Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhAVBCDE7m6
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0rxBYfbP7
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoZS1lx3Kwi
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmT7lQsM4Ck
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoCJ61qKQf2
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFHNk9jm6FD
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7Te2RwTmw
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBSBGOmxbs
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDIZPFPXbAg
“Iya mang.. hayu…”. 92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP0kCwzIbX9
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWdq8bzOfFQ
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1PWUo4trUa
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJSY2LPbM3w
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmNSLjLytEp
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ZK8lXVww0
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNETG0vSccP
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVpFvO9HARa
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgTR2PhZ4kA
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyOFbWJvuXF
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPOLBTXexrv
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSd3SvB3Lkm
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyFiSeU8nOJ
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5HXQMK2EA
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZTN2qTZhhl
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ibPFfdzRO
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3hoP8p4bwJ
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtblT9BBqFC
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUpUbZaMkKC
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN8cpOhfiER
“Sungguh indah,” batinku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqF8g0gojUL
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrOUL8pMGzC
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ80B19r0rXU
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlKW7fz4Z68
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlVQWpTNvEi
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8iysCzptmx
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJSw8FZZTsp
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5iWgQNCwgK
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQVCASYXvBA
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX0joF44PKB
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwUj8fYATEu
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwx800oktdK
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv2xvYbbDdI
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8LvKsUMdC5
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBDYW7Lq9c
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGXX4rC9P7U
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8SjtjKmmcj
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ01lGKQeEAu
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5nFK56LNa4
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdSV2hwDBum
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZDY82x2Fj
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6JwVMPPAFs
“Masa?” Cecar bi Ijah.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4fJ9He1m2i
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcWsRuLqCje
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr1FUPS7VZB
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLNluGkfTO
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ZbsGnnU8G
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPlJv9uFNiN
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDkIXdRKxgf
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTEg87eANzk
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUeX2l8lDiJ
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaSejRUAo5F
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnlFrPrpbhd
“Mangga bi.”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7aaOUP3rJ
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJplEYB4QW
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCuFniCOp6M
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykgOfGUJVA
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQvi5QUKLLe
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHcL7ZVD6iQ
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJDkvWxVjz
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1tR1ztbuQ
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63ZANRVEfJ
Dug…dug…dug…92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUdJoXY6qtF
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6tJOrCxs7p
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa9jWSh3nvW
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLVkJeeIWOr
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9saH2Y3MLi
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtSpk0ZR36J
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZ1Sd8WleY
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡERolotdZGh
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡESJqebemzE
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡglJY2xyg6N
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX3oAtk7NZb
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX1m9NKJUKr
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEv0w542xsu
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wB95iJHtm
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYpFvMuKlFb
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZdoo8u0ftq
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡusq5DaMobd
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlBo32ttX4
DUG DUG DUUUUG.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6fCqq4cdGK
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJY7cunr3BG
Croooottttt…92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7cy5fWyy0P
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUfRDf7q0oJ
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy3N1vD4n1n
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3AsPmgYvoO
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW3W3AlEBmM
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SkZ8TP4Gn
Waktuku pun terasa melambat.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqjogWwk2t5
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBDN3l5l0t
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnwkAf23apt
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf2kMzrIgb5
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJBzUYN1z2L
“I..iya bi. hehehe..”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOUmIKtJcip
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkSi8qtAGPc
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6aacOZhI4K
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa4fYpVgsoh
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3U0B0syleE
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPihofkZh6J
Aku segera meloloskan semua pakaianku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHuYxrjqdxl
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy8tpaUalDR
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmRsrtkkZNA
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvWzOJXvNYh
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEkAiVLmZVZ
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7dLUnU0Cd
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR0dV88a2qs
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH9DEO70oLt
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8uqTeAsMPd
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhfIrDoUbOG
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY3kUFdSqqG
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡomh2WWEk9A
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ72RnVkqZiE
“Ibu…”92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzNDtKkiYwV
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfpXgvNMFL
Penana
search
登入arrow_drop_down
註冊arrow_drop_down
