Setiap malam Minggu, aku, Joko (16), akan berjalan kaki ke rumah Bude Sari (42) yang tak jauh dari rumahku. Ayahku dan Pakde Bambang (suami Bude Sari) adalah supir truk lintas provinsi. Mereka berangkat Sabtu sore dan baru pulang Senin pagi.
3123Please respect copyright.PENANAqaw9tZ19eP
Sesampainya di sana, aku disambut senyum hangat Bude Sari. Dia berdiri di ambang pintu, menyambutku dengan pelukan singkat. Mataku terus melirik kearah payudaranya yang besar dan tampak menonjol di balik daster lengan pendek yang ia pakai. Pakaiannya yang longgar tak mampu menyembunyikan lekuk tubuhnya yang berisi.
3123Please respect copyright.PENANA00xOzPu2Iy
"Masuk, Jok," ujar Bude Sari dengan lembut sambil menggeser badannya, memberiku ruang untuk masuk. "Bude mau ke rumah Bu RT, ada tetangga yang mau nikah, Bude mau bantu-bantu di sana. Bude titip si Ida ya. Trus kalau kamu laper, di dapur ada mi instan Jok." katanya lagi sebelum beranjak pergi.
3123Please respect copyright.PENANAntCrgDxPww
Aku mengangguk. "Siap, Bude. Hati-hati ya."
3123Please respect copyright.PENANA0wpN4z6xyD
Setelah Bude Sari pergi, aku segera masuk. Di ruang keluarga, aku melihat Ida (14) sedang duduk di sofa, fokus menonton televisi. Dia mengenakan kaos berwarna cerah yang terlihat kebesaran di tubuhnya yang ramping. Payudara dan pinggulnya belum begitu terlihat, membuat tubuhnya tampak polos. Rambutnya yang hitam diikat asal, memperlihatkan leher jenjangnya.
3123Please respect copyright.PENANA8aqEG25q7N
"Hai, bocil," sapaku sambil tersenyum nakal.
3123Please respect copyright.PENANAWoAg1zBoJE
Ida menoleh dengan tatapan kesal. "Ih, apaan sih! Aku udah gede ya!" Ia langsung mengambil bantal sofa dan melemparnya ke arahku.
3123Please respect copyright.PENANA941aBUsBKf
Aku tertawa, dan dengan mudah menangkap bantal itu. Aku berjalan mendekat dan duduk di sampingnya, bantal yang dilemparnya tadi kugunakan sebagai sandaran. "Udah gede kok masih datar?" candaku, melirik ke arah dadanya.
3123Please respect copyright.PENANAL80WwvAoOq
Wajah Ida langsung memerah, antara malu dan marah. Tanpa ragu, dia mencubit pahaku dengan keras. "Rasain!" serunya.
3123Please respect copyright.PENANAIdjjOujdkj
Aku meringis dan pura-pura kesakitan. "Aduh, sakit tahu!"
3123Please respect copyright.PENANAv8rJq7InCO
"Biarin! Siapa suruh mesum!" balas Ida, mengerucutkan bibirnya.
3123Please respect copyright.PENANAjgu6c5kRHe
"Lah, emang bener kan?" godaku lagi sambil tersenyum jahil. Aku melirik lagi ke arah dadanya, yang membuat Ida salah tingkah. Dia buru-buru menyilangkan tangan di depan dada, mencoba menutupinya.
3123Please respect copyright.PENANACMWW8CbKoW
"Nggak usah ditutupin, orang nggak ada isinya," kataku santai.
3123Please respect copyright.PENANAh6h6brl7zh
Ida melotot, air mata mulai menggenang di matanya. Aku panik dan langsung mencari cara untuk menghentikannya.
3123Please respect copyright.PENANAqMrFhUa1Om
"Eh, jangan nangis dong," kataku cepat. "Besok Mas Joko beliin es krim deh, mau?"
3123Please respect copyright.PENANAgIYpqIrVn0
Wajahnya langsung berubah cerah. "Mau!" serunya sambil memelukku erat.
3123Please respect copyright.PENANAQSPx04p8Xs
"Nah gitu dong. Eh, Tapi kok beneran nggak berasa, ya?" bisikku sambil balas memeluknya. Ida langsung melepaskan pelukan dan mencubitku lagi.
3123Please respect copyright.PENANAFWsqwdr6PR
Setelah mencubitku, Ida kembali menghadap TV. Namun, tak lama kemudian dia melirik kearahku dengan wajah cemberut.
3123Please respect copyright.PENANAItnokBO5nc
"Kenapa lagi?" tanyaku.
3123Please respect copyright.PENANAqAEXTHiAyh
"Gara-gara Mas Joko, aku jadi nggak fokus nonton GGS," keluh Ida. Dia menunjuk layar TV yang menampilkan tulisan 'Bersambung'. "Tuh, kan, udah bersambung!"
3123Please respect copyright.PENANAuKsQuvwRg7
Aku tertawa. "Ya elah, gitu doang ngambek."
