×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
Eksistensi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat Pedesaan di Tengah Pesatnya Arus Globalisasi
G
812
0
0
677
0

swap_vert

Seiring dengan perkembangan zaman kita semua sudah tidak asing dengan kata globalisasi. Globalisasi sudah sangat melekat dalam kehidupan masyarakat terutama masyarakat di perkotaan, menyebabkan banyak perubahan di berbagai bidang mulai dari bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dan juga ideologi. Pengaruh globalisasi di bidang ideologi yaitu antara lain masuknya ideologi negara-negara besar seperti ideologi kapitalis dan liberalis, yang apabila masyarakat Indonesia tidak memiliki keyakinan terhadap ideologi negara kita yaitu Pancasila, ideologi tersebut akan dengan mudah menggantikan peran pancasila secara tidak sadar. Padahal seperti yang kita tahu pancasila merupakan hasil pemikiran para petinggi negara terdahulu yang diambil dari kebiasaan masyarakat Indonesia bahkan dari sebelum kemerdekaan.

Globalisasi secara tidak sadar bisa mengikis eksistensi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia. terutama masyarakat di perkotaan, karena segala macam perubahan sebagai hasil dari globalisasi banyak masuk ke perkotaan dan diterima dengan mudah oleh penduduknya. Berbeda dengan wilayah perkotaan masih banyak pedesaan yang menolak segala bentuk perubahan dari globalisasi yang juga berpengaruh terhadap eksistensi nilai-nilai Pancasila yang diterapkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak pedesaan yang masyarakatnya masih  menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pada sila ke-1 yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa” masih jelas tercermin dalam banyak kegiatan berbau keagamaan yang dilaksanakan di pedesaan seperti mengaji bersama di tajug untuk anak-anak, kajian keagamaan rutin untuk orang tua, dan adanya ikatan remaja masjid. Pada sila ke-2 yaitu “kemanusiaan yang adil dan beradab” dapat terlihat dalam solidaritas yang sangat tinggi contohnya dalam membantu sesama warga desa mulai dari hal kecil seperti membangun gapura sampai membantu dalam perayaan acara besar seperti pernikahan dilakukan secara bersama-sama dengan senang hati. Pada sila ke-3 yaitu "persatuan Indonesia "juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari yang sangat erat persaudaraannya, contohnya Apabila ada permasalahan yang terjadi pada salah satu warga maka warga lain akan membantu yang secara tidak langsung membentuk persatuan yang sangat kuat antara sesama penduduk Pada sila ke-4 yaitu "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan"sangat jelas terlihat dalam kehidupan masyarakat pedesaan yaitu adanya musyawarah di tempat balai desa untuk berdiskusi tentang hal-hal menyangkut kehidupan di desa tersebut yang dihadiri oleh seluruh warga dan dilaksanakan dengan tertib dan dengan semangat kekeluargaan yang besar. Pada Sila ke-5 "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" juga terlihat dalam perilaku sehari-hari seperti Bersosialisasi dengan sesama warga yang membangun kehangatan sehingga rasa kekeluargaan semakin tinggi dan dan sikap tolong-menolong terhadap sesama yang menyebabkan keadilan bagi setiap penduduk.

favorite
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X