Wahai kekasihku satu-satunya.
Wahai cinta pertama dan terakhir dalam hidupku.
Ijinkan aku mengatakan ini untuk terakhir kalinya.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvuzRtP5gSh
Bahwa aku mencintaimu, sangat mencintaimu.
Apapun yang terjadi, sampai kapanpun juga, aku akan tetap mencintaimu.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYxuB4eMOY
Akan kuberikan segalanya demi cintaku padamu.
Akan kulakukan apapun demi cintaku padamu.
Karena kaulah kehidupanku dan kematianku.
Hidupmu adalah hidupku, kematianmu adalah kematianku.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXZmEykRLRP
Kau adalah aku, aku adalah kau.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmyX5W2wSA1
Selama Langit belum menghapus namamu di dunia ini, maka aku akan tetap setia menantimu kembali.
Tidak peduli selama apa aku harus menunggu.
Aku akan menunggu walau sepanjang sisa hidupku.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1KFmQ3cUYm
***
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy9A6FybvJQ
Saat kubuka mataku perlahan, hal pertama yang menyambutku adalah hamparan langit malam yang membara oleh kobaran api di bawahnya. Terhalang sebuah bukit gelap dengan sebuah pohon besar tepat di puncaknya, sekelebat rasa penasaran mendorongku untuk mendaki bukit tersebut. Aku sepenuhnya menyadari bahwa diriku masih berada di dalam mimpi, namun semua yang terjadi di sekitarku terasa begitu nyata. Salah satunya adalah kegaduhan di seberang bukit yang terdengar semakin jelas seiring langkahnya menuju puncak. Suara dentingan pedang, letusan senjata api dan benturan senjata lainnya menandakan bahwa sedang terjadi pertempuran hebat yang mungkin terjadi di pemukiman dan menyebabkan kebakaran.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGYParzZmVW
Akan tetapi, apa yang terbakar di seberang bukit bukan pemukiman seperti yang telah aku perkirakan sebelumnya. Melainkan sebuah medan peperangan yang masih beberapa kilometer jauhnya. Bahan bakarnya adalah kendaraan perang dan mayat-mayat manusia beserta tunggangannya. Mereka yang masih bertarung hingga titik darah penghabisan tinggal seperempatnya. Dari lokasinya sekarang, kekuatan mataku masih bisa melihat lawan yang bukan dari pihak manusia. Berbagai macam makhluk berpenampilan mengerikan membabat habis para manusia tanpa ampun, dan beberapa di antaranya seakan abadi dan tidak terkalahkan. Kalau lawannya seperti itu, sudah mutlak bahwa manusia tidak memiliki peluang menang sama sekali.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQKas1E6vtc
"Siapa..." Sebuah suara pelan nan parau mengejutkanku. Aku seketika menoleh dan mendapati sesosok pria berpakaian serba hitam tengah duduk bersandar pada satu-satunya pohon besar yang ada disana. Padahal aku tidak menyadari kalau ada orang sebelumnya.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWMEyPlakT
"Siapa disana...." ucapnya lemah.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSoTrjGB57I
Tidak sepatah kata pun keluar dari bibirku. Aku hanya menghampiri pria itu dalam diam dan berjongkok di hadapannya. Aku tidak bisa menahan kerutan di keningku setelah memperhatikan kondisi pria itu dengan seksama. Tidak ada luka di tubuhnya, kecuali luka bekas tusukan tepat di ulu hati yang tidak henti-hentinya mengeluarkan darah. Aku langsung berinisiatif melepaskan sweater yang kukenakan dan menggunakannya untuk menutupi luka tersebut.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSGkp6wZ5JQ
"Anda terluka," kataku, berusaha untuk meraih kesadarannya yang sepertinya semakin memudar sambil menekan pendarahannya. Namun darah dari luka tersebut justru menembus gumpalan sweater yang kugunakan.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6FTGmt32p
"Percuma saja. Aku pasti akan mati dalam beberapa detik," pria itu menepis pelan kedua tanganku. "Tidak ada satu obat pun yang mampu memulihkan luka ini."
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXphXtQf31
Tidak satu pun dari kami yang berbicara lagi. Aku sendiri hanya terdiam melihat pria itu berjuang melakukan yang terbaik untuk menerima kematiannya. Meski tersiksa oleh rasa sakit, dia tetap tenang dan berusaha mengatur napasnya yang hampir habis. Karena tidak tau apa yang harus kulakukan, tanganku yang satunya lagi kugunakan untuk menggenggam tangannya. Dia balas menggenggam tanganku saat aku melakukannya dan malah tersenyum tipis.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3O7t203ZM
"Aku tidak tau kau siapa. Aku tidak tau namamu, tapi biarkan aku berterima kasih padamu," ujarnya ngos-ngosan.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBUH7zMwReb
"Tapi aku tidak melakukan apa-apa untuk menyelamatkanmu, Tuan," jawabku.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡml3wPIOeJO
Dia kembali tersenyum. "Aku berterimakasih karena sudah peduli padaku yang hina ini," lanjutnya.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSVHCvDy4lx
Kedengarannya seperti pasak yang menohok jantung. Rasa prihatin dan kasihan meledak di dalam kepala dan dadaku hingga wajahku terasa sangat panas. Air mataku tidak terbendung. Melihat kondisinya yang kian melemah, kulepaskan sweater yang telah memerah oleh darah untuk menggenggam kedua tangannya yang semakin dingin.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHGTZ7zo9Tz
Aku merasa seperti dapat memahami penderitaan batin yang telah dia simpan di dalam hatinya. Padahal ini hanya mimpi, tapi kenapa ini sama sekali tidak terasa seperti mimpi?
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEeeZc2D9u3
"Jangan menangis, angkatlah wajahmu," celetuknya pelan.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE0xasGyniC
Spontan saja tubuhku bergerak mengikuti kata-katanya. Kepalaku menengadah, langsung menatap wajahnya yang terlihat semakin jelas oleh cahaya kobaran api di belakangku. Wajah rupawan yang terlihat tidak asing itu tersenyum semakin lebar padaku. Dan sepasang bilah merah tuanya yang hampir redup menatapku dengan begitu hangat.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmujzdZm3rA
"Ah... kau rupanya, tadinya kukira siapa," ujarnya, sambil menyentuh wajahku dengan tangannya yang berlumuran darah.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ZEhxWyRUl
"K-kau mengenalku?" Hanya pertanyaan sebodoh itu yang mampu keluar dari mulutku.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNW5MSe48FU
"Tentu saja," sahutnya ramah. "Aku senang, Langit masih memberiku kesempatan untuk bertemu denganmu."
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjHbejHHJNL
"Langit?"
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRkvdBj9CIM
"Benar. Jika kau ada disini, berarti aku bisa bernapas lega sekarang. Aku bisa pergi dengan tenang," ujarnya.
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH9VvK9H6yW
"Ke-kenapa?"
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ1O2k7WZnP
"Kau bertanya kenapa?" Pria itu tersenyum semakin lebar hingga menampakkan deretan giginya yang rapi. Dan ibu jarinya bergerak menyeka air mata di wajahku perlahan. "Karena kau adalah masa depanku."
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGmwPKXtQ7
Bersambung...
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTDroZlXviD
351Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrwYWEuEmu
