"Ratna, aku mencintaimu." Sebuah kalimat terlontar begitu saja dari mulutku. 'Tuhan, ijinkan aku memiliki seorang pacar, kali ini saja.' Ucapku dalam hati untuk kesekian kalinya.405Please respect copyright.PENANA66pibkOtx2
Ratna tampak tertegun saat mendengar ucapanku, aku rasa ia bingung untuk menjawabnya. Namun aku merasa bahwa aku sudah tau jawabannya. "Maaf vin, tapi kamu terlalu kawai untuk seorang cowok. bayangin aja kita jalan bareng dan kamu lebih cantik dari aku. Kan sebagai cewek aku ngerasa gimana gitu. Aku nggak bisa jadi pacar kamu." Jawaban Ratna sama sekali tak menyakiti hatiku. Ditolak seorang cewek, sudah terlalu mainstream untuk diriku, dengan jawaban yang sama karena' aku terlalu cantik'. SANGAT BODOH!
Hai! Namaku Malvin Akahiko, seorang pria keturunan Indo-Japan yang tengah bersekolah disalah satu SMA ternama di Jakarta. Aku berusia 17 tahun dan aku masih jomblo loh. Hehehe. Seperti yang kalian tahu, aku baru saja menyatakan cinta pada salah seorang cewek di sekolahku namun tak berhasil. Aku sudah ratusan kali menyatakan cinta pada cewek dan tak satupun dari mereka yang tak segan menolakku, hanya dengan alasan aku cantik. *mewek ala syahrini*
Aku hanya cowok biasa kok, aku bahkan nggak pernah pakai make-up seumur hidupku. Kulitku putih seperti ibuku yang berasal dari jepang. Tapi bulu mata lentik dan tubuh yang mungil, itu semua bukan pilihanku, dan para cewek itu merasa tersaingi. Bagaimanapun cantiknya aku, hey girls! aku tetep seorang cowok.
'Kringggggg... Kringggggg... Kringggggg....!' bel tanda kebebasan dari kepenatan tengah menyampaikan kabar gembiranya, saatnya pulang.
Dengan segera aku kemasi semua buku dan peralatan sekolahku untuk bersiap-siap pulang. Aku berjalan ke arah lokasi loker siswa untuk mengambil beberapa barang yang tertinggal di loker. Kemudian Aku mengambil kunci yang berada dalam saku baju dan mulai membukanya.
Aku sangat terkejut menemukan sebuah kotak merah muda dan pita merah menghiasi kotak tersebut. Aku mengambil kotak itu dan membukanya. Dan sebuah boneka beruang mungil yang tengah membawa boneka bentuk hati ditangannya bertuliskan 'I Love you'.
senyum haru bagaikan mendapat piala oscar saat melihat boneka ini, aku cium dan kupeluk dengan bahagia seakan-akan yang aku peluk adalah sang pengirim. Siapa sebenarnya yang telah memberikan boneka ini padaku? Apa dia adalah seorang cewek yang tergila-gila padaku? Oh, bahagianya.
Perjalanan pulang terasa seperti melayang, bukan karena morvin, narkoba atau sianida ala jessica. Namun karena boneka imut yang telah meracuni pikiranku, menghujani diriku dengan ribuan tanda tanya tentang siapa pengirim dari boneka ini,andaikan rumput bergoyang dapat berbicara. *plak*
Sebuah tangan terasa mendarat pada bahuku, aku terkejut dan seketika menoleh. "Kak Reno." Sahutku saat melihat orang yang mengejutkanku ternyata si ketua osis super tampan pujaan gadis seantreo sekolah. What? Iri? Bukan gue banget. Honestly, ya dikit sih sebenernya.
"Sendirian aja vin? nggak ama Ratna?" ujar si cowok bongsor satu ini menggodaku.
"Yaelah, kayak biasanya kagak tau aja." Jawabku seadanya.
"Hehehe, udahlah nggak usah dipikirin Vin. Toh, selain Ratna masih banyak kok yang mau sama kamu." Kak Reno mengatakan hal itu dengan bahagia, mungkin lebih tepatnya menghiburku. Ya, sesama pria kan harus menyemangati satu sama lain.
"Yang mau sama aku kak? Siapa?" tanyaku dengan mata berbinar pada kak Reno.