3123Please respect copyright.PENANAJdJGZLbRuj
Ida tetap cemberut. Dia menyandarkan punggungnya ke sofa. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di kepalaku. Sebuah ide yang sangat nakal.
3123Please respect copyright.PENANA4LIAa6c70T
"Eh mas Joko ada film bagus, mau nonton nggak?" tanyaku dengan nada misterius.
3123Please respect copyright.PENANAGjgS0P0Qp4
"Film apa?" tanyanya penasaran, matanya yang tadi cemberut kini memancarkan rasa ingin tahu.
3123Please respect copyright.PENANAUVAscsqHbJ
"Ada deh," jawabku, sengaja menggantungkan jawabannya. "Pokoknya bagus. Jauh lebih seru dari GGS."
3123Please respect copyright.PENANAqrYKEkHcbn
Ida berpikir sejenak, lalu matanya berbinar. "Yaudah, yuk!" serunya bersemangat, langsung mengubah posisi duduknya menghadapku.
3123Please respect copyright.PENANAw16xO5341Z
Aku bangkit dari sofa dan mengambil laptopku dari ransel. Jantungku berdebar kencang. Aku duduk kembali di sampingnya dan menyalakan laptop. Ida dengan polosnya mendekat, menunggu dengan tidak sabar. Jemariku dengan cepat membuka folder tersembunyi.
3123Please respect copyright.PENANAfiYGWIvjMs
"Film apa sih, Mas?" tanyanya tidak sabar.
3123Please respect copyright.PENANA3Ib9UEL4fE
"Sabar," bisikku sambil tersenyum licik.
3123Please respect copyright.PENANAa1YYpyZ8MI
Aku membuka sebuah video, lalu menekan tombol play. Ida langsung mendekatkan wajahnya ke layar laptop. Sebuah adegan pun muncul, memperlihatkan seorang gadis muda sedang merawat kakeknya yang sakit.
3123Please respect copyright.PENANAe4vpboUSvg
"Apaan sih, kok filmnya cuma tentang cucu ngerawat kakeknya gitu?" tanyanya, bingung. "Mana serunya?"
3123Please respect copyright.PENANAwPQZyaNQd3
Aku terkekeh. "Sst... tonton aja dulu. Bagian serunya belum muncul," bisikku sambil menunjuk layar. Tentu saja, aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
3123Please respect copyright.PENANABbC4gWNEjR
Ida kembali fokus pada layar, menatapnya dengan penuh tanda tanya. Adegan di layar terus berlanjut. Gadis itu mengambil sebuah baskom berisi air hangat dan selembar kain. Dia dengan telaten mulai membasuh tangan dan kaki sang kakek yang terbaring lemah.
3123Please respect copyright.PENANASsLqi8pmo0
"Tuh kan, kayak gini doang," bisik Ida.
3123Please respect copyright.PENANArxrmVxwcJS
"Udah, liat aja," ujarku sambil menahan senyum.
3123Please respect copyright.PENANATeh4wYLBCR
Setelah selesai membasuh tangan dan kaki, gadis itu mulai membuka baju kakeknya. Ida mengerutkan dahinya, tampak bingung.
3123Please respect copyright.PENANAfU3EqbzUaN
"Kok bajunya dibuka sih?" tanyanya.
3123Please respect copyright.PENANAHkPpIA6yLW
"Namanya juga mau dimandiin," jawabku santai, meskipun tanganku sudah berkeringat.
3123Please respect copyright.PENANAF6LSFkEnCZ
Setelah baju kakek terbuka, gadis itu mulai membuka celananya. Mata Ida membulat sempurna. Dia terlihat terkejut, tapi anehnya dia tidak berteriak atau berpaling. Dia hanya terus menatap layar.
3123Please respect copyright.PENANACClPBCFL0q
"Lho, kok... kok celananya juga dibuka, Mas?" tanyanya, suaranya terdengar tercekat.
3123Please respect copyright.PENANAefsgnKMTWR
"Emang kalau kamu mandi gimana?" tanyaku santai, sambil menoleh ke arahnya.
3123Please respect copyright.PENANAZi9eRzlntv
"Ya dibuka juga sih," jawabnya polos, "tapi kan... tapi kan gak difilmin gitu!" Wajahnya memerah, namun ia tetap tak mengalihkan pandangannya dari layar.
3123Please respect copyright.PENANAsfFKfBf7zc
Aku semakin gemas melihat kepolosannya. "Ini namanya film edukasi, bocil," kataku, berusaha terlihat serius. "Biar kamu tahu cara ngerawat orang sakit."
3123Please respect copyright.PENANADMa0leaNau
"Tapi itu... itu tititnya kelihatan, Mas!" celetuknya, suaranya kini terdengar seperti berbisik.
3123Please respect copyright.PENANAJOhIIriZ8Z
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum tipis. Aku membiarkan keheningan mengisi ruang, membiarkan Ida mencerna apa yang dilihatnya. Adegan di layar semakin intens. Si gadis di video itu mulai mengocok penis si kakek.
3123Please respect copyright.PENANAAh4NxF18kx
"Itu... itu diapain lagi, Mas?!" Ida bertanya, suaranya naik satu oktaf, terkejut dan bingung.
