Katanya tidak ada yang namanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan... benarkah?
Terik matahari menemani siang ini. Tak secerah matahari yang menyinari tetapi redup yang menghampiri gadis bernama Casia Dara. Seorang gadis yang saat ini sedang mendalami mimpi dalam tidur indahnya walaupun hanya bersandarkan meja dikelas dan merdunya suara buk dewi yang sedang menjelaskan sejarah Negara kita. Sangat nikmat bukan.
Guru itu sebenarnya tau kalau ada murid yang tidur dikelas, termasuk buk Dewi. Hanya saja buk Dewi memilih diam dan melanjutkan materi pelajaran sejarah agar cepat selesai dan bisa langsung beristirahat mengingat waktu pensiunnya tak lama lagi.
Casia Dara, seorang gadis yang biasa di panggil Sia adalah seorang siswi sma tingkat akhir atau sedang di bangku kelas 12 atau juga dalam kasta tertinggi dalam tingkat SMA. Sia merupakan murid yang sangat taat dalam tidur di kelas apalagi saat guru tengah berdongeng. Kebiasaan Sia ini sudah lama ia terapkan sejak masih duduk di bangku SMP, ilmu tidur di kelas Sia dapati dari teman sebangkunya saat SMP yang sampai saat ini silaturahmi masih berjalan diantara mereka. Daim Ervin merupakan nama lengkap dari teman sebangku Sia saat SMP yang sampai saat ini masih bertahan menjadi teman dekatnya walaupun mereka sudah tidak sebangku lagi, bahkan berada di sekolah yang berbeda karena Daim bersekolah di SMK.
Walaupun sudah tidak berada di sekolah yang sama tetapi Sia dan Daim masih tetap berkomunikasi dan menjalin pertemanan. Bahkan Sia sudah menganggap Daim sebagai sahabatnya karena Daim selalu menjadi pendengar yang baik dalam keluh kesah hidup yang dijalaninya. Sudah sekitar 4 tahun mereka tetap menjalin silaturahmi yang baik dalam sebuah pertemanan atau lebih tepatnya persahabatan diantara mereka. Sia yang selalu bercerita tentang hari hari yang ia jalani sedangkan Daim adalah seseorang yang siap mendengarkan apapun cerita Sia dan ada di saat Sia membutuhkannya.
“Daim.....”
“gw ada tugas” keluhan Sia saat Daim baru saja mengangkat telfon darinya.
“cepat buat, gw temani sampai siap tp gw sambil main ya”
Daim tidak pernah menolak saat Sia membutuhkannya, begitupun sebaliknya. Hal rutin yang selalu mereka lakukan adalah telfonan saat malam hari dan saling berbagi cerita tentang hal hal aneh apa yang mereka alami setiap harinya. Hal rutin yang mereka lakukan sejak menjadi teman sebangku.
Mereka memang menyadari bahwa pertemanan mereka bukanlah pertemanan biasa. Mereka terlalu dekat untuk dikatakan hanya teman, maka dari itu Sia menggap Daim adalah seorang sahabat baginya, teman dekatnya yang ada di saat ia membutuhkannya dan ia pun berusaha menjadi orang yang seperti itu untuk Daim. Daim juga menikmati hubungan antar mereka. Daim juga yang mewarisi ilmu tidur di kelasnya kepada Sia. Banyak teman teman mereka yang mengira bahwa mereka memiliki hubungan spesial seperti pacaran, tetapi tidak karna bagi Sia mereka bersahabat dan hubungan mereka adalah Persahabatan.
Pembahasan antara mereka tidak pernah ada habisnya. Selalu ada saja yang menjadi topik pembicaraan bagi mereka agar komunikasi tetap berlanjut sampai pada akhirnya mereka sama sama sudah duduk dibangku SMA/SMK tingkat akhir. Senyaman itu ternyata memiliki sahabat cowok, selalu mendengarkan tanpa menimpalnya dengan kisahnya pula dan ada kalanya masa itupun berbalik.
Daim merupakan siswa yang berprestasi dalam bidang olahraga, salah satunya basket. Daim merupakan anak basket di sekolahnya dan secara kebetulan ada pertandingan basket antara SMK nya dengan sekolah SMA Sia.
Anak basket merupakan idaman para kaum hawa penghuni sekolahan bukan?