Ia tampak berfikir, kemudian berkata "ada deh. Hwahahaha" tawa menggelegarnya memekakkan telinga.
"Ishh, Bikin penasaran aja? Siapa?" aku terus saja memaksanya berkata dan ia malah kabur.
"Kejara ku kalau pingin tahu vin." Sahut Kak Reno sambil menjulurkan lidahnya.
"awas aja kalau kena, aku ceburin empang." Rutukku ke arahnya. Bukan hal aneh lagi, seperti inilah keseharian kami saat pulang sekolah. Kak Reno itu udah kayak kakak buat aku.
Kamipun larut dalam bercanda dan gurau sepanjang perjalanan pulang. Kak Reno begitu baik padaku, dia selalu memberiku semangat saat para cewek itu terus-menerus menolakku. Aku sangat iri padanya, begitu banyak wanita yang mencintai dan mengagumi kak Reno namunia memilih untuk melajang. Setiap ditanya 'kenapa?', jawabannya akan selalu sama yaitu "Aku udah punya gebetan.". siapa sih gebetannya itu? cewek itu beruntung banget bisa ngedapetin bidadara kw tanpa sayap satu ini.
Dan tak terasa, perjalanan berakhir didepan gerbang rumahku.
"Nggak mau mampir nih kak?" tanyaku berbasa-basi.
"Kayaknya aku harus langsung pulang nih vin, aku ada jadwal buat futsal." Jawab Kak Reno dengan senyuman teramat sempurna. Meski aku juga cowok tapi aku mengakui kalau dia memang makhluk tuhan paling sempurna. kulit putih bersih, tubuh tinggi berisi, rambut pendek cepak ala David Beckham. Sekali lagi, Beruntung banget cewek yang dapetin si doi.
"Oh ya udah, makasih ya udah nemenin pulang. Hati-hati." Ujarku dengan senyuman yang tak kalah manis. Kyaaaa, maksa banget jadinya.
"Tapi aku kapan-kapan pasti mampir kok." Jawabnya sembari menatapku dari balik pintu pagar.
"Hmm, iya. Ditunggu hehehe." Jawabku.
Ia-pun berlalu, aku masuk ke dalam rumahku dan mulai mandi, ganti pakaian dan banyak lagi. Di saat-saat seperti ini aku teringat boneka tadi siang, dengan segera aku ambil tasku dan mencari boneka beruang tadi. Saat aku menemukannya dan aku peluk erat.
'Kira-kira siapa ya yang udah ngasih boneka ini?' Terbesit dalam fikiranku tentang pengirim si boneka amat menggemaskan ini.
***
Suasana belajar mengajar berjalan seperti biasa dengan damai, tentram dan abadi. Hingga negara api menyarang, eh! Maksudku hingga seorang cewek yang kemarin menolak cintaku minta rujuk. *mungkin maksud dia rujak* :D
"Setelah gue pikir-pikir, gue mau jadi pacar lu." Ucap Ratna dengan raut wajah tanpa dosa.
"Maksud lu?" Tanyaku dengan ekspresi malas dan tak lupa ditekuk.
"Ya, kita pacaran." Jawab Ratna dengan raut muka gembira dan plis, matanya berbinar kayak Nobita yang lagi dapet alat magic Doraemon.
"Aku-" belum sempat aku ingin menolak. Eh, sebuah tangan menarikku dari situasi rumitini. Kak Reno? Lagi? Terdengar suara Ratna memanggil tapi tak kuhiraukan karen apandanganku menatap ke arah sosok cowok sempurna yang menarik tanganku tanpa permisi. Aku fikir aku harus berterima kasih ataumarah karena dia main tarik sembarangan tapi dia udah nylametin aku dari si Ratna. maksudku, Meski aku seorang jones abadi tapi bukan berarti aku mau kembali menjalin cinta, saat dia udah jelas nolak buat jadi pacar aku.
Kak Reno membawaku keluar dari lorong hitam Ratna.
Menuju cahaya terang benderang matahari yang TERIK. yaitu di lapangan cuy.
Setelah agak jauh, Kak Reno berhenti berjalan dan melepaskan genggaman tangannya, ia berbalik dan menatapku.
Keheningan mulai terasa, canggung untuk mulai berkata-kata.
