“Mohon perhatian, pesawat udara Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 691 dari Denpasar Bali sudah mendarat….”
Tiba-tiba pengumuman dari speaker bandara menghentikan lamunanku. Pesawat yang kutunggu akhirnya datang juga. Aku bersiap menuju pintu kedatangan. Tanpa kusadari lamunanku sedari tadi membuat batang penisku mengeras, aku harus bisa menguasai diri saat bertemu kembali dengan Ocha mengingat inilah kali pertama kami bertemu lagi setelah kejadian di malam pernikahannya.
Aku harus jujur jika apa yang dikatakan oleh Ocha beberapa bulan lalu tentang perasaannya padaku cukup membekas di hati. Meskipun kami sadar sudah sama-sama memiliki pasangan tapi kami tak bisa membohongi perasaan. Namun malam itu kami juga telah bersepakat akan merahasiakan semua kejadian yang melibatkan kami berdua dari semua orang. Kesepakatan ini membuatku harus kembali pada kenyataan dan melupakan benih-benih perasaan “asing” yang sempat bersemayam dalam hatiku.
“Ocha!!! Sini!” Teriakku saat melihatnya melangkah anggun melewati pintu kedatangan.
“Hai Jo! Kenapa kamu yang jemput?” Tanya Ocha.
“Biasalah, Allea nggak mau liat kamu naik taksi sendirian.”
“Hahahaha! Istrimu itu selalu perhatian.”
“Yuk, sini aku bawain kopermu.”
“Thanks ya Jo.”
“Siaap tuan puteri. Hehehehehe.”
Ocha terlihat sangat cantik hari ini. Menggunakan dress cukup pendek di atas lutut menampilkan pahanya yang putih mulus dan pantatnya yang semok khas wanita hamil. Meskipun perutnya membuncit tapi itu justru makin menambah daya tarik Ocha.
“Jangan diliatin terus ntar naksir loh.” Ucap Ocha saat aku kepergok tanpa sadar memperhatikan lekuk tubuhnya ketika kami berjalan menuju mobil.
“Eh sori.” Balasku santai.
“Kita cari makan dulu ya Jo. Aku laper banget.”
“Nggak sekalian aja makan di hotel bareng Allea sama Valen?” Tawarku. Ocha menggeleng.
“Nggak ah, udah laper banget. Kita singgah makan siang aja dulu.”
“Oke deh, kita makan di resto deket sini aja ya?”
“Terserah kamu aja Jo, pokoknya makan. Hehehehehe.”
Setelah memasukkan koper Ocha ke dalam bagasi, akupun langsung memacu mobil menuju sebuah restoran dekat bandara. Tak butuh waktu lama bagi kami akhirnya sampai di sana. Suasana di dalam restoran cukup sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati santap siap di meja mereka masing-masing. Aku memilih meja di bagian pojok belakang untuk menjaga privasi kami.
“Mau makan apa Cha?” Tanyaku saat seorang pelayan menghampiri dengan membawakan buku menu.
“Paling rekomended apa Mas?” Tanya Ocha pada pelayan pria yang berdiri di dekat meja.
“Best seller di sini sate Maranggi Bu.” Ujar si pelayan sembari mengumbar senyum sopan.
“Oke, kami pesan itu aja. Minumnya jus orange dua ya.”
“Baik Bu, pake nasi atau lontong Bu?”
“Nasi aja Mas.”
“Baik, mohon ditunggu sebentar ya. Permisi.”
“Terima kasih Mas.” Sahut Ocha saat pelayan pria itu menjauh pergi menuju dapur. Aku membalas pesan Allea dan mengabarkan jika kami akan datang sedikit terlambat.
“So, gimana kerjaanmu sekarang Jo? Denger-denger lagi sibuk ngurusin tempat gym ya?” Tanya Ocha beberapa saat kemudian.
“Ya begitulah, sebetulnya itu ide Allea. Ya, kamu tau sendiri lah gimana mertuaku.” Jawabku sambil menyenderkan punggung di kursi.
“Kamu beruntung loh punya istri yang pengertian banget kayak Allea.”
“Ya, aku selalu bersyukur tiap harinya kok. By the way, kamu sendiri gimana sekarang?” Kulihat tangan Ocha mengelus-elus perutnya yang membuncit besar.
“Oke aja sih, Andreas masih seperti dulu. Gila kerja, tapi sejak aku hamil besar kayak gini dia jadi makin perhatian dan protektif sih. Maklum ini kan kehamilanku yang pertama.”
“Hmmm, wajar sih. Tapi kamu happy kan?” Tanyaku sekali lagi. Ocha menatapku sambil tersenyum.
