
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
10157Please respect copyright.PENANAH32dLLYFU6
10157Please respect copyright.PENANAPLRqnN3SOI
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
10157Please respect copyright.PENANAja7CqUykcy
10157Please respect copyright.PENANAw9IjvRZvjw
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
10157Please respect copyright.PENANA3mmCa7Mi8a
10157Please respect copyright.PENANAljmdfD2Row
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
10157Please respect copyright.PENANAXMIxVFdUgp
10157Please respect copyright.PENANA7419VJQAz8
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
10157Please respect copyright.PENANAFxgjdSfcG4
10157Please respect copyright.PENANAiO4g4gH4bb
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
10157Please respect copyright.PENANAGU0kmqqouR
10157Please respect copyright.PENANADeFiGiFQkQ
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
10157Please respect copyright.PENANASuZW5cVHj4
10157Please respect copyright.PENANAZVi9BcUgrd
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
10157Please respect copyright.PENANAh2LucVpErq
10157Please respect copyright.PENANAmefR5Cjanr
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
10157Please respect copyright.PENANA2KBPSKjw0g
10157Please respect copyright.PENANAZZQMDSnwm3
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
10157Please respect copyright.PENANAYdXJy6XsFE
10157Please respect copyright.PENANAFqxexPYlPS
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
10157Please respect copyright.PENANAg4WeinfwT7
10157Please respect copyright.PENANAFHzVwRScNo
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
10157Please respect copyright.PENANAn2b2OtgmPm
10157Please respect copyright.PENANAndEAG58uXn
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
10157Please respect copyright.PENANAgKSuH062yb
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
10157Please respect copyright.PENANA518CyOsg6z
10157Please respect copyright.PENANAakdQrCqwOf
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
10157Please respect copyright.PENANAfc3t6SeumF
10157Please respect copyright.PENANAsONgEoGlUU
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
10157Please respect copyright.PENANAprv7zXXTVE
10157Please respect copyright.PENANAtSGnRdDUhH
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
10157Please respect copyright.PENANADKnru4HmxN
10157Please respect copyright.PENANAZLxprfn6lN
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
10157Please respect copyright.PENANAImrkUKFuux
10157Please respect copyright.PENANAcvWaHjd8Rh
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
10157Please respect copyright.PENANAzdZyZQB1VW
10157Please respect copyright.PENANAyrlL63yRzA
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
10157Please respect copyright.PENANATyEYlW1yub
10157Please respect copyright.PENANAvMWpG02QGQ
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
10157Please respect copyright.PENANAgjeNqVgu2M
10157Please respect copyright.PENANAEuRvYwoe4U
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
10157Please respect copyright.PENANA7Lkas1Jd2p
10157Please respect copyright.PENANA9G2lqotOlX
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
10157Please respect copyright.PENANAoQvaZuRhEi
10157Please respect copyright.PENANASvv653b5pW
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
10157Please respect copyright.PENANAbvOEsv9pri
10157Please respect copyright.PENANAX4c0sirJLS
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
10157Please respect copyright.PENANACJfE52sdvC
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
10157Please respect copyright.PENANAQjB1l1lpQt
10157Please respect copyright.PENANA3hwXR9WoGw
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
10157Please respect copyright.PENANAmutYMQaUdL
10157Please respect copyright.PENANAHyoa9Y1xLH
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
10157Please respect copyright.PENANAUKfkbIRtxR
10157Please respect copyright.PENANA3IxsSgACzD
“Iya Bu…”
10157Please respect copyright.PENANARavJbhadrq
10157Please respect copyright.PENANAxzyyuiaEa0
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
10157Please respect copyright.PENANArRqTpKvpuJ
10157Please respect copyright.PENANAGoQT9ZA1g0
“Dibawa keluar Bu?”
