Ternyata istriku sangat bilal

Zhea mengambil Hp nya dan mencari akun

Instagramnmiliknya.

Satria dari aplikasi Instagram

"Yah di gembok" Zhea merasa kecewa, namun

ia putuskan melihat lihat foto dan video Satria,

sang laki laki dalam imajinasinya, melalui Hp

suaminya.

Nafas Zhea naik turun dan terasa berat saat ia

melihat beberapa foto Satria yang hanya

memakai celana pendek sepaha yang sedang

berada di sebuah gym. Sejak dulu Zhea

memang sering mengangumi laki laki yang

atletis namun sayangnya suaminya bukan lah

tipe laki laki yang ia kagumi.

Zhea tidak bisa mengalihkan pandangan nya,

bahkan terpaku pada foto yang sama sama

menggunakan celana pendek namun tonjolan

pada/ selangkangan nya terlihat jelas. Zhea

yang tengah birahi merasa semakin birahi

membayangkan sedang duduk diatas pakuannya

Zhea mengelus elus penis mainan tersebut

diwajahnya, lalu diemut sdikit ujungnya dan

dia menggenggam benda tersebut lalu memaju

mundurkan tangannya sambil mengemut

bagian kepalanya.

"Andai penis mu bisa seperti ini kaakk.. Tapi

ini bukan penis kamu.. ini penis Satria kan?

Semalam kamu suruh aku membayangkan

Satria sambil kamu masukkan benda ini

kedalam vagina ku" Zhea berucap dengan

lancar.

"Kamu masih mau puasin aku kan Satria?"

Zhea menatap foto Satriab dan meletakkan

dildo tersebut keatas vagina nya.

zhea kémbali menggesek gesekan ujung dildo

ke vaginanya yang kembali basah sambil

melinat foto Satria.

"Uuhhhh Satriaaahhhh... Puasin akuhh" Zhea

mendesah pelan. "Mmmhhhh... Jadiin

Satriaaahhhhh" aku lonte kamu

Zhea memasukan dildo tersebut kedalam

vaginanya perlahan-lahan.

"Mmmmmmhhhhhhhh..

aahhhhhhhhhhh"

Desahan Zhea terlepas, ketika 1/4 dildo

tersebut masuk kedalam vagina nya dan

perlahan Zhea memasukan dildo tersebut

sampai ke pangkal dildo yang berbentuk

seperti sepasang testis.

Zhea diam sejenak, pikirannya menjelajah ke

suatu tempat.

"Semalem vagina ku rasanya lebih penuh

daripada ini" gumam Zhea dalam hati merasa

kan $ensasi berbeda antara penis Satria yang

sebelfarnya yang masuk kedalam vaginanya

semálam dan dildo yang kini bersarang dalam vaginNya.

Dengan mengabaikan rasa yang berbeda

tersebut, Zhea mulai mengocok vaginanya

perlahan dengan dildo tersebut.

"Mmmmhhhhh nikmaaathhhhh"

sssshhh Zhea aahhhhhhh mengerang,

desahannya terdengar ke seluruh penjuru rumahnya.

"Sssshhh aaahh aahhhhh Satriaaahhhh penis

kamu enakhhh" Zhea terus memandangi foto Satria.

Zhea tanpa sengaja menemukan sebuah

tombol dibagian ujung pangkal dildo yang

berbentuk seperti buah zakar. Ketika ia

menekan tombol tersebut, dildo tersebut

bergerak maju mundur didalam vagina Zhea.

"Aagkkhhhhhhh awwhhhhhh ooouuhhhh

enakh bangethhh aaahhhhh Satriaaahhhh'

Zhea masih memandangi foto Satria sambil

menikmati sodokan dildo yang bergerak maju

mundur didalam lorong rahim nya.

"Aaaahhhhh enakkhhhhh aahhh

Satriaaahhhh oouuhhhhhh penisshh aahhhh

kon....tolll kamu enakkh Satriahhhhh" Zhea

lagi lagi merasakan sensasi aneh dalam

dirinya ketika menyebut kata vulgar tersebut.

"AaaahhhhkontolllllkamuSaaaatttriaaahhhh..

Kontol Satriaaaahhhhhh Satriaaahhhhh... Kontolhhh

aaakkhhhhhhhhh aaakhhhnh aaakhhhhhhhhh"cairan deras menyembur keluar. Tiba tiba pintu terbuka.

"Jea?Ngapain? Katanya gak mau?" Muchlis

merasa senang melihat istrinya sedang

melakukan masturbasi dengan dildo. Dengan

cepat Zhea mematikan dildo tersebut. Tatapan

nya merasa bersalah, bukan takut dimarahi

namun merasa malu.

"Hp ku?" Muchlis mengambil Hp nya yang

berada di sandaran lengan sofa.

"Foto Satria? Kamu bayangin dia?" Muchlis

menatap ke layar Hp nya.

"Maaf kak.. aku gak bermaksud beneran

begituan sama dia" Zhea ketakutan.

"Katanya tadi gak mau pake benda beginian?

Dan gak mau nurutin fantasi ku lagi?" Muchlis

mengelus payudara Zhea.

"Ngebayangin dia kan? Ngebayangin kamu

dientot dia?" Muchlis memegang pangkal dildo

yang masih berada dalam vagina Zhea lalu

menekan tombolnya dan menarik lalu

mendprongnya dengan pelan kedalam vagina zhea

"Aaaahhhhh

kaaakkkhhh

enak banget

diginiinhhhh" kepala Zhea menggeleng geleng

dengan kedua mata terpejam.

"Kontol siapa ini?" Muchlismenarik dildo

tersebut hingga menyisakan beberapa cm

didalam vagina Zhea lalu memasukannya lagi

"Satriahhh.. memejamkan penis Satriahhhh" menggambarkan matanya, raut Zhea perlakuan suaminya.betapa ia menikmati

"Gimana kalo kontól Satria lebih besar

daripada ini, lebih keras dan lebih panjang

Muchlis mengocok ngocok vagina Zhea dengan

dildo yang terus bergerak. Pinggul Zhea pun

bergerak maju mundur sebagai bentuk respon

kenikmatan nya. Aaaaahhhhhh kaaakkhhhh" Zhea semakin terlihat menikmati.

"Kamu mau kontol Satria?" Muchlis terus

menekan dildo tersebut lalu mengaduk aduk

vagina Zhea dengan dildo tersebut.

"Aaahhhhhh...

iiihhhhyaaaaaahhhhhh ihhhhhhhh Maaauu

peniiissss kaaaakkkhhhh.. AHHHHHHHHHHHH"

Satriaaahhhhhh. Cairan kenikmatan

mengalir deras untuk kedua kalinya dariv agina Zhea.

Nafasnya memburu, tubuhnya terasa lemas.

Muchlis pelan pelan mencabut dildo tersebut

dari vagina Zhea.

"Kamu beneran mau kontol Satria?" Muchlis

mendekatkan wajahnya ke wajah Zhea.

"Mhhhhh memangnya boleh?" Zhea membuka

matapya yang sebelumnya terpejam.

"Kalau kamu mau, aku bolehin. Lagipula salah

aku juga kan yang nyuruh kamu bayangin dia

tiap kita ngentot" kata Muchlis.

Zhea bingung. Disatu sisi ia memang

penasaran pada penis yang sering ia

bayangkan dan disatu sisi, ia tidak berani

untuk melakukan hubungan sèx dengan laki-

laki lain selain suaminya sendiri.

"Hmmmm, nggak kak. Aku cuma mau sama

kakak. Lagipula belum tentu Satria bisa buat

aku puas kan?" Zhea berbohong.

"Tapi, gimana kalo aku mau lihat kamu di

grepe grepe sama dia?"' Usul Muchlis.

"Maksudnya kak?" Zhea berpura pura polos.

"Dia cuma boleh nyentuh kamu, raba raba

kamu, tapi gak boleh ngentotin kamu" kataMuchis.

"Kakak suka aku seperti itu sama Satria?"

"Iya, aku ingin lihat kamu di grepe grepe Satria"

ucap Muchlis, dengan pelan.

"Kalo aku jadi pengen digituin batria gimana?"

Tanya Zhea lagi.