“Aku happy kok Jo, rumah tanggaku baik-baik aja. Andreas jadi suami yang baik buatku.” Ujarnya.
Selang beberapa waktu kemudian pelayan kembali datang dengan membawa makanan dan minuman pesanan kami. Ocha begitu lahap menyantap hidangan sate Maranggi, sepertinya wanita cantik itu benar-benar merasa lapar atau mungkin karena bawaan hamil. Di sela menyantap makanan, kami kembali saling bertukar cerita kehidupan masing-masing. Obrolan kami mengalir santai dengan imbuhan candaan yang terkadang mengundang gelak tawa.
“Jo, waktu Allea hamil dulu kalian sering ML nggak?” Tanyanya dengan cuek.
“Heh???”
“Santai aja Jo, kita kan sama-sama sudah dewasa, wajar lah sharing tentang hal begini.” Ujarnya santai tanpa beban.
“Tau nggak, sudah beberapa bulan sejak perutku mulai membesar, Andreas udah nggak mau ML. Katanya takut sampai terjadi apa apa dengan kandunganku.”
“Terus?”
“Ya ujung-ujungnya kalau udah pengen, Aku masturbasi.” Kata Ocha.
“Kalo aku dulu sama Allea nggak ada yang berubah sih soal sex. Malah selama hamil gede nafsu Allea makin gila, gampang banget horny dia. Hampir tiap hari kami melakukannya, hanya saja mungkin karena salahku juga Allea akhirnya mengalami keguguran.”
“Kontolmu kegedan kali Jo makanya sampai bikin rahim Allea kesakitan.” Celetuk Ocha dengan nada bercanda.
“Asem Lu!” Sergahku sembari memberi raut wajah kesal. Ocha tergelak melihat ekspresi wajahku.
“Ehm, kamu ngga ilfeel ya pas ngewe sama wanita yang lagi hamil? Kan perut kami jadi buncit dan besar, nggak seksi seperti sebelum hamil maksudku.” Ujar Ocha, potongan terakhir sate sudah habis ditelan olehnya.
“Yeee, jangan salah. Aku malah makin nafsu kalo liat wanita hamil. Nggak tau kenapa tapi yang pasti menurutku wanita hamil tu sex appealnya makin keluar. Apalagi bentuk badannya kan makin semok. Hehehehe.” Jawabku berterus terang.
“Berarti kamu nafsu lihat aku yang lagi hamil dong?”
“Ya iyalah, siapa yang gak nafsu lihat bodi semokmu itu?!” Jawabku lagi tanpa ragu-ragu.
“Hahaha, anjing Lu Jo! Bikin sange aja.” Balas Ocha.
Sejenak ada jeda dalam percakapan kami berdua. Ocha yang mengenakan dress pendek perlahan semakin mendekatkan kakinya ke arah kakiku. Hingga akhirnya pahanya yang dingin dan mulus menyentuh pahaku yang saat ini hanya mengenakan celana pendek. Kami saling bertatapan, Ocha tersenyum dengan tatapan mata seperti orang yang jarang dibelai. Kami perlahan semakin bergerak saling mendekat, sementara paha Ocha dan pahaku berdempetan saling gesek di bawah meja rumah makan yang tidak terlalu besar.
Hanya gesekan paha tapi sensasinya luar biasa. Kulitku yang menempel di kulit pahanya memberikan kenikmatan tersendiri. Aku horni, dan Ocha juga mengalami hal yang sama. Suasana restoran yang sepi sekaligus lokasi meja kami yang berada paling pojok membuat akal mesumku memimpin pergerakan tangan. Tanpa ragu kubelai paha mulusnya, kegesek-gesek perlahan seraya merayap menuju pangkal paha. Ocha terlihat gelisah.
“Jo, aku sange…” Ujarnya dengan raut wajah putus asa, aku tau kemanapun birahiku menuntun, Ocha akan mengikutinya.
“Mau nggak nglakuin hal yang sama kayak di Bali dulu?”
“Iya aku mau…” Jawab Ocha pasrah.
Mendengar jawaban dari Ocha, aku bergegas menyelesaikan pembayaran di meja kasir dan langsung membawa sahabat istriku itu kembali ke dalam mobil. Sepertinya situasi di sekitar parker mobil yang juga sepi turut mendukung rencana tindakan mesumku. Begitu berada di dalam mobil aku langsung menyergap tubuh Ocha. Kucumbu bibirnya dengan sangat liar. Ocha sama sekali tak melakukan perlawan dan malah justru memasrahkan jiwa dan raganya padaku.
