Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGdFLdcmWjq
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0M5Nkd3St
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8cYMRvxWiY
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf5EOFnXRyh
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq10rdAQYsi
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfLibp6Ivc9
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsMiRrQFhw
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX9wYqjld9k
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWCdgmdGZeH
“Iya mang.. hayu…”. 150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRSqFBWP8Qy
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTdML7odJ5n
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoTZJxqywgG
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsMg2HSgaYa
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBjPFTUdN06
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqebcvXtqpn
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwS8sYFrgOI
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7AtdbihC7t
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkwrhAbUPQf
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSeA7mzIKpM
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo8CIsHi5zQ
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlCt1w7nYsn
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBAcc8y7m9G
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoMdUAp9Me
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ33pKSmbi3S
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrh8ddaqXS
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡapeyK4o43h
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡabREKd3sYi
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfczGqto5G
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtEv1JNVa1o
“Sungguh indah,” batinku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLNW6Bfzo8x
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLUvyKm21PP
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfYVglAOjI2
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHbPYy8ERG
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI3EL3UUQ5J
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUyBOCMeVH0
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡosnctqsdP1
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDYCRDwkar
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNZeCL9iq1C
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOyaig28mF
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8dj040LDL
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZoG4IB0Nf
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9VvRKj68M
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlbfZrTUY1F
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGtaeuxL94p
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIUm0qgihrl
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwohNrk4Pgn
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi2xEMu0TjX
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ65JxLmsDi5
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8BgL32eVG
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXnJdXRHgM0
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz8ipK33EFh
“Masa?” Cecar bi Ijah.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlhg2Q1O8bK
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADdWiMsWpB
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcSRgsvXCXP
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ77iIUXBdcN
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvZJ2sPRQoO
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04pRhzW528
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7DShwxU7kM
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9MX2pWIExF
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgpoL1neBn
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8FuKYIluH
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTrdgSMW1I
“Mangga bi.”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlqY77wS9U7
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfTaynWo778
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGxzAJGBsO
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZKQ6D9Ac60
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpB7BTMK2CD
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKf4mpelvA4
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjRI7EhpCF
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡctNHC9jtyf
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmcufSenY0
Dug…dug…dug…150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLYNHMkasHJ
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNxBRDG4BG0
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEsFHMTs3Fs
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6RdDJ72BzO
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HA0P8Ta8G
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhfwAFKxgd0
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX585LSduCV
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzskgOHD5n3
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡePohcV1uP1
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcPOoEiRsdA
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNTDDzZPWV
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGgExjrN4N
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3jpotb4Vcv
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNgT5Imku2l
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG33uagQSYD
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeCMyjDsmfY
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5V0jeK9UMp
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaW9YtQseBV
DUG DUG DUUUUG.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7j9IxOt7g6
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1lvbOa7iM
Croooottttt…150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK27aKAgDzz
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtYY4CWNWWq
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡodNz3nlWid
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFTVhwhFi1
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzpSheCGPBo
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnqpWPgWjn2
Waktuku pun terasa melambat.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnP7A8hoyMY
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ngg7c1yid
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKkDKeNr4YV
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeiWwi8EvBQ
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN7GbGNDc1S
“I..iya bi. hehehe..”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqZtN5SYgwu
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjs5DKM9sB7
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWqnsOKLVSn
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnIiFrvXtUO
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo3hNN4DyS3
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhiGoH1tNDU
Aku segera meloloskan semua pakaianku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7SDxZ00w9
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVeMdNQ276W
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1PcxQZk7U
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRcLbEHnhQ
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOrTKt0S7ZF
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4cIXabAAL
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQIeBZvXmZ
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxB0IzWrZwi
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEXTxXer8sb
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKPDTGcXzW6
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRijmOpRkxa
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHTcVzY8PJk
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIqWqaodggL
“Ibu…”150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHWuY7DHx7
150Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa9pKdZTzuQ
Penana
search
登入arrow_drop_down
註冊arrow_drop_down
