
Taksi berhenti di depan sebuah rumah bercat putih yang287Please respect copyright.PENANAFtdBKsFhCX
berdiri agak tersembunyi di antara pepohonan mangga tua. Tak besar, tapi rapi.287Please respect copyright.PENANAMNvxFoyfkS
Lampunya temaram, seperti tak ingin membangunkan malam. Susi menghela napas,287Please respect copyright.PENANAxKWcCZSC9x
lalu membayar ongkos taksi tanpa banyak bicara. Ia mengajakku turun, dan kami287Please respect copyright.PENANAFUDGY8xImb
berjalan menuju teras yang dingin oleh embun.
Susi mengetuk pintu dua kali. Hening sejenak. Lalu pintu287Please respect copyright.PENANASkREeKVJ9n
terbuka, dan di sana berdiri seorang perempuan—lebih dewasa, dengan wajah yang287Please respect copyright.PENANAW6gccjYgl1
jelas mirip Susi, hanya sedikit lebih tirus dan matangnya terasa kuat.287Please respect copyright.PENANAXklLJ4yKJv
Rambutnya diikat longgar, dan tubuhnya hanya dibalut daster tipis warna biru287Please respect copyright.PENANAI5TPQFGtU7
pucat, kainnya menempel di kulit seperti menyerap kelembapan malam.
“Sus...” suara perempuan itu nyaris serak, antara kaget dan287Please respect copyright.PENANAFdgjy6eg6P
lega. Dalam hitungan detik, keduanya berpelukan erat. Tangis pecah. Isak halus287Please respect copyright.PENANAwSSsZSqVXl
Susi mengalir di bahu perempuan itu, tubuhnya sedikit bergetar. Aku berdiri287Please respect copyright.PENANAjJ5YvtWSKl
beberapa langkah di belakang, membiarkan momen itu jadi milik mereka.
“Aku... aku nggak tahu harus ke mana lagi, Rin...” gumam287Please respect copyright.PENANAfZIvkWVdLo
Susi di sela tangisnya.
“Tenang. Kamu di rumah sekarang,” sahut perempuan itu—Rina,287Please respect copyright.PENANAXmZD72sGGN
begitu kuduga namanya. Lalu pandangannya beralih padaku. “Temanmu?”
Aku segera maju. “Andre, Mbak. Kami kebetulan satu bus. Saya287Please respect copyright.PENANA05acOrP3a9
bantu anter Susi ke sini.”
“Wah... baik banget. Masuk, yuk. Udah malam.”
Aku melangkah masuk, dan seketika aroma rumah itu287Please respect copyright.PENANAWNyAlyWB5E
menyambut—aroma feminin yang hangat, bercampur dengan wangi lotion dan entah287Please respect copyright.PENANAkCY8pf9DKs
apa lagi yang samar, tapi menggoda. Rina mempersilakan kami duduk di ruang287Please respect copyright.PENANADmt0sXmvt6
tengah. Ia berjalan ke dapur, bokongnya bergerak ringan di balik daster tipis287Please respect copyright.PENANAnBhhm1SgGA
yang lengket di paha. Aku berusaha tidak menatap, tapi mata ini pengkhianat.287Please respect copyright.PENANAokrzKaGlQe
Tak bisa lepas begitu saja.
Susi duduk di sebelahku, masih menenangkan diri. Aku287Please respect copyright.PENANA0mZ3BZLz64
menyentuh lengannya pelan. “Kamu nggak apa-apa?”
Ia hanya mengangguk. Matanya sembab, tapi senyumnya mulai287Please respect copyright.PENANAjLgHzJrcEj
muncul. “Makasih ya, Mas Andre...”
Aku hanya tersenyum kecil. Tapi jantungku belum tenang.287Please respect copyright.PENANAtMFHveAk2J
Karena ketika Rina kembali membawa dua gelas teh panas, dan membungkuk287Please respect copyright.PENANAn04bED5z8X
meletakkannya di meja, aku sadar: malam ini belum selesai. Baru saja dimulai.
Bagian 5: Malam Pertama di Rumah Rina
Setelah beberapa menit berbasa-basi, Rina mempersilahkanku287Please respect copyright.PENANAlnH9fSsRAf
untuk beristirahat di kamar tamu. Susi bilang ingin langsung rebahan di kamar287Please respect copyright.PENANAACQKTNFv5R
kakaknya. “Aku capek banget, Mas,” ucapnya lirih, dan aku hanya mengangguk.287Please respect copyright.PENANANr8DNyLpcS
Matanya sudah berat, wajahnya tenang. Mungkin setelah tangis tadi, semua287Please respect copyright.PENANAOFiBhp5eh0
lelahnya luruh sekaligus.
Kamar tamu berada di ujung lorong sempit, pintunya menghadap287Please respect copyright.PENANANGKBGZAAcI
langsung ke halaman belakang yang hanya dibatasi kaca buram. Langit malam287Please respect copyright.PENANATy4KEnPvMQ
menggantung tenang di luar sana, tapi tidak di kepalaku. Rina memberiku handuk287Please respect copyright.PENANACNXv7I9mRZ
bersih dan celana pendek, katanya bisa kupakai tidur kalau tidak nyaman dengan287Please respect copyright.PENANA3tVF1Q5kfN
celanaku yang—ya, sobek.
“Aku taruh minuman di meja ya,” kata Rina sebelum keluar.287Please respect copyright.PENANAVytlc0p7vJ
Daster birunya masih sama. Rambutnya kini digerai, sedikit basah, mungkin baru287Please respect copyright.PENANA9Qci67bpDP
dibilas air sebelum ia masuk ke kamarku. Wangi tubuhnya terasa lebih tajam,287Please respect copyright.PENANA6nQhbTVNLK
menempel di udara, dan entah kenapa, waktu ia berjalan menjauh, aku seperti287Please respect copyright.PENANALrKYXhBvjN
ingin memanggilnya kembali—tanpa tahu apa yang harus kukatakan.
Kamar ini cukup nyaman. Ada ranjang single yang empuk, meja287Please respect copyright.PENANAIA40g9pb3X
kecil, dan sebuah TV kecil di sudut. Saat kubuka laci di bawah meja, kulihat287Please respect copyright.PENANAmdK8CrSzjo
tumpukan CD. Aku tak berniat apa-apa, awalnya. Tapi rasa penasaran membimbing287Please respect copyright.PENANAmc9HqQmHFa
tanganku. Beberapa CD tanpa label. Yang lain bertuliskan judul asing,287Please respect copyright.PENANAVWVGrjRNyA
kebanyakan dalam bahasa Inggris. Satu judul langsung memicu memori: Asian287Please respect copyright.PENANA3DDuIvYwE5
Fantasy 3.
Aku memasukkan CD itu ke dalam VCD player. Layar menyala,287Please respect copyright.PENANAn2y469Aqq4
dan dalam sekejap, suara desahan memenuhi kamar yang tadinya sunyi. Aku287Please respect copyright.PENANAHFVhxZs3JS
terdiam. Entah karena kaget, atau karena bagian tubuhku yang lain merespons287Please respect copyright.PENANAyLKLx64euZ
lebih cepat daripada pikiranku. Gambarnya vulgar, tapi tidak murahan. Perempuan287Please respect copyright.PENANA5TpNNCpJLd
Asia, tubuh ramping, kulit lembut, sedang dilahap dengan perlahan oleh lelaki287Please respect copyright.PENANAtGvo0Zaqtm
bule di ranjang hotel. Aku hanya bisa menatap, duduk setengah telanjang, dan287Please respect copyright.PENANAjZZa0R2Dcc
tanpa sadar, tanganku mulai bergerak menelusuri bagian bawah celana yang287Please respect copyright.PENANABmF50BieJD
kupinjam tadi.
Tidak ada yang bisa kulakukan malam itu. Tubuh lelah,287Please respect copyright.PENANAF9GurkFtAo
pikiran penuh, tapi hasrat mengambang bebas di udara. Dan aku membiarkannya.287Please respect copyright.PENANAYuz8SlxHDE
Tak tahu bahwa pintu kamar belum benar-benar terkunci. Tak tahu bahwa langkah287Please respect copyright.PENANAQxIIrtxBjE
kaki pelan sedang mendekat
CEk fulllnya di
https://victie.com/novels/terlanjur_basah_terpaksa_mendesah
ns216.73.216.192da2