10157Please respect copyright.PENANAHjRvVz7vjT
10157Please respect copyright.PENANA4I1JhMQuJD
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
10157Please respect copyright.PENANA8SSbFTvFZn
10157Please respect copyright.PENANACnbZJeWmqh
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
10157Please respect copyright.PENANAcnCGaJkaFR
10157Please respect copyright.PENANAojE7sx9XGc
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
10157Please respect copyright.PENANA2m8gd40pMW
10157Please respect copyright.PENANABVkKzf0olC
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
10157Please respect copyright.PENANAYLkoAiNpZG
10157Please respect copyright.PENANAvx9CJPBHjK
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
10157Please respect copyright.PENANAkeZueeUUV3
10157Please respect copyright.PENANARSCikF0Scm
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
10157Please respect copyright.PENANA531q1YtIW7
10157Please respect copyright.PENANAmCFL2cDUB2
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
10157Please respect copyright.PENANAPdNUq2ZtB5
10157Please respect copyright.PENANAk8dZf6uZ17
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
10157Please respect copyright.PENANAKsqaOQvOE6
“oh..”
10157Please respect copyright.PENANA1dqNSQu4M4
10157Please respect copyright.PENANAwrMPwD4mtO
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
10157Please respect copyright.PENANADcQ3qkR86O
10157Please respect copyright.PENANAZ5vXmojUFq
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
10157Please respect copyright.PENANAY7GkDJetqb
10157Please respect copyright.PENANAdYDqUBAPGh
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
10157Please respect copyright.PENANAmqdZkTB9Fu
10157Please respect copyright.PENANAUtrTpzhIvQ
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
10157Please respect copyright.PENANA4jysJ5ZOYD
10157Please respect copyright.PENANAD5QZCTkvej
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
10157Please respect copyright.PENANAx5e9tqYbru
10157Please respect copyright.PENANAaFoYHiy2lB
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
10157Please respect copyright.PENANAYOXzGtw0gt
10157Please respect copyright.PENANAgYyF09wMnn
“I…Iya neng…”
10157Please respect copyright.PENANA0FtYYXsoNI
10157Please respect copyright.PENANAirbUGEHjWR
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
10157Please respect copyright.PENANA4RhvX1yGsu
10157Please respect copyright.PENANAjH715oJQf1
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
10157Please respect copyright.PENANAJfEJzHu2ha
10157Please respect copyright.PENANApUkzYIHeax
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
10157Please respect copyright.PENANAhQPp2cT4Wx
10157Please respect copyright.PENANAqIff15PmFn
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
10157Please respect copyright.PENANAyzQDOwX2HL
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
10157Please respect copyright.PENANAkaNGO5kx5D
10157Please respect copyright.PENANA1dPiLVU1hi
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
10157Please respect copyright.PENANAuJOqADGfYQ
10157Please respect copyright.PENANAg16ffNtYu0
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
10157Please respect copyright.PENANAklP4EBrIKW
10157Please respect copyright.PENANAJOYaM8kXCZ
“Tidak usah neng.. “
10157Please respect copyright.PENANA0Bsdzi4Ygd
10157Please respect copyright.PENANAOLZQXcQY6b
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
10157Please respect copyright.PENANAnKOIqh5KMr
10157Please respect copyright.PENANAktsSUb7AV5
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
10157Please respect copyright.PENANAPKoOJRV5dS
10157Please respect copyright.PENANAuQGgj3sHr3
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
10157Please respect copyright.PENANAehSGgdUFrd
10157Please respect copyright.PENANAwpwEuRiVMV
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
10157Please respect copyright.PENANATZho5DJnS5
10157Please respect copyright.PENANALE4Q6LrBSQ
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
10157Please respect copyright.PENANAjwJW62EP4Z
10157Please respect copyright.PENANAV58zGdcH8c
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
10157Please respect copyright.PENANAAttGpcox6B
10157Please respect copyright.PENANAfgkUOh57E7
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
10157Please respect copyright.PENANAclrSK7uo85
10157Please respect copyright.PENANAufVEVcMgC5
10157Please respect copyright.PENANA5T2qZIvxGw
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
10157Please respect copyright.PENANADLyYZeDVGU
10157Please respect copyright.PENANASBjZlIKKW7
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
10157Please respect copyright.PENANAVbS4UJMun8
10157Please respect copyright.PENANAspBciz1AaE
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
10157Please respect copyright.PENANAowO8kOQDPd
10157Please respect copyright.PENANAZ1uVdsO1nE
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
