×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
campaign Request update 0
I Talk You
G
728
0
0
786
1

swap_vert
Kenapa harus ngomongin siapa di antara kita yang semakin cantik?
Kenapa harus ngomongin sekarang pacar siapa?
Kenapa harus ngomongin siapa yang berprestasi karena followers instagramnya ribuan?
Kenapa harus ngomongin berapa laki-laki yang mendekati kita?
Kenapa harus ngomongin model-model yang cantik seketika ketika pakai produk tertentu, padahal mereka tampil begitu karena perawatan dan produk-produk harga selangit selama berbulan-bulan?
Kenapa harus mengikuti standar kecantikan yang ditetapkan orang-orang yang sebetulnya tidak peduli amat pada kita dan hanya memanfaatkan kegelisahan kita demi kepentingan uang lagi uang lagi?
Kenapa ga ngomongin kenapa BBM naik?
Kenapa ga ngomongin kenapa rupiah melemah?
Kenapa ga ngomongin bagaimana cara mempertahankan IPK sekian?
Kenapa ga ngomongin proyek apa yang lagi seru kamu kerjakan?
Kenapa ga ngomongin lowongan volunteer yang bisa buat kamu belajar memberi?
Kenapa ga ngomongin lowongan beasiswa atau program kerja?

“Perempuan itu ga perlu pintar-pintar amat, kalau pintar nanti berani melawan laki-laki.”
“Perempuan itu ga boleh sukses-sukses amat, nanti jadi ga nurut sama suami.”
“Perempuan itu yang penting cantik terus nanti nikah sama cowo kaya.”

Kenapa kelebihan itu justru jadi mengurangi derajat kita di mata orang?
Kenapa derajat kita ditentukan dari keindahan fisik yang bukan pilihan kita dan kelak lekang oleh waktu?

Jangan menyalahkan seorang perempuan karena sanggup mengerti buku-buku yang tidak kamu mengerti. Jangan menyalahkan seorang perempuan karena mencapai sesuatu yang tidak semua orang bisa. Jangan menyalahkan seorang perempuan atas suaranya di muka publik tentang isu-isu yang kamu rasa bukan bidangnya. Jangan menyalahkan seorang perempuan karena ia tahu apa yang ia mau dan apa yang pantas ia dapatkan. Jangan menyalahkan seorang perempuan karena tidak bergantung pada siapa-siapa.

Ketika kita cukup pintar dan tidak bergantung pada kamu, artinya kamu dipilih karena kamu, titik. Bukan karena terlanjur butuh sesuatu dari kamu. Bukan karena kita lemah, pasif, tidak bisa mengurus diri, dan butuh dimanja dua puluh empat jam sehari.

Kepintaran seseorang akan membawanya untuk membela hal yang benar. Apa kamu butuh orang yang submisif, menuruti segalanya tanpa tanya, dan membenarkan pilihan kamu yang salah? Kenapa bukan pilih perempuan yang berani jujur bahwa kamu salah dan dirinya terbuka juga untuk diingatkan ketika salah sehingga bisa saling koreksi? Kenapa bukan pilih perempuan yang bisa diajak berjalan bersama mencari jalan yang tepat dan bukannya jalan keegoisanmu yang ingin dipuja dan selalu dicinta secara buta? 

Kenapa bukan pilih perempuan yang bisa mencapai sesuatu dengan tangannya sendiri, tapi entah bagaimana tangannya tetap terbuka untuk menghargai apa yang kamu beri? Kenapa bukan pilih perempuan yang bisa diajak diskusi soal perkembangan ekonomi dunia, sejarah mazhab-mazhab agama, atau teori perkembangan? Kenapa bukan perempuan yang bisa seru berdebat dengan kamu soal liberalisme, sosialisme, sekularsime, marxisme, dan isme-isme lainnya? Kenapa bukan perempuan yang mengerti pekerjaan kamu sehingga memahami di mana letak lelahnya perjuangan kamu?

Kerja keras seseorang akan membawanya pada konsistensi dan ketulusan dalam memberi. Jika kamu pikir mendidik seorang anak adalah perkara hati yang sabar semata, kamu keliru.

Kamu mau pakai teori apa? Mengajar anak dengan cara bagaimana? Menjawab pertanyaannya dengan pendekatan seperti apa? Pada ia umur berapa kamu akan mengajarkan ia membaca dan menulis? Pada ia umur berapa kamu harus sudah mengizinkannya pergi kemana-mana sendiri? Bagaimana caranya supaya tanggung jawab itu tumbuh tanpa kamu perlu mengingatkan apalagi memaki?

Apa menurut kamu wajah saya bisa menjawab semua pertanyaan itu?
Apa menurut kamu sekadar tubuh bisa jadi sumber kekuatan untuk menjalaninya nanti?
Apa menurut kamu segalanya selalu soal apa yang kamu lihat?

Kenapa berharga tidaknya perempuan harus dilihat dari fisik?
Kenapa berharga tidaknya perempuan harus dilihat dari keterhubungannya dengan laki-laki tertentu?
Kenapa berharga tidaknya perempuan harus dilihat dari pantas tidaknya ia dipamerkan di acara-acara pertemuan malam hari?

Bukan dari integritas kita.
Kecerdasan kita.
Kepintaran kita.
Kebaikan kita.
Kerja keras kita.
Konsistensi kita.
Ketulusan kita.
Kehebatan kita.

Kita lebih dari apa yang kamu lihat.

Tapi, kenapa?

Seseorang pernah bilang pada saya, “Jangan langsung S2. Mana ada yang mau sama perempuan sepintar itu.”

Kalau suatu hari nanti mereka sadar mencari ilmu itu sepaket dengan mencari kedewasaan diri. Kalau suatu hari nanti mereka sadar bahwa perempuan bukan soal menerima apalagi meminta, tapi bisa memberi. Kalau suatu hari nanti saya bertemu orang yang tepat, saya tahu saya akan bilang apa.

“Saya sayang kamu karena kamu seutuhnya, bukan karena uang dan status sosialmu. Karena kalau soal dua hal tadi, saya juga bisa mendapatkannya sendiri”

Semoga selalu keep positive thinking …

-Hidup itu terlalu kejam, jika hanya mengandalkan kecantikan.


favorite
coins
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X