Ya begitulah Daim dimata para ciwi-ciwi. Tetapi mengapa Daim bertahan sebagai seorang jomlo?
“Sia” panggil Daim dalam telfonnya
“hmm...” jawaban singkat Sia saat ia tengah sibuk berperang dengan tugas tugasnya yang akan banyak mendapatkan referensi otak di tengah malam. (hal ini mengapa Sia sangat menikmati tidur siangnya disekolah tercintanya).
“tanding gw besok lawan sekolah cupu lu”
“datang dan saksikan kekalahan sekolah lu” seru Daim seraya merendahkan sekolah Sia tanpa menunggu jawaban dari seseorang dalam telfonnya yang sedang fokus pada perangnya dengan para tugas.
“lo dukung gw”
100Please respect copyright.PENANA1Lk9EzF6Qi
Pertandingan basket antara sekolah Sia dan Daim diadakan pada sore hari.
Sore hari selepas pulang sekolah Sia langsung pergi ke gor olahraga tempat berlangsungnya pertandingan basket antar sekolah SMA/SMK tanpa mengganti seragam sekolahnya. Sia hanya menambahkan jeket untuk ia kenakan agar tidak terlalu ketara seperti anak sekolah.
Sia hanya berangkat sendirian ke pertandingan basket. Alasan Sia tidak ikut dengan teman temannya karena Sia melihat pertandingannya hanya untuk mendukung Daim dan mendukungnya walaupun merupakan lawan dari sekolahnya. Diam-diam Sia duduk diantara barisan para pendukung Daim, para ciwi-ciwi heboh penggemar para cogan sekolahan yang merupakan siswa siswi tempat SMK Daim bersekolah.
Sia mendekat ke kursi para penonton untuk mencari spot yang pas dimana ia dapat melihat wajah kelelahan Daim dan memotret muka aib nya. Sia memang sangat suka menjadikan foto foto Daim sebagai bahan ejekannya kepada Daim. Suatu kebahagiaan bagi Sia dalam menertwawkannya.
“pacar kak Daim kan itu?”
“cewek Daim ikutan nonton”
“lebih milih dukung pacarnya daripada sekolahnya”
“ada cewek Daim woi”
“yahh ada pacarnya kak Daim”
Samar samar Sia mendengar bisikan bisikan orang orang yang ada disekitarnya. Sia memilih cuek dan fokus pada menonton pertandingan saja. Lama kelamaan bisikan bisikan tadi semakin terasa jelas di pendengaran Sia dan ia pun mulai tidak nyaman dengan situasi seperti ini, Sia lebih memilih diam saja walaupun sudah mulai tidak nyaman. Ketidaknyamanan yang dirasakan Sia bukan karna maksud kebencian dengan sekolah Daim atau apapun, akan tetapi yang membuatnya tidak nyaman adalah ia saat ini menjadi topik pembicaraan orang disekitarnya yang menganggap bahwa ia adalah pacar dari seorang Daim Ervin yang sedang bertanding basket melawan sekolahnya.
Ingin sekali rasanya Sia berteriak saat ini juga bahwa ia bukanlah pacar Daim Ervin sang famous sekolahnya. Ia hadir dan duduk disini hanyalah sebagai seseorang yang sedang mendukung sahabatnya. Ia tidak nyaman atas pernyataan tidak mendasar yang orang orang bicarakan tentang dirinya dan Daim, tetapi Sia tidak ingin merusak situasi menegangkan pertandingan basket yang sedang berlangsung.
Pertandingan sudah berakhir, dan SMK Daim dinyatakan menang melawan SMA Sia. Daim pun yang selesai bertanding langsung menghampiri Sia yang berada di kursi barisan penonton.
“gimana? Mantap gw kan bisa ngalahin sekolah lu” sambut Daim dengan bangganya sambil berjalan menghampiri Sia.
Sia yang sedaritadi menahan kesalnya hanya diam tanpa respon apapun.
“ciee yang di dukung sama pacarnya .....BUCIN” sorak salah satu teman satu tim basket Daim yang benama Evan
Tatapan bertanya Sia berikan kepada Daim dengan perasaan kesal yang sedaritadi ia tahan bertambah kesal dengan ucapan Evan tadi. Daim tidak mempedulikan tatapan Sia justru mengobrol bersama teman teman tim basketnya yang ikut menghampiri Daim yang sedang bersama Sia dihadapannnya. Sia memilih meninggalkan Daim beserta temannya dan memilih untuk pulang terlebih dahulu, sedangkan Daim hanya melihat kepergian Sia tanpa menjelaskan apapun kepadanya.