“Aku kangen banget sama kamu Jo..” Desisnya di sela cumbuan bibir kami berdua.
“Aku juga.” Balasku singkat.
Letupan perasaan asing itu kembali meledak kecil di dalam dadaku. Perasaan saying dan cinta yang dulu sempat hadir dan mewarnai hidupku kini seolah bangkit dan menagih untuk bersemi. Cumbuan kami bukan hanya melibatkan nafsu semata tapi juga Dibumbui oleh rasa rindu serta sayang yang sempat hilang karena kesadaran kami berdua.
Dengan lincah Ocha menurunkan retsleting celanaku, membuka pengaitnya dan sedikit menarik ke bawah. Tangannya yang halus menari-nari di atas penisku yang tegang namun masih tertutup celana dalam. Perlahan namun pasti, kukunya yang dicat warna pink menambah sensasi geli sedap di ujung penisku. Dibimbingnya penisku keluar dari celana dalam bersama buah zakarnya.
“Sambil jalan aja Jo, bahaya kalo kita mesum di tempat kayak gini.” Ujar Ocha.
“Okey sayang.”
Segera kunyalakan mesin mobil dan mengendarainya keluar dari area parker restoran. Sambil terus mengemudikan mobil, konsentrasiku terpecah antara memperhatikan arus lalu lintas dengan kenikmatan yang Ocha ciptakan. Istri Andreas itu begitu pintar sekali mengatur ritme kocokan tangannya pada batang penisku. Terkadang dia mengocoknya dengan sangat kuat, namun tak jarang yang kurasakan hanyalah elusan-elusan lembut permukaan ujung jempolnya pada lubang kencingku.
“Fuck…” Desisku lirih.
“Kenapa? Sakit ya?”
“Nggak sayang, enak banget.” Jawabku.
“Lebih enak mana dibanding kocokan Allea?”
“Lebih enak kamu.” Jawabku tegas tanpa ragu-ragu.
“Hahahaha! Pinter banget gombalnya.”
“Nggak gombal kok.”
“Iya deh…Tapi sorri ya, aku nggak bisa ngemutin.” Kata Ocha seraya mengelus perutnya yang membuncit. Denga kondisi tubuh seperti itu memang sulit baginya memberiku serviz blowjob dalam posisi membungkuk.
“Nggak apa-apa, dikocokin aja sayang.” Balasku.
Beberapa kali pertahananku hampir jebol, tapi aku segera meminta Ocha buat berhenti sementara agar sperma tidak muncrat lebih dulu. Aku masih mau berlama-lama menikmati ini. Sambil Ocha memainkan tangannya di kelaminku, tangan kiriku mulai menjamah selangkangannya yang kini terbuka lebar. Kusibakkan dressnya hingga celana dalamnya terlihat jelas. Sudah basah!
“Ouucchhh Jo….”
Kuelus permukaan vaginanya yang masih tertutup celana dalam. Kutekan sesekali bagian klitorisnya, membuatnya mendesah dan meringis kenikmatan. Kocokan tangannya pada batang penisku pun makin lugas, kutahan sekuat mungkin agar ejakulasiku tak terjadi cepat. Aku ingin membuat Ocha puas terlebih dahulu. Namun karena saking asyiknya kami mesum tak sadar kurang beberapa meter lagi mobil sudah mendekati hotel.
“Duh, kentang banget nih.” Gerutuku ketika kuarahkan mobil masuk ke basement hotel.
“Sabar, nanti kan bisa lagi.” Ujar Ocha sambil tersenyum.
Wanita cantik itu menyudahi aksi kocokan tangannya pada batang penisku. Akupun demikian, setelah memakirkan mobil di bagian paling belakang basement tempat parkir kami saling merapikan pakaian dan celana. Aku turun lebih dulu, menurunkan koper dari bagasi kemudian membukakan pintu untuk Ocha.
“Aku masih sange.” Ucapku.
“Terus?”
“Aku pengen jilmekin memekmu boleh?”
“Di sini?”
“Iya, di sini.” Jawabku seraya mengatur tempat duduk Ocha agar sedikit merebah dan terdorong ke belakang.
“Kamu yakin Jo? Ini kan tempat terbuka.”
“Nggak apa-apa, aman kok.” Jawabku tergesa sambil membuka kedua paha Ocha dan melepaskan celana dalamnya.
Dari posisiku sekarang, aku bisa menyaksikan vagina Ocha yang ditumbuhi bulu-bulu tipis tercukur rapi. Segera aku merundukkan kepala, aroma vagina yang sudah basah kuyup seketika menyeruak memenuhi indera penciumanku. Dengan cepat aku menjilati vagina Ocha, menyapu bersih cairan yang berada di kelamin wanita hamil itu. Ocha mengerang, mendesah, bahkan sesekali menjerit menikmati tiap liukan lidah kasarku.
“Ouuchhh Jo! Enak banget sayang! Isepin itilnya Jo!”
Kuturuti permintaanya dengan langsung menghisap bagian klitoris. Kuhisap sedikit kencang hingga membuat tubuh bunting Ocha melenting dan melonjak-lonjak bak cacing kepanasan. Situasi di sekitar parkir yang sepi makin membuatku berani untuk melanjutkan misi birahi. Nafsu bercampur adrenalin meracuni seluruh darahku kala ini. Tidak butuh waktu lama untuk membuat Ocha menjerit berbarengan dengan semburan cairan squirt dari vaginanya.
“Aaaaachhhh! Jooo! Aku keluar!!”
Wajah serta mulutku sampai basah kuyup akibat semprotan cairan squirt dari dalam vaginanya. Kujilati sisa-sisa cairan itu hingga tandas, sesekali Ocha meremas rambutku sambili pinggulnya bergerak-gerak mengikuti irama liukan lidahku.
“Gila enak banget Jo, aku udah lama nggak ngrasain orgasme senikmat ini!” ucap Ocha sambil mendaratkan ciuman hangat di pipiku.
“Sama-sama sayang.” Balasku dengan senyum lembut.
Kubantu Ocha untuk merapikan pakaian sebelum kemudian kami berdua berjalan menuju lobi hotel. Rupanya di sana sudah menunggu istriku. Ocha langsung menghampiri dan memeluk hangat Allea, keduanya terlihat begitu akrab dan dekat. Tiba-tiba perasaan bersalah menyeruak di dalam dadaku, bagaimana mungkin aku bisa menyimpan perasaan lain pada sahabat istriku sendiri?
“Sayang, Valen ngajak kita buat nongkrong di cafe milik temennya Fajar.” Ujar Allea.
“Fajar?” Tanyaku.
“Hmmm, iya Fajar. Calon suaminya Valen.” Kata Allea.
“Ouuch, aku baru tau namanya sekarang. Hehehehehe.”
“Dasar kamu tu ya. Tapi nanti kamu bareng Ocha aja ya? Aku harus ke sana sekarang karena udah ditungguin Valen.” Kesempatan emas, itu artinya aku masih memiliki waktu untuk kembali berduaan dengan Ocha. Perasaan bersalah yang sempat menyeruak tadi mendadak hilang begitu saja.
“Oh gitu, nggak apa-apa sih. Tapi kamu yakin berangkat sendirian? Nggak mau bareng aja?” tentu saja ini bukanlah harapanku, tapi hanya sekedar berbasa-basi agar Allea tak menaruh curiga padaku.
“Aku maunya berangkat bareng sih biar nggak ribet, tapi kamu tau sendiri valen kayak gimana akhir-akhir ini. Suka stress sendiri gara-gara mau nikah.” Cerocos Allea menjelaskan.
“Kalian berangkat duluan nggak apa-apa kok. Biar aku nanti naik taksi aja.” Potong Ocha menanggapi percakapanku dengan Allea.
“iisshh, jangan dong! Kamu itu lagi hamil, nggak boleh capek-capek. Pokoknya selama kamu di sini, aku sama suamiku siap melayani kamu.” Ujar Allea. Aku hanya tersenyum, istriku tidak tau kalau sebelumnya aku sudah “melayani” Ocha alam arti yang sebenarnya.
“Sayang, ntip Ocha ya, jangan sampai bikin dia capek.” Lanjut Allea memberiku pesan.
“Siap komandan!” Jawabku sembari memberi hormat ala militer.
“Ya udah, nanti kalo udah sampai aku sharelock ya.”
“Okey sayang, hati-hati di jalan. Nggak usah ngebut.”
Begitu Allea berlalu dari loby hotel, aku dan Ocha saling pandang. Seutas senyum mengembang di bibirnya yang tipis, seolah tau apa yang aku pikirkan saat ini. Ocha berjalan mendekatiku, membisikkan sesuatu yang sudah kutungga sedari tadi.
“Ayo buruan ke kamar, giliranku buat muasin kamu.” Ucapnya lirih dengan tatapan binal.
1019Please respect copyright.PENANAJgP0tC8s7V
BERSAMBUNG
Cerita ini sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION UNCENSORED+MULUSTRASI, untuk membaca versi lengkapnya silahkan klik LINK DI BAWAH PROFIL
ns216.73.216.10da2