10157Please respect copyright.PENANA0d3LLa0Ep3
10157Please respect copyright.PENANAr4HBXnoBvo
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
10157Please respect copyright.PENANA6gpgUa2G1m
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
10157Please respect copyright.PENANAiaR6e5sG1M
10157Please respect copyright.PENANAtsbJVhJk9T
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
10157Please respect copyright.PENANAxPG2rSyhjk
10157Please respect copyright.PENANAt1s7jRwcmU
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
10157Please respect copyright.PENANA1DCnSVQStu
10157Please respect copyright.PENANAURZjX7Yvt8
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
10157Please respect copyright.PENANAn7I1yWqq7W
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
10157Please respect copyright.PENANA0dSSJrwG6h
10157Please respect copyright.PENANA5FQm90PZhT
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
10157Please respect copyright.PENANAZMAMNLIZK0
10157Please respect copyright.PENANA2LwOP34cuQ
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
10157Please respect copyright.PENANAq8biynkTlC
10157Please respect copyright.PENANATD0iXOwrXy
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
10157Please respect copyright.PENANAdPTKDua8Dg
10157Please respect copyright.PENANAYHULaq54Ve
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
10157Please respect copyright.PENANA1fLGZ2jgpD
10157Please respect copyright.PENANAe7zPwsI6vy
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
10157Please respect copyright.PENANAK04BU6rw40
10157Please respect copyright.PENANAq4sdbZKXeu
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
10157Please respect copyright.PENANAU3NYrwgaOu
10157Please respect copyright.PENANAuU60MQBblz
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
10157Please respect copyright.PENANAa1ayQovm8a
10157Please respect copyright.PENANA6hASbFQ78L
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
10157Please respect copyright.PENANANLsrwX93hU
10157Please respect copyright.PENANAeKFoUKflCo
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
10157Please respect copyright.PENANARKxv3LLOoO
10157Please respect copyright.PENANAMwhfJZV2QH
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
10157Please respect copyright.PENANACkyDWt0BG5
10157Please respect copyright.PENANAtuCDsoz5EM
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
10157Please respect copyright.PENANACyu60VV1it
10157Please respect copyright.PENANACT8fJEny9P
“Kek… ?” Panggilku
10157Please respect copyright.PENANAhpI7lAwnBz
10157Please respect copyright.PENANAUyCagCNwWA
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
10157Please respect copyright.PENANAFWNHWNygn6
10157Please respect copyright.PENANAkG7Q48ZtJa
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
10157Please respect copyright.PENANAoTi3JPkXyA
10157Please respect copyright.PENANAyVgjdg2Pjh
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
10157Please respect copyright.PENANABi90btqd2T
10157Please respect copyright.PENANAuiSxpNHO61
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
10157Please respect copyright.PENANAfhZrXCnxHt
10157Please respect copyright.PENANASw5nLSxOsE
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
10157Please respect copyright.PENANAw06n6KwNSu
10157Please respect copyright.PENANAGjcq9KQMTw
10157Please respect copyright.PENANAZ6vj8r3NtR
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
10157Please respect copyright.PENANANF6KDSF40O
10157Please respect copyright.PENANAhmu7jjKp8U
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
10157Please respect copyright.PENANAmczoEM1emU
10157Please respect copyright.PENANApUnh5BUDDA
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
10157Please respect copyright.PENANA1Sc3Kn4dOX
10157Please respect copyright.PENANAz55eUYcpSr
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
10157Please respect copyright.PENANAkXErJuqM2W
10157Please respect copyright.PENANAJoBQKIBWOz
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
10157Please respect copyright.PENANAaXfFAxOXcO
10157Please respect copyright.PENANA1UeN9HtjvL
10157Please respect copyright.PENANA8Cknow7So8
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
10157Please respect copyright.PENANAyRZ4WzpOVK
10157Please respect copyright.PENANAO84394s98m
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
10157Please respect copyright.PENANA39ty3IoUJ5
10157Please respect copyright.PENANAQwL0ZRR0jK
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
10157Please respect copyright.PENANADi50LhLYab
10157Please respect copyright.PENANA8b2Dusx7gJ
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
10157Please respect copyright.PENANAlVCMEsJTQL
10157Please respect copyright.PENANAvn6WmlVd5O
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
10157Please respect copyright.PENANAf0Ts5yydCr
10157Please respect copyright.PENANARtzqpgJpDf
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