3123Please respect copyright.PENANAYZVS51X4Eb
Aku menahan napas, menunggu momen ini. Aku harus tetap terlihat santai. "Ya lagi digosok, namanya juga lagi dimandiin," jawabku, pura-pura fokus pada layar.
3123Please respect copyright.PENANAAWMISpLbtr
"Tapi kok... kok nggak pake sabun?" tanyanya, polos.
3123Please respect copyright.PENANArb4mKD82aT
Aku tahu adegan selanjutnya. Si gadis akan meludahi penis si kakek sebagai pelumas kocokan.
3123Please respect copyright.PENANAI7oaH1JIkF
"Di Jepang, sabun bisa diganti pake ludah, Dek," kataku dengan wajah serius.
3123Please respect copyright.PENANAsIVjYlJZT3
"Boong! Mana mungkin!" Ida langsung menyanggah, wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan.
3123Please respect copyright.PENANASp7vWnYj2m
"Ngeyel, kamu pernah liat kucing mandi belum?" tanyaku, memberinya analogi. "Kucing kan kalau mandi jilat-jilatin tubuhnya gitu. Sama aja kan pake ludah."
3123Please respect copyright.PENANAiVcGXj6VAZ
"Itu kan kucing!" balas Ida dengan nada tinggi. "Kalau manusia, nggak mungkin lah!"
3123Please respect copyright.PENANAbt0DvDbdYN
Tepat pada saat itu, adegan yang kutunggu-tunggu muncul. Gadis di layar mendekatkan wajahnya, lalu meludahi penis si kakek. Ludahnya terlihat jelas di layar, membasahi penis si kakek yang sudah tegang.
3123Please respect copyright.PENANAyGVXYDWlNR
Ida terbelalak. Dia membuka mulutnya, tapi tidak ada suara yang keluar. Dia hanya menatapku dengan tatapan tidak percaya, seolah-olah aku baru saja meramal masa depan.
"Tuh kan," kataku penuh kemenangan.
3123Please respect copyright.PENANAnaVQj8yQCY
Ida masih terdiam, mencerna apa yang baru saja dilihatnya. Matanya bolak-balik antara aku dan layar laptop. Dia tidak lagi protes, hanya menatap dengan seksama.
3123Please respect copyright.PENANAWdSFBsNyGV
Dengan perlahan, tanganku bergerak ke arah celana. Aku membuka resleting celanaku, lalu menurunkannya. Aku juga menurunkan celana dalamku. Penisku yang sudah tegang langsung menyembul keluar. Aku melirik Ida. Dia tidak berkedip, matanya terpaku pada layar.
3123Please respect copyright.PENANAZti2OZC7ai
Aku mulai mengocok perlahan, mengikuti irama di video. Ida akhirnya menoleh ke arahku. Matanya membulat sempurna, melihat apa yang kulakukan.
3123Please respect copyright.PENANALmAkxB7uAH
"Ihh... Mas Joko ngapain?" tanyanya, suaranya tercekat.
3123Please respect copyright.PENANAs2Q3eRAiyQ
"Lagi bersih-bersih, Dek," jawabku santai, suaraku sedikit bergetar. "Kayak di film itu."
3123Please respect copyright.PENANAJ8CVQIy6wz
"Tapi kenapa di depan aku, masss!" protesnya, suaranya terdengar panik.
3123Please respect copyright.PENANA7gZNQxPzzL
Aku tersenyum nakal. "Ya biar kamu bisa lihat langsung, kan. Biar makin paham edukasinya." Aku mendekatkan wajahku padanya. "Atau... kamu mau sekalian praktek?" godaku, berbisik pelan.
3123Please respect copyright.PENANAJIkAFvUfsY
Ida terdiam. Wajahnya memerah. Matanya yang polos menatapku. Aku bisa melihat kilatan penasaran di matanya. Bibirnya terbuka sedikit, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.
"Praktek... gimana, Mas?" tanyanya pelan, suaranya hampir tidak terdengar.
3123Please respect copyright.PENANABlLHsfaEWO
"Ya, kayak di film itu," jawabku, senyumku semakin lebar.
3123Please respect copyright.PENANA4e84O2w7BY
Dia menelan ludah, lalu kembali menatap ke layar laptop. Dia mengamati gerakan tangan gadis di video dengan seksama, lalu kembali menatapku. Tangannya yang mungil meremas-remas ujung kaosnya.
3123Please respect copyright.PENANAbwLxS87BFQ
"Aku... aku... nggak tahu caranya," bisiknya, malu-malu.
3123Please respect copyright.PENANAIo4VoSXVBn
"Makanya Mas ajarin," bisikku balik. "Mau nggak?"
3123Please respect copyright.PENANAujYRt7tTxM
Ida terdiam sejenak. Wajahnya masih memerah, tapi dia mengangguk pelan. Aku tersenyum penuh kemenangan. Aku sudah berhasil menanamkan rasa penasaran di benaknya.
