Gerimis membasahi soreku sehingga aku yang sedang menyabit rumput untuk pakan kambing harus basah kuyup. Secepat mungkin aku menyabit, dan setelah merasa cukup aku mengumpulkannya, lalu mengikatnya dengan tali yang terbuat dari pelepah daun pisang yang sudah kering. Setelah menaikkannya ke atas pundak, aku bergegas menuju saung sawah milik bapakku, untuk sekedar melepas lelah sebelum pulang ke rumah.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQV4P31ltla
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkXeVjD0ogE
Bluff... aku letakan rumput disamping saung. Lantas aku masuk ke dalam saung dan mengeringkan badan. Setelah itu, aku mengganti baju alakadarnya dengan pakaian ganti yang kugantung di tiang saung, aku duduk memandang bentangan sawah yang menghampar di hadapanku. Seraya menghisap sebatang Djarum Coklat aku memperhatikan rintik-rintik air yang terjatuh menimpa sawah yang siap ditanam. Aroma tanah basah hinggap di hidungku dibawa semilir angin. (*Inilah aroma yang akan selalu kurindukan kelak).120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJjMg28P0g
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0D4u6aXtV5
Ah… tiada yang lebih indah selain memandang keindahan gerimis di senja hari seraya menghirup aroma tanah pesawahan yang khas. Aku dan alam menyatu dalam hening yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJLWGodj7Y
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHhQjsKkHbI
“Belum pulang, Ja?” Tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari keheningan ini. Kulirik ke arah datangnya suara. Rupanya bi Iyah dan Mang Oyes lewat di pematang sawah, samping saung. Mereka adalah tetanggaku. Bi Iyah ngélék (mengapit di antara tangan dan pinggang) baskom bekas bekal makan siang, di belakangnya Mang Oyeh memikul kayu bakar.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUA46e0kVR
“Belum bi, mang. Tadinya mau menunggu gerimis berhenti, tapi sepertinya tidak akan reda sampai malam nih,” jawabku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAAU9IJI6SC
“Hayu atuh pulang bareng.” Kali ini Mang Oyeh yang mengajakku pulang.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ZlRO7YwyX
“Iya mang.. hayu…”. 120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡElaFe5D9G3
Kulempar puntung rokok, lalu kupanggul rumput pakan si kambing.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4IjsiT3j4f
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqU8F90Vs9a
Di bawah rintik hujan, kami beriringan menyusuri pematang sawah. Setelah menyeberangi lebak (sungai kecil), kami menapaki jalan setapak yang mendaki. Tentu saja jalannya agak licin. Namun gerimis yang membasahi tubuh kami tidak menjadi penghalang untuk pulang. Kami sudah terbiasa bersahabat dengan alam. Sambil berjalan kami bercerita tentang cuaca yang cukup bersahabat di musim tanam ini. Mang Oyeh bercerita bahwa sawahnya sudah selesai dicangkul dan lusa akan segera ditandur (di tanam benih). Dan aku menceritakan bahwa aku telah lulus SMA, kemarin baru perpisahan.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDAwRZofeX2
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5UIyUqTRH
“Lalu kamu mau melanjutkan ke mana, Ja?” Tanya bi Iyah.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOnz3TuaavH
“Sementara ini saya di rumah saja, bi, membantu bapak dan ibu di sawah.”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSDvR6k6et1
“Sayang atuh kalau sekolah tinggi-tinggi tapi akhirnya bersawah juga. Jarang loh anak kampung kita yang bisa sekolah sampai SMA.” Lanjut bi Iyah.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyBVyGgeZva
“Yah.. mau gimana lagi bi. Nanti saya pikirkan lagi… siapa tahu ada tawaran kerja buruh di kota. Lebaran depan katanya Si Ilham akan pulang. Siapa tahu ada lowongan.” Ilham adalah teman sejak masa kecilku yang baru sama-sama lulus SMA. Namun setelah lulus ia ikut pamannya ke kota dan sekarang jadi buruh di pabrik tekstil.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxDqY1cMp2
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0mr8FrFKqo