10157Please respect copyright.PENANA3x5BR1bFCX
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
10157Please respect copyright.PENANAvFLPxjDb5j
10157Please respect copyright.PENANAjAaqA5hUeZ
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
10157Please respect copyright.PENANA5V9GcSn1RM
10157Please respect copyright.PENANAHMSuh0e3rx
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
10157Please respect copyright.PENANAiUxPRX70lk
10157Please respect copyright.PENANA8GlJhQMLlk
10157Please respect copyright.PENANAWcvT9WxGwA
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
10157Please respect copyright.PENANAuP2Grgi3kU
10157Please respect copyright.PENANAOQg8dOc9gD
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
10157Please respect copyright.PENANAl4mRnKcfkT
10157Please respect copyright.PENANASOvLf8e557
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
10157Please respect copyright.PENANAiQPw8LjfXa
10157Please respect copyright.PENANAJ30R2LBCGs
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
10157Please respect copyright.PENANALc0Zrrb6bt
10157Please respect copyright.PENANAl91GcBUFwh
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
10157Please respect copyright.PENANA6fb34tLc91
10157Please respect copyright.PENANArOSXdVSObx
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
10157Please respect copyright.PENANANPetmZol4l
10157Please respect copyright.PENANAfmU1Wr5UgA
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
10157Please respect copyright.PENANAUpI1IPaeEz
10157Please respect copyright.PENANA7WFTNYtX40
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
10157Please respect copyright.PENANAME6kYOiYjC
10157Please respect copyright.PENANAVs3WArPk9A
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
10157Please respect copyright.PENANAGP6lKDXiQ8
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
10157Please respect copyright.PENANAs0foojw3EL
10157Please respect copyright.PENANA8S7JO3zB0w
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
10157Please respect copyright.PENANATfzfQRaag9
10157Please respect copyright.PENANA95w3YMgMwz
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
10157Please respect copyright.PENANA1xBIJNQ3iy
10157Please respect copyright.PENANAerPc2jAEp9
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
10157Please respect copyright.PENANAm0FHmOHGdc
10157Please respect copyright.PENANAXaZ49hImkm
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
10157Please respect copyright.PENANAOVG4VFTftz
10157Please respect copyright.PENANAl62mozudFf
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
10157Please respect copyright.PENANAF0QKHAVVDV
10157Please respect copyright.PENANANPZrTF3MDq
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
10157Please respect copyright.PENANAQ9Oa2gP7d8
10157Please respect copyright.PENANAzoHMs4zOUN
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
10157Please respect copyright.PENANAw7eoRE9Bya
10157Please respect copyright.PENANAFmDStIhngw
10157Please respect copyright.PENANAQAdFGNhsOU
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
10157Please respect copyright.PENANAUG3eHTP63g
10157Please respect copyright.PENANAILqkvAov6T
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
10157Please respect copyright.PENANAQ4k0Km7vuB
10157Please respect copyright.PENANAMSSN6JIgMf
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
10157Please respect copyright.PENANAsWX7hTuZZT
10157Please respect copyright.PENANAZt0GaVMjr7
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
10157Please respect copyright.PENANASeS5yYWFOG
10157Please respect copyright.PENANAhV2DW0S8Ek
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
10157Please respect copyright.PENANAciFfAD0Axr
10157Please respect copyright.PENANAuecWELacer
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
10157Please respect copyright.PENANAjEnJwiCYYu
10157Please respect copyright.PENANAcB9VFRg6iG
“A..anu neng..”
10157Please respect copyright.PENANA7HUoifcoc9
10157Please respect copyright.PENANAeMyUzieQSo
“Kenapa kek?”
10157Please respect copyright.PENANALPbL9hKsmc
10157Please respect copyright.PENANADuVnaSc7Yh
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
10157Please respect copyright.PENANAgLg0h7nYLo
10157Please respect copyright.PENANAkzvnh8yeH3
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
10157Please respect copyright.PENANAy9xfnWpy1w
10157Please respect copyright.PENANAjkkXLb3jeB
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
10157Please respect copyright.PENANADzGTPcnEIk
10157Please respect copyright.PENANA6PSl9JrImW
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
10157Please respect copyright.PENANAmggtAtvleM
10157Please respect copyright.PENANAN1HjcSdrxu
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
10157Please respect copyright.PENANAx4jg3tgtrM
10157Please respect copyright.PENANAOpDKB5EHvc
10157Please respect copyright.PENANAmwFXw8OW6H
“Neng…? Panggil si kakek.