3123Please respect copyright.PENANAfcBEqJNdJc
"Sini," ajakku, suaraku terdengar serak. Aku meraih tangan mungilnya dan menuntunnya ke arahku.
3123Please respect copyright.PENANA9oWXoKljlx
Ida tak melawan. Tangannya terasa dingin saat menyentuh penisku. Dia menatapku dengan tatapan polos, menunggu instruksi. Aku bisa merasakan napasnya yang pendek dan cepat.
3123Please respect copyright.PENANA1xTcZPB7fh
"Nah, gitu. Sekarang coba gerakin, Dek." bisikku, memberikan contoh.
3123Please respect copyright.PENANAmN5ewnQyfL
Ida mulai menggerakkan tangannya. Gerakannya kaku dan canggung, tapi aku tahu dia sedang berusaha.
3123Please respect copyright.PENANA92j1M3uJat
"Sekarang... ludahin, Dek." Bisikku.
3123Please respect copyright.PENANAeyb16dgMsv
Ida menatapku bingung. "Kayak di film?"
3123Please respect copyright.PENANAkOuW3vEIJG
"Iya, persis kayak di film," jawabku, meyakinkan.
3123Please respect copyright.PENANAyengdTdjGL
Dengan ragu, Ida mendekatkan wajahnya. Dia membuka mulutnya, lalu meludahi penisku. Rasanya hangat.
3123Please respect copyright.PENANARx4lWbc85j
"Nah, gitu. Sekarang lanjutin, Dek." perintahku.
3123Please respect copyright.PENANAmrRSthRIdo
Ida kembali mengocok, kali ini gerakannya lebih berani. Aku bisa melihatnya mulai terbiasa. Napasnya terdengar semakin pendek, dan aku tahu dia tidak akan berhenti.
3123Please respect copyright.PENANACJ8NP8nnZP
Hampir sepuluh menit berlalu, gerakannya semakin cepat. Tiba-tiba, adegan di film berubah. Sang kakek kini membuka rok si gadis muda itu, memperlihatkan vaginanya yang mulus. Aku bisa melihat dengan jelas bibir vaginanya. Si kakek kemudian mulai menjilatinya. Aku menahan napas, menunggu reaksi Ida.
3123Please respect copyright.PENANASDwZxWtEDr
Ida terkejut. Gerakan tangannya berhenti, dan dia menatap layar dengan mata terbelalak. Dia menoleh ke arahku, tatapannya polos dan penuh kebingungan.
3123Please respect copyright.PENANAJWWJGQNyce
"Dek, kamu mau coba yang itu juga?" tanyaku, suaraku serak. Aku menunjuk ke layar.
3123Please respect copyright.PENANAU0IcUkCN0W
"Itu langsung dijilatin pake lidah, Mas?" tanyanya, suaranya bergetar. "Emang Mas Joko gak jijik?"
3123Please respect copyright.PENANAZpdTQ2LD7t
"Enggak jijik kok," jawabku, berusaha meyakinkannya. "Kan demi edukasi."
3123Please respect copyright.PENANAcVSBTEH0Hg
Ida terdiam sejenak, memikirkan perkataanku. Dia menghela napas panjang, seolah sedang mengambil keputusan besar.
3123Please respect copyright.PENANA99SBnYdf8e
Kemudian Ida mulai berdiri. Dia menarik celananya sendiri, lalu menurunkannya. Diikuti dengan celana dalamnya yang berwarna putih, polos, tanpa motif. Setelah terbuka, aku bisa melihat vaginanya yang mulus, tak ada satupun bulu disana. Aku menelan ludah. Ini adalah pemandangan paling luar biasa yang pernah kulihat, indah.
3123Please respect copyright.PENANAaMEphuZvoC
Aku langsung menarik Ida hingga posisi kami berganti. Kini, aku yang berdiri dan dia duduk di hadapanku. Dia menatapku dengan tatapan polos, seolah menunggu instruksi. Aku berlutut di depannya, menatap vaginanya yang mulus.
3123Please respect copyright.PENANAnKCwxJiidQ
Aku mendekatkan wajahku ke arahnya. Ida tidak bergerak, dia hanya menatapku dengan mata lebar. Aku membuka mulutku dan menjulurkan lidah.
3123Please respect copyright.PENANAI9dGkHYAK2
Aku mulai menjilatinya. Gerakanku canggung pada awalnya, tetapi aku mencoba meniru gerakan di film. Aku merasakan tubuh Ida menegang. Dia menutup matanya, menahan napas.
3123Please respect copyright.PENANA7YXOTBtNLT
Aku menjilati setiap inci vaginanya, dari atas ke bawah. Aku bisa merasakan kulitnya yang lembut dan hangat. Aku bisa mendengar napasnya yang pendek dan cepat.
3123Please respect copyright.PENANAnrviX7kz2U
"Ah..." Ida mendesah pelan, suaranya sangat lirih.
3123Please respect copyright.PENANApBlyJJl1YZ
Aku tersenyum dalam hati. Aku tahu dia menyukainya. Aku terus menjilatinya, gerakanku semakin berani. Aku bisa merasakan tubuhnya mulai rileks. Dia mulai mendesah lebih sering, dan aku tahu aku telah berhasil.