Kami terus mengobrol seraya menyusuri jalan setapak. Setelah menaiki tanjankan kami berbelok ke kiri menyusuri lereng. Sebelah kanan kami adalah perkebunan kopi, dan sebelah kiri -di bawah kami- berbaris pematang-pematang sawah sepanjang lereng bukit. Sebagian sudah selesai ditandur dan sebagian lagi barus beres dicangkul.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIk7JAE3EAX
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkQ8uUTBd39
Tak terasa kami sudah sampai pinggir kampung. Di sana ada kolam ikan milik pak RT yang di salah satu pinggirnya ada pancuran tempat mandi. Pancuran ini hanya ditutupi oleh bilik bambu. Ketiga sisi ditutupi oleh bilik yang cukup tinggi, namun satu sisi hanya setengahnya supaya orang bisa melangkah dan masuk. Airnya berasal dari parit dan dialirkan melalui batang bambu yang disambungkan satu sama lain. Tentu saja airnya sangat bersih karena berasal mata air di hulu lebak.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWMsi1CMvJs
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0YepKJ38O
"Ja, kami mau mandi dulu. Mangga kalau kamu mau duluan." Kata bi iyah.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs8s5uonzA2
“Saya juga mau sekalian mandi kok.. biar tidak bolak-balik. Mamang ama bibi aja duluan. Saya menunggu di sini.” Balasku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsQYpTFJxKv
“Mangga atuh, kami gak lama kok.” Sambung bi Iyah.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJRZ3mhbKio
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZUvJ3PeWs2
Lalu kuletakkan rumput dari pundakku. Aku berteduh di bawah pohon pisang yang jaraknya kira-kira 5 meter dari tempat pemandian. Kusulut sebatang Djarum Coklat seraya menghadap ke lembah. Namun begitu, aku masih bisa melihat ke dalam bilik mandi, karena berada di sisi yang berdinding pendek.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn7t53luqYi
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSYOw4X3YkC
“Sungguh indah,” batinku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm8eM3qvgqg
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWEhPE0OFsH
Di sebelah kiri membentang perbukitan yang hutannya masih alami, di bawahnya nampak perkebunan kopi milik warga yang menghijau. Di bawahnya lagi adalah lembah yang menjadi lahan pesawahan. Nampak lebak yang tadi kami seberangi yang meliuk membelah area pesawahan. Keindahan alam ini berpadu dengan suara gerimis dan air pancuran, dilengkapi dengan melodi binatang senja yang bersahutan. Di deretan atas sebelah kananku, nampak rumah-rumah warga yang mengepulkan asap dari tungku dapur. 120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Cp8nqrevM
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJWhQKp30P
Ya.. ini adalah jamnya ibu-ibu memasak dan juga adalah momen kebersamaan dalam keluarga. Karena pada senja seperti inilah, para ibu memasak dan para bapak dan anak-anak bekumpul di sekitar tungku untuk menghangatkan badan seraya menunggu masakan matang.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKLtfV2vhKo
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvvseIM3U7
“Mamang duluan, Ja.” Mang Oyeh memudarkan lamunanku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvHlEOlsY7N
“Oh iyah mang, mangga.” Jawabku dengan sedikit menoleh.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOCUySx4iZ
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4wWZOEBDyy
Mang Oyeh pun beranjak. Tampak ia mengenakan celana basah dan bertelanjang dada; ia beranjak sambil memikul kembali kayu bakar yang ia bawa dari ladang. Hal seperti ini sudah biasa di kampung kami. Kalau musim hujan begini, kami biasanya baru akan mengeringkan badan di rumah dan berganti pakaian dengan baju kering. Sementara ibu-ibu akan menutupi badan mereka dari dada sampai bawah dengan sarung atau samping (kain, jarik) -yang juga basah- sebelum berganti di rumah. (Note: alat mandi sudah kami siapkan pagi-pagi sebelum ke sawah, sehingga sorenya kami tidak perlu pulang dulu).120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq45faPSfZs
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFwGOn6Ay0
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSi3t9chae5
Kulirik ke arah pancuran. Walau hanya keliatan punggungnya, tampak bi Iyah baru saja selesai mencuci pakaian kotor dan melanjutkannya dengan mencuci perabot makan bekas bekal mereka. Rupanya tadi mereka masuk berdua, sementara Mang Oyeh mandi, bi Iyah mencuci.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdLCeZMShiO
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjrA1eDMQ2
Wanita berusia 40 tahun itu tampak masih seksi dan menggoda. Rambutnya tergerai basah. Badannya masih kelihatan kencang… mungkin karena terbiasa kerja keras di sawah dan ladang. Kulitnya kuning langsat seperti kebanyakan perempuan Sunda. Kedua payudaranya standar, tidak terlalu besar atau kecil, tapi tampak sekal.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡffdrPBOy19
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzDjWNuMcBL
Setelah hening beberapa saat. Bi Iyah mengajakku ngobrol sambil tetap mencuci.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhAoSigEPuh
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ03dioNgMAt
“Kamu pacaran ama Sae, ya Ja?” Tanya bi Iyah. Sae adalah keponakannya, anak pertama kakaknya, Bi Euis yang menikah dengan mang Sakri. Ia juga adalah teman sejak masa kecilku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrZ8Hrghzc
“Ah nggak kok bi. Bibi mah ada-ada ajah…” Jawabku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjzPgSR7k6
“Jangan bohong kamu. Bibi perhatikan kalian sangat dekat.”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf7v9ZCdu8p
“Beneran bi. Kami hanya temenan. Kan udah berteman sejak kecil.”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDmE5AIZ1vh
“Masa?” Cecar bi Ijah.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpApUWsi7th
“Ah bibi mah gak percayaan pisan. Kalau gak percaya bibi tanya aja sendiri ama Sae.”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtztJL4JEzw
“Tapi kalian cocok loh. Kenapa gak pacaran aja? Atau mau bibi jodohkan?”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF8hEs9vLGT
“…..” dug. dug. dug.. jantungku berdetak kencang. “Mau, bi.” Jawabku, tapi hanya dalam hati.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk6QifALJLC
“Kok diam? Hayoo berarti suka kan?” Tampak bi Iyah menoleh dan memperhatikanku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lZvzELbvo
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFPiC9IzTn
Pipiku serasa panas. Tapi lidahku terasa kelu untuk menjawab.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMFtgzdTYb
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPGyHyWsXMh
“Hahaha… dasar kamu. Ya udah nanti bibi bilang ke Sae kalau kamu suka dia.”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAPHz7At1sL
“Aduh.. jangan bi. Malu sayanya… Kami bener temenan aja kok bi.”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcFSaDRfRpY
“Udah jangan ngeles… Ganteng-ganteng kok gak punya nyali. Ya udah bibi mau mandi. Kamu jangan ngintip!”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkryA1LWiQ
“Mangga bi.”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQCY1jPl1K7
“Aku sayang dia bi.” Batinku. Mana berani aku.. malu…120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQL62Wz0ina
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnSCWteTOL
Jangan ngintip! Aku teringat ucapan terakhir bi Iyah. Otakku malah menjadikan larangan itu untuk melakukan hal sebaliknya. Kuperhatikan sekitar takut ada orang yang lewat. Aman. Sepertinya kami adalah orang yang pulang paling akhir hari ini. Dengan deg deg an aku melirik ke arah pancuran. Tampak bi Iyah sudah membuka bajunya dan sedang membuka BH nya yang berwarna hitam. Kulit punggungnya yang kuning langsat tampak mengkilap kena air.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVU4hLwmaIy
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnK2VEBdMPD
Dan… Jantungku terasa copot ketika bi Iyah beranjak setengah berdiri untuk melepaskan celana panjangnya. Seperti gerakan slow motion di film-film ia menurunkan celananya dan menaikan kaki kirinya untuk melepaskan celana itu. Pinggul itu… duh… bulat dan lebar. Mulus tanpa noda. Lalu ia menaikan kaki kanannya dan melorotkan celananya. Tubuhnya semakin menungging. Celana dalam warna krem tampak melar dan ngejeplak selaras dengan warna pinggulnya yang semakin lebar.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUs7hsfq45l
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBm8v3KG12k
