Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.46Please respect copyright.PENANAkVYhS26Qwf
46Please respect copyright.PENANAdyZO8lAb5s
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).46Please respect copyright.PENANAsoypOIVWcd
46Please respect copyright.PENANAYG0yRn1yRL
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.46Please respect copyright.PENANAlebh1cA9bR
46Please respect copyright.PENANA8dHgqTsYcq
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.46Please respect copyright.PENANALMZnZ58For
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.46Please respect copyright.PENANAcPZcszE8VU
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.46Please respect copyright.PENANAviTuclLzS7
“Iya mang.. hayu…”. 46Please respect copyright.PENANAs79SflU7M8
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.46Please respect copyright.PENANAufqHbchCM4
46Please respect copyright.PENANAotcYdSvHo2
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.46Please respect copyright.PENANANEeyqnO4kq
46Please respect copyright.PENANA1REw0i3mz7
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.46Please respect copyright.PENANAUReNBi2zlU
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”46Please respect copyright.PENANALz4arpQa45
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.46Please respect copyright.PENANA7ckAH5YGrp
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.46Please respect copyright.PENANAlH2FcADcdr
46Please respect copyright.PENANAPYpVHikl1o
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.46Please respect copyright.PENANA6Z91OUJcX3
46Please respect copyright.PENANAp0erOHTulR
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.46Please respect copyright.PENANAiVWxErwodG
46Please respect copyright.PENANA32WmGtOsTs
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.46Please respect copyright.PENANAjJzQA36ZiY
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.46Please respect copyright.PENANAVgaUSyC8jO
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.46Please respect copyright.PENANAoqVbM2FHez
46Please respect copyright.PENANAlXXkuCPzrC
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.46Please respect copyright.PENANAxOnkCWfSCo
46Please respect copyright.PENANAhSvb56pRz9
“Sungguh indah,” batinku.46Please respect copyright.PENANAtXYivlVRYj
46Please respect copyright.PENANAIAMvsXHQgi
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 46Please respect copyright.PENANA5wJyOC1vJK
46Please respect copyright.PENANA9YwkuwiChR
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.46Please respect copyright.PENANAK6kCWnrJLg
46Please respect copyright.PENANAYH8lOthbD3
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.46Please respect copyright.PENANAo2quTguTfK
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.46Please respect copyright.PENANA9lZmHsvJrt
46Please respect copyright.PENANAykBytG2fRg
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).46Please respect copyright.PENANAO6Hb1gHi22
46Please respect copyright.PENANAvYYzAgI2P5
46Please respect copyright.PENANAK0gznJLCGC
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.46Please respect copyright.PENANA8slQwsjM4L
46Please respect copyright.PENANA58yvC6rj9m
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.46Please respect copyright.PENANAY3JsZyulhW
46Please respect copyright.PENANAJsNkjK4hdO
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.46Please respect copyright.PENANAcOo7UdfMFU
46Please respect copyright.PENANAVoz9nU4dex
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.46Please respect copyright.PENANAjCQw361Vg2
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.46Please respect copyright.PENANAM2a12b3cCY
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”46Please respect copyright.PENANAyydHIleFTZ
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”46Please respect copyright.PENANAXavcAX82ZT
“Masa?” Cecar bi Ijah.46Please respect copyright.PENANAbioVa9G7LU
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”46Please respect copyright.PENANAvCFFvkjOuN
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”46Please respect copyright.PENANAVwMygu8TSi
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.46Please respect copyright.PENANAqf866K2M2l
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.46Please respect copyright.PENANAHu1Z9dcEK8
46Please respect copyright.PENANACqb1btxLQ0
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.46Please respect copyright.PENANAJoafx9ZuZz