3123Please respect copyright.PENANAGu4kbPJjgy
Aku menggerakkan lidahku dengan lebih cepat, dan aku bisa merasakan tubuh Ida bergetar. Dia meremas sofa dengan tangannya, seolah sedang menahan diri.
3123Please respect copyright.PENANAdvqXpvCdJn
"Enak, Dek?" tanyaku di sela-sela jilatanku.
3123Please respect copyright.PENANAT4jmVQdt1R
"Ah... Mas... enak," jawabnya dengan suara lirih.
3123Please respect copyright.PENANAm5s6oktYn4
Aku terkekeh dalam hati. Aku menggerakkan lidahku dengan lebih cepat.
3123Please respect copyright.PENANAHuyknnv8zp
"Ah... ah... Mas... jangan cepet-cepet..." desahnya.
3123Please respect copyright.PENANAdcRpdgyJH0
Aku tidak peduli. Aku terus menjilatinya.
3123Please respect copyright.PENANAJiykUJkGln
"Ah... Mas... geli..." desahnya lagi, kali ini terdengar lebih keras.
3123Please respect copyright.PENANAdlt595YqYT
Aku terus menggerakkan lidahku. Tubuhnya semakin bergetar, dan aku tahu dia akan segera mencapai puncaknya. Aku mempercepat jilatanku, dan itu membuat Ida mendesah lebih keras.
3123Please respect copyright.PENANAMui2D7qsHL
"Ahhh... Mas! Aku... akuuuu... ahhh!"
3123Please respect copyright.PENANALiawOoHncC
Aku terus menjilatinya, sampai akhirnya aku merasakan cairan hangat menyembur mengenai wajahku. Ida muncrat. Tubuhnya menegang, lalu lemas. Dia terduduk di sofa dengan napas terengah-engah.
3123Please respect copyright.PENANAkIViCvBnS6
Aku menyeka mulutku. Ida menatapku dengan mata lebar, wajahnya memerah. Ada senyum tipis di bibirnya.
3123Please respect copyright.PENANAFH8eEoUW1s
"Gimana, Dek? Enak, kan?" tanyaku.
3123Please respect copyright.PENANAKmdzxQc9Sb
Dia mengangguk pelan. "Iya, Mas... enak."
3123Please respect copyright.PENANAGKSbAuqhGM
"Nah, sekarang sana, bersihin. Jorok tuh, muncratannya ke mana-mana," ejekku sambil menunjuk ke vaginanya.
3123Please respect copyright.PENANARRss2OjAFg
Dia terlihat malu. Buru-buru bangkit, lalu melesat pergi.
3123Please respect copyright.PENANAJfM4i1AI97
"Nanti langsung tidur ya, jangan begadang!" teriakku. "Biar Bude nggak marah!"
3123Please respect copyright.PENANAs1uEawMo8e
Ida hanya mengacungkan jempolnya dari kejauhan.
3123Please respect copyright.PENANAToGsuuV6ei
Aku tersenyum puas. Kemudian membenarkan posisi celanaku. Aku melihat ke arah lantai. Ada noda basah di sana. Aku mengambil tisu dan mulai membersihkannya.
Setelah semuanya bersih, aku menutup laptop dan memasukkannya kembali ke dalam ransel. Aku menyalakan televisi, tapi pikiranku melayang. Aku memikirkan apa yang baru saja terjadi. Rasanya seperti mimpi.
3123Please respect copyright.PENANADw6QgCy4It
Ditengah lamunanku, aku melihat Ida berlari dari arah kamar mandi ke arah kamarnya. Dia tidak menoleh ke arahku, sepertinya dia masih malu. Aku hanya tersenyum geli.
3123Please respect copyright.PENANAWxE6oAPHvV
Setelah sekitar lima belas menit melamun, aku mendengar suara pintu terbuka. Bude Sari pulang dari rumah Bu RT. Wajahnya terlihat lelah, tetapi dia masih tersenyum.
3123Please respect copyright.PENANAPNcCJkmaEx
"Kok belum tidur, Jok?" tanyanya.
"Belum ngantuk, Bude," jawabku, berusaha terdengar santai. "Udah selesai bantu-bantunya?"
3123Please respect copyright.PENANAZ9EDFgoPKO
"Belum, dilanjut besok lagi, Jok," jawabnya sambil meregangkan badan.
3123Please respect copyright.PENANAd0ErKSPbK5
Dia kemudian melihat ke arah kamar Ida. "Ida mana? Udah tidur?"
3123Please respect copyright.PENANACDiL5eRJ7V
"Udah, Bude," jawabku cepat. "Habis nonton sinetron, langsung masuk kamar."
3123Please respect copyright.PENANA7XafJybXrM
"Baguslah," gumamnya. "Gerah banget nih, Bude mandi dulu, ya."
3123Please respect copyright.PENANAv695pBtUCt
Bude Sari berjalan menuju kamar mandi. Aku bisa melihat dia mengambil handuk dari gantungan. Lekuk tubuhnya yang berisi terlihat jelas di balik dasternya. Bayangan Bude Sari yang sedang mandi langsung memenuhi pikiranku.