Tampak ia mau melirik ke arahku. Segera aku mengalihkan pandangan ke arah sawah dan bersikap seolah sedang menikmati pemandangan senja. Fiuuuh… hanya sepersekian detik aku berhasil mengalihkan pandangan ini sehingga tidak ketauan mengintip. Dari sudut mataku kulihat bi Iyah hanya menengok sebentar, lalu ia menurunkan celana dalamnya.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ktJ3Ji6Aa
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFmmypAJbi
Dug…dug…dug…120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukNdwOnU8G
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG0F5blhH5H
Jantungku berdetak kencang. Mulutku sedikit terbuka… dan di bawah sana ada yang menggeliat… terasa sakit di dalam celanaku. Bokong itu… ah… betapa seksi dan menggemaskan. Aku termangu dan badanku terasa kaku, sekaku si junior.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMDmHdMHRbv
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡumuBINiizv
Dua detik yang mendebarkan. Karena tak lama setelah itu bi Iyah berjongkok dan hanya keliatan punggungnya. Tanpa curiga ia mulai menempatkan dirinya di bawah pancuran dan membasahi tubuhnya.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsdvJryWsCw
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63DeR1uLEV
Mataku seolah enggan berkedip. Meski ketutup rambut, sebagian besar punggungya masih kelihatan. Bersih, tanpa noda.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7bzReZifpl
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPqIlG7ss0Z
Gelap mulai merambat, alam pun meremang; dan gerimis pun masih enggan mereda. Seiring dengan itu pikiranku jernihku terasa mulai “gelap” dan basah tubuhku tak menjadikanku menggigil kedinginan, tapi sebaliknya, malah terasa panas.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxOyo9DkZ0
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfJW4XzI6jL
magrib sudah merasukiku. Entah keberanian dari mana, aku melangkah mendekat. Bi Iyah sedang membasuh mukanya di bawah pancuran. Suara air yang deras membuatnya tak menyadari kalau aku sudah mendekat di belakangnya.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ471LxUROri
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg3uiLxR6Cp
Jarakku dengan bi Iyah sudah sekitar 1,5 meter. Dan aku sudah bisa melihat seluruh tubuhnya yang sedang berjongkok di bawah air yang mengucur. Bi Iyah kemudian mundur dari bawah air dan mulai menggosok tubuhnya dengan sabun batangan. Pertama-tama ia menyabuni mukanya.. setelah membilas sebentar ia kemudian menyabuni lehernya. Turun ke dada… agak lama ia menggosok bagian itu dengan busa sabun. Karena pikiran kotorku, gerakan itu bukan seperti menggosok tapi seperti meremas payudaranya sendiri. Meskipun aku tak bisa melihat payudaranya secara langsung, karena posisiku di belakang, kegiatan bi Iyah nampak eksotis. Aku tak tahan lagi… kuturunkan celanaku. Tuing… si junior menyembul dengan gagahnya.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7OKXvJEtRz
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY3j5w4WHjL
Tanpa mengalihkan pandanganku dari tubuh bi Iyah, aku mulai mengelus si junior. Kurapatkan bibirku agar tak bersuara. Tampak bi Iyah melebarkan pahanya dan menggosok selangkangannya dengan busa sabun, pinggulnya tampak menggeol seksi. Kepalanya sedikit menunduk seolah sedang memperhatikan selangkangannya. Cukup lama ia menggosok area itu… ah seandainya aku bisa melihat dari depan pasti akan sangat seksi. Kupercepat kocokanku..120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJy4H4wiyK0
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnI1440RQEl
Kualihkan pandanganku pada bokongnya yang sedikit bergoyang karena gosokan di kemaluannya. Bokong yang sangat besar dan menggairahkan. Ingin rasanya aku menggantikan tangan bi Iyah untuk menyabuni kemaluannya sambil menyempelkan si junior di bokongnya. Melihat pemandangan itu dan ditambah fantasiku, kocokanku pun semakin kencang. Aku menuju puncak. Nafsuku sudah di ubun-ubun.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTVgquetejh
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbb5y5p0HEu
DUG DUG DUUUUG.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZFZKkReEKE
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxYEkQ5Hyc
Croooottttt…120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIl9nX8rgmC
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2GeWIVQtW