10157Please respect copyright.PENANAPvVRHZmKsZ
10157Please respect copyright.PENANAkgLGj7PmBX
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
10157Please respect copyright.PENANAKPeKIq0lXe
10157Please respect copyright.PENANAUbx4rpH0oS
10157Please respect copyright.PENANAFKKL421NBY
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
10157Please respect copyright.PENANAHptI3bjA1r
10157Please respect copyright.PENANAS2oFZ0LHWp
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
10157Please respect copyright.PENANAtsun1s0XRG
10157Please respect copyright.PENANApSk3fFpMpr
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
10157Please respect copyright.PENANAaN06XCjYnE
10157Please respect copyright.PENANAMpWBN0uZaA
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
10157Please respect copyright.PENANABMTJfZ3Sf6
10157Please respect copyright.PENANAETIeurQi0z
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
10157Please respect copyright.PENANARnpAHpHz73
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
10157Please respect copyright.PENANAdtKldK9axy
10157Please respect copyright.PENANAwRJv9ryTNR
10157Please respect copyright.PENANAqg1mFLgKeH
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
10157Please respect copyright.PENANACwF0BMLT1k
10157Please respect copyright.PENANAkV0SQIWpKB
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
10157Please respect copyright.PENANAFTJZETcoeF
10157Please respect copyright.PENANAEfrc0ESEUY
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
10157Please respect copyright.PENANAyHZuCaGjmw
10157Please respect copyright.PENANAbTf8Xpypz0
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
10157Please respect copyright.PENANAQEAEiIcLgw
10157Please respect copyright.PENANAT0xVtcV7SX
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
10157Please respect copyright.PENANA3ZWO4CP3Jq
10157Please respect copyright.PENANA8kxXUCk3Ru
“Tidak apa-apa kok kek”
10157Please respect copyright.PENANApTXYz47VrE
10157Please respect copyright.PENANAfTwHayzweQ
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
10157Please respect copyright.PENANAxLDEhai391
10157Please respect copyright.PENANAPm25RkRTyV
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
10157Please respect copyright.PENANAryDamlcW6z
10157Please respect copyright.PENANAt8Xmy9Bk72
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
10157Please respect copyright.PENANAoQaJvlgSV9
10157Please respect copyright.PENANAUAwGYBj8nR
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
10157Please respect copyright.PENANAu2spQ5NE8I
10157Please respect copyright.PENANAVXNji4lj8t
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
10157Please respect copyright.PENANAqFP06XdYFM
10157Please respect copyright.PENANAK9BLCfrSXN
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
10157Please respect copyright.PENANA8ql3goZEMy
10157Please respect copyright.PENANArqHdpZXwnz
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
10157Please respect copyright.PENANAJLtXpDRfPs
10157Please respect copyright.PENANAqhO4Ar5AUx
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
10157Please respect copyright.PENANA67eyMvI4Re
10157Please respect copyright.PENANAGkKURyB7GB
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
10157Please respect copyright.PENANArP4nQjliOc
10157Please respect copyright.PENANAF6g7XbUyzO
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
10157Please respect copyright.PENANAnZlwNzp8pL
10157Please respect copyright.PENANAsJjq2zhTej
“Enak yah kek?”
10157Please respect copyright.PENANA4ehsb1vLwq
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
10157Please respect copyright.PENANAj2jYuS6c9m
10157Please respect copyright.PENANA42QD3M8Swv
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
10157Please respect copyright.PENANAjjN7qXG8ws
10157Please respect copyright.PENANAeOQKai5K6D
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
10157Please respect copyright.PENANAqSu168wA5R
10157Please respect copyright.PENANAIZndnbdVR9
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
10157Please respect copyright.PENANAPFWgUJphXp
10157Please respect copyright.PENANAWVt3yRsrVu
“Neng… boleh saya remes?”