3123Please respect copyright.PENANAG15W4oW9Du
Tiba-tiba, sebuah ide gila muncul di kepalaku. Aku bisa mengintip dari ventilasi di atas pintu kamar mandi.
3123Please respect copyright.PENANAjls9U1FRRD
Tanpa pikir panjang, aku segera beranjak dari sofa, berjalan perlahan menuju kamar mandi. Namun sebelumnya, aku harus mencari pijakan agar bisa menjangkau ventilasi. Mataku menyapu seisi ruangan, dan aku melihat kursi di meja setrika.
3123Please respect copyright.PENANAsHpHajGfRK
Aku mengambil kursi itu, lalu membawanya ke depan pintu kamar mandi. Memposisikannya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Lalu naik ke atas, dan mulai mengintip.
Posisi Bude Sari membelakangiku, berdiri di depan wastafel. Dia sedang menyikat giginya. Aku menunggu, tidak sabar untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya.
3123Please respect copyright.PENANAzvf2Cv4CRY
Selesai menyikat gigi. Bude Sari mulai melepas pakaiannya, menarik ujung dasternya dari bawah, hingga akhirnya melewati kepalanya. Daster itu terlepas, dan kini dia hanya mengenakan bra dan celana dalam.
3123Please respect copyright.PENANAJnCimgUNjk
Dia kemudian melepaskan bra-nya. Payudaranya yang besar terlihat kendor, menjuntai ke bawah. Dengan puting berwarna coklat gelap yang cukup besar.
3123Please respect copyright.PENANAZz9dhCho3x
Sekarang giliran celana dalamnya. Bude Sari menariknya perlahan. Celana dalam itu melorot, memperlihatkan gundukan vagina yang ditutupi bulu-bulu lebat.
Aku tertegun melihat pemandangan itu. Aku tidak bisa menahan diri lagi. Aku membuka resleting celana, lalu menurunkan celanaku. Penisku yang sudah tegang langsung menyembul keluar. Aku mulai mengocoknya pelan, sambil terus mengintip. Di dalam sana, Bude Sari mulai membasahi tubuhnya dengan air.
3123Please respect copyright.PENANAiv04K7JAGC
Kocokanku semakin cepat. Dan kini didalam sana Bude Sari mulai menyabuni tubuhnya. Tangannya mengusap-usap tubuhnya dengan sabun, menciptakan busa yang menutupi kulitnya. Aku bisa melihatnya memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan.
3123Please respect copyright.PENANAQuKexZYyTu
Tiba-tiba, dia mulai bergoyang pelan dan bernyanyi.
"Ku hamil duluan... sudah tiga bulan..." dia mulai bernyanyi dengan suara yang merdu.
3123Please respect copyright.PENANANUybXHSMKl
Aku terkejut. Pikiranku langsung melayang. Aku berkhayal, membayangkan diriku yang menghamilinya.
3123Please respect copyright.PENANANsfTckDyjo
Lalu, dia melanjutkan lirik lagunya. "Gara-gara pacaran... tidurnya berduaan..."
3123Please respect copyright.PENANAffGqA3kv4A
Khayalanku semakin liar. Aku membayangkan kami berdua, tidur bersama, berpelukan di bawah selimut. Aku membayangkan dirinya, merengek dan juga memohon.
3123Please respect copyright.PENANAtGORdFEtRk
"Ah... Bude..." desahku pelan.
Goyangan Bude Sari yang semakin intens membuat payudaranya yang besar ikut menari-nari. Pemandangan itu membuatku semakin gila.
3123Please respect copyright.PENANATPpEF0R8t9
Bude Sari kini menyabuni payudaranya. Tangannya mengusap payudaranya dengan lembut, menciptakan busa yang banyak. Dia kemudian menyabuni vaginanya. Gerakan tangannya membuatku membayangkan hal yang lebih jauh. Aku membayangkan tanganku yang melakukannya. Aku membayangkan diriku yang memegang payudaranya dan mengusap vaginanya.
3123Please respect copyright.PENANAnI2KtFXRRm
Aku memejamkan mata, membiarkan khayalanku menguasai. Aku mempercepat gerakanku, dan aku bisa merasakan tubuhku akan segera mencapai puncaknya.
"Ku hamil duluan... sudah tiga bulan..." Di bawah sana, Bude Sari masih bergoyang dan bernyanyi.
3123Please respect copyright.PENANAUeofFjAc66
Tangannya menyabuni tubuhnya, lalu kembali bernyanyi. "Gara-gara pacaran... suka gelap-gelapan..."
3123Please respect copyright.PENANAri2VutTGOi
"Ahhh... Bude..." Aku mendesah keras, merasakan penisku yang semakin berdenyut.
3123Please respect copyright.PENANAVQOJzFrtrb
Tiba-tiba, Bude Sari berhenti bernyanyi. Dia mendongak, dan matanya langsung bertemu dengan mataku. Dia terlihat terkejut dan tanpa ragu, melemparkan sabun batang yang ia gunakan ke arahku.