"Aku.."kami mengucapkannya secara bersama. 'Canggung banget' fikirku, karena aku sama sekali tidak habis fikir kenapa kak Reno tiba-tiba membawaku kemari.
"Maaf, aku udah bawa kesini tiba-tiba, tapi aku cuma mau bilang kalau Joe nyariin kamu. Dia rencananya mau nawarin kamu buat jadi manager futsal, kamu mau nggak?" Ucap kak Reno padaku. Apa dia membawaku kemari hanya untuk mengatakan ini? Kenapa tidak memintaku untuk menemui kak Joe secara langsung? Kenapa harus ada adegan tarik-menarik ria dan bawa aku kesini segala?
"Umm, oke nanti aku temuin kak Joe." Jawabku menunduk tak berani menatapnya.
"Masalah yang tadi, maaf juga ya aku udah ganggu kamu ama Ratna." Ujarnya tertunduk, menunjukan raut wajah bersalah.
"Oh itu tadi, nggak apa-apa kok. Aku malah seneng, aku jadi nggak harus nolak ratna secara langsung. Jadi makasih ya kak udah bawa aku kesini dan terhindar dariRatna." Jawabku dengan bahagia.
Kamipun kemudian kembali ke kelas masing-masing saat bel mulai berbunyi. 4 jam pelajaran berlalu begitu menyenangkan tanpa terasa beban yang berat daripada hari biasanya. Dan juga beberapa hadiah kecil yang berada dalam lokerku setiap harinya. Ini sudah hari kelima dan selama 4 hari yang lalu setiap pulang sekolah selalu ada coklat, boneka dan bunga. Namun satu hal yang bisa diingat yaitu hadiahnya selalu diikat menggunakan pita merah. Apa ini benar-benar pemberian seorang cewek? Tapi aneh sih. Ah udahlah nggak usah difikirin.
Hari ini jam terakhir hanya terdapat jam kosong, sebab pak Gilang yang tak lain adalah guru PKN tengah beristirahat di rumah sakit akibat maag akut yang menggrogoti lambungnya.
Dikarenakan jam terakhir yang kosong, aku memutuskan untuk ke loker untuk bersiap pulang danmengambil beberapa barangku. Alangkah terkejutnya aku saat melihat seseorang menaruh sesuatu di lokerku, dan dia adalah Kak Joe.
Aku berjalan menghampirinya dan aku sentuh bahunya pelan. Ia menoleh seakan terkejut. Aku hanya menatapnya tanpa mampu mengucapkan sepatah katapun.
"Eh, em, kamu vin.." Kak Joe menatapku dengan salting. Aku mengintip ke arah lokerku dan terlihat sekuntum mawar merah tengah berbaring di dalam lokerku.
"Kak Joe lagi ngapain?" Tanyaku agak gemetar. Jantungku terasa berdegub tak beraturan. Aku sangat grogi dan tidak kalah salting. Ini bukan karena aku lagi kasmaran atau lagi gegana, namun lebih tepatnya aku belum siap menerima kenyataan bahwa Kak Joe adalah orang yang selama ini menaruh barang-barang super unyuk dan romantis didalam loker milikku. Ya, meski sebenarnya aku berharap yang naruh tuh barang-barang adalah.. *hening* TaylorSwift *ngaco*
Kak Joe mengambil mawar didalam lokerku dan mengulurkannya padaku. "Sebenernya aku pengen kasih ini diem-diem, eh kamu keburu liat. Ya udah langsung aja, Malvin kamu mau nggak jadi pacarku?" bagaikan petir di siang bolong, bagaikan pahlawan kesorean, dan bagaikan aku ini seorang cewek. betapa terkejutnya diriku saatmendengar ucapan kak Joe. Aku harus jawab apa? Nolak ataupun nerima, dua-duanya terasa menjadi pilihan yang sulit. Aku harus jawab apa?
"a-aku-"belum sempat aku menjawab, sebuah suara mengagetkan kami
"MALVIN!JOE!!" aku menoleh ke sisi kanan dan itu suara kak Reno mengejutkan diriku. Dan benda ditangannya juga tak kalah mengejutkan diriku pula. Sekuntum mawar merah pula dan tak lupa, pita bwarna merah.
'APA?PITA WARNA MERAH? JADI?'
to be continued....405Please respect copyright.PENANAT50zmV7zdZ