Persahabatan Sejati kami
Saat ini aku berada di kelas 11 SMK, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku, galang, arrafli, dan dettol. Kami berempat sudah bersahabat sejak kecil.
Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur di bawah pohon yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil seleksi lomba.
Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil seleksi lomba dan hasilnya kita berempat harus menerima kenyataan karena Galang mendapatkan juara 1 sumpitan , dan arrafli mendapat juara 2 sumpitan namun kita tidak mempermasalahkan hal itu , karna itu udah keputusan mutlak .
Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat di mana botol yang dahulu dikubur berada.
Kemudian, kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan "Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya apapun yang terjadi".
Keesokan hari, galang berencana untuk merayakan kejuaraan nya kami berempat. Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-saat yang tidak bisa aku lupakan karena Galang berencana untuk merayakan di pinggiran pantai. Akhirnya kami merayakan kejuaraan nya mereka.
Begitu juga dengan arrafli, dia pun merayakan juara nya dengan kami . Malam itu sungguh malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.
Kamipun bergegas untuk pulang tapi tiba tiba galang berbicara.
" Kok gw ngerasa perasaan yang aneh ya "
"Dettol : perasaan apaan ??"
Galang : gak tau
Muharrom: halu aja kali lu
Dan benar saja tepat di depan kita ada bus yang kecelakaan Galang yang tak sanggup melihat tragedi itu jatuh pingsan
Sesaat sampai di rumah rafli
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.
"Galang.. kamu sudah sadar, Nak?" tanya ibuku.
"Ibu.. aku di mana? Di mana muharrom, rafli dan dettol?" tanyaku.
"Kamu di rumah arrafli , Nak. Kamu tidak usah memikirkan mereka , mereka baik baik saja ," jawab ibu sambil menitikkan air mata.
Aku terdiam sambil merintikkan air mata yang terus mengalir karna khawatir pada teman teman ku
Lantas, dua hari berlalu dan aku berkunjung ke rumah mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. dan kami semua pun bersahabat hingga kami semua punya anak dan cucu.