
“Kak, aku berangkat sekolah dulu yah…”
“Iyaaa… belajar yang bener, jangan macam-macam di sekolah kamu dek!” “Nggak kok… mending macam-macam di rumah sama kakak, hehe”
"Hah? Apaan sih kamu…?" “Bercanda kok kak…”
“Dasar…” Diapun mendaratkan ciumannya di keningku, seperti yang biasa dia lakukan ketika aku pamit ke sekolah. Ugh, sungguh senangnya tiap pagi selalu mendapatkan ciuman darinya, ciuman dari kakakku yang cantik dan seksi ini, tapi…
"Hehe.. Dado pamit juga ya kak.." ujar temanku bernama Dado yang menungguku dari tadi. Dia ikut mendekati kakakku dengan wajah sok polos dan cengengesan seperti ingin juga mendapatkan kecup manis dari kakakku.
"Kenapa Do? Kamu mau kakak cium juga?" Tanya kakakku seolah bisa menebak apa yang memikirkan temanku itu.
“Hehe… Iya kak… boleh?” pinta Dado.
“Hihihi… duh kamu ini, Kakak tanyain Aldi dulu yah… Dek lihat tuh, temanmu mau dicium sama kakak juga tuh… Boleh nggak dek dia juga bisa dicium dari kakak?” tanya kakakku meminta pendapatku.
"Ya nggak lah kak!" tolakku, gila aja kalau si jelek ini juga dapat dicium dari kakakku.
1225Please respect copyright.PENANAEAMINLO1cs
“Tuh dengar, gak dibolehin sama Aldi, hihihi. Udah sana kalian, buruan berangkat”
“Iya iya… Buruan Lakukan!” suruhku menyeret Dado, kalau lama-lama di sini ntar si Dado beneran bakal dapat dicium dari kakakku lagi, tak rela aku! Akupun segera menyalakan motorku dan berangkat ke sekolah.
“Daagh kak Alyaa...”
"Daagh kak Alyaa cantik.. hehe.." pamit Dado juga ikut-ikutan. Kupret nih anak!
Namaku Aldi. Aku masih kelas 2 SMU. Di rumah ini aku hanya tinggal berdua bersama kakakku. Ya, hanya berdua saja karena kedua orang tua kami tinggal di kota yang berbeda dengan kami. Papaku yang bekerja di luar kota membuat Mama juga jadi harus mendampinginya di sana. Tapi kiranya tak masalah, karena selama ini aku ditemani oleh kakakku, Kak Alya.
Kak Alya saat ini sedang kuliah di salah satu PTS ternama di kota kami dan baru saja melewati tahun pertamanya. Sungguh hari-hari yang kulalui sangat menyenangkan karena kakakku sangat memperhatikan diriku sendiri. Seperti memasakkan makanan untukku sehari-hari, sampai mengingatkan akan pakaian kotorku yang seharusnya dicuci. Tapi karena kakakku juga memiliki kesibukan kuliah, aku memilih untuk mencuci pakaianku sendiri. Walau terkadang justru ia yang ingin mencuci pakaianku. Memang kakakku ini sangat baik. Hal itulah yang membuatku semakin suka bermanja-manja pada kakakku ini.
Kak Alya sehari-hari dikenal baik, ramah dan sopan di lingkungan perumahan kami. Dia tidak pernah memilih-pilih teman dalam bergaul. Meski kak Alya sudah punya pacar, tapi tetap saja banyak cowok yang nekat untuk medekatinya. Bahkan termasuk teman-temanku yang suka main kerumah
1225Please respect copyright.PENANAbRMGKhPlhJ
dengan alasan bikin PR lah, main PS lah. Siapa juga sih yang tidak tertarik dengan cewek seperti kak Alya? Sudah cantik, sopan, ramah pula. Aku saja sampai tertarik padanya meskipun aku adalah adik kandungnya, hehe.
Sehari-hari, Kak Alya selalu berpakaian tertutup lengkap dengan jilbab bila keluar rumah atau saat sedang menerima tamu. Tapi ketika sedang di rumah saat hanya berduaan denganku, kak Alya sering sekali berpakaian seadanya. Siapapun pasti memakum bila berpakaian seadanya saat berada di rumah tanpa ada orang lain yang melihatnya kecuali aku. Tapi yang kak Alya kenakan justru lebih dari sekedar seadanya. Bahkan bisa dibilang sangat seadanya, pakaian yang sangat minim! Karena hanya ada aku di rumah ini, maka akulah yang beruntung bisa melihat pemandangan indah ini setiap hari. Walaupun kadang-kadang teman-temanku juga sebagian rezeki dapat melihat penampilan kakakku berpakaian minim.
Seperti saat mengantarkan aku ke depan pintu tadi, kakakku ini hanya mengenakan tanktop putih ketat berbelahan rendah dengan bawahan celana pendek berwarna pink. Sungguh pengaturan yang mempertontonkan aurat- auratnya! Kulitnya yang putih mulus, lekukan tubuhnya yang indah, rambut hitam sebahunya yang digerai, serta semua bagian tubuh yang biasa ia tutupi bila keluar rumah itupun tersaji khusus untukku, adek laki-lakinya. Aku juga bisa memastikan kalau kak Alya tidak mengenakan apa-apa lagi dibaliknya karena aku bisa dengan jelas melihat cetakan kecil pada bagian payudara. Gimana aku nggak horni coba? Meskipun aku adeknya, tapi aku kan laki-laki biasa. Sialnya temanku tadi juga beruntung bisa melihatnya.
Tapi kak Alya sepertinya cuek-cuek saja dan tidak peduli bila dirinya selalu menjadi tontonan sehari-hari. Kak Alya seperti sudah biasa membiarkan dirinya dan cara berpakaiannya itu dipelototi bulat-bulat olehku.
1225Please respect copyright.PENANAXogzRaQfdX
Malah sesekali kak Alya melontarkan senyum manisnya ketika tahu aku sedang memperhatikannya. Ugh, sungguh bikin gregetaaan! Mana dia juga tak jarang mondar-mandir di depanku seperti sengaja menggodaku. Gimana aku tidak pusing dibuatnya!?
Semakin lama aku malah berpikir kalau kak Alya sepertinya suka sekali jika aku memperhatikan dirinya sendiri. Terutama ketika kak Alya hanya berpakaian seadanya di rumah, dia betul-betul memamerkan kecantikannya itu padaku. Berbeda dengan kesehariannya di luar, kalau di rumah kak Alya sering menggodaku seolah-olah dia seperti perempuan nakal. Dan namanya laki-laki, aku pun sering merasa tak tahan dengan pemandangan yang selalu kak Alya suguhkan setiap hari buatku. Kak Alyaku yang cantik, putih, bersih, dan seksi, dan nakal, akhirnya menciptakan khayalan yang tidak-tidak di dalam kepalaku. Dan berakhir pada kegiatan rutin harian, yaitu urut-mengurut otongku sambil membayangkan kak Alyaku yang nakal.
Tentunya aku beronani membayangkan kakakku secara diam-diam, tapi akhirnya perbuatan aku itu diketahui juga olehnya. Kejadiannya baru seminggu yang lalu…
“Adeeeeeek!” teriakannya kencang di depan kamar mandi waktu itu. "Apaan sih kak? Berisik amat"
"Kamu onani?? Tuh pejumu belepotan di lantai kamar mandi! Cepat bersihkan!" “I..iya..” Duh, aku sungguh malu mengetahui habis onani oleh kakakku sendiri. “Emang kamu udah bisa keluarin peju yah dek?” menggodaku.
“Ya bisa dong kak… aku kan udah gede, hehe..”
“Iya.. makin gede tapi juga makin mesum kamunya…”
1225Please respect copyright.PENANAhhpRKIyhSn
“Habisnya kakak sih… ups!” sial, aku keceplosan.
"Hah? Jangan bilang kalau kamu onani sambil ngayal kakak!? Ayo jawab!"
“Eh.. i..itu…” aku tergagap. Masak aku mengakuinya kalau aku membayangkan kakakku sendiri sebagai objek onani sih? Tapi dia yang melihat aku malah tergagap
tertawa. Dia tidak marah!
“Dasar kamu… sama kakak sendiri nafsu… sana cepat bersihin pejuhmu!” Lalu pergi membiarkanku sendiri membersihkan ceceran spermaku di lantai kamar mandi.
Setelah kejadian itu, kakakku ini malah semakin menggodaku. Bahkan dia mengizinkan aku untuk membayangkannya bila aku beronani. Malah beberapa hari yang lalu aku beronani di depannya, di depan kakakku sendiri sampai ejakulasi dan pejuhku berhamburan mengotori lantai kamar mandi. Waktu itu aku lagi-lagi kedap air olehnya sedang onani, dia tidak sengaja masuk ke kamar mandi.
“Kamu sih dek…kaka kira gak ada orang…eh ternyata malah asik onani…” “I..iya kak…maaf”
"Bayangin siapa kamunya? Bayangin kakak lagi?" “Iya kak.. hehe”
"Dasar porno! Ya udah, lanjutin gih sana..." dia kemudian ingin pergi, tapi kutahan.
“kakak di sini aja dong…” “Hah? Ngapain?”
1225Please respect copyright.PENANA7mwd8h21nL
“Temanin aku…” pintaku nekat, aku pasrah kalau dia bakal memarahiku, tapi siapa
tahu kalau dia malah setuju.
“Apaain sih dek… Dasar… ya udah, kali ini aja yah…” dan ternyata dia memang setuju! Sungguh beruntung aku punya kakak seperti dia. Udah cantik, baiklah, pengertiannya sama adeknya lagi, hehe. Akupun lanjut beronani, namun kali ini ada kakakku di depanku. Mengocok penisku dengan melihat kakakku secara langsung! Mana dianya senyum-senyum terus tidur, mana tahan coba? Akhirnya spermakupun muncrat-muncrat dengan derasnya di depannya.
"Udah kan dek? Udah lega? Udah hilang kan pusingnya?" “Aku..iya kak..makasih”
“Jangan lupa bersihin tuh pejumu…” “I..iya..”
Tapi ternyata tidak sekali itu saja aku beronani di depannya, kemarin dan dua hari yang lalu juga demikian. Tapi hanya sampai disitu saja, kak Alya masih selalu mengingatkanku bahwa kami adalah saudara kandung kakak beradik. Memang aku sadar bahwa sangat tidak pantas aku meminta hal ini padanya. Tapi nafsuku pada kakakku sendiri mengalahkan segala-galanya.
***
1225Please respect copyright.PENANAEssFiEVSHx
1225Please respect copyright.PENANAywhEFz4H7G
Dan kini, siang sepulang sekolah aku langsung menuju rumah tanpa mampir- mampir kemana lagi. Apalagi kalau bukan untuk berduaan dengan kak Alya, bermanja
manjaan dengan kakakku yang cantik ini.
1225Please respect copyright.PENANArm5C7TkdI3
“Kak Alyaa..” memanggilku melihat kak Alya sedari tadi mondar-mandir.
"Apa deek?" aku mendengar kak Alya menjawab sambil tersenyum manis. misalnya dia tahu kalau aku sedang memperhatikannya dari tadi.
"Ngapain sih kak dari tadi mondar-mandir? Pusing tau kak liatnya"
"Ooh, adek lagi pusing beneran? Atau pusing banget dek?" teguranku malah dijadikan candaan oleh kak Alya.
"Anu kak.. Hehe.. lagi pusing banget.." jawabku cengengesan, entahlah kak Alya tahu
maksudku atau tidak.
"Hihi.. kamu tuh ya dek.. ga bisa apa bentar aja ga pusing.. masa tiap hari bilang pusing melulu.." kak Alya duduk disebelahku dan memberi jarak agak jauh.
"Abisnya, kak Alya juga siih.. tanggung jawab ya kalo aku sakit gara-gara pusing melulu.." candaku mengancam kak Alya, sekali lagi entah kak Alya mengerti maksudku atau tidak.
"Yee.. adek yang pusing kok kakak yang disalahin? Umm, adek belum makan kalii.. Tuh kak Alya udah masak ikan goreng kesukaan adek"
“Aku pusing bukan karena laper kak..” jawabku sok bersungut walaupun sebenarnya aku memang lapar betulan, hanya saja ada yang jauh lebih lapar di pita perutku.
"Umm.. Adek pasti pusing karena belum dapet-dapet pacar yah? Hihi.. kasian banget sih kamu dek.. di rumah melulu siih.." kak Alya mencari jawaban yang aku kini malah dijadikan bahan candaan oleh kak Alyaku ini. Tapi seyum dan tawa ringan kak Alya membuat pusing semakin bertambah.
1225Please respect copyright.PENANANavFpBKOxQ
"Iya nih kak.. kenapa ya kok aku sukanya di rumah aja berdua sama kak Alya,? Hehe.." jawabku cengengesan sambil duduk merapat mendekati kakakku berharap kakakku tidak makin menjauh.
"Iya nih dek.. kakak juga sama. Kok sukanya di rumah aja yah sama adek berdua-duaan? Hihi.." sambil menjawab dengan tawa renyahnya kak Alya menggeser duduknya yang malah semakin mendekati ke arahku dengan tubuhnya yang dicondongkan ke depan. Wajah kami pun tampak berdekatan. Aku suka kaget sendiri kalo kak Alya menggodaku tiba-tiba seperti ini.
"Serius kak?" tanyaku balik seperti tak percaya akan jawaban kak Alya.
"Iya lho.. coba deh bayangin dek kalo ngga ada kakak.. Adek makan ga ada yang masak.. baju kotor ga ganti-ganti.. sekolah kalo ga diingetin suka bolos, pake alasan nemenin kakaklah.. ga kebayang tuh dek, seminggu aja adek jadi kayak gembel.. Hihi.."
"Kak Alya!" dengan sebal dan gemas aku memajukan tubuhku sambil merentangkan tangan memeluk kakakku yang sukanya menggodaku.
"Adek! Aduuh.. Geli dek! Lepasin doonk! Hihi.. kakak belum selesai ngomong nih.." kak Alya meronta dari pelukanku yang jamahan menyeluruh bergerilya sampai kemana-mana. Tapi seperti biasa, kalau kak Alya seperti mau-mau saja kuperlakukan seperti ini.
Lalu karena aku penasaran akan lanjutan kak Alya, akupun menghentikan gerakan gerilyaanku meski aku masih tetap memeluk kak Alya yang kini posisiku jadi memeluk dari belakang karena rontaanya sampai.
".. Kalau adek lagi kambuh pusingnya, siapa yang ngobatin? Hmm?" tanyaku kak Alya seolah menunjukkan betapa tergantungnya diriku.
1225Please respect copyright.PENANAmAuVjwlrrI
"Hehe.. kak Alya donk, kan cuman kak Alya yang pinter ngobatin.." jawabku mesum.
“Kamu tuh ya dek.. bisa-bisanya kakak sendiri dicabulin, tiap hari lagi.. sana gih cari pacar..” sambil dengan gaya mengusir menepis-nepis pelukanku yang semakin erat. Semakin erat pelukanku, semakin menempel tubuhku termasuk otongku yang sudah mulai gemetar tubuh di belakang kak Alya.
"Ga mau ah! Maunya sama kak Alya aja, udah baik, cantik, seksi lagi.. Uugh.." pelukku sambil mengangkat kakiku mengapit paha kak Alya dari belakang agar tak mudah lepas dari pelukanku. Dan membuat otongku semakin menggesek di pinggul belakang kak Alya.
"Aduh adeek.. kok kakaknya dijepit begini sih? Kan kakak jadi ga bisa bergerak.." jawab kak Alya dengan nada manja.
"Uugh.. kak Alya.." mendengarkan menjawab dengan nada manja gemulai tak berdaya seperti itu malah membuatku semakin panas dingin.
"Dek.."
"Iya kak?"
"Udah?"
“Apanya ya kak?” jawabku pura-pura tak tahu.
"Itu tuuh yang dibelakang kakak.. ngeganjel tau deek.." kak Alya rupanya sadar aku mulai melakukan gerakan menggesek di pinggul belakangnya.
"Yaah, kak Alya.. sekali ini doonk.. yah? Lagian kan ga nempel langsung kok kak.. tapi kalo boleh nempel langsung Aldi seneng banget loh kak..Hehe.. yah kak? Pleasee.." pintaku memohon banget sama kakakku yang cantik ini.
1225Please respect copyright.PENANAq9NMy2iBla
"..Uumm.. boleh nggak yaah?" kak Alya menggodaku seperti biasa dengan gaya genit pura-pura berpikir.
"Sekaliii aja kak.. Boleh yah?" aku memohon dengan wajah memelas sambil masih terus menggesek pelan di pinggul kak Alya yang semakin lama mendekati bagian bongkahan bokongnya.
“Kamu tuh yaa, kalo dikasih hati langsung minta jantung sama kakak..”
“Hehe..iya kak Alya, jantung kakak disini yah?” lanjutku bertanya balik sambil iseng memegang dada kak Alya.
"Adeeeeek! Tanganmu! Lepasiin...... ugh... geli... Adeek!" aku yang iseng terus melancarkan seranganku pada kak Alya malah semakin heran melihat dia yang bukannya marah, tapi malah kegelian. Tentu saja aku semakin berani dibuatnya, akupun melanjutkan aktivitas di buah dada sambil menekan dan mempercepat goyangan pinggulku di bagian pantat kakakku ini, dan kak Alya tetap saja hanya diam menerima perlakuan cabul dariku!
“Kak Alya.. maaf yah.. aku gak tahan ngeliat kakak kayak gini tiap hari..” sambil aku terus memeluk dan menggoyangkan pinggulku.
“...”
“Ngeliat kak Alya yang cantik, putih, harum, seksi.. Uugh.. kak Alya sih, godain aku terus!” aku makin mempercepat gerakan pinggulku, tapi kak Alya hanya diam saja.
“...”
“Kak?” meneleponku karena kak Alya hanya diam saja dari tadi. “…”
1225Please respect copyright.PENANAh1ovtpW7i2
“Kak.. Kakak marah ya?” Aku mulai penasaran, apakah kak Alya membuatku marah karena aku semakin kurang membukanya? Aku mulai agak mengendurkan goyanganku.
"Bawel ah! Kamu mau nerusin atau mau udahan? Kalo udahan, kak Alya bangun nih ya?" tiba-tiba kak Alya buka suara. Aku terkejut karena ternyata kak Alya benar-benar tidak sedang marah, malah seperti menantangku untuk melanjutkan kegiatanku.
“Eh! Ja..jangan kak.. Aku mau terusin kok.. Aku kira tadi kakak marah, hehe..” “Nggak marah kok. Emangnya pernah kakak marah sama kamu?”
“Uumm.. ga pernah sih.. makanya aku sayang banget ama kak Alya, aku cinta banget sama kakakku yang seksi ini, hehe..”
“Huuu… dasar! Tapi ingat ya deek.. jangan sampai nyelip!”
“Kalau dikit aja kak?” aku mencoba peruntunganku dengan menawar, tidak ada salahnya, siapa yang tahu dia mau.
“Nggak! Inget ya dek… kita tuh saudara kandung, kakak adik.. jadi jangan yah adek..” Ah, dia tidak mau. Aku tak bisa memaksanya lebih jauh lagi.
“Iya deh kak..” jawabku agak setengah bersungut.
“Adeek…” kak Alya menoleh ke belakang untuk melihatku, dari nadanya dia seperti sedang baik-baikin aku yang sedang bersungut meski aku masih terus menggoyangkan pinggulku.
Tiba-tiba kak Alya melepaskan pelukanku, berpindah posisi tapi masih di kursi sofa tempat kami duduk berdua. Kak Alya dengan gaya berbaring di atas sofa, bergerak maju menuju tepian tangan sofa menjauhiku. Aku masih belum mengerti apa yang dilakukan kak Alya, tapi melihat goyangan pinggul dan
1225Please respect copyright.PENANAKAZJSKptlp
pantatnya seakan kak Alya memang berniat menggodaku untuk menerkamnya dari belakang. Kak Alya kemudian menoleh ke arahku mengintip dari balik bahunya.
“Adeek.. sini deh.. kalau gesekin pake gaya doggy, adek mau nggak?” kak Alya dengan postur tubuh menungging membelakangiku bertanya lirih dan manja sambil menggigit bibir bawah. Tubuhku langsung panas dingin! Tentu saja aku mau!
"Uugghh! Kak Alya!" teriakku sambil menerkam dan menubruknya dari belakang.
“Hihihi… pelan-pelan! Hmm… dek, keluarin aja burungnya, kasian nanti malah bengkok ketekuk di dalam celanamu” suruh kak Alya sambil senyum-senyum. Haduh…apa lagi kesepakatan ini? Tentu saja tidak ku tolak, segera ku bebaskan penisku dari celanaku.
"Kak.. aku selipin ke dalam celana kak Alya yah? Janji deh aku ga bakal masukin.."
“..Uumm.. Iyah.. tapi bener yah dek, jangan masuk..”
“Ouughh, kak Alyaku yang cantik dan baik.. nih kak..” Akupun menyelipkan penisku ke dalam celana kak Alya melalui lubang kaki celana pinknya itu. Seperti yang kuduga, kak Alya tidak mengenakan celana dalam! Sambil kuarahkan dan kutempelkan otongku di bagian pantat kak Alya, dijamin memegang pinggang kak Alya. Kini posisiku mirip orang yang sedang menyetubuhi kak Alya dari belakang dengan gaya doggy.
“Ngghh.. deekk…. Sshhh… dasar kamu nakal” rintih kak Alya, mendengar suara rintihannya itu membuat semakin larut dalam khayalan yang seolah-olah aku
1225Please respect copyright.PENANAqBdVzpiKrh
seperti sedang berhubungan badan dengan kakak kandungku sendiri. Ih… kak Alya.
“Adeek.. kalo orang liat kita, pasti dikira kamu lagi ngapa-ngapain kakak…” kata kak Alya yang mulai memancing-mancing dengan omongan panasnya. Walaupun kami masih memakai pakaian lengkap, tetap saja pemandangan sebagai kakak adik yang sedang melakukan perbuatan cabul ini menumbuhkan sensasi yang membuat panas dingin bagi yang melihatnya.
“Kalo orang liat kak Alya sama aku lagi begini.. pasti mereka juga pengen kak..” imbuhku sambil terus menggesek otongku di sela-sela pantat dan kain celananya.
"Hihi.. iyah dek, kepengen ngentotin kak Alya juga yah merekanya? Samaan kayak adek.." mendengar kak Alya mengucapkan kata-kata kotor begitu malah membuat otakku semakin ngeres, membayangkan kak Alya benar-benar disetubuhi oleh orang asing akibat melihat tingkah laku kami. Bahkan lebih dari satu orang, saling berebut untuk mengentoti kakakku yang cantik dan seksi ini. Kak Alya benar-benar nakal, membayangkan dirinya disentuh orang lain selain aku ataupun pacarnya. Kak Alya yang berkulit putih, ditindih dan digagahi mereka yang berkulit gelap. Membayangkan kak Alya yang tak berdaya berusaha melayani penis-penis mereka membuat semakin horny. Entah kenapa semakin aku membayangkan apa yang dialami kak Alya semakin cepat pulalah irama goyangan pinggulku, penisku juga menekan semakin kuat ke bagian pantat kak Alya.
“Uugh.. kak Alya..”
"Hihi.. kamu ngebayangin apa sih dek? Ngebayangin kak Alya dientotin orang lain yah dek?"
1225Please respect copyright.PENANAeip47vsR9M
“Kak Alya nakal nih.. Uughh.. Kak Alya..” aku mulai meracau tak jelas dan melamarku semakin cepat.
"Adeek.. suka berfantasi kakak dicabulin orang lain yah dek? Emang kalau beneran terjadi kamu pengen lihat?" suara kak Alya makin kemari makin lirih dan menggoda.
"Kak Alya nakal! Adek udah mau keluar.. kaak!"
“Terus deek.. entotin kakak dek.. teruss..” kak Alya terus menggodaku sampai akhirnya aku muncrat dan menekan otongku kuat-kuat ke bagian pantatnya yang montok dan putih itu dibalik celana pinknya hingga basah oleh pejuhku. Setelah membuang semua pejuhku ke pantat kak Alya, aku ambruk di punggungnya sambil sesekali meremas-remas susu kakakku.
"Udah dek? Udah hilang kan pusingnya?" kak Alya bertanya setelah membantuku melampiaskan hal yang tak terputus. Kakakku benar-benar nakal. Selalu membawaku mengkhayalkan yang tidak-tidak tentangnya.
“Hehe.. udah belum yah kaak?” candaku mengikuti gaya kak Alya. “Ooh.. jadi adek mau lagii?”
“Iyah kak.. mau.. mau..” jawabku bersemangat. Aku lalu melihat kak Alya bangkit dari duduknya, sedang aku dengan setia menanti apa yang akan diperbuat oleh kakakku yang seksi ini.
“Lihat deek.. jangan ngedip yah..” kak Alya dengan gaya nakal seperti seorang striptis perlahan-lahan memelorotkan celana pendek pinknya. Aku memandang dengan terkejut. Kak Alya memelorotkan celananya yang tidak memakai dalaman apa-apa lagi di baliknya. Bagian bawah tubuhnyapun terpampang bebas di hadapanku, adik laki-lakinya. Aku yang baru saja memuncratkan pejuhku pada kakakku tiba-tiba penisku bisa menggumpal
1225Please respect copyright.PENANArpZ1e989O2
kembali. Aku bisa melihat dengan jelas bulu-bulu halus yang tumbuh di atas vagina kakakku yang tembam. Memang tidak sekali pun saya pernah melihat vagina kakakku sendiri entah di saat sengaja atau tidak. Tapi disuguhi seperti ini aku merasakan sensasi yang sangat berbeda. Kakakku sendiri sedang menggodaku, dan..
“Nih, pejuhin lagi celana kakak! Sekalian cuciin ya.. bau tuh pejuh adek, hihi..” kak Alya melempar celana bekas kupejuin tadi ke mukaku.
"Iih! Kakak! Main lempar ke muka aja!" terikku kesal. Dia hanya tertawa, lalu berlenggang dengan santainya keluyuran di dalam rumah dengan kondisi seperti tanpa memakai pakaian dalam yang sama sekali, hanya memakai tanktop saja. Sungguh pemandangan yang membuat penisku kembali ngaceng maksimal. Kecuali hanya aku yang melihatnya, tak dapat kubayangkan bila ada orang lain yang melihat kondisi kakakku seperti sekarang ini. Untuk seorang kak Alya yang dikenal sopan, ramah, baik dan selalu memakai jilbab bila di luar rumah, tentunya akan menjadi hal yang sangat bertolak belakang dengan apa yang sedang dilakukannya sekarang.
"Permisii! Sedekahnya Paak.. Buu..!" tiba-tiba terdengar teriakan orang yang meminta sumbangan di luar rumah kami.
"Adek! Ada yang minta sumbangannya tuh.."
“Iya, aku juga denger kali kak..” dari yang kudengar tampak seorang bapak-bapak tua yang berdiri di luar pagar rumah kami.
“Sana gih terima kasih sumbangannya kepada Bapak itu dek..” kak Alya menyuruhku keluar untuk memberi sumbangan.
1225Please respect copyright.PENANAah9u39KdMv
1225Please respect copyright.PENANAtB9iFUZvWA
1225Please respect copyright.PENANAG36Jl7BLKx
Melihat kondisi kak Alya yang hanya memakai tanktop putih dan tidak memakai bawahan apa-apa, serta aku yang masih memegang celana pendek kak Alya, tiba-tiba terbesit pikiran iseng untuk kakakku.
“Gak ah! Kak Alya ajah yang kasi sumbangannya, hehe..” tantangku iseng ke kak Alya. Aku sungguh penasaran kalau memang kak Alya mau menerima tantanganku untuk memberikan sumbangan kepada Bapak itu tanpa mengenakan bawahan apa-apa. Meski dibatasi oleh pagar yang tinggi tempat duduk dadaku kak Alya, tetap saja membayangkan kakakku yang bening dan putih itu menemui bapak peminta sumbangan itu membuat darahku berdesir dan tubuhku panas dingin.
"Hmm? Gak pake celana kayak gini dek? Huhu.. Adek pengen liat yah kakak cuma pake ginian nemuin bapak itu diluar?" tanyanya dengan lirik yang menggoda.
“Adeek.. liat kakak yah.. kakak penuhi lagi fantasi adek.. hihi..” seraya kak Alya membuka pintu depan sambil berekpresi manis dengan menambahkan ke sebelah mata dan menggembungkan pipi satunya. Aku hanya bisa memegang otongku yang mulai memaksakan melihat tubuh seksi kak Alya dengan aurat yang terbuka bebas di bagian bawahnya. Kak Alya yang selalu berpakaian tertutup dan memakai kerudung, kini akan membahas orang asing dengan vagina dan paha terpampang kemana-mana. Ugh, kak Alya benar-benar nakal!
Aku lihat kak Alya melongokkan kepalanya keluar saat pintu depan dibuka, nampaknya dia sedang melihat-lihat apakah suasana di luar sedang ramai atau tidak. Sedangkan aku, masih terus asyik memperhatikan bagian belakang tubuh kakakku. Sungguh beruntung aku sebagai adeknya bisa melihat semua ini, bahkan cowok kak Alya saja tidak pernah merasakan kondisi kakakku seperti sekarang ini. Yang mana sebentar lagi kak Alya akan keluar memberikan sumbangan kepada peminta-minta, dengan hanya mengenakan atasan tanktop saja! Ugh, membayangkannya saja sudah membuat kepala atas dan bawah terasa panas dingin, aku tak tahu apa yang akan terjadi nanti.
"Adeek.. liatin kakak yah.. Hihihi.."
Kak Alya yang selesai memperhatikan keadaan segera berjalan keluar, melewati teras rumah, dan langsung menuju ke pagar rumah kami!
Aku memperhatikan dengan ketegangan dari balik pintu yang sengaja sedikit kubuka untuk mengintip. Kak Alya benar-benar keluar hanya pakai tanktop putih saja. Tidak memakai bawahan apapun sama sekali. Kak Alya berani sekali! Bener-bener nakal nih Kak Alya. Mana yang menyalakan pakai lenggak-lenggok sambil sesekali menoleh ke arahku dan menyalakan kaca. Entah Pak Tua itu melihat atau tidak, karena dari yang kulihat, tinggi badan Pak Tua itu hanya sedikit di atas batas atas pagar rumah kami. Untungnya sisi tengah pagar kami dilapisi plastik fiber berwarna gelap, jadi badan bawah kak Ochi tidak terlihat jelas. misalnya.
"Iya Pak.. ada yang bisa saya bantu?" suara kak Alya merdu banget saat menyambut orang itu dari balik pagar. Orang tua mengenakan kemeja putih dan membawa peta.
"..Ehm.. Eh, iya non.. anu.. maaf mengganggu.. saya dari Yayasan Penampungan Anak-Anak Terlantar, non.. Kedatangan saya untuk meminta sumbangan dari si non.. seikhlasnya.." si Bapak peminta sumbangan itu yang berbicara dengan bahasa sok rapi tiba-tiba gelagapan melihat kak Alya. Siapa sih yang tidak salah tingkah melihat kak Alya? Apalagi kak Alya kini mengikat rambutnya dengan mengangkat kedua tangan, hingga otomatis dada terlihat membusung maju kedepan. Kakakku seolah sengaja memberikan pose dan tontonan gratis bagi Orang itu.
1225Please respect copyright.PENANAwQAXYckUMM
"Panggil Alya saja Pak.."
"Oh iya.. non Alya.. hehe.. sampai lupa memperkenalkan diri, nama saya Pak Amin.."
“Pak Amin, Alya nyumbangnya berapa yah?”
"Aduh non Alya.. berapa ajalah kalau dari si non, seikhlasnya.. ini sih, demi anak-anak terlantar juga non.. hehe.." jawab orang tua itu cengengesan, terlihat kumisnya yang mulai ubanan melebar tersungging. Dasar muka mesum! Mata mulai jelalatan kemana-mana ngelihatin kakakku ini.
"Berapa aja atau apa aja nih Pak? Hihihi.."
Sambil sekilas melirik kearahku kak Alya bertanya padanya dengan menyilangkan kedua tangannya di bawah dada sehingga 2 susu kak Alya yang hanya terbalut tank top putihnya seperti mau menyembul kedepan. Gila kak Alya, berani amat mamerin susu dan cetakan pentil di depan orang itu. Baru saja aku penasaran pejuhku, kini sudah ada dorongan lagi untuk onani. Aku benar-benar tak tertolong.
"Hah? Anu neng.. eh, non.. berapa aja juga boleh.. kalo apa aja juga boleh kok, hehe" senyumnya makin lebar tuh orang. Pasti isinya sudah terisi dengan bayangan yang engga-engga tentang kakakku.. "Hihi.. ya udah, yang berapa aja dulu deh Pak… Ini Alya mau sumbangin lima puluh ribu.. tapi Alya ada uang seratusan Paak?" kata kak Alya yang sengaja memanja-manjakan suaranya. Kakakku ini ngapain sih!?
"Ooh.. sini Bapak tukarkan dulu deh.. kebetulan ada warung di dekat sini.. nanti saya kembali lagi ya.." tiba-tiba si Bapak itu sudah pergi untuk memecahkan uang kak Alya.
Saya dapat bernapas lega saat ini. Sungguh melihat mereka berdua ngobrol tadi membuat perasaanku tak menuntu. Bagaimana tidak? Orang tua peminta sumbangan diladeni oleh kak Alyaku yang bokong dan paha putihnya terpampang kemana-mana. Aku sempat melihat bapak tadi agak menjinjitkan kakinya sesekali, entah dia tahu atau tidak kalau kak Alya tidak mengenakan apa-apa lagi dibawah. Entah bagaimana kalau kak Alya benar-benar bugil di balik pagar.
"Adeek!" kak Alya membuyarkan lamunanku. Kak Alya menoleh kearahku dengan nakal dan tersenyum genit.
Dengan sengaja tanpa melihat lagi keluar pagar, kak Alya tiba-tiba mengangkat tank top sampai keatas dadanya. Sambil menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri kak Alya memamerkan susunya kepada saya. Dua susu putih nan indah dan montok itu bergoyang-goyang. Masih belum habis kagetku, Kak Alya kemudian mengangkat tanktopnya lagi sampai melewati kepalanya dan lolos dari tubuhnya, lalu disampirkan sembarangan di atas pagar. Kakakku benar-benar bugil! Hal yang tak kukira sebagai khayalan saja kini benar-benar terjadi! Ooh, kak Alyaku benar-benar mewujudkan fantasiku.
Masih dengan keadaan telanjang bebas, kak Alya bergaya imut dengan menempelkan telunjuknya pada pipinya yang digembungkan. Uuuh! Kak Alya benar-benar imut, bikin aku gemes banget, tapi juga nakal. Adek sendiri dibikin tersiksa.
"Adeek.. Hihi.. ayo dek! Kocok yang kuat.. ayo berangkat!" kak Alya memberi semangat padaku dengan gaya imutnya dan suara pelan mendesah sambil terus bergaya seksi di luar.
1225Please respect copyright.PENANAWkZlFyyw44
"Uugh.. Kak Alya.. kakak nakal banget sih.. aku jadi gak kuat nih kaaak.." aku meracau sambil mengocok kontiku. Tiba-tiba kemudian aku melihat kepala seseorang mendekati pagar rumah kami. Bapak tua itu sudah kembali! Tapi… kak Alya belum memakai tanktopnya..!?
"Ini non kembalinya lima puluh ribu.. maaf yah, Bapak agak lama tadi.. Hah?" tiba-tiba orang tua itu terkejut. Meski hanya bisa melihat kak Alya sebatas bahu keatas, pastilah ada yang berbeda dari penampilan kak Alya.
"Ada apa Pak Amin? Hihi.. Pak Amin simpan aja yah kembalinya.." jawab kak Alya santai. Sepertinya kak Alya tau kalau Pak Amin sadar ada sesuatu yang berbeda dari kak Alya.
".. Eeh.. anu non.. uang saya.. eh, uang non Alya.." pastilah orang itu menyadari kak Alya yang tadinya terlihat ada tali bahu tanktopnya, sekarang sudah tidak ada. Entah orang tua itu tau atau tidak, tapi lihat kak Alya tanpa bahu tanktop, kak Alya seperti sedang bugil di hadapan pria tua itu. Duh, kakakku ini, dia nggak takut diperkosa apa? Kak Alya bener-bener nekat.
