Ketika duduk di bangku SMA kelas satu, aku mempunyai seorang ibu guru yang mengajar mata pelajaran Fisika. Entah mengapa aku tidak terlalu tertarik dengan cara mengajarnya. Padahal sebelumnya ketika di SMP, Fisika adalah salah satu pelajaran yang kusuka. Akhirnya, ketika pembagian raport kenaikan , aku hanya mendapat nilai 74 di mata pelajaran Fisika.

Saat di kelas 2 SMA aku dibuat terkesan oleh seorang guru Fisika Namanya Pak Madiyo. Pak Madiyo berbeda sekali mengajarnya. Simpel dan mudah dimengerti. Sejak saat itu aku mulai menyukai lagi pelajaran Fisika. Setiap Pak Madiyo selesai menjelaskan, ia meminta kami mengerjakan beberapa soal. Bagi kami yang sudah selesai, bisa menunjukkannya ke Pak Madiyo. Jika jawabannya masih salah, maka saat itu juga akan segera diperbaiki bersama Pak Madiyo. Setelah itu bisa mengerjakan salah satu soalnya di papan tulis agar teman-teman yang lain bisa mengoreksi juga hasil kerjanya. Aku senang sekali setiap kali hampir aku melulu yang lebih awal menyelesaikan tugas yang diberikan Pak Madiyo. Sehingga aku maju terus ke depan dan mengerjakannya di papan tulis umtuk dicontoh teman-teman dan mecocokkan jawaban mereka. Alhamdulillah jawabanku selalu tepat. Pak Madiyo akhirnya lama kelamaan mengenal aku, karena selalu bersemangat saat pelajaran Fisika berlangsung.

sejak saat itu aku ingin menjadi seperti Pak Madiyo. Bagiku Pak mMadiyo bukan hanya seorang guru. Tapi Pak MAdiyo memberikan inspirasi kepadaku bisa mengagumi guru seperti dirinya. Sebagai guru, Pak Madiyo tidak banyak bicara, beliau juga tidak menatap mata kita ketika berbicara. Terkadang juga ia suka bercanda, namun tidak pernah tertwa sampai berlebihan.