868Please respect copyright.PENANAnvQXwsenSd
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…868Please respect copyright.PENANAxuJwmsbVA4
868Please respect copyright.PENANALjLO3Pa0oI
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
868Please respect copyright.PENANAzrUPUKA0zh
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
868Please respect copyright.PENANA1g7VRRvMOB
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
868Please respect copyright.PENANAbKhGKGCQ4u
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
868Please respect copyright.PENANAHfSJKxM15X
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
868Please respect copyright.PENANAKxP7RvDtQm
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
868Please respect copyright.PENANAyVbo0cSEmx
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
868Please respect copyright.PENANAKzMJYPJaH7
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
868Please respect copyright.PENANACQJPjq2cIJ
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
868Please respect copyright.PENANAvwiUYocFX4
“Via, sayaang..”
868Please respect copyright.PENANADqwrE2QjlV
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
868Please respect copyright.PENANAY4Irl6jCNq
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
868Please respect copyright.PENANAwYyxglDD9c
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
868Please respect copyright.PENANA4h6EDdFr3Z
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
868Please respect copyright.PENANAABadHuRzF8
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
868Please respect copyright.PENANA5QlV4onlMS
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
868Please respect copyright.PENANAqZVMJtH8P1
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
868Please respect copyright.PENANAwFgeMahDCa
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
868Please respect copyright.PENANA8bz1VXIjbd
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
868Please respect copyright.PENANAEc3BzsfG1F
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
868Please respect copyright.PENANANok3x0kSsN
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
868Please respect copyright.PENANA56zzbERYHG
_-
868Please respect copyright.PENANABl7UxHsJDx
----
868Please respect copyright.PENANAkEUcHnLBHj
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
868Please respect copyright.PENANAT2CqTUCyBO
'Tink tink...'
868Please respect copyright.PENANAgdRitq2kU2
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
868Please respect copyright.PENANAhGko5linHn
.
868Please respect copyright.PENANAXqzJMcKGL7
.
868Please respect copyright.PENANA49H60pfnKv
.
868Please respect copyright.PENANAsTEe3A5OzU
'Tink tink...'
868Please respect copyright.PENANA812It7xCUz
Hmm..
.
868Please respect copyright.PENANAkKwUc0t9DR
.
868Please respect copyright.PENANAczesxPrdki
'Tink tink!!!!!'
868Please respect copyright.PENANAzErK0z83Iq
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
868Please respect copyright.PENANAEVEWQ6eNqd
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
868Please respect copyright.PENANABZrKJhpggX
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
868Please respect copyright.PENANAtTUUpfpfQL
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
868Please respect copyright.PENANA2iujCaFnZo
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
868Please respect copyright.PENANAEfGoVH4v0a
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
868Please respect copyright.PENANAWUROikKy97
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
868Please respect copyright.PENANApEVkLbRHWb
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
868Please respect copyright.PENANAapVnEFdnPa
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
868Please respect copyright.PENANAFAieronYOa
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
868Please respect copyright.PENANAqathMImPtl
"Oke.. terima kasih."
868Please respect copyright.PENANAbpRq4slRHa
'Tuut.. tuut..'- putus.
868Please respect copyright.PENANAiCKD2raIOO
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
868Please respect copyright.PENANAz9ybLb7fqX
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
868Please respect copyright.PENANAvDgf1Gx9Ek
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
868Please respect copyright.PENANA1qPTKZMPsC
Kepada: Hmm-868Please respect copyright.PENANA1bdnFhJ0Iv
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
868Please respect copyright.PENANAXG4G1oWvuu
Tak berselamg lama..868Please respect copyright.PENANAAOOlp7kJ7c
868Please respect copyright.PENANA7R362ADQyG
Dari: Hmm-868Please respect copyright.PENANArhhhYIvdYO
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
868Please respect copyright.PENANAlQRSajRUSn
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
868Please respect copyright.PENANA7tnbtsY389
Kepada: Hmm-868Please respect copyright.PENANAiVXyZTTaN5
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
868Please respect copyright.PENANAtMYM6aVQC6
Hanya sekitar semenitan..
868Please respect copyright.PENANAI3yeKpAfOT
Dari:Hmm-868Please respect copyright.PENANAh4HFSnlwXJ
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
868Please respect copyright.PENANAQ5lNRKpegi
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
868Please respect copyright.PENANAmvMbJrqfFZ
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
868Please respect copyright.PENANAJIxtRHKjsT
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
868Please respect copyright.PENANAeydOXjFlwC
----
868Please respect copyright.PENANAHcrT4QaiBB
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
868Please respect copyright.PENANA6djLUyJhMj
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
868Please respect copyright.PENANARWyGKrgjXj
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
868Please respect copyright.PENANAviH2EG0nti
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
868Please respect copyright.PENANADcknlnE6fP
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
868Please respect copyright.PENANAZVa32GVn0F
….
…
868Please respect copyright.PENANAHPtyrZmDRx
Hmmhh..
868Please respect copyright.PENANAlOjVq86g1k
"VIAA!!!"
868Please respect copyright.PENANAANcwZBGBug
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
868Please respect copyright.PENANAcVN1OT34xA
Sebentar...
Malaikat?868Please respect copyright.PENANAirljgYhnGz
868Please respect copyright.PENANAkfl2aRxCIP
Tampan?
Jangan bilang kalau…
868Please respect copyright.PENANAaPustVddw3
868Please respect copyright.PENANA3jjdN2chkx