Sambil mereka tetap menjulur, si bapak itu mencoba memajukan badannya mendekati pagar. sepertinya dia ingin mencoba melongok ke dalam dan melihat kak Alya secara utuh. Tapi kak Alya sengaja maju mendekatinya sehingga bapak itu sungkan dan mundur lagi. Aduh kak Alya… Aku antara rela dan tak rela kalau kak Alya sampai dilihat bugil olehnya, tapi kocokan di otong semakin kuat melihat kak Ayla meladeninya sambil tetap bergaya centil.
Saat kak Alya berposisi dekat dengan si bapak itu, mereka berbicara agak pelan. Saya tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan.
1225Please respect copyright.PENANAEpcEWUtt3k
1225Please respect copyright.PENANAmlRYj98IGU
1225Please respect copyright.PENANAFmYSlRT7S0
"Ya udah, Pak Amin simpan saja yah..kan mereka lebih membutuhkan dibandingkan Alya"
"Anu non, hehe.. makasih banyak yah.. udah baik, ramah, cantik lagi si non, hehe.. aduh si non.."
"Kenapa Pak?"
".. Eh, engga non.. ini.. saya kalau begitu mau pamit aja yah.. izin non.." Pak tua itu sudah mau pergi.
"Hihi.. iya deh, kasian Pak Aminnya juga.."
"Hah?" aku dan orang tua itu sepertinya sama-sama kaget dengan tembakan langsung kak Alya.
"Pak Amin.. kebelet kan dari tadi? Hihi.. asal jangan dibuang sembarangan ajah ya Pak? Entar keinjek orang loh.."
“Eh.. iya neng..anu.. mari, bapak izin..” si bapak itu dengan salah tingkah pergi meninggalkan kak Alya sendiri. Telanjang di luar di balik pagar. Setelah bapak itu pergi kak Alya yang masih berdiri di dekat pagar kembali menoleh kearahku.
"Adeek.. udah liatnya?" tanya kakakku dengan nada manja menggoda. "Udah kak.."
"Adek suka?" "Suka kak.."
"Mau dikeluarin dek?"
"Mau banget kak, aku udah ga tahan nih! Uugh!" aku masih sambil terus mengocok menunggu kak Alya untuk kembali masih ke rumah. Tapi kak Alya
1225Please respect copyright.PENANAkiIbZJPh6r
masih belum juga pindah dari tempatnya. Dia malah menyandarkan punggungnya di pagar tempat kak Alya ngobrol dengan orang tua tadi.
"Sini donk dek… Masa kakak yang kesana sih? Emang adek ga mau ngeliat kak Alya telanjang di sini?"
Duh kak Alya… kakakku ini memang suka banget mancing-mancing kalau aku sudah tanggung begini. Akupun yang seperti orang bodoh segera mengganggu kak Alyaku yang seksi sambil masih membawa celana pink kak Alya yang belepotan pejuhku tadi.
"Kak.. kalau dikeluarin di dalam mulut kak Alya boleh nggak? Hehe" pintaku untung-untungan.
"Hah? Jangan donk...masa burung adek sendiri masukin ke dalam mulut kakaknya siih? Nakal nih adeknya..."
"Abisnya, kakak juga yang nakal, godain aku terus.. Ya kak.. boleh ya… Pleasee.." Sambil terus merayu aku pasang tampang memelas, siapa tahu berhasil. Walau dengan melihat kak Alya bugil di depanku seperti ini saja sudah bikin aku sangat tidak tahan. Hanya dalam hitungan detik bisa saja aku meledak dan muncrat kemana-mana lagi.
".. Teruus.. nanti mulut kakak juga dipipisin sama pejuh adek? Gitu?" sambil dengan gaya centil menunjuk bibir merah imutnya yang dimanyunkan itu. Aku sudah hampir gila menahan ledakan otongku, tapi tetap ku tahan. Aku tak mau meledak duluan sebelum tercapai keinginanku untuk dilumat otongku oleh kak Alya.
"Uugh, kak Alya.. nakal niih.. boleh ya kaak?"
"Gak mau ah dek..kalo ketelan sama kak Alya gimana dek?"
1225Please respect copyright.PENANAjnWnbf7N4t
"Silakan ya kaak.."
"Hihi.. kasian banget sih kamunya dek.. disini aja yah.." kata kak Alya kemudian muncul di hadapanku sambil membusungkan dada di depan penisku yang sedang kukokok terus dari tadi.
"Didada kakak??" Ugh…
Sambil berlutut kak Alya melihatku dengan wajah sayu. Menunggu semprotan pejuhku ke dada.
"Bayangin deh dek… kalo Pak Amin tadi ngeliatin kakak telanjang kayak gini.. Hihi.. Kakakmu ini bakal diapain ya?"
".. Uugh.. kakak pasti diperkosa.. apalagi orang tua itu pasti belum pernah melihat cewek cantik dan seksi yang menggoda kayak kak Alya.." jawabku sambil terus mengocok kontiku.
"Gitu yah dek? Berarti kakak kandungmu ini bakal dientotin donk sama bapak- bapak tua itu dek? Hihi.. kebayang gak sih dek, kakak yang masih muda dan putih ini, ditindih sama bapak yang sudah tua dan item itu?"
"Uugh! Abisnya kak Alya sih nakal!"
“Trus sambil kakak dientotin sama bapak itu, kakak bilang gini sama adek, 'Adeek.. kakak dientotin nih sama bapak ini, katanya kakak mau dihamilin tuh dek.' Hihihi..."
"..arrgh, kakak!" kocokanku semakin pembohong.
"Mana tadi bapak bilang sama itu, dek.. kalau mau minta sumbangan uang atau pakaian datang aja kesini lagi, gitu dek.. apa kakak sumbangin diri kakak aja yah dek? Hihi.."
"Kak Alyaa! ARRGHH!"
1225Please respect copyright.PENANAWx7CoY8E1P
1225Please respect copyright.PENANAmoyWGyrHU1
1225Please respect copyright.PENANAkrcwPHI6XF
“COOOT!” Semburan pejuhku muncrat mendarat di atas dada kak Alya. Sebagian besar muncrat sampai ke leher dan dagu kak Alya. Memang tidak begitu banyak seperti sebelumnya, tapi sensasinya onani di depan kakaku sambil membayangkan semua yang kak Alya ucapkan tadi membuatku masih tubuhku kejang dan bergetar meski sudah tak mengeluarkan pejuh lagi.
Sedang kak Alya dengan mata sayunya masih terus menatap wajahku yang baru saja dilanda setruman orgasme.
Sambil melap pejuh di dada dengan celana pink yang diambilnya dari diterima, kak Alya mencolek sperma kentalku yang mampir di dagunya dengan ujung telunjuknya. Lalu dengan pandangan sayu, kak Alya melihatku sambil memasukkan ujung sekrup yang belepotan pejuh ke dalam mulut. Sungguh seksi kak Alyaku ini.
"Hoek! Gak enak! Nih.. buat nambahin kerjaan adek, cuci ampe bersih!" untuk kedua kalinya kak Alya melempar celananya yang belepotan pejuhku itu kemukaku. Mimpi apa aku harus mencium bau pejuhku sendiri, dua kali dalam sehari! Tapi kalau setelah ngecrotin kak Alya sih, aku mau-mau saja. Tapi tetap saja aku merasa risih dengan pejuhku yang mampir ke mukaku ini.
"Iiihh! Kak Alyaa!" Aku berteriak sambil mengejarnya sampai ke dalam rumah karena melempar celana itu ke mukaku.