“halo”
“Daim apa maksud teman teman lo bilang kalau gw pacarnya lo”
“mereka nganggep kita pacaran? Kok bisa sih?” pertanyaan untuk Daim di tengah kekesalan yang masih dirasakan Sia. Karna bagaimanapun Sia belum pernah berpacaran dan memang tidak ingin berpacaran, dan ia tidak nyaman tentang opini orang yang berbeda tentang dirinya.
“sory, tapi mereka taunya lo pacar gw”
“hah maksudnya gimana?kenapa gitu?” jawab Sia yang semakin bertanya tanya dengan jawaban yang Daim berikan
“oke, gw ngaku kalau lo pacar gw dan kita udah pacaran selama 2 tahun”
Sia langsung terdiam mendengar jawaban yang dikatakan oleh Daim
“daim kenapa lo gituuu...kan mereka jadi salah sangka sama gw”
“ngapa? Lo seenggak mau itu ya di cap sebagai pacar gw?” Tanya Daim ke Sia
“bukan gitu im, tp kan lo tau kalau kita itu sahabatan. Gw udah nyaman banget jd sahabat lu, dan lo kan tau juga prinsip gw ttng pacaran gimana”. Jelas Sia kepada Daim yang menimbulkan keheningan dalam telfon tengah malam diantara mereka.
“kalau gw suka sama lo?”
Seketika Sia langsung terdiam mendengar perkataan spontan Daim.
“gak lucu sumpah” diiringi tertawa ringan dari Sia
“Casia Dara gw suka sama lo”
Diam.....
Keheningan menyelimuti mereka dalam jaringan telfon yang masih terhubung. Cukup lama dalam situasi seperti ini tidak salah satu dari mereka yang memulai kembali percakapan satu katapun.
Tit.
Pemutusan sepihak oleh seseorang di sebrang telfon yang masih tidak menyangka bahwa pengungkapan itu tertuju untuknya. Sia merasa bingung dalam kondisi ini, sebuah kejadian yang tidak pernah terpikir olehnya.
Silaturahmi antar mereka serta komunikasi yang menjadi rutinitas setiap malam seketika hilang begitu saja. Tidak salah satu dari mereka yang ingin memulai komunikasi semenjak kejadian pengungkapan malam itu. Kabar seolah sirna begitu saja .
.........
Seorang gadis yang tengah sibuk mempersiapkan pemdaftaran untuk kelanjutan pendidikannya di perguruan tinggi terlalu sibuk merancang masa depannya seolah berusaha melupakan sebuah kenangan yang menurutnya terang atau gelap kah itu.
Dering whatsap yang mengganggu lamunannya membuat perhatiannya teralihkan menjadi membuka pesan dari seseorang yang sudah cukup lama tidak menjalin komunikasi dengannya, seseorang yang sudah lama tidak ia ketahui gimana keadaannya dan tidak mengetahui pula kabar dirinya, seseorang yang mengomentari sebuah status whatsap dirinya yang memposting kelulusannya di salah satu Universitas yang diinginkannya untuk merancang masa depan.
Daim : Selamat... Semoga sukses ya
Aminn
100Please respect copyright.PENANA7KwgMh7rWz
Hanya ceklis satu. Begitulah sampai seterusnya
Sia bingung, berada di situasi seperti apa dirinya saat ini. Memilih tidak mengambil tindakan apapun dan akan terus fokus merancang masa depannya saja. Brusaha Menetapkan keyakinan dalam dirinya bahwa yang lalu biarlah berlalu.
Nyaman... saat itulah yang ia rasakan saat masih bersamanya waktu itu. Merindukan rasa nyaman yang ntah kapan dapat ia rasakan kembali. Tentunya harapan baik untuk seseorang yang menjadi bagian dalam masalalunya, Sahabat nya.
Semoga rindu ini menghilang
Konon katanya waktu sembuhkan
Akan adakah lagi yang sepertimu?
-Tulus-
Hati-hati dijalan
100Please respect copyright.PENANAbOu1w2mFg4
END
ns3.14.131.159da2