Tubuhku bergetar, si junior memuntahkan cairan kental beberapa kali seiring suara bedug magrib dari masigit. Aku terengah-engah… terasa nikmat sekali. Inilah kegiatan mengocokku yang paling cepat keluar. Mungkin karena terlalu bernafsu sehingga aku cepat keluar. Tubuhku terasa lemas dan si junior masih berkedut-kedut. Dengan sempoyongan aku menjauhi bi Iyah. Sedikit akal sehatku memberi tanda, sebentar lagi bi Iyah akan menyabuni punggungnya, dan pada saat itu bisa saja ia sedikit menoleh ke belakang. Bisa kiamat hidupku kalau ketauan. Aku menaikan celanaku dan duduk di rumput. Nafasku masih tersengal.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqGyaAqlxHE
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ65ARQmt41x
Perasaan lega. Takut. Menyesal. Semua campur aduk menjadi satu.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmxPtiRq7SD
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQKyvZevfVg
Waktuku pun terasa melambat.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXTTrzETHAC
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgWhLaCBD6d
“Ja, bibi duluan.” Suara itu menyadarkanku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ53IlPSEodi
“I..iya bi.” Aku beranjak sambil tersenyum kecut.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqGoJm6ZcrV
“Jangan ngelamun bada magrib looh… kesambet kamu nanti.”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBPrpsmg9W
“I..iya bi. hehehe..”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGldSbiBxW2
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0UQavbHQDn
Tak ada ekspresi kecurigaan dari bi Iyah. Aman. Berarti ia tidak tahu.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhSdVLPkql3
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxUcZtqxjL
Ia pun beranjak pergi. Tubuhnya yang hanya dililit kain basah tampak seksi. Setengah pahanya kelihatan, dan pinggulnya menggeol dengan sangat menggoda. Aku segera mengusap wajah dan masuk ke dalam pemandian.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ65vhxmgESG
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXmTLCnLUah
Aku segera meloloskan semua pakaianku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTicwP5O1bp
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrfcfJ5vgDM
Clep… aku menginjak sesuatu yang lembab dan basah. Kuarahkan pandanganku ke bawah…120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCfp7KPe0n3
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdKAyNKVduc
Jreng… ternyata aku menginjak celana dalam berwarna krem yang tampak mengkerut habis diperas. Jangan-jangan… Ya bukankah ini celana dalam yang tadi bi Iyah pake? Bener, pasti aku gak salah lagi. Mungkin tadi jatuh.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNOW1wlHLpG
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Zzu0xu6Gu
Kuraih celana itu, dan kucium. Tercium aroma sabun, tapi yang muncul di pikiranku adalah bau kewanitaan bi Iyah. Tubuh seksinya terbayang kembali. Si junior kembali merambat naik. Tegang lagi. Kubalutkan celana dalam bi Iya ke batang Junior dan menggosoknya pelan. Aku memejamkan mataku sambil membayangkan kalo si junior sedang berada di dalam memek bi Iyah. Hah..hah…hah… aku mulai tersengal seraya menaikkan tempo kocokanku.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjvEA3p6uzt
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0LhUEAc8Fr
“Enak bi.. hah hah.. ayo digoyang bi. Ooh… memekmu enak sekali bi.” Aku bergumam sambil terus mengocok.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCvYrqTR6gH
“Ja, ngapain kamu? Gak puas setelah ngintip bi Iyah sambil ngocok?”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2QyCyr3vnR
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4g18PkyrJh
Jantungku seakan berhenti berdetak. Refleks kulepaskan tanganku dari celana dalam bi Iyah, sialnya dia masih melilit si junior. Kubuka mataku dan menengok ke belakang.120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjbrjh9GG89
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj2FaiL12wZ
“Ibu…”120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZb8HI0g05e
120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPh5Mg0cTii
Penana
search
登入arrow_drop_down
註冊arrow_drop_down