"Hahaha! Bersihin donk adek, udah ngotorin masa ga mau bersihin.. Hihi.. udahan ah ngejarnya.. capek tau" ujar kak Alya yang setelah dia lelah duduk di ruang keluarga dengan tetap bertelanjang badan.
"Kak…"
“Hmm? Apa dek?”
1225Please respect copyright.PENANAy9pxhnRnvQ
“Kakak serius tadi bilang ke bapak itu supaya balik lagi kalau mau minta sumbangan?” tanyaku yang masih penasaran.
"Umm..iya dek..emang kenapa?" tanya kak Alya balik dengan lugu, padahal aku kan tidak rela kalau dia kembali lagi, si Pak tua bermuka mesum itu. Berani- beraninya mau melongok ke dalam pagar supaya bisa melihat tubuh polos kakakku.
"Ya ngga pa-pa sih kalo emang buat sumbangan.. tapi tampangnya itu, mesum.."
"Hihi.. iya tuh, kayak adek.. sebelas-dua belas sama si bapak tadi kalo dijejerin, hihi.." sialan nih Kak Alya, masa aku disamakan dengan bapak tua itu. Tapi siapa juga yang tahan kalo liat kak Alya seperti ini. Udah cantik, putih, seksi, telanjang pula.
"Ah! Kakak tuh sukanya godain aja!" aku pura-pura marah sambil maju dan memeluknya.
Seperti biasa kak Alya tertawa cekikikan dan merasa tidak keberatan sama sekali kuperlakukan seperti ini. Kakakku yang baik dan cantik. Kakakku yang seksi dan suka menggoda.
Tapi aku masih memikirkan satu hal. Ngapain sih kak Alya nyuruh orang itu kesini lagi? Apalagi yang ngajak orangnya kayak kak Alya, malahan dengan penampilan seperti tadi membuat si Bapak tua tadi pake ngintip-ngintip ke dalam. Aku yakin tentu saja dia pasti akan datang lagi.
"Oiya dek.. tanktop kakak yang tadi kakak taruh di pagar kok ngga ada yah?" "Hah?! Serius kak?"
1225Please respect copyright.PENANAzaeLu1M1mR
1225Please respect copyright.PENANAokKvZuIwxH
1225Please respect copyright.PENANArrOhE1g64P
"Kak..." panggilku. "Hmm? Apa dek?"
"Malam ni tidur bareng lagi yuk..."
"Tidur bareng? Kamu udah ngantuk emangnya?"
“Belum sih kak…pengen guling-gulingan sama kakak aja sampai ngecrot, hehe”
"Huuu… ngecrot, ngecrot… enak aja! Kan kemarin malam adek udah bobok di kamar kak Alya?"
“Hehe.. iya sih kak, abisnya kebayang terus sama yang kemarin siang” Aku mengingat kejadian hari sebelumnya di mana kak Alya nekat menemukan peminta donasi dengan telanjang badan. Meski hanya berdiri di belakang pagar yang tertutup plastik fiber hitam, tetap saja apa yang dilakukan kak Alya membuat tegang dan panas atas bawah. Itu saja baru berdiri di balik pagar dan masih di dalam halaman rumah kami, entah bagaimana kalau kak Alya sampai nekat bertelanjang badan sampai keluar rumah. Dan membayangkannya saja sudah membuat penisku menegangkan sangat keras hingga malamnya aku tak tahan dan mengerjai kakakku di kamarnya. Apalagi kalau bukan karena nakalnya kakak kandungku..
"Males ah! Bed cover sama celdam kesukaan kakak ampe kotor tuh belepotan peju kamu, awas ya ngga dicuci! Kakak ngga bolehin kamu ngecrot lagi.. huuu.." ledek kak Alya dengan gaya manyunnya yang imut itu. Oh kak Alya.. Kenapa aku harus jadi adekmu sih kak?
“Kan adek udah janji bakal cuciin semuanya kak.. mau ya kaak..?” “Hihihi.. bolehin gak yaah?”
“Hehe, bolehin donk kaak?” tanyaku lagi. Aku betul-betul pengen pejuin kakakku yang cantik ini lagi seperti malam sebelumnya.
“Hihihi… dasar kamu tuh… Jadi kamu pengen ngecrot sebelum tidur yah dek?” “Iya kak…pengen ngecrotin badan kak Alya pake peju aku, hehe”
“Dasar porno, kakak sendiri dicabulin terus, dipipisin lagi pake peju!” “Abis kak Alya ngegemesin sih.. hehe..”
“Kayak semalem donk dek?”
“Hehehe.. iya nih kak.. Pleasee..” “Bener nih cuman mau gitu ajah?” "Hah? maksudnya kak?"
“Hmm… sekarang jam berapa yah?” “Baru selai sebelas kak”
“Tuh… masih jam sebelas. Cepat banget sih kamu boboknya…” “Biarin, lagian gak tahu pengen ngapain lagi”
“Pikiranmu nyabulin kakak terus sih… hihihi” “Hehehe… kakak juga siih..”
“Hmm… selai segini di luar rumah udah sepi kan yah dek?” tanya kak Alya sambil tersenyum-senyum manis.
“Iya kak, kenapa?”
“Buka celana kamu, terus lihat kakak yah dek…” ujar kak Alya menawarkan mata. Aku yang bingung dia mau apa hanya menuruti saja perintahnya, akupun membuka celanaku dan langsung memgang penisku yang mulai menegangkan di
1225Please respect copyright.PENANAP2KnuzTr1j
depan kak Alya. Dengan senyum-senyum melihatku, kak Alya juga membuka celana legging ketatnya dengan perlahan di depanku, bagian bawah tubuhnya kini terbuka! Paha, pantat dan vaginanya yang tembam berbulu halus di atasnya terpampang bebas untuk dilihat. Semua kancing bajunya juga dia buka sehingga buah dadanya jadi tergantung dengan bebas, tapi dia masih mengenakan jilbab!
“Nih dek… kakak kasih kamu bahan coli malam ini… nikmatin puas-puas yah dek” kak Alya dengan santainya berjalan ke luar rumah dengan kondisi seperti itu! Hanya memakai jilbab serta kemeja pink yang seluruh kancingnya terbuka. Susu kak Alya yang putih dengan puting coklat kemerahan bergoyang bebas kesana kemari. Kakakku betul-benar nakal. Akupun mengikuti ke luar rumah sambil mulai mengocok penisku. Tapi tiba-tiba dia bilang…
1225Please respect copyright.PENANAsAOHt6AVGh
“Adeeek…. Lihat yah, sekarang kakak bakal keluar pagar nih…” “Hah? Ke..keluar pagar kak? Tapi kalau dilihat orang bagaimana?” tanyaku heran, tapi dia malah hanya tersenyum manis, lalu melangkah dengan santainya keluar pagar, kak Alyapun berdiri di tengah jalan dengan kondisi seperti itu, yang mana kakak kandungku ini hampir bertelanjang bulat! Badanku langsung lemas dan panas dingin melihatnya. Entah apa jadinya bila ada tetangga kami yang melihatnya. Jam segini lingkungan rumah kami memang sudah sangat sepi, tapi bukan berarti gak ada orang yang bakal lewat juga kan!?? Dan mengocok penisku juga semakin cepat melihat pemandangan ini. Kak Alya yang hampir telanjang sedang berada di lokasi nakal di luar rumah kami.