"Gak boleh, kamu cukup digrepe sama dia.

Aku sebenarnya gak mau juga kalo kamu

sampe dientot sama dia" jawab Muchlis.

"Hmmm gimana ya kak, aku gak yakin soal ini

sebenernya, Kamu gak jadiin ini alasan buat

kamu selingkuh juga kan?" Tanya Zhea lagi

"Nggak sayang, aku gak pernah berniat

selingkuhin kamu" Muchlis menggenggam tangan Zhea.

"Aku pikir pikir dulu ya" kata Zhea.

"Kapan aku bisa dapet jawabannya?" Tanya

"Nanti aku chat sebelum jam 12" jawab Zhea

Muchlis tersenym dan mencium bibir Zhea

sambil meremas payudaranya. Kemudian

Muchlis pamit dan kembali ke kantor.

Diatas sofa, Zhea suaminya. Ia sungguh

memikirkan ide gila tak percaya

mengetahui suaminya benar benar ingin_ ia

disentuh oleh laki laki lain. Ia tak percaya,

sebelum menikah ia benar benar tak pernah

begitu dekat apalagi disentuh oleh laki lain

dan seteláh menikah justru suaminya sendiri

yang membiarkan dirinya disentuh oleh laki

laki lain. Namun, disisi lain, Zhea merasa

penasaran, terangsang dan vaginanya terasa

gatal ketika membayangkan Satria. Dalam

pikiranrya, ia berkali berkali mengatakan

bahwa ini adalah keinginan Muchlis, bukan

dia. Jadi dia tidak perlu merasa bersalah

sedikitpun karena Muchlis yang memintanya

melakukan ini.

Ditengah rasa bingung nya, kembali teringat

bagaimana ia begitu penasaran ya dengan

penis Satria yang menjadi bahan fantasi

mereka berdua selama ini

"Kak, malam ini sekalian ajak Satria makan

malam ya. Satria suka nya makan apa? Setelah

makan, kita baru bersenang senang seperti

keinginan mu sayang" pesan terkirim namun

belum langsung dibaca oleh Muchlis karena

masih diijalan. Malam telah tiba...

Suara deru mesin mobil BMW terdengar

didepan rumah Muchlis dan Zhea. Suara

mesin mobil tersebut tiba tiba berhenti dan

Satria turun dari mobil tersebut. Didepan pintu,

Muchlig dan Zhea telah berdiri menyambut

kedatangan Satria. Zhea tampak anggun

dengan/ tunik hitam dan rok coklatnya

Sehelai jilbab pasmina hitam dan kacamata

bulay menambah kecantikan dan manisnya wajah jea

"Selamat malam, Muchlis. Selamat malam,

Zhea" sapa Satria yang berjalan masuk

kedalam halaman rumah tersebut.

"Selamat malam Satria" jawab Zhea dengan pelan.

"Kamu boleh panggil dia Jea saja, dia lebih

akrab dengan panggilan begitu" kata Muchlis.

"Oh, hai Jea, ini aku bawa sesuatu" Satria

membawakan enam botol minuman soda

dingin dan menyerahkannya pada Zhea. Satria

menatap wajah Zhea dengan senyuman

sedangkan Zhea menundukkan wajahnya

dengan raut wajah yang memperlihatkan rasa

malu nya. Didalam ruang makan, makanan yang

dimasak oleh Zhea telah terhidang dan

menggugah selera. Namun pikiran ketiga

orang tersebut bukanlah tentang makanan

melainkan tentang sebuah alasan mengapa

Satria berada disini bersama kedua pasangan

suami istri tersebut.

Setelah selesai makan, mereka bertiga masuk

kedalam kamar. Suasana tiba tiba menjadi

kaku sejenak.

"Ayo kita main gunting batu kertas. Yang

kalah wajib buka satu pakaian" kata Muchlis

yang disambut dengan excited oleh Zhea dan

Satria.

"Nantangin banget ya" kata Zhea.

BUAT TRAKTIR KOPI klik link di bawah ini.

http://lynk.id/timunhijau/s/ge9ywo8e211e

ns216.73.216.238da2

Ternyata istriku sangat bilal

註冊

登入

介面語言:

故事語言: