsawan."16Please respect copyright.PENANA23ARRTBYaw
Rowan merasakan Ki-nya berdenyut. Darah bangsawan. Keluarganya. Dendamnya semakin kuat.16Please respect copyright.PENANA8tjmhQjVat
"Ada lagi?" desak Rowan, suaranya menuntut.16Please respect copyright.PENANAi1dYf9BTuO
Seraphina menoleh ke arahnya, matanya kembali dipenuhi hasrat. "Ada... jika kau mau memberikan 'layanan' yang lebih. Aku bisa memberitahumu tentang jaringan mata-mata Vortigern di kota ini. Tentang kelemahan-kelemahan mereka. Tapi... aku butuh lebih." Ia mengulurkan tangannya, jarinya menyentuh wajah Rowan, mengelusnya lembut. "Aku butuh kau, Pengawal. Aku butuh kau untuk membuatku melupakan semua kengerian ini."16Please respect copyright.PENANAyfPWBsxaHW
Rowan menyeringai. Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia akan memberikan kesenangan yang Seraphina inginkan, dan sebagai gantinya, ia akan menguras setiap rahasia yang wanita itu miliki.16Please respect copyright.PENANAjqhlSXzaAE
16Please respect copyright.PENANAvf4VuoBIMq