Aku yang jadi cemas minta ampun dibuatnya karena tingkah binal kakakku ini. Berkali-kali aku celingak-celinguk untuk memastikan tidak ada orang yang lewat. Kak Alya sendiri malah mondar-mandir dengan santainya sambil
1225Please respect copyright.PENANAFYGZXvhx62
sesekali melirikku, tersenyum manis dan juga berekspresi imut padaku. Sungguh bikin gemeeeeesss.
“Adek…” panggilannya setelah beberapa lama dan mendekatiku kepagar rumah. “I..iya kak?”
“Kakak sering bikin adek tersiksa yah?” “Uhm.. Iya, kakak nakal..”
“Hihihi.. Kakak jahat donk sama adek?”
“Iya tuh.. Kak Alya selalu bikin burung aku sakit, pengen dicrotin terus tiap hari..”
“Kalo kakak jahat sama adek.. kakaknya dihukum donk dek?” “Dihukum kak?”
“Iyah.. Sekarang kamu kunci kakak dari dalam yah…” “Hah??????”
1225Please respect copyright.PENANASYoddPhNkX
“Iya… kunci kakak, kurung kakak di luar, 10 menit aja… hihihi…” katanya lagi melirik nakal. Saya benar-benar terkejut mendengarnya. Dia meminta aku menguncinya di depan rumah dengan busana seperti itu!? Meski cuma 10 menit tapi tetap sangat beresiko. Ini benar-benar di luar fantasiku! Kakakku betul-benar nakal!
“Tapi… kalau ada apa-apa gimana kak?”
“Hihihi, Gak tahu deh, mungkin kakak bakal diperkosa habis-habisan kali yah dek… Pokoknya apapun yang terjadi kamu gak boleh buka pagarnya sebelum 10 menit yah… kalau kakak sampai diperkosa ya gimana lagi, kakak cuma bisa pasrah aja… hihihi” hah? Aku sungguh dibuat lemas mendengarnya.
1225Please respect copyright.PENANAnrtnzUSohx
"Adek! Tutup deeeeeekk… tidak bisa dikunci!" ujar kak Alya yang segera menutup pintu pagar. Aku entah kenapa betul-betul menurut kataya untuk mengunci pintu pagar. Sekarang kakakku terkunci di luar sana. Entah apa yang akan terjadi selama 10 menit dari sekarang. Jantungku berdebar dengan kencangnya… Kak Alya…
“Kak… masih di sana kak?” tanyaku dari balik pagar.
"Eh, adek! Jangan ngintip!" teriak kak Alya pelan saat aku mencoba mendekati pagar untuk dapat melihat apa yang sedang kakakku lakukan di luar sana. Saya memang tidak bisa melihat dengan jelas karena pagar rumah kami ditutup fiber plastik berwarna gelap.
“I..iya… tapi kakak baik-baik aja kan?” tanyaku lagi. “Iyah… kenapa sih? Belum 1 menit juga…”
“Iya sih.. tapi kan…”
Duh… entah kenapa 10 menit ini terasa sangat lama. Aku sungguh panas dingin di sini. Membayangkan kakak kandungku yang cantik jelita dengan kondisi nyaris telanjang bulat dan terkunci di luar sana betul-betul membuat aku belingsatan. Ih..kak Alya.
"Kamu sendiri sedang apa dek? Lagi ngocok yah?" katanya. “Iya kak.. sedang ngocok…”
“Hihihi… Kocok terus yah dek… Kamu bayangin gih… kakak yang sehari-hari bila keluar rumah selalu dikenal sopan dan memakai pakaian tertutup, sekarang nyaris telanjang bulat dan terkunci di luar pagar”
“Ugh… kak Alya…”
1225Please respect copyright.PENANAgnrLrzaQU3
1225Please respect copyright.PENANAuzqk107oKu
1225Please respect copyright.PENANA6I2NBgH0ph
“Aurat kakak kebuka semua kayak gini dek.. vagina kakak, susu kakak… tapi masih pake jilbab. Gak tahu deh apa jadinya kalau ada tetangga yang lihat, hihihi…”
“Duh kak… jangan sampai tetangga lihat kak.. udah dong kak… masuk yah…” ajakku lagi sungguh berdebar-debar, tapi penisku tetap tegang luar biasa sambil terus ku kocok-kocok.
“Kalau kakak teriak, kira-kira apa yang bakal terjadi yah dek? Hihihi” “Hah? Kak… pliss… jangan!”
"Ah!" teriak kak Alya pelan yang kemudian tertawa cekikikan.
“Kak… jangan teriak-teriak!” Gila, aku sungguh panas dingin. Kalau sampai para tetangga terbangun dan melihat keadaan kak Alya, entah apa yang akan terjadi.
“AAWW!” Teriaknya lagi lebih keras. “Kak… kumohon…… jangan….”
“AAAAAAWW!” teriakannya semakin keras. Sumpah! Jantungku mau copot rasanya.
“Kak…tolong hentikan…tolong….” Lututku betul-benar lemas. “Hihihihi… iya deh iya… tapi dek…” katanya kemudian. “A..apa kak?”
“Kayaknya ada yang datang deh…”
"Hah?? kak… masuk kak! Aku buka yah pagarnya…” tawarku cemas.
“Jangan dek… udah kakak bilang apapun yang terjadi jangan dibukain… dan jangan ngintip yah…” katanya memperingatiku.
1225Please respect copyright.PENANApTqzuli0j6
“Tapi kan kak…” Jantungku betul-betul berdebar dengan cepat. Tapi terdengar kalau Kak Alya malah melangkah semakin menjauh ke arah jalan untuk melihat siapa yang datang. Duh… kak… jangan bikin aku mati lemas dong…
“Makin deket dek… adek…. Makin deket!” Ujar kak Alya pelan-pelan dari berkelahi yang malah terkesan sangat antusias bila ketelanjangannya dilihat oleh orang lain, sedangkan aku di sini mati kecemasan. Nafasku tertahan. Apakah akan ketahuan…? Oh… kak Alya…..
“Hihihi… Cuma anjing lewat kok dek…” kemudian menjawab rasa penasaranku. Fiuuuuuuuuuuuuuh… lega mendengarnya.
1225Please respect copyright.PENANASwVBjySWSN
“Udah… kamu masuk gih ke dalam rumah… masih lama lho 10 menit” katanya yang terdengar semakin menjauh dari pagar rumah.
"Kak… kak Alya! Kakak mau ngapain? Jangan jauh-jauh kak!" teriakanku tertahan.
“Kakak mau… pipis…” ucapnya centil.
"Hah? Pipis???" Gila! Kak Alya mau kencing di luar sana!?? Tak lama kemudian terdengar suara air mengucur di sebelah sana. Tampak di seberang jalan, kalau begitu berarti kak Alya… pipis di depan rumah tetangga kami! Rumahnya Pak Haji Somad!
Lamas rasanya badanku….. Ini semakin melebihi fantasiku. Bahkan belum 5 menit. Oh… apakah yang akan terjadi selanjutnya….
Aku sungguh tidak mengira kakakku akan senekat itu. Entah apa yang terjadi bila keluarga Pak Somad melihat kelakuan kak Alya, kakakku yang mereka kenal sangat sopan, kini sedang pipis sembarangan di depan rumah mereka. Tapi sepertinya saya takut itu tidak terjadi, mudah-mudahan juga tidak.
EPISODE SELANJUTNYA BISA DILIHAT DIKARYA KARSA KOIN
https://karyakarsa.com/netorare/episode-1-kak-alya
ATAU BELI FULL LEWAT TELE @carlcawho
ns216.73.216.251da2