46Please respect copyright.PENANAAkw2b89BwP
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”46Please respect copyright.PENANAvsDZ1m6IWQ
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”46Please respect copyright.PENANAkuOuYhz469
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”46Please respect copyright.PENANACMn6Q0dubw
“Mangga bi.”46Please respect copyright.PENANAg1KKxEhMwt
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…46Please respect copyright.PENANAY59OMpCN7K
46Please respect copyright.PENANAN2hZdssryU
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.46Please respect copyright.PENANAeWuyH4FuIU
46Please respect copyright.PENANAQ98OEIxMPv
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.46Please respect copyright.PENANAucwO2T5KXw
46Please respect copyright.PENANA6lSMFq1vrK
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.46Please respect copyright.PENANAyeRqW1CYr3
46Please respect copyright.PENANAKNRruPVnuX
Dug…dug…dug…46Please respect copyright.PENANAVFA0475iSX
46Please respect copyright.PENANA1EB1XeAkP7
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.46Please respect copyright.PENANALbW0Jm0JqI
46Please respect copyright.PENANA3wvZ0WFu7E
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.46Please respect copyright.PENANAzulhp3TsFV
46Please respect copyright.PENANAOJSWIj0nVi
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.46Please respect copyright.PENANAS7Unr8D6Ym
46Please respect copyright.PENANAQCsS7XR0Sa
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.46Please respect copyright.PENANAzqY3gprplX
46Please respect copyright.PENANAIpKCSb9FiW
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.46Please respect copyright.PENANAJiaVXCnKyu
46Please respect copyright.PENANAwQ138CzGsO
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.46Please respect copyright.PENANA55TYTzTU4z
46Please respect copyright.PENANAFoUCd6dDds
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..46Please respect copyright.PENANAphTDvPbsRE
46Please respect copyright.PENANAGtyjR7YdSZ
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.46Please respect copyright.PENANAaAWffkOUpn
46Please respect copyright.PENANA5nfw21Oek2
DUG DUG DUUUUG.46Please respect copyright.PENANAMsRso7xwJc
46Please respect copyright.PENANAFbsAl8hStg
Croooottttt…46Please respect copyright.PENANAXYsnrFZfqB
46Please respect copyright.PENANAW5qzSCGhtb
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.46Please respect copyright.PENANADZkYtGWbDp
46Please respect copyright.PENANA4v44vgIXhZ
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.46Please respect copyright.PENANATM8PYUD5Wa
46Please respect copyright.PENANANLoWx4cuMG
Waktuku pun terasa melambat.46Please respect copyright.PENANAalasOkKTCx
46Please respect copyright.PENANA7fVmDWHfG9
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.46Please respect copyright.PENANAxjr78CYnJs
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.46Please respect copyright.PENANAkqkpfRDrW9
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”46Please respect copyright.PENANAbRpQMJaSVn
“I..iya bi. hehehe..”46Please respect copyright.PENANAocv8x1AHHa
46Please respect copyright.PENANAsfZdIgXpns
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.46Please respect copyright.PENANAPsnKfhW0MT
46Please respect copyright.PENANANgLIzoTScy
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.46Please respect copyright.PENANAKbKry3HZ6r
46Please respect copyright.PENANAxUSRUdKmx7
Aku segera meloloskan semua pakaianku.46Please respect copyright.PENANAOrOUAZTqzy
46Please respect copyright.PENANA5I0nSHXb2q
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…46Please respect copyright.PENANAx3dHa4MgPr
46Please respect copyright.PENANA1MGZfBLQfm
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.46Please respect copyright.PENANAQzUy6TQssO
46Please respect copyright.PENANAL2lULC1btI
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.46Please respect copyright.PENANATZwvNH1g4P
46Please respect copyright.PENANAdSrU5PAhiY
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.46Please respect copyright.PENANA7pev9WXyWN
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”46Please respect copyright.PENANAzxNGAzYxmJ
46Please respect copyright.PENANAgBwMzXYDYg
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.46Please respect copyright.PENANA7OP4VNPk62
46Please respect copyright.PENANA1aM6QnpHq3
“Ibu…”46Please respect copyright.PENANA91eUyK5uTi
46Please respect copyright.PENANADQAYKpvHNe