10157Please respect copyright.PENANAGDyJi4jY2c
10157Please respect copyright.PENANAMWlZegpKld
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
10157Please respect copyright.PENANApowlncQ7GG
10157Please respect copyright.PENANAdx2liEQczZ
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
10157Please respect copyright.PENANAgggAT3BhgX
10157Please respect copyright.PENANAqSxh5rb6gp
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
10157Please respect copyright.PENANAC1vWuOZulq
10157Please respect copyright.PENANA8OsiulQKQW
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
10157Please respect copyright.PENANAl3aXRQ7oxr
10157Please respect copyright.PENANA5PqiUKAqbg
“Boleh neng?”
10157Please respect copyright.PENANAgCMTtyi0aI
10157Please respect copyright.PENANAvscSoZzlfk
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
10157Please respect copyright.PENANAHg4Zj6gwmj
10157Please respect copyright.PENANAzVE1djvr4f
“Eneng yakin?”
10157Please respect copyright.PENANA0l42qi8QEt
10157Please respect copyright.PENANAUzJ5m9rpeD
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
10157Please respect copyright.PENANArfDSQWwiF3
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
10157Please respect copyright.PENANAn7vtev4Bge
10157Please respect copyright.PENANABdGyBNYUma
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
10157Please respect copyright.PENANAMTtgMKu09A
10157Please respect copyright.PENANAdSieDrIBir
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
10157Please respect copyright.PENANA3yIREErjHq
10157Please respect copyright.PENANAfgsZjwM5rN
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
10157Please respect copyright.PENANAcG0ifqlsxV
10157Please respect copyright.PENANADKpVNKUIiV
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
10157Please respect copyright.PENANA1xwgXwl9Bf
10157Please respect copyright.PENANAUM7XfK0UGz
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
10157Please respect copyright.PENANAZ7aU0z4UIU
10157Please respect copyright.PENANAK6POoBmUvX
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
10157Please respect copyright.PENANA9KIOsxRxYv
10157Please respect copyright.PENANAHpPfBFi18L
10157Please respect copyright.PENANAel5L80iQX4
10157Please respect copyright.PENANAiKohVjXnsP
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
10157Please respect copyright.PENANAWK3BrqaAsV
10157Please respect copyright.PENANAbcvdABgXd3
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
10157Please respect copyright.PENANATGZNN7kA1R
10157Please respect copyright.PENANAGZgOVUCgae
10157Please respect copyright.PENANATTcVYXGDQG
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
10157Please respect copyright.PENANAR4oPst1Rfn
10157Please respect copyright.PENANAN8q5ACXPd6
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
10157Please respect copyright.PENANAfAaUA27nBg
10157Please respect copyright.PENANAuvlW41yiFx
10157Please respect copyright.PENANAAWIcqWWpAi
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
10157Please respect copyright.PENANAgKMBglAW1g
10157Please respect copyright.PENANA9cngRiMzMw
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
10157Please respect copyright.PENANAG8mWoF5Lt2
10157Please respect copyright.PENANA1AuEqHtSDo
“Sudah kek?”
10157Please respect copyright.PENANAckHnMiwfMi
10157Please respect copyright.PENANABqiyV8N0S2
“Iya neng..”
10157Please respect copyright.PENANAp0UJnFw8K3
10157Please respect copyright.PENANAyJP5kS8zdx
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
10157Please respect copyright.PENANA4skkuti1XB
10157Please respect copyright.PENANAqfL53t21XR
“Maafin saya yah neng?”
10157Please respect copyright.PENANAXfAEomPJAU
10157Please respect copyright.PENANA4jsYoufbIQ
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
10157Please respect copyright.PENANA2ZCT7M1XAp
10157Please respect copyright.PENANAWQNJwmffDY
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
10157Please respect copyright.PENANAI5MarRx3Lk
10157Please respect copyright.PENANA8gujlhdcD5
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
10157Please respect copyright.PENANAbG9Yn5IvY4
10157Please respect copyright.PENANAINh1xqhrtt
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
10157Please respect copyright.PENANAJ0X9KhaPmC
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
10157Please respect copyright.PENANAQXV0GeqSOn
10157Please respect copyright.PENANAkBiZ9F1tyi
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
10157Please respect copyright.PENANAOiSAGMX9Vp
10157Please respect copyright.PENANAt4gO14xXU3
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
10157Please respect copyright.PENANAqoK2m5SYMt
10157Please respect copyright.PENANAFJSNu7WrCK
10157Please respect copyright.PENANAMiMDvyrzUR
-TAMAT-
ns216.73.216.238da2