3123Please respect copyright.PENANA1JF48B0AXF
Buk!
3123Please respect copyright.PENANAMsdxJksZvw
Sabun itu mengenai kepalaku. Aku meringis kesakitan, dan buru-buru turun dari kursi.
3123Please respect copyright.PENANAP5cVXPyI52
"Tunggu Bude di ruang tengah!" teriaknya dari dalam kamar mandi. "Awas kalau kabur! Bude aduin ke Pakde Bambang!"
3123Please respect copyright.PENANAvUAwvBQGp0
Aku merasa lemas. Aku tahu aku dalam masalah besar. Aku berjalan ke ruang TV. Lalu duduk di sofa, sambil memegang kepalaku yang terkena timpukan sabun Bude Sari. Pikiranku melayang, membayangkan hukuman dan amarah Bude Sari.
3123Please respect copyright.PENANAiPy2GsoyfF
Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Bude Sari keluar dengan lilitan handuk, rambutnya basah. Dia berjalan ke arahku dengan langkah cepat, tatapan matanya tajam. Aku menunduk, tidak berani menatapnya.
3123Please respect copyright.PENANANQEOn9uMZx
"Joko!" teriaknya, suaranya menggelegar.
3123Please respect copyright.PENANAzgiytvHdgx
Aku tidak menjawab. Hanya menunduk, menunggu amarahnya.
3123Please respect copyright.PENANAhckdrTf8eO
"Ngapain kamu ngintipin Bude?! Hah?!" tanyanya lagi, suaranya terdengar bergetar.
3123Please respect copyright.PENANAhdrnKhvDSt
Aku masih diam.
3123Please respect copyright.PENANAN2RWEeBUDF
"Jawab! Atau Bude laporin Pakde Bambang sekarang juga!" ancamnya.
3123Please respect copyright.PENANA1m3jmNHZRL
Aku langsung mendongak. "Jangan, Bude! Jangan!"
Tiba-tiba, Bude Sari tertawa. Aku menatapnya bingung. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, berusaha menahan tawa.
3123Please respect copyright.PENANAomrYC9BBkH
"Kamu pikir Bude beneran marah, ya?" katanya sambil terkekeh.
3123Please respect copyright.PENANAjoz34AFewq
Aku merasa bodoh. Aku baru saja ketakutan setengah mati, dan ternyata Bude Sari hanya pura-pura marah. Wajahku memerah karena malu.
3123Please respect copyright.PENANAarjCPG1eag
"Lanjutin, sana." katanya, suaranya kini terdengar menggoda.
3123Please respect copyright.PENANAyPRQfzgdTt
Aku menatapnya bingung. "Lanjutin apa, Bude?"
3123Please respect copyright.PENANAj9DYdZ2tO4
"Itu, tadi belum selesai, kan?" katanya sambil menunjuk ke arah celanaku.
Aku terkejut. Aku tidak menyangka dia akan menyuruhku melanjutkanya. Aku menelan ludah, lalu perlahan membuka resleting celanaku. Penisku yang sudah tegang langsung menyembul keluar.
3123Please respect copyright.PENANAvz6j7R6vCR
"Nah, gitu dong," katanya sambil tersenyum nakal.
3123Please respect copyright.PENANAUoCnaRNTh5
Aku mengangguk, lalu mulai mengocok perlahan.
3123Please respect copyright.PENANAS2e6DhS7cQ
Sepuluh menit berlalu, tetapi aku belum juga ejakulasi. Bude Sari menatapku dengan tatapan bingung.
3123Please respect copyright.PENANAtitKqXfkxC
"Kok enggak crot-crot, sih?" tanyanya. "Kenapa? Bude kurang sexy, ya?"
Aku terkejut. "E-enggak, Bude. Enggak gitu," jawabku terbata-bata.
3123Please respect copyright.PENANA9rPaKspvFO
"Terus kenapa?" tanyanya lagi.
3123Please respect copyright.PENANA9KYTwhSBwB
Aku terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa.
3123Please respect copyright.PENANAWH7DbrpGFQ
Dan tiba-tiba, dia berdiri. Melepaskan lilitan handuknya. Tubuhnya yang berisi langsung terpampang di depanku. Payudaranya yang besar menjuntai ke bawah, dan vaginanya yang ditutupi bulu-bulu lebat terlihat jelas. Aku hanya bisa menelan ludah.
3123Please respect copyright.PENANAm3fwxQfnQT
Bude Sari berjalan mendekat. Meraih bahuku, lalu mendorongku hingga aku terbaring di sofa. Bude Sari juga ikut naik ke atas sofa, lalu berjongkok tepat di atas penisku.
Aku bisa melihat vaginanya yang lebat, tepat di atas penisku. Dia meraih penisku, dan mengusapnya ke bibir vaginanya. Gerakan itu membuatku gila. Aku bisa merasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat bergesekan dengan penisku.
3123Please respect copyright.PENANAIoS26sVdhB
"Udah siap?" bisiknya.
3123Please respect copyright.PENANAqzv6W1imse
Aku tidak bisa menjawab. Hanya mengangguk. Dia tersenyum, lalu mulai menurunkan tubuhnya. Aku bisa merasakan kepala penisku mulai menembus bibir vaginanya.
3123Please respect copyright.PENANAHdCcZAqIcY
Dia menurunkan tubuhnya lebih dalam, hingga akhirnya penisku masuk sepenuhnya. Rasanya seperti mimpi. Vaginanya yang basah dan hangat, mencengkeram erat penisku.
3123Please respect copyright.PENANAlzMuhJNFNi
"Enak, kan?" bisiknya.
3123Please respect copyright.PENANAMEFgTJHXOC
Aku mengangguk, tidak bisa berkata-kata.
3123Please respect copyright.PENANA2Ka4wvx4it
Dia mulai menggerakkan tubuhnya. Gerakannya pelan pada awalnya, tetapi semakin lama semakin cepat.
3123Please respect copyright.PENANAbnMo2O1PO2
Tanganku terulur, meraih payudaranya yang besar. Aku meremasnya dengan lembut, merasakan kelembutannya di tanganku. Bude Sari mendesah pelan, aku tahu dia menyukainya.
3123Please respect copyright.PENANAW37HBp7Qit
Aku mulai memainkan putingnya, mencubitnya pelan.
"Ah... enak... Jok..." desahnya.
3123Please respect copyright.PENANAUOx1ZJHwGT
Tiba-tiba Bude Sari menurunkan tubuhnya. Payudaranya yang besar kini tepat di depan wajahku. Aku tahu apa yang dia inginkan. Tanpa ragu, aku membuka mulutku dan mulai menghisap putingnya. Aku menghisapnya dengan kuat, seperti anak kecil yang sedang menyusu. Bude Sari mendesah lebih keras, dan aku bisa merasakan tubuhnya bergetar di atasku.
3123Please respect copyright.PENANACfTURfvZ6H
Kadang aku juga menggigit putingnya. Setiap gigitan membuat Bude Sari mendesah, dan itu membuatku semakin bersemangat.
3123Please respect copyright.PENANAKKHzckVt6e
"Ahhh... Joko..." desahnya.
Tiba-tiba, cengkeraman vaginanya semakin mengencang. Aku tahu dia akan segera mencapai puncaknya.
3123Please respect copyright.PENANAz04n5WyCr4
"Ahhh... Jok... Bude... ahhh!" teriaknya.
3123Please respect copyright.PENANAs8pDKrPoBG
Pada saat yang sama, aku merasakan penisku semakin berdenyut-denyut. Cengkeraman vaginanya yang semakin kuat membuatku tidak bisa menahan diri lagi. Aku mempercepat gerakanku, hingga akhirnya aku crot di dalam vagina Bude Sari. Dan pada saat yang sama, Bude Sari juga menjerit. Dia muncrat, aku bisa merasakan cairan hangat membanjiri penisku. Hingga akhirnya Bude Sari ambruk di atasku.
3123Please respect copyright.PENANABRbP6gjY3I
Setelah kejadian itu, malam Mingguku menjadi jauh lebih menyenangkan. Saat Bude Sari pergi, aku akan bersenang-senang dengan Ida. Ida sudah tidak malu lagi. Dia dengan polosnya akan menanggalkan pakaiannya di depanku, memamerkan tubuhnya yang mulus. Kemudian aku akan berlutut, untuk menjilati vaginanya. Lidahku bergerak menelusuri setiap inci vaginanya, membuatnya mendesah keenakan.
3123Please respect copyright.PENANAzi8CQXIWow
"Ah... Mas... enak Mas... terus... " desahnya, meremas rambutku.
3123Please respect copyright.PENANAR5BgmVW17t
Aku terus menijali vaginanya, hingga akhirnya dia muncrat.
3123Please respect copyright.PENANAHAW7I457jn
Di malam hari, setelah Ida tidur, giliranku bersenang-senang dengan Bude Sari. Kadang kami melakukannya di kamar, di ruang tengah, atau bahkan di dapur. Kami semakin berani, dan aku semakin menyukainya.
3123Please respect copyright.PENANAoIcU4JzGAm
Kami tidak pernah menggunakan kondom. Kami berdua suka merasakan sentuhan kulit ke kulit. Kami suka merasakan kehangatan satu sama lain. Kami tidak peduli dengan risikonya. Kami hanya ingin bersenang-senang.
3123Please respect copyright.PENANAK1GxEVHKRX
Suatu hari, Bude Sari memberitahuku bahwa dia hamil. Aku terkejut, tetapi aku juga merasa senang. Aku tahu itu adalah bayiku. Kami memutuskan untuk tidak memberi tahu Pakde Bambang, dan kami tetap melanjutkannya, bahkan saat Bude Sari hamil.
3123Please respect copyright.PENANAog2KjSJICm
Aku menyukai sensasi melakukan hubungan dengan Bude Sari yang sedang hamil. Perutnya yang besar membuatku semakin bersemangat.
ns